Home / Romansa / Bukan Pernikahan Kontrak / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Bukan Pernikahan Kontrak: Chapter 71 - Chapter 80

98 Chapters

Bab 71. Daniel.

Setelah aku mengantarkan Alvaro ke kamar rawatnya, aku bergegas menyusul Selena yang telah pergi lebih dulu. Aku tak mau terjadi sesuatu dengannya, apalagi dia sedang dalam mode marah. Langkahku terhenti ketika mendengarkan percakapan Selena dengan Jessica. "Sebenarnya kau mencintai siapa? Daniel? Atau Alvaro?" tanya Jessica membuatku menanti jawaban apa yang akan diberikan oleh Selena. Cukup lama, gadis yang berstatus istriku itu masih terdiam.Seolah, ia masih mengolah kata apa yang akan ia jawab. Atau justru, dia memang sedang berpikir, tentang mencintaiku atau Alvaro? Atau bahkan keduanya? Melihat beberapa hari ini kedekatan kami terasa lebih baik dari sebelum-sebelumnya. Namun, jelas dalam hati Selena masih ada Alvaro. "Peduli apa kau tentang hatiku?" ketus Selena menjawab pertanyaan Jessica. Padahal, aku sudah sangat menunggu tentang jawaban Selena. Nyatanya, semua tak sesuai dengan apa yang aku kira. "Aku hanya heran melihatmu. Kau terlihat mencintai Alvaro. Padahal kau sen
last updateLast Updated : 2023-03-26
Read more

Bab 72. Selena.

Aku sedikit kesal dengan sikap Daniel. Dan mungkin juga, kecewa. Dia meninggalkan aku sendiri di pinggir jalan tanpa mengantarku ke apartemen. Meski aku tahu, aku bisa sendiri masuk tanpa Daniel. Namun, sikap Daniel tak mencerminkan dirinya yang selalu terlihat mencintaiku. Apa benar dia secinta itu padaku? Sedangkan ia tega meninggalkan aku di pelataran Apartemen sendirian?Oh, ayolah Selena. Kau bukan anak kecil yang harus bermanja-manja seperti ini. Aku kesal dan mulai melangkah hendak masuk ke apartemen. Namun, sesekali aku menoleh ke arah mobil Daniel yang meninggalkanku. Ternyata, laki-laki itu kembali dengan memutar balik mobilnya. Aku tahu, dia pasti merasa bersalah. Aku tersenyum senang dan menghentikan langkah, berniat menunggu Daniel menghampiriku. Nyatanya aku dibuat terkejut dengan kehadiran Angel yang menghadang mobil Daniel. "Dia lagi?" Lirihku merasa kesal melihat Daniel berbicara dengan Angel di sana. Bahkan, ia sudah melupakan keberadaanku di sini. Ah, baiklah. Seh
last updateLast Updated : 2023-04-02
Read more

Bab 73. Daniel

"Akan aku perlihatkan, apa yang bisa kulakukan, jika kau tak memberi tahuku di mana Nick membawa Selena."Saat ini aku membawa Angel berkendara dengan kecepatan tinggi. Keadaan lalu lintas sedang tidak ramai. Hingga aku bisa dengan mudah membawa Angel menerjang jalanan kota yang sedang lengang ini. Ah, aku yakin, jika polisi cepat atau lambat akan menyadari aktifitas mengebutku saat ini. "Daniel, hentikan! Apa kau mau buat kita mati!" teriak Angel ketakutan. Seberani-beraninya Angel, aku sangat tahu, jika dirinya sangat mencintai dirinya sendiri. Mana mungkin ia mau berakhir mati konyol dengan apa yang aku perbuat."Katakan di mana Nick membawa Selena!" teriakku lagi dengan semakin menginjak gas dan menambah kecepatan mobilku. "Club! Nick membawanya ke Club!" teriak Angel dengan berpegangan erat pada apa saja yang bisa ia genggam. Aku menginjak rem lalu menoleh ke arah Angel sebentar. Tak lama kemudian aku kembali menginjak gas memutar arah menuju Club Nick. Aku yakin, Angel tak ak
last updateLast Updated : 2023-04-05
Read more

Bab 74. Selena

"Haruskah aku mencari waktu yang tepat, untuk menumbuhkan cinta itu di hatimu?" Aku menatap lekat ke dalam manik mata Daniel yang terlihat serius menanti jawabanku. Aku melihat betapa besar cinta yang ia berikan padaku, sejak ia menolongku keluar dari Club Nick. Betapa takutnya Daniel akan terjadi sesuatu padaku, betapa khawatirnya ia saat menantiku bangun dari ketidaksadaranku. Aku benar-benar bisa merasakannya, jika cinta yang ia berikan bukanlah omong kosong belaka. Sebenarnya, aku sudah menyadari sejak lama. Namun, aku baru tahu hari ini saat ia menampilkan sejuta cintanya untukku. "Bagaimana keadaan Alvaro, Niel?" tanyaku mengalihkan pembicaraan. Sorot matanya menampilkan kekecewaan, karena ia tak mendapat jawaban dariku. "Aku belum menghubunginya. Biar nanti saja aku menghubunginya, saat kau sudah baik-baik saja, Selena.""Aku sudah lebih baik, Niel.""Aku tak mau membiarkan sesuatu terjadi lagi padamu, Selena. Aku sudah menyuruh orang-orangku menjaga Alvaro di sana."Tega
last updateLast Updated : 2023-04-07
Read more

Bab 75. Daniel

Aku terdiam dan masih mengolah kata untuk membuka suara di hadapan Alvaro. Adikku itu juga masih diam dan enggan menatapku. Ia selalu melihat jendela, sedangkan aku masih menata rangkaian kalimat untuk membicarakan satu hal penting padanya. "Besok, aku harus kembali." Hening. Ruangan ini terasa semakin dingin dan mencekam. Ditambah lagi sikap Alvaro yang acuh padaku. Namun, aku rasa harus segera menyelesaikan semua ini. Karena Selena juga menungguku di depan. "Aku hanya akan mengatakan kalau...""Bisakah kau biarkan kami kembali bersama?" ucap Alvaro memotong ucapanku. Aku mengangkat kepala dan melihat ke arah Alvaro yang masih membuang muka."Kalian hanya kontrak, Niel. Kau bisa mengakhiri kontrak itu.""Tapi, nasib perusahaan, sekarang ada ditanganku, Al. Jika aku membongkar semuanya, sia-sia Kakek menutupi hal yang aku buat." Alvaro segera menatapku, tajam. "Jadi, Kakek benar-benar sudah tahu hal itu?" tanyanya tak percaya. "Aku tak tahu, sejak kapan ia tahu. Padahal aku dan
last updateLast Updated : 2023-04-15
Read more

Bab 76. Selena

Pipiku memanas, ketika Daniel telah keluar dari kamarku. Rasanya, hawa dingin di luar saja tak mampu menghilangkan rasa gerahku. Setelah memikirkan dengan matang kemarin malam, aku bertekad menentukan pilihanku. Dan aku lebih memilih melanjutkan hubunganku dengan Daniel. Lagipula, aku harus mengambil keputusan tegas untuk jalan hidupku, serta Alvaro dan juga Daniel. Aku tak mungkin membiarkan perasaan Alvaro semakin mengharapkan hubungan diantara kami. Nyatanya, perasaanku tak lagi seperti dulu. Aku rasa semua telah cepat berubah. Meski ini semua terjadi bukan karena keinginan kami. Namun, aku berpikir bahwa apa yang terjadi sudah digariskan Tuhan untuk kami. Pun sama bagi Daniel. Aku rasa, laki-laki itu berhak mendapat balasan cinta yang setimpal atas segala sikap dan kesabarannya menghadapiku. Atas semua yang telah terjadi diantara kami, ia tak pernah berbuat kasar atau bahkan sengaja menyakitiku. Pernikahan kami terjadi juga karena sebelumnya ia tidak tahu hubunganku dengan Al
last updateLast Updated : 2023-05-19
Read more

Bab 77. Daniel

Sandy menghubungiku, dan mengatakan bahwa banyak karyawan yang tiba-tiba mengundurkan diri dari kantor. Aku bergegas pergi ke kantor dan harus meninggalkan Selena yang baru saja turun dari pesawat. "Tunggu aku, Selena. Aku akan segera pulang." **********"Bagaimana ini bisa terjadi, San?" "Joshua. Sepertinya dia mengiming-imingi para karyawan dengan gaji besar untuk masuk perusahaannya yang baru," jelas Sandy membuatku terdiam sejenak. "Joshua sampai sejauh itu? Apa karyawan tidak tahu, jika mereka hanya dibodohi saja?""Tapi, tentang perusahaan itu sepertinya memang benar-benar ada. Semua karyawan melakukan pemasaran produk dari perusahaan baru Joshua," jelas Sandy semakin membuatku kaget."Benarkah? Bagaimana bisa Joshua memiliki perusahaan? Bukankah keuangannya sedang sulit? Produk apa yang mereka pasarkan? Dalam bidang apa perusahannya?" cecarku semakin geram dan ingin tahu. "Banyak sekali pertanyaanmu? Lalu mana dulu yang harus aku jawab?" tanya Sandy dan aku meliriknya taja
last updateLast Updated : 2023-05-20
Read more

Bab 78. Selena

Setelah mendapat kabar bahwa Daniel tak bisa pulang, hatiku merasa gelisah. Ah, bukan. Rasanya seperti tak tenang, sepi, dan membosankan. "Kenapa denganku? Apa aku berharap Daniel ada di sini? Apa aku ... Merindukannya?" gumamku semakin tak karuan. Hari pertama telah terlewati tanpa Daniel. Dan hari kedua, hatiku semakin tak terkendali. Rasanya sangat hampa, dan mungkin aku benar-benar merindukannya. Lalu, masalah apa sebenarnya yang membuat Daniel tak bisa pulang? "Telpon saja jika kau rindu?" celetuk Rani membuyarkan lamunanku. "Hah? Apa maksudmu?" kilahku. "Sedari kemarin kau tidak pernah tenang sedikitpun. Katakan saja padanya, jika kau merindukannya," tambah Rani dan aku hanya memejamkan mata. Ya, benar apa kata Rani. "Apa terlalu jelas, Ran?" tanyaku sedih. Namun, Rani tertawa melihatku. "Tak masalah, itu namanya penyakit cinta, rindu, itu sudah biasa. Dan tak akan sembuh jika kau tak bertemu dengannya. Benar kan?" cerocos Rani semakin membuatku mengerucut kesal. "Ran, l
last updateLast Updated : 2023-05-22
Read more

Bab 79. Daniel

"Jangan coba-coba cari masalah denganku!" marahku pada orang yang aku benci bertahun-tahun ini. "Calm down, Boy. Aku cuma menyapa dia. Rasanya sudah lama sekali aku tak melihatnya. Apa kau baik-baik saja, Sweety?" tanyanya mencoba meraih wajah Selena, tapi aku segera menepis tangannya. "Jangan macam-macam di sini! Atau aku akan...""Akan apa? Kau akan memukul Ayahmu begitu? Baiklah, lakukanlah! Dan setelah itu semua orang membicarakan hal ini sehingga seluruh awak media tahu, dan kau bisa urung memiliki perusahaan ini seutuhnya," ucapnya lebih ke arah mengancamku sekarang. Aku mengepal tangan erat. Sungguh, jika sekarang bukan ada di kantor, mungkin aku sudah membuatnya babak belur. "Daniel, sudahlah. Ayo kita pergi," ajak Selena padaku."No no no, Sweety. Kalian tak perlu pergi. Kalian yang lebih dulu di sini. Silahkan lanjutkan aktifitas panas kalian seperti tadi. Itu... Sangat sangat menggairahkan." Aku hendak menarik kerah bajunya dan segera memukulnya hingga jera. Namun, Sel
last updateLast Updated : 2023-05-23
Read more

Bab 80. Selena

Beberapa hari telah berlalu. Sekarang aku benar-benar seperti wanita karir sesungguhnya. Bahkan, waktuku lebih banyak di kantor dari pada di rumah. Dan tentu saja aku sering bersama Daniel karena sekarang aku menjabat sebagai asisten pribadinya. Karena Daniel sudah menempatkan Sandy sebagai manajer di kantor. Saat-saat sekarang adalah perjuangan keras kami dalam memperjuangkan perusahaan agar tidak jatuh. Dan kembali bangkit, setelah banyak karyawan yang dirampok oleh Joshua dan Ayah Daniel. Ah, ralat. Maksudku Arkanta. Daniel berulang kali memarahiku, saat aku menyebut laki-laki itu sebagai Ayahnya. Jadi, mulai sekarang aku harus lebih berhati-hati jika membicarakan nama laki-laki paruh baya itu. Lebih anehnya lagi, Daniel sekarang semakin intim padaku. Dia tak akan segan-segan menciumku di mana pun kita berada. Bahkan, Sandy sudah sangat sering melihat kami berciuman. Seolah hal itu sudah menjadi hal lumrah untuk dilihat. Entah apa yang membuatnya seperti itu. Terakhir kali aku m
last updateLast Updated : 2023-05-25
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status