Home / Urban / Lelaki Dua Wajah / Chapter 121 - Chapter 130

All Chapters of Lelaki Dua Wajah: Chapter 121 - Chapter 130

259 Chapters

Bab 121

"Heh, kamu siapa? Enak saja mau menuntutku. Aku punya bukti, bukan asal fitnah!""Saya pemilik toko kue ini!"Karel baru saja melangkah masuk untuk mengantarkan sapu tangan Xela yang tercecer. Ia terperangah mendengar pengakuan Xela.Xela pemilik toko kue itu? Karel tersenyum samar. Ia pikir Xela akan mewarisi perusahaan Tuan De Groot. Tak disangka gadis itu punya bisnis sendiri.Tiba-tiba Karel merasa menyesal tak terlalu dalam menyelidiki latar belakang kehidupan Xela. Apa Tuan De Groot mengetahui sepak terjang Xela?Karel mengurungkan niatnya untuk segera menghampiri Xela. Ia memilih duduk pada sebuah meja yang tidak jauh dari tempat Xela berdiri.Gadis dengan rok ketat itu memindai penampilan Xela. Rasa iri atas pesona Xela yang memukau menarik sudut bibir gadis itu membentuk senyuman sinis."Oh, jadi kamu pemilik toko kue ini? Pantas saja kue yang dijual di sini menjijikkan, sama seperti pemiliknya," ejek gadis itu, merendahkan Xela.Di rumah, Xela merupakan sosok yang manja dan
last updateLast Updated : 2022-11-20
Read more

Bab 122

"Lumayan mirip! Sepertinya Anda berniat sekali menghancurkan toko kue ini, Nona."Karel berkata santai sambil mencabut salah satu kecoak yang kepalanya setengah tenggelam, seolah-olah sedang menikmati kue lezat yang menjadi hidangannya.Deg!Hati pelanggan yang congkak itu bergetar. Tatapannya jadi gelisah dengan bola mata yang bergerak liar."A–apa maksudmu?" tanya wanita itu agak terbata. Punggungnya seketika dibanjiri keringat.Karel menyeringai. "Hewan menjijikkan ini," ujarnya. "Di mana Anda membelinya?"Karel mengangkat kecoak di tangannya lebih tinggi, kemudian melempar binatang sumber penyakit tersebut ke sembarang arah."Aaakh! Menjijikkan!" jerit seorang pengunjung wanita yang terkena lemparan Karel. "Singkirkan binatang itu dari mejaku!"Tangan wanita itu bergetar, menunjuk pada kecoak mati di atas meja."Itu hanya realia, Nona! Anda tidak perlu merasa takut," balas Karel, mengambil seekor kecoak lainnya dari atas kue. "Kalau Anda tak percaya, pegang saja!"Mendengar provok
last updateLast Updated : 2022-11-21
Read more

Bab 123

"Kamu mau ganti rugi, kan?" tanya Xela pada sang wanita pengganggu setelah menerima sesuatu yang tertutup kain dari karyawannya. "Kamu akan mendapatkannya."Xela melangkah maju. Memangkas jarak antara dirinya dan wanita itu.Karel mengerutkan kening. Penasaran dengan apa yang akan dilakukan Xela pada wanita itu. Firasatnya mengatakan bahwa Xela sedang memainkan trik untuk membalas perlakuan si rubah licik."Lunasi secepatnya, Nona!" seru Karel, memprovokasi Xela. "Waktu Anda terlalu berharga untuk terbuang sia-sia! Roda bisnis terus berputar. Coba hitung seberapa besar kerugian yang Anda alami karena permainan kotor ini!"Karel sukses mengobarkan api kemurkaan dalam diri Xela.Semenjak kemunculan wanita itu, karyawannya berhenti melayani pelanggan, bahkan mungkin juga belum memproduksi roti baru lagi.Semua bergabung ke depan, menyaksikan perseteruan antara dirinya dan si rubah licik.Dia harus menyelesaikan kekacauan itu segera."Pegang dia!" titah Xela pada karyawannya.Dua orang ga
last updateLast Updated : 2022-11-21
Read more

Bab 124

"Aku memang marah, tapi aku tidak sekejam itu." Xela mengulum senyum.Tangannya yang terkepal membuka perlahan. Tampak sehelai plastik bening yang masih dihuni oleh seekor kecoak."Jadi ... itu cuma—""Ya! Aku mengembalikan senjata itu pada pemiliknya."Embusan napas lega mengudara di seantero toko kue Xela."Fiuh! Senjata makan tuan. Wanita itu pantas mendapatkannya!" celetuk salah satu pengunjung, setuju dengan apa yang baru saja dilakukan Xela pada rubah licik itu."Mohon maaf atas ketidaknyamanan ini, Tuan-Tuan dan Nyonya-Nyonya. Sebagai tanda permintaan maaf yang tulus dari kami, silakan nikmati kue yang kalian suka. Gratis!" umum Xela, tersenyum ramah pada pelanggan yang setia menonton aksi laganya dengan si rubah licik. "Terima kasih, Nona!" Mereka menerima tawaran Xela dengan senang hati, sebagai tanda ikut merayakan keberhasilan sang pemilik toko mengusir seekor hama.Karyawan Xela bekerja dengan gesit. Dalam hitungan menit, ruangan kembali bersih dan wangi. Setiap meja yang
last updateLast Updated : 2022-11-22
Read more

Bab 125

"Masih ada lagi barang yang ingin diubah posisinya, Nona?" tanya Karel seraya menyeka keringat di keningnya dengan punggung tangan.Lebih dari satu jam ia menata ulang ruang kerja Xela. Bahunya terasa pegal.Xela tak mudah dipuaskan. Berulang kali Karel memindahkan barang yang sama dengan posisi yang berbeda.Xela memindai seisi ruangannya dalam bisu. Posisi meja kerja kini lebih bercahaya setelah dipindah menghadap jendela.Lukisan pemandangan yang semula terpajang pada dinding sebelah kanan pintu, kini telah dihuni oleh lemari arsip.Lukisan penuh kenangan itu telah menggantung indah pada dinding yang berhadapan langsung dengan pintu. Satu set sofa tepat berada di bawahnya.Tok! Tok!"Masuk!"Seorang gadis muda mendorong daun pintu begitu mendengar perintah dari Xela."Bunga pesanan Anda, Nona!" ujar si kurir.Tangannya membawa satu pot Blue Moon Rose yang sedang mekar. Wangi khasnya menguar di udara. Menghadirkan perasaan damai."Taruh di dekat jendela!"Bergegas gadis itu meletakka
last updateLast Updated : 2022-11-22
Read more

Bab 126

"Nyonya Besar!""Apa dia tidak punya nama?""Hanya itu yang saya tangkap saat tak sengaja menguping salah satu dari komplotan penculik tersebut menelepon seseorang. Dia tidak pernah menyebut nama."Jemari Karel mengetuk pelan di atas meja. 'Nyonya Besar ... Nyonya Besar ....'' Berulang kali Karel membisik dua kata itu dalam hati. Otaknya sibuk bergerilya, mereka-reka siapa kira-kira nyonya besar yang dimaksud oleh komplotan itu.Dari pihak Nyonya Nilam-kah? Atau keluarga Sir Collin? Karel belum mampu menarik benang merah dari sekelumit informasi itu."Habiskan makananmu! Setelah itu, antar aku ke lokasi penyekapan!""Siap, Bos!"Red semangat menyantap hidangan yang baru saja tiba lantaran ia telah melewatkan sarapan pagi.Selesai membayar tagihan untuk makanan dan minuman yang mereka pesan, Karel meluncur ke lokasi, didampingi Red sebagai navigator.Cukup jauh jarak yang mereka tempuh. Lebih dari tiga jam perjalanan."Apa tidak sebaiknya kita menyelinap masuk setelah matahari terbenam
last updateLast Updated : 2022-11-23
Read more

Bab 127

"Apa yang kalian lakukan di sini, hah?!"Terdengar hardikan keras disertai entakan sepatu bernada berat. "Angkat tangan!"Karel saling beradu tatap dengan Red di bawah temaram cahaya matahari yang merangkak senja. Perlahan mereka mulai mengangkat tangan dengan ragu-ragu."A–ampun, Pak!"Mendengar cicit bernada cemas dari kejauhan, Karel dan Red serentak menurunkan tangan yang nyaris terangkat. Keduanya saling lempar senyuman tipis.Ternyata, bentakan dari salah satu penjaga pondok itu tidak ditujukan untuk mereka. Sesaat mereka tetap menguping."K–kami ha–hanya melintas. K–kami hendak berburu."Dari suara yang tergagap, Karel tebak mereka adalah dua orang pemuda berusia sekitar awal kepala dua."Periksa!" titah sang penjaga kepada temannya."Sepertinya mereka jujur, Komandan!" lapor rekannya sesaat kemudian."Hem! Pergi jauh-jauh dari sini! Jika aku melihat wajah kalian lagi di sekitar tempat ini, kalian berdua akan mati!""I–iya, Pak. T–terima kasih!"Pendengaran Karel yang tajam dap
last updateLast Updated : 2022-11-23
Read more

Bab 128

Buk!Tanpa sadar Karel meninju dinding.Dua pria yang sedang bermain kartu menghentikan permainan mereka. Jemari mereka menunjuk ke dua arah yang berbeda, memberi kode untuk berpencar."Tidak ada siapa-siapa di sini!" seru lelaki yang agak pendek."Pasang matamu dengan benar! Kalau sampai kamu melewatkan sesuatu, habislah kita!" Rekannya dari sisi lain balas berteriak."Sumpah! Aku tidak menemukan penyusup. Hanya ini!" Si pendek membuka genggaman tangannya, memamerkan beberapa butir buah ek yang disinari dengan cahaya senter dari ponsel."Ck! Banyak sekali tupai di sekitar pondok ini," gerutu rekan si pendek yang berdagu lancip. "Seenaknya saja mereka mengganggu permainan kita. Ayo lanjut lagi!""Ayooo ... siapa takut? Huh! Padahal aku hampir saja menang tadi. Dasar tupai sialan!" Si pendek ikut menggerutu, lalu bergegas menghuni kembali tempat duduknya.Berbaring menelungkup di atas palang kayu pada bagian atas dinding sebuah kamar, Karel terbelalak melihat sesosok perempuan duduk te
last updateLast Updated : 2022-11-25
Read more

Bab 129

"Aduh!" Nyonya Nilam menjerit lirih, lalu cepat-cepat membekap mulut.Grep!Gesit Karel menarik lengan Nyonya Nilam untuk bersembunyi di balik kerimbunan tanaman perdu saat mendengar derap langkah kaki berlari ke arah mereka.Nyonya Nilam tidak berani protes terhadap perlakuan Karel, meskipun kulitnya terasa perih akibat tertusuk duri dari tanaman perdu yang membentengi diri mereka dari pandangan para penculik."Berengsek! Cepat sekali wanita itu menghilang!" Si pendek menggerundel sambil berkacak pinggang.Netra tajam Karel terus mengawasi si pendek dan komplotannya.Dor! Dor!Rekan si pendek bermain kartu membidikkan senapan angin ke arah semak yang menimbulkan suara berisik.Tungkainya yang panjang membuat sosok berbadan kekar itu tampak menjulang.Karel menggenggam erat tangan Nyonya Nilam seraya membekap mulut wanita itu. Jika Nyonya Nilam bersuara, bisa tamat riwayat mereka.Moncong senapan si tungkai panjang yang berdagu lancip itu terus berputar mengikuti arah timbulnya suara
last updateLast Updated : 2022-11-25
Read more

Bab 130

"Tuan," lirih sang sopir memanggil Karel sembari melirik gusar dari kaca spion."Kita diadang," imbuhnya, sedikit mengurangi kecepatan laju mobil."Aku ... t–tidak mau kembali ke tempat itu!" Nyonya Nilam gemetar, spontan menarik lengan baju Karel."Tenang, Nyonya! Bersikaplah biasa saja! Sandarkan kepala Anda di pundakku dan pejamkan mata!" hibur Karel.Matanya tersenyum mendapati Nyonya Nilam mau bekerja sama dengan bersikap patuh.Karel menatap lurus ke depan, berbicara pada sang sopir, "Jangan membuat mereka curiga!""Baik, Tuan."Lambaian tangan dari sisi kiri dan kanan jalan memaksa sang sopir menginjak pedal rem. Tidak lama kemudian, seseorang mengetuk kaca jendela.Sopir tersebut menurunkan kaca dengan jantung berdebar-debar."Anda butuh tumpangan, Tuan?" ujar sang sopir berbasa-basi."Kami sedang mencari saudara perempuan kami yang kabur dari rumah. Ini sudah malam dan sangat berbahaya untuk wanita berkeliaran di luar. Apa ada yang menumpang mobil Anda?"Pintar sekali komplot
last updateLast Updated : 2022-11-30
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
26
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status