Home / Romansa / ME AND PRINCE / Chapter 311 - Chapter 320

All Chapters of ME AND PRINCE: Chapter 311 - Chapter 320

802 Chapters

BAB 34 CEROBOH

Selain harus menyembunyikan Anelies dari George Loghan. Serkan juga harus melindungi Anelies dari rumor di lingkungan istana. Sudah empat bulan Anelies tidak berada di istana, tidak boleh ada yang tahu jika Anelies telah diculik dan sekarang masih harus bersembunyi. Karena jika anggota eksekutif kerajaan sampai tahu, maka Serkan bisa ikut mendapat masalah lagi. Serkan bisa mempercayai Anelies seutuhnya tapi tidak dengan mereka. Kesucian seorang istri yang telah dibawa keluar dari rumah suaminya tetap akan dipertanyakan. Karena seorang raja harus menjaga kemurnian keturunan mereka, bukan cuma untuk dirinya sendiri tapi untuk semua masyarakatnya. Anelies benar-benar harus Serkan ceraikan jika sudah dianggap tidak suci, dan seorang raja tidak boleh hidup tanpa pendamping. Artinya Serkan juga harus segera menikah lagi. Walaupun Serkan punya kuasa, tapi dia tetap tidak boleh melanggar peraturan istana. Tapi bukan Serkan jika tidak banyak akal untuk mengelabui semua orang. Serkan kembali
Read more

BAB 35 KECOLONGAN 

"Habibi, jangan!" Serkan tidak suka melihat Habibi mengawini betinanya yang sedang hamil. "Habibi hentikan!" Serkan sampai berteriak lantang tapi Habibi tetap tidak mendengarkan. Harimau jantan itu tetap menghentak kencang untuk menggoncang pinggul betinanya dengan kasar. "Omar, pisahkan mereka!" "Saya tidak bisa, Yang Mulya." Serkan menyuruh Omar memisahkan hari mau jantan yang sedang menunggangi betina. Sejinak apapun harimau jantan yang sedang di puncak birahi tetap berbahaya untuk didekati. "Biarkan dia selesai dulu, Yang Mulya." "Panggil pengawal untuk memisahkan kandangnya!" Serkan tetap tidak suka. Sebenarnya Habibi sudah memiliki dua betina, tapi usianya yang semakin tua membuat Harimau jantan itu mulai pikun. Habibi tetap mengeram, mendorong betinanya yang hamil besar untuk dia pakai menyalurkan hasrat. Serkan benar-benar tidak suka menyaksikan penyiksaan seperti itu. Bulan lalu Habibi sudah membuat betinanya yang lain keguguran di kehamilan muda. "Anda mau ke mana, Y
Read more

BAB 36 DIBUAT SADAR

Baru kali ini dalam seumur hidupnya Tobias Harlot benar-benar mengambil cuti dari semua pekerjaan tanpa mau diganggu. Tobias juga membeli sebuah resort mewah di salah satu pulau buatan yang tidak jauh dari milik Brandon Lington. Tujuan Tobias agar dia lebih mudah untuk singgah dan berlibur jika sewaktu-waktu ia ingin mengunjungi Jeny serta bayinya.Hari ini Jeny dan bayinya sudah dibawa pulang ke istana Arasyid, meki masih harus banyak beristirahat dan belum bisa mengendong bayinya tapi Tobias terus terharu melihat sang putri sedang begitu bahagia menjadi seorang ibu.Siang ini Jeny dibantu oleh Maryam untuk belajar menyusui bayinya."Agak susah." Jeny kerepotan untuk memegangi bayi kecilnya yang masih merah dan terlihat rapuh."Pelan-pelan saja." Maryam memberi nasehat.Pangeran Albany juga bantu mengangkat bayi mereka untuk didekatkan ke dada ibunya."Apa ini sudah benar?" Pangeran Albany bertanya pada Maryam."Ya, seperti itu."Jeny cukup tegang karena belum bisa membayangkan bagai
Read more

BAB 37 PASANGAN YANG MANIS

Telapak kaki kecil Husain coba Anelies sentuhkan ke permukaan pasir dan bayi berjari-jari montok itu langsung memekikkan tawa bocah yang sangat menyenangkan telinga. "Ayo lagi!" Anelies mencium bayinya dengan gemas, kemudian dia sentuhkan lagi dan Husain tertawa sampai seperti tersedak-sedak oleh gelak tawanya sendiri. Bayi empat bulan itu memang sangat pandai, sudah bisa diajak berinteraksi dan memiliki respon yang sangat cekatan meski bahasanya masih sering tidak jelas. "Ba ... ba ...!" "Ya, Baba." Anelies menunjukkan layar ponselnya, Serkan sedang melakukan panggilan video pada putranya dan bocah laki-laki berpipi merah muda itu benar-benar seperti ingin pamer dengan semua pengalaman barunya. "Dia suka dengan pasir." Anelies yang bercerita sementara bibir husain terus memanggil 'baba' sambil sesekali menyemburkan ludah. "Bagaimana dengan adiknya?" Serkan menanyakan calon bayi mereka yang masih berada di dalam perut. "Dia juga sangat pintar." "Aku tidak sabar untuk menjempu
Read more

BAB 38 SYOK

BAB 38 SYOKTobias menatap gadis muda di depannya lekat-lekat tanpa dia biarkan menghindar."Aku ingin memiliki keluarga bersamamu."Tobias juga terus menggenggam tangan Sanaz. Sanaz mulai gelisah karena ingat mereka sedang berada di tengah-tengah keluarga."Panggil aku 'Tobias' jika kau setuju!"Sanaz panik, antara gugup dan malu karena ternyata sulit sekali untuk sekedar mengucapkan sepenggal nama pria itu dengan bibirnya. Seandainya saja Tobias Harlot buruk rupa mungkin Sanaz akan lebih mudah untuk menutup mata tidak perduli. Tobias benar-benar masih menunggu jawaban tapi Sanaz malah mendadak kehilangan pita suara."Sanaz, baba memanggilmu!"Salah seorang Adik Sanaz dari istri kedua Omar yang memanggil."Ya, tunggu sebentar." Sanaz cuma menoleh karena tangannya masih digenggam erat oleh Tobias Harlot.Tobias melihat ke arah Omar yang sedang berdiri dengan seorang pemuda."Siapa dia?" Tobias Bertanya pada Sanaz."Dia sepupuku, kami sudah bertunangan sejak masih anak-anak.""Kau ber
Read more

BAB 39 TERDESAK

Meskipun hati Tobias masih seperti tersendat, dia tetap harus melepaskan genggamannya untuk membiarkan Sanaz pergi. Tobias cuma bisa terus memperhatikan punggung Sanaz yang sedang berjalan menghampiri Omar dan tunangannya. Meskipun Tobias sudah sering mendengar jika dalam budaya mereka memang sudah biasa para orang tua mengatur perjodohan anak-anak sejak masih kecil dengan pihak keluarga. Sanaz sepertinya juga tidak keberatan, Tobias melihat Sanaz tersenyum menghampiri tunangannya. Tapi tidak tahu kenapa rasanya Tobias tetap tidak terima. "Hannan dan keluarganya ingin mempercepat pernikahan kalian," sambut Omar yang seketika langsung membuat senyum putrinya memudar. "Bukankah keluarga kita sudah sepakat dua tahun lagi?" Sanaz mengingatkan. "Apa lagi yang kalian tunggu, usiamu juga akan terus bertambah." Sepertinya Omar juga bakal mendukung calon menantunya. Sebenarnya selama ini memang Sanaz yang terus mengulur waktu dengan berbagai alasan serta kesibukannya. "Apa kau tidak ing
Read more

BAB 40 MUSUH 

"Tobias!" Begitu mendengar namanya disebut, Tobias langsung berhenti dan kembali berpaling. "Ya." Sanaz melihat pria itu tersenyum dan pasti paham dengan jawabannya. "Terimakasih telah datang." Dada Tobias masih berdebar-debar tapi dia tetap harus pergi dulu. Yang terpenting Sanaz sudah memberi jawaban, gadis muda itu setuju, Tobias bisa merampasnya dari siapapun. "Aku suka keluargamu." Sebelum pergi Tobias sempat melirik pemuda yang sedang berdiri di samping Sanaz. Tobias juga paham jika Sanaz sedang butuh pertolongan. Tidak akan sulit bagi Tobias, karena dia adalah ahlinya. ****** Sama halnya dengan George Loghan yang tidak bisa merekonstruksi wajahnya sendiri, Nathan dan Dom juga butuh bantuan ahli di bidangnya untuk bisa mengetahui ciri khas dari hasil pekerjaan para ahli bedah. "Profesor Isaac Benington, dia senior ahli bedah plastik, tinggal di Jerman dan sekarang mengajar di salah satu Universitas kedokteran terkemuka di Berlin." Nathan membacakan ensiklopedia dari pr
Read more

BAB 41 KABUR

Emillie coba mencari remote cadangan di laci meja nakas tapi tetap tidak ada, dia malah menemukan beberapa pasport dengan nama 'Gerald'. Ada hampir sepuluh paspor bernama 'Gerald' tapi dengan nama belakang berbeda-beda. "Gerald!" gumam Emillie sambil memperhatikan paspor-paspor tersebut. Karena tetap tidak menemukan remote, Emillie kembali bangkit berdiri kemudian memperhatikan ke sekeliling. Ke sekeliling dinding-dinding batu hitam yang telah dipoles mengkilat seperti marmer. Jika diperhatikan kamar tersebut sangat dominan dengan warna gelap, abu-abu tua, hitam, dan biru gelap, sangat maskulin. Ada kursi dan sofa kecil di dekat dinding kaca yang salah satu kursi metalnya tadi Emillie gunakan untuk memukul dinding. Sampai sekarang kursi tersebut masih terbengkalai dengan posisi terbalik. Emillie terus memperhatikan ke sekeliling, mendekati dinding batu untuk dia raba. Ketika Emilie meraba ke bagian yang agak rata, tiba-tiba sebuah pintu tebal bergeser terbuka. "Wao!" Emillie terkej
Read more

BAB 42 WANITA

BAB 42 WANITA Gerald melihat tempat tidur di sampingnya sudah kosong dan pintu kamar terbuka. "Oh, sial!" Gerald langsung panik, terlonjak bagun dan berlari keluar menuruni anak tangga. Ketika Gerald sampai di lantai bawah, Emillie sudah tidak ada. Gerald memang tidak pernah mengunci pintu keluar dari dalam karena ia pikir Emillie juga tidak akan mungkin bisa kabur. Kecuali dia benar-benar bodoh dan nekat melompat. Gerald segera menuju pintu utama, membuka panel baja tebal yang langsung terbuka. Udara dari luar juga langsung berdesing menyerbu, sedingin percikan jarum-jarum es jika menerpa kulit manusia normal. Emilie bisa benar-benar beku jika nekat keluar. "Brengsek!" Gerald kembali mengumpat karena sudah tidak melihat jejak apa-apa, mustahil Emillie bisa kabur seorang diri tanpa bantuan. Gerald masih berdiri di ambang pintu, mengeram kaku dengan otot meregang dan gumpalan tangan mengepal ingin meninju dinding batu. Mutan itu benar-benar murka jika sampai ada yang berani mencur
Read more

BAB 43 WANITA HARUS TANGGUH

Emillie balas menatap Gerald, mengabaikan ketelanjangan mereka untuk dia anggap sepele. "Kenapa kau membawaku kemari?" Gerald tidak menjawab karena seharusnya gadis itu lebih waspada untuk tidak membuatnya makin tertantang. "Pasti kau ingin menculik kakakku!" tuduh Emillie dengan senyum sinis mengejek. "Kau ingin menggunakanku untuk mengancamnya?" Gerald masih tidak bergeming, dia cuma menatap gadis muda di hadapannya lekat-lekat. Nadi Gerald sudah mendidih panas ingin mengoyak dan menerkamnya hingga kesulitan menelan udara. Tapi egonya juga masih terlalu tinggi ketika diejek oleh wanita yang tidak memiliki rasa gentar. "Jangan mimpi kau bisa mendapatkan saudariku, Mutan Goa!" Emillie langsung berdiri dari dalam air, membiarkan tubuh bugilnya menetes-netes basah untuk terus mengejek batas kesabaran Gerald. Tubuh Emillie benar-benar seperti patung porselen, lembut, mulus penuh lekuk indah tapi dingin dan keras kepala. "Aku juga bukan budak sex-mu!" Emillie langsung melangkah kel
Read more
PREV
1
...
3031323334
...
81
DMCA.com Protection Status