Kejadian semalam selalu terpikirkan olehku. Bagaimana tidak, aku sangat melihat kekecewaan di wajah Daniel. Padahal, aku belum menjawab apapun pertanyaannya. Namun, dia menyimpulkan bahwa aku tidak mau melakukan hal itu dengannya. Aku sudah meyakinkan diriku berulang kali, bahwa aku benar-benar sudah jatuh hati pada Daniel. Meski aku selalu mengelaknya saat Daniel bertanya. Namun, jika suatu saat Daniel meminta haknya sebagai seorang suami, aku sudah siap sebenarnya. Namun, aku hanya masih takut. Dan kemudian, sikap Daniel menjadi dingin dan berubah padaku. Seperti seharian ini di kantor. Tiba-tiba saja ia meminta Sandy yang menemaninya untuk meeting. Padahal biasanya selalu bersamaku. Aku semakin bersalah dibuatnya. Wajar saja, jika Daniel marah. Dia lelaki normal, yang juga bisa khilaf jika melihat keadaanku seperti semalam. Tapi, aku malah..."Kalau begitu, jujur saja padanya kalau kau mencintainya." Rani berkata padaku saat aku melamun dan meletakkan kepala di atas meja. Aku h
Last Updated : 2023-05-28 Read more