Home / Urban / Lelaki Dua Wajah / Chapter 131 - Chapter 140

All Chapters of Lelaki Dua Wajah: Chapter 131 - Chapter 140

259 Chapters

Bab 131

"Ini tidak bisa dibiarkan! Kita harus menyerang balik. Gigi dibalas gigi, mata dibalas mata.""Lalu apa yang akan kau dapatkan dengan menerapkan prinsip itu? Bukankah itu sama saja dengan bunuh diri berkedok balas dendam?""Karel, kau tahu apa yang baru saja dilakukan oleh Tuan De Groot pada perusahaan kita?" Kevin mulai sewot, duduk di bibir ranjang Karel sambil menunggu sang sahabat selesai berdandan."Bukankah itu tugasmu untuk menyelidiki dan mengatasinya?" balas Karel seraya meraih jaket yang tergeletak di samping Kevin."Astaga, Karel! Aku lagi serius lo. Kali ini trik kotor Tuan De Groot tidak main-main. Dia berani memalsukan produk makanan olahan kita dengan kemasan yang nyaris sama persis, tapi dengan kualitas yang mengecewakan. Aku saja hampir tertipu saat melihat sepintas lalu.""Kalau kau sampai tertipu oleh tampilan produk palsu, aku mungkin harus segera memikirkan kandidat penggantimu." Karel menarik ritsleting jaket ke atas."Sialan! Aku susah payah mengembangkan perusah
last updateLast Updated : 2022-11-30
Read more

Bab 132

"Kau lebih sayang pada orang yang membayarmu daripada nyawamu," sindir Karel dengan nada mengejek. "Baiklah. Aku tidak akan mengemis informasi apa pun darimu, jika itu memang menjadi pilihanmu. Selamat membusuk di penjara bawah tanah ini!"Karel menapak mundur, menjauh dari terali besi yang mengukung si dagu lancip. "Ayo kita tinggalkan tempat ini!" ajak Karel pada Red yang ternganga.Lelaki itu tak percaya Karel akan menyerah dengan begitu mudah. "T–tapi, Bos—""Dia lebih mencintai kematian! Biarkan saja dia dengan pilihannya!" balas Karel, berjalan kian menjauh menggapai mulut lorong tanpa menoleh ke belakang.Si dagu lancip tiba-tiba gemetar. Ia hanya sok jual mahal agar bisa mendapatkan posisi tawar yang lebih tinggi.Tak disangka Karel justru mengalah dan memilih pergi. Bagaimana kalau dia benar-benar mati membusuk di penjara bawah tanah itu? Tidak! Dia tidak ingin mati tanpa jejak."Tungguuu! Jangan pergiiii!" pekik si dagu lancip.Seulas senyum tersungging di bibirnya kala Kare
last updateLast Updated : 2022-12-04
Read more

Bab 133

Karel membuka terali dengan kunci yang diserahkan Red. Ia mendatangi si pendek yang tertelentang dengan mata terpejam. Sesekali bibirnya meringis, menahan sakit pada punggungnya."Aku tahu kau belum mati! Bangunlah!" Karel menendang telapak kaki si pendek.Si pendek membuka mata takut-takut. "Aakh! Jauhkan ular itu dariku!"Red mengelus kepala ular di tangannya. Seringai mengejek menghias wajah sangarnya."Semakin lama kau bermain-main, aku tak keberatan menyumpalkan kepala ular ini ke mulutmu!"Si pendek merinding, bergegas berguling, merapat ke dinding."Iya, iya. Aku bicara!" Si pendek bersandar, lupa akan rasa sakit pada punggungnya.Karel berjongkok di depan si pendek. "Bicaralah!" titahnya, siap menekan tombol perekam pada ponselnya. "Siapa bocah itu? Kenapa kalian melenyapkannya?"Si pendek masih membisu. Terbayang hukuman yang akan diterimanya bila ia membocorkan rahasia dua belas tahun yang lalu.Red mendorong kepala ular mendekati wajah si pendek."Aaakh! Hush! Hush!" Si pen
last updateLast Updated : 2022-12-04
Read more

Bab 134

"Jangan main-main, Clark! Apa yang terjadi, hah?! Kecelakaan kerja atau ada karyawan yang melakukan tindak kriminal? Jawab!""Sebaiknya Anda baca sendiri beritanya, Tuan!" Clark menyodorkan tabletnya kepada Tuan De Groot.Sebuah judul artikel terpampang pada pencarian teratas.[Polisi Memasang Police Line pada Salah Satu Anak Perusahaan De Groot Company yang Memalsukan Produk Sanum Corporation]Tuan De Groot terenyak dengan butiran keringat yang mengalir deras.Ia mengeluarkan sehelai sapu tangan, lalu menyeka peluh di pelipis dan lehernya dengan jemari bergetar."Ceroboh! Bagaimana polisi bisa tahu, hah?" hardik Tuan De Groot setelah mampu menguasai keterkejutannya. "Dasar sampah semuanya! Bisa-bisanya kalian membiarkan polisi masuk ke unit produksi!"Mata Tuan De Groot berkilat garang. "Stok barang masih banyak?""Semua sangat tiba-tiba, Tuan! Barang yang baru diproduksi belum sempat dipindahkan ke gudang lain."Braak!Tuan De Groot menggebrak meja. Rahangnya mengeras."Bodoh! Menye
last updateLast Updated : 2022-12-05
Read more

Bab 135

Terkantuk-kantuk Kevin bersandar pada jok mobilnya. Cukup lama mobil box yang ia yakini mengantar produk palsu itu membongkar muatan.'Apa jangan-jangan manajer itu mengkhianatiku?' batin Kevin, melirik arloji di pergelangan tangannya. Sudah mendekati jam makan siang. 'Ah, tidak mungkin!'Saat ia hampir menyerah karena bosan dan lelah, sebuah mobil box berwarna putih meninggalkan pelataran parkir supermarket yang diawasinya.Cepat-cepat Kevin mengeluarkan ponsel, menghubungi seseorang. "Ikuti mobil itu! Ingat, dalam jarak aman!"Kevin menyalakan mesin tanpa menunggu respons dari lawan bicaranya. Seringai licik terbit di wajahnya."Kayaknya ada yang membuntuti kita," ujar seorang lelaki berambut gimbal pada rekannya yang sedang berkonsentrasi mengemudi.Sopir itu melirik spion samping sekilas. Tampak beberapa mobil jenis SUV melaju di belakangnya."Perhatikan kecepatan mobil itu!" perintah sang sopir yang berkumis tipis itu kepada si gimbal.Ia menginjak pedal gas lebih kuat. Mobil pun
last updateLast Updated : 2022-12-05
Read more

Bab 136

"Aunty! Aunty sengaja ya bohongi aku?" dumel Xela, celingukan di ruang tamu. "Mana Deon-nya? Enggak ada tuh."Nyonya Beth tergopoh-gopoh mendatangi Xela. "Lo, barusan ada kok, Non. Benaran! Tuh buktinya!"Nyonya Beth menunjuk buket bunga yang tergeletak di atas meja.Xela mengayun langkah mendekati meja. Seulas senyum samar tersungging di bibirnya kala meraih buket bunga dari atas meja. Refleks ia membawa buket bunga itu ke hidung.Mata Xela terpejam, meresapi wangi Blue Moon Rose yang menguar dengan kesegaran paripurna."Ih, Nona! Saya jadi dikacangi gara-gara tuh mawar!" celetuk Nyonya Beth, menyikut Xela dengan raut muka menggoda."Apaan sih, Aunty! Ini bunga favoritku, tahu?!" Xela tersipu malu. Pipinya yang bening bersemu merah."Yakin cuma bunganya yang favorit? Tuan Deon limited edition lo ...." Nyonya Beth semakin betah menggoda Xela.Xela terdiam. Sedikit bergidik membayangkan bekas luka di wajah Karel yang tampak menyeramkan.Seakan tahu apa yang dipikirkan oleh nona mudanya
last updateLast Updated : 2022-12-06
Read more

Bab 137

"Kevin Jones sialaan!" Tuan De Groot menggerung marah, membanting ponsel di tangannya ke dinding"Jangan, Tuan! Itu ponselku!" jerit Clark.Terlambat! Ponsel itu telah hancur dan berderai.Clark meraung, memungut serpihan ponsel yang berserakan di atas permukaan lantai. "Oh, ponselku yang malang. Aku baru saja menggantinya."Tak ada lagi yang perlu disesali. Salahnya sendiri menyerahkan ponsel itu kepada Tuan De Groot.Lelaki paruh baya yang temperamental itu tak mampu mengontrol diri ketika membaca berita tentang sanksi yang dijatuhkan pemerintah pada perusahaannya.Anak cabang yang bermasalah dibekukan selama dua tahun, tak boleh beroperasi. Terbayang seberapa besar kerugian yang ia derita. Belum lagi denda yang harus ia bayar kepada Sanum Corps.Harga saham perusahaannya pun anjlok. Benar-benar sial!"Enyah!" usir Tuan De Groot.Clark yang masih tergugu meratapi nasib ponsel barunya beringsut keluar dari ruang kerja Tuan De Groot. Hatinya menahan dongkol.Tuan De Groot mengusap muka
last updateLast Updated : 2022-12-06
Read more

Bab 138

"Aku tidak ada urusan dengan kalian. Aku sedang buru-buru. Jangan menghalangi jalanku!""Woaaah, dia benar-benar pongah, Bos!" ejek salah satu anak buah pengadang dengan sudut bibir yang terus berkedut. "Libas saja! Lebih cepat lebih baik!""Benar, Bos!" dukung rekannya yang lain. "Tanganku sudah gatal nih!"Satu gerakan tangan dari lelaki yang dipanggil bos menjadi lampu hijau bagi anak buahnya untuk menyerang Karel.Braak!Tendangan keras menghantam sepeda Karel, memaksa Karel untuk melompat agar tidak ikut roboh bersama sepedanya.Karel mulai pasang kuda-kuda. Gerombolan pengadang tersebut sepertinya bukan preman iseng yang ingin memalak dirinya.Dari kekuatan serangan mereka, tampak jelas orang-orang itu mengemban misi khusus. Entah untuk siapa mereka bekerja. Karel tidak ingin pusing memikirkannya."Hiyaaa!"Karel berkelit, membuat musuh yang gagal mendaratkan tendangan murka. Rekan-rekannya ikut bergerak membentuk formasi lingkaran.Karel terkepung. Lima orang lelaki bertampang
last updateLast Updated : 2022-12-07
Read more

Bab 139

Hosh! Hosh!Napas Karel tersengal-sengal setelah berhasil menjatuhkan diri seraya menendang lepas salah satu senjata lawan.Belati itu menancap di tanah, nyaris menimpa kening Karel. Untung saja ia tidak terlambat berguling ke samping."Kurang ajar!" umpat sang pemilik belati seraya mencabut senjata andalannya dan berniat untuk kembali menyerang Karel.Sementara si bos memanfaatkan kondisi Karel yang masih berguling dengan melancarkan injakan beruntun.Karel terus berguling menghindar hingga ia mendapatkan celah untuk menangkap kaki lawan, lalu mendorong kuat hingga lelaki itu terpaksa bersalto demi mencegah tubuhnya agar tak terempas.Secepat kilat Karel melentingkan badan, tegak dengan posisi siap bertahan atau menyerang.Sebagian darah dari luka gores di dadanya mulai mengering."Cukup main-mainnya!" sentak lelaki yang memimpin gerombolan itu. "Katakan keinginan terakhirmu sebelum aku mengirimmu ke neraka!"Belati di tangan lelaki itu telah berganti dengan cambuk.Ingatan Karel tib
last updateLast Updated : 2022-12-07
Read more

Bab 140

Dua pasang mata saling menyorot tajam dan dalam. Dua tangan pun saling bertahan, menarik ujung cambuk yang berbeda.Keringat membanjiri wajah keduanya.Ya! Karel dan si telinga runcing tak ada yang mau mengalah, melepaskan ujung cambuk dalam genggaman mereka. Kekuatan mereka tampak imbang.Perlahan, tapi pasti, Karel mulai menunjukkan taringnya. Ia menggulung ujung cambuk dengan menggerakkan pergelangan tangannya.Si telinga runcing ternganga seraya berjuang mati-matian agar senjata andalannya tak jatuh ke tangan Karel.Keduanya terus adu kekuatan saling tarik, hingga posisi mereka bergerak dan membentuk jejak lingkaran dari tetesan keringat yang menimpa trotoar.Karel membetot ujung cambuk, membuat si telinga runcing selangkah maju."Jangan mimpi untuk bisa mengalahkan aku!" ejek si telinga runcing, menambah daya tariknya untuk menjatuhkan Karel."Aku bukan bocah dua belas tahun yang lalu!"Tiba-tiba Karel melepaskan cengkeramannya dari cambuk. Seketika si telinga runcing terjajar ke
last updateLast Updated : 2022-12-09
Read more
PREV
1
...
1213141516
...
26
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status