Home / Urban / Lelaki Dua Wajah / Chapter 151 - Chapter 160

All Chapters of Lelaki Dua Wajah: Chapter 151 - Chapter 160

259 Chapters

Bab 151

"Karel, segerombolan orang mengobrak-obrik kediaman ayahmu.""Apa?! Siapa mereka?""Aku belum tahu. Aku baru saja kembali dari luar negeri dan disambut dengan laporan tentang pengacau itu. Apa perlu aku memberi mereka sedikit pelajaran?"Karel terdiam sesaat.'Apa Tuan De Groot mulai bertindak?' batin Karel, mencemaskan ayahnya yang berada dalam bahaya. 'Sial! Aku lupa pada tugas yang diberikan Tuan De Groot!'Karel menepuk kening dengan kesal. Jelas-jelas Tuan De Groot telah memintanya untuk menemukan dan memberi teguran keras pada dirinya sendiri.Entah bagaimana nasibnya kalau sang mantan mertua yang kejam itu mengetahui identitas aslinya.Ini benar-benar merepotkan. Kasus satu belum selesai, muncul lagi masalah baru. Karel gundah ketika dihadapkan pada dua pilihan—menolong Nyonya Nilam atau melindungi ayahnya."Karel, kau masih di sana?"Pertanyaan bernada cemas dari ujung telepon menyentak lamunan Karel. "Ah, i–iya. Kau bilang apa tadi?""Aku butuh arahan," sahut si penelepon. "A
last updateLast Updated : 2022-12-15
Read more

Bab 152

"Astagfirullah, Nyonya Beth! Anda seperti dikejar hantu!" seru Karel, melihat aliran keringat membasuh wajah resah Nyonya Beth. "Apa yang terjadi?""Syukurlah Anda akhirnya datang." Nyonya Beth bergelayut pada lengan Karel dengan napas ngos-ngosan."Sebaiknya Anda duduk dulu, Nyonya!"Karel memapah wanita yang terlihat cemas itu untuk masuk ke kamar Xela. Hanya ruangan itu yang menyediakan kursi dalam jarak dekat.Sebuah kulkas mini berbentuk beruang lucu tetap tersenyum menyaksikan kegaduhan kecil itu. Tak merasakan kegundahan wanita yang selama ini telaten merawat kebersihannya, sehingga selalu tampak kinclong.Karel mengeluarkan sebotol minuman dari kulkas yang tak berempati itu, lalu menyerahkannya kepada Nyonya Beth.Setelah Nyonya Beth menghabiskan separuh minumannya dan tampak tenang, Karel bertanya, "Kelihatannya Anda sangat cemas. Apa terjadi sesuatu yang buruk pada Nona De Groot?""Ah, saya lupa!" Tersadar akan sesuatu, Nyonya Beth meletakkan botol yang dipegangnya ke atas m
last updateLast Updated : 2022-12-15
Read more

Bab 153

'Mampuslah kau, Xela! Mati!'Karel menambah kekuatan cekikannya pada leher Xela. Membuat gadis itu kelojotan dan menggelepar seperti ikan yang terdampar di daratan.Mata Karel melotot merah, merefleksikan api dendam yang membara."Tuan Deon, kenapa Anda masih menenteng tasnya? Itu lumayan berat lo," tegur Nyonya Beth, menatap heran pada Karel yang tegak mematung. Memandang tak berkedip pada Xela.Sebelum ke ruangan Xela, wanita itu mampir di apotek, membeli tisu basah untuk membersihkan tubuh sang nona muda.Karel tersentak oleh seruan kaget Nyonya Beth. Imajinasi gelapnya hancur berantakan, menjadi serpihan debu ilusi yang menghilang seiring dengan kembalinya kesadaran dirinya akan keadaan sekitar."Oh, saya ... sedikit terkesima oleh rasa tak percaya melihat kondisi Nona De Groot," sahut Karel, berjuang menekan rasa gugupnya.Ia menghindari kontak mata dengan Nyonya Beth ketika wanita itu mengambil alih tas berisi pakaian Xela dari tangannya.'Cih! Ternyata cuma angan,' maki Karel d
last updateLast Updated : 2022-12-17
Read more

Bab 154

Mentari telah bergulir ke Barat. Menghadirkan pendar keemasan yang tak lagi garang. Kelopak mata Xela terbuka perlahan."Akh!" Xela spontan melenguh kala merasakan perih akibat cahaya lampu yang menerobos retina matanya."Kau sudah sadar?" tanya Karel, yang terjaga lantaran Xela menarik spontan tangannya untuk melindungi mata."D–Deon?""Maaf, aku hanya menggantikan Nyonya Beth untuk menjaga Anda." Deon menyahut kikuk. Jantungnya deg-degan memikirkan bahwa keheningan telah membuatnya jatuh tertidur sambil menggengam jemari Xela."Sejak kapan kamu di sini?" Xela merasa risi berada dalam satu ruangan hanya berdua dengan lelaki yang bukan keluarganya."Um, sejak pagi."Xela ternganga sembari memeras otak, mengingat-ingat apa yang telah terjadi pada dirinya hingga berakhir di Rumah Sakit.Hal terakhir yang ia ingat adalah kemarin malam dia menangis tergugu, menyesali perbuatan buruknya pada Karel di masa lalu.Tiba-tiba dadanya sesak. Setelah itu ia tidak ingat apa-apa lagi."Tetaplah ber
last updateLast Updated : 2022-12-17
Read more

Bab 155

Tiga hari sudah waktu berlalu. Selama itu pula Karel setia mendampingi Xela. Ia hanya meninggalkan gadis itu untuk melakukan visit pada Tuan Julian."Deon," panggil Xela, agak ragu."Ya?" Karel menghentikan kesibukannya membantu Nyonya Beth yang sedang membereskan barang pribadi Xela. Hari ini Xela sudah boleh pulang."Tidak jadi. Aku lupa mau bilang apa."Xela menyelipkan rambutnya ke belakang telinga sambil sebelah kakinya meraba-raba, mencari pasangan sandalnya.Karel sigap menjangkau sebelah sandal Xela yang bersembunyi di kolong ranjang. Tanpa permisi, ia memasangkan sandal itu ke kaki Xela.Badan Xela panas dingin menerima perlakuan romantis dari Karel."Nona, Anda sangat beruntung memiliki Tuan Deon di sisi Anda," ucap Nyonya Beth sambil menyisir rambut Xela.Begitu tiba di rumah tadi, gadis itu bergegas mandi dan keramas. Ia tak menanggapi perkataan Nyonya Beth."Selama Anda tidak sadarkan diri, dia terlihat sangat mencemaskan Anda," imbuh Nyonya Beth. "Sepertinya perasaan An
last updateLast Updated : 2022-12-18
Read more

Bab 156

Karel dan Nyonya Beth terkesiap dengan reaksi Xela yang tahu-tahu sudah berdiri di dekat pintu."Maaf, Nona. Akan kuingat. Permisi." Karel melangkah pergi."Nona, kenapa berkata begitu?" protes Nyonya Beth, tidak setuju dengan perlakuan Xela terhadap Karel. "Tuan Deon sudah berbaik hati menunjukkan kepeduliannya pada kita.""Aku tidak memintanya!" Xela mengentak menuju ranjang.Dia bukannya tidak menghargai kebaikan Karel. Ia hanya takut hatinya benar-benar luluh pada lelaki itu.Wanita mana yang tidak akan terlena bila terus-terusan dihujani dengan perhatian lembut? Terlebih selama ini Xela merasakan kurangnya kasih sayang dari orang tua.Ayahnya lebih mementingkan urusan bisnis sehingga Xela juga mencari kesibukan dengan membuka toko kue sendiri untuk mengusir kebosanan dan perasaan sepi yang menyelimuti hatinya.Nyonya Beth tidak ingin mendebat Xela. Perasaan Nona mudanya itu belakangan ini lebih sensitif dan gampang sekali marah-marah."Nona mau makan sekarang?" tawar Nyonya Beth
last updateLast Updated : 2022-12-18
Read more

Bab 157

"Lihat itu!" seru Dave, menunjuk jalan buntu di depannya dengan bibir monyong."Ya Tuhan, dia bahkan memakai trik ini untuk mengelabui orang asing?" balas Karel, setengah tak percaya dengan penglihatannya.Belukar yang semula menutupi jalan terangkat perlahan, seperti palang pintu.Sebuah jalan menurun dengan kerikil-kerikil kecil terbentang di depan mata.Dave menginjak pedal gas. Sementara Karel asyik menikmati pemandangan tebing di kiri dan kanan jalan. Tebing tersebut dipenuhi rerumputan hijau yang tertata rapi."Ya Tuhan! Apa lagi ini?" Karel mulai meningkatkan kewaspadaannya.Dave mengedikkan bahu.Jalanan menurun itu menghilang, ditelan mulut sebuah lorong gelap.Ketika mobil yang dikendarai Dave telah sepenuhnya menyatu dengan kegelapan lorong, ujung jalan yang berbatasan dengan mulut lorong terangkat tanpa mereka sadari.Lenyap sudah tebing tinggi nan menghijau. Berganti warna pekat dan kemilau permukaan air, beberapa meter di bawah sana.Mobil menikung ke kiri, lalu berhenti
last updateLast Updated : 2022-12-20
Read more

Bab 158

Mata Karel melotot dan menyala merah. Ia berjuang bangkit seraya memegangi dada yang terasa nyeri.Uhuk!Seteguk darah segar muncrat dari mulut Karel."Haha ... menyerahlah, Bocah! Aku tak ingin mengotori tanganku lebih jauh lagi!"Gigi Karel bergemeletuk. Ia merasa terhina oleh ejekan Yuu."Hiyaaa!" Karel melompat, menerkam Yuu.Ia menyalurkan tenaga dua kali lipat dari awal serangannya."Jangan salahkan aku kalau kau mati di tanganku, Bocah! Kau sendiri yang memintanya!"Bugh! Bugh!Dua kaki beradu ditingkahi pukulan tangan beruntun.Karel merasa lawannya bukan lagi sekadar menguji, tetapi seperti benar-benar berniat untuk melumpuhkannya.Tak perlu sungkan lagi untuk menyerang lawan. Pepatah 'Anda sopan, kami pun segan' sepertinya tidak berlaku di tempat itu.Buktinya, Karel merasa dirinya dan Dave tak sekali pun melakukan hal yang sekiranya mengotori tempat itu, tapi nyatanya mereka disambut dengan serangan, bukan sikap segan.Tidak! Lebih tepatnya, hanya Karel yang diserang. Entah
last updateLast Updated : 2022-12-20
Read more

Bab 159

"Air terjun?" gumam Karel, merasakan suhu udara lebih lembap.Jalan setapak itu ternyata berakhir di air terjun. Tidak terlalu tinggi, tapi debit airnya lumayan besar.Karel mengedarkan pandangan berkeliling. Keningnya mengerut, menyadari hanya semak belukar yang terlihat."Yakin, kita tidak salah alamat, Dave?" Karel mulai merasa tak nyaman terdampar di tempat asing."Semua jalan yang kita lalui sudah sesuai dengan arahan yang kuterima," balas Dave, ikut mengamati lingkungan sekitar.Dalam hati, ia juga merasa aneh mengapa masih belum menemukan pondok yang dimaksudkan oleh Master Seribu Wajah. Padahal, mereka telah tiba di air terjun."Manusia memang sering kali terlena dengan keindahan yang menipu mata dan itu sebenarnya sangat berbahaya."Sebuah suara mengusik ketenangan Karel dan Dave yang sedang memfokuskan pandangan pada aliran air terjun dengan bantuan cahaya senter dari ponsel.Keduanya balik badan. Serentak membungkuk hormat pada sang penyapa."Maafkan kelancangan kami, Maste
last updateLast Updated : 2022-12-21
Read more

Bab 160

"Ya ampun, Nona! Apa yang terjadi dengan kamar ini?" seru Nyonya Beth, kaget dengan kondisi kamar Xela yang seperti kapal pecah.Perlengkapan kosmetik berserakan di lantai. Begitu pula bantal, guling dan selimut.Xela duduk berpangku lutut di atas kasur. Tirai jendela tak satu pun tersibak.Nyonya Beth melangkah dari pintu sambil memunguti satu per satu barang-barang milik Xela yang berhamburan, seperti dihantam badai."Nona kenapa sampai begini?" lirih Nyonya Beth, menaruh tumpukan bantal, guling, dan selimut di ujung ranjang.Naluri keibuannya terenyuh menyaksikan kondisi Xela. Wajah bak barbie gadis itu kusut, dengan kantung mata yang tebal dan hitam.Nyonya Beth menyibak helaian surai halus yang menutupi wajah Xela ke belakang."Saya tahu Anda merasa sedih, Nona, tapi bukan berarti Anda boleh menyakiti diri sendiri.""Apa aku salah, Aunty? Apa sikapku sangat keterlaluan?" racau Xela dengan tatapan kosong. "Kenapa dia pergi tanpa kabar?"Sudah dua minggu lebih Karel tak menampakkan
last updateLast Updated : 2022-12-21
Read more
PREV
1
...
1415161718
...
26
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status