Beranda / Romansa / ME AND PRINCE / Bab 331 - Bab 340

Semua Bab ME AND PRINCE: Bab 331 - Bab 340

802 Bab

BAB 54 TIDAK TERDUGA

Gerald terlihat meremas miliknya sendiri yang sudah sangat keras berbalut urat tebal berdenyut untuk Emellie hadapi. "Ayo aku ingin kau yang memasukkannya sendiri!" Meski tidak pernah memiliki rasa gentar, Emillie tetap merinding jika harus menelan batang keras berkepala sebesar itu. Gerald juga mulai membuka kancing depan kemeja Emillie sampai terurai. Gadis itu masih sangat ranum, belia yang cantik keras kepala. Gerald menjepit kedua puncak kenyal merekahnya dengan jari hingga bibir Emilie berdesis antara benci dan terusik. "Ayo!" Jika tidak ingat dirinya sedang punya misi yang harus dituntaskan, sungguh Emilie tidak akan sudi disentuh apa lagi harus melayani mutan goa seperti Gerald. Emillie mulai mendekat dan mengangkat pinggulnya. Gerald terlihat senang ketika melihat tangan Emillie menggenggamnya. Gerald mulai berdesis mengeram ketika merasakan puncak kepalanya ditekan ke permukaan lembut. Emillie masih merasa tidak akan cukup tapi terus berusaha dia desakkan sambil memusark
Baca selengkapnya

BAB 55 TELEPON

Hari masih pagi, Tobias datang ke Istana Arasyid untuk mengunjungi Jeny dan putranya. Bayi laki-laki berumur tiga minggu itu terlihat semakin tampan dengan alis tebalnya yang hitam pekat seperti milik Pangeran Albany."Boleh aku gendong?" tanya Tobias setelah menunggu Rasyid menyusu."Pelan-pelan, Papa."Jeny memindahkan Rasyid ke lengan Tobias yang sampai detik ini masih sulit percaya jika putri kecilnya sudah menjadi seorang ibu."Dia sangat tampan." Tobias terus dibuat takjub dengan malaikat kecil yang kali ini sudah berada dalam gendongannya."Rasyid sama sekali tidak mirip denganku."Kadang Jeny juga iri kenapa lebih banyak Pangeran Albany pada bayinya. Padahal Jeny yang mengandung, kesakitan, dan merasakan mual. Pangeran Albany cuma tinggal menyelip benih sekaligus menikmatinya. Jeny merasa tidak adil."Tapi lobang hidungnya sedikit mirip dengaymu." Tobias coba menghibur cuma dengan lobang hidung yang sebenarnya tidak ada bedanya."Cuma sedikit sekali!" Jeny terus menggerutu. "T
Baca selengkapnya

BAB 56 TERPERANGKAP

Harapan Emillie kembali hidup begitu mengetahui sang papa sedang berada tidak jauh dari tempatnya. Begitu mendapatkan telepon, Gerald juga langsung pergi entah ke mana. Emillie harus segera mencari akal untuk bisa memberitahu posisinya. Karena Emillie yakin, siapapun tidak akan menduga ada manusia hidup di celah batu seperti Gerald. Minimal Emillie harus bisa memberi tanda keberadaan manusia yang dapat di lihat dari jauh. Mungkin Emillie bisa membuat sinyal cahaya jika tidak memungkinkan untuk membuat asap di gurun salju. Tapi masalahnya, cahaya hanya dapat terlihat di malam hari dan Gerald nyaris tidak pernah tidur. Emillie sedang berpikir bagaimana membuat goa mau tidur. Emilie berbaring seorang diri di atas ranjang, memperhatikan langit-langit kaca di atas kepalanya. Gerald sudah pergi sejak pagi dan belum juga kembali sampai lewat tengah hari, tapi Emillie yakin mutan itu akan tetap pulang sebelum petang. Gerald tidak akan cukup bodoh untuk mengijinkannya membuat cahaya apa lagi
Baca selengkapnya

BAB 57 DIKEJAR

"Tahan mungkin agak sakit!" Tiva membantu Anelies melepas selang infus di pergelangan tangannya, darah segar sempat mengucur sampai kemudian Tiva memasang perban instan yang dia ambil dari tas ransel putrinya."Ayo anak-anak kita harus pergi!" Tiva juga membangunkan anak-anak sementara Anelies menggendong Husain. Anak-anak sudah tidak bertanya karena sudah terbiasa siaga setiap waktu."Kau bisa?" Tiva memastikan apa Anelies bisa mengendong bayinya."Tidak masalah." Meski masih agak lemas tapi Anelies berusaha mengatasinya. Tiva juga langsung menyeret lengan kedua putrinya untuk buru-buru keluar di ikuti Anelies yang mendekap Husain. Bayi laki-laki itu masih tidur dalam gendongan."Mainan Husain!" Salah satu putri Tiva melihat mainan karet milik Husain yang tertinggal."Sudah, biarkan saja!" Tiva tetap menarik gadis dua belas tahun itu untuk buru-buru."Husain akan menangis jika nati bangun!""Oh!" Tiva terkejut mendapati lengan putrinya lolos dari genggaman, dia berlari kembali meng
Baca selengkapnya

BAB 58 GODAAN WANITA

Asap hitam pekat ikut membumbung ke udara, masih dapat dilihat hingga jauh ke pinggiran kota. Benar-benar mengerikan untuk di ingat. Anelies terus mendekap Husain ke dalam pelukannya. Meski lega sudah berhasil lolos tapi mereka tadi benar-benar sudah nyaris tertangkap. Tiva masih mengemudi, membawa mereka ke bandara di mana Nathan sudah menunggu. "Apa Husain sudah bangun?" tanya salah satu dari putri Tiva. Belum sampai Anelies menjawab Husain langsung mendongak dari pelukan ibunya untuk mengintip dan mengajak tertawa. Benar-benar bayi menggemaskan. "Maaf, mainanmu hilang, nanti kita beli lagi." Bayi laki-laki tampan itu malah memekikkan tawa renyah, netra kehijauannya terlihat bulat bening sama sekali tidak nampak mengalami trauma. Tangan montok Husain meraih-raih putri cantik Tiva. "Kau mau kugendong?" Sebuah pekikan tawa lebih renyah kembali memberi jawaban. "Boleh aku memangkunya?" "Ya ..." Anelies memberikan Husain duduk di pangkuan si kembar untuk bermain. Diam-diam seben
Baca selengkapnya

BAB 59 KELUARGA

Begitu kembali membuka kelopak mata, Anelies melihat dirinya sedang berbaring di sebuah ruangan serba puti dan tirai kebiruan. "Kau sudah bangun ...?" Anelies merasakan punggung tangannya sedang dikecup lembut dengan bibir hangat dan harum seseorang yang sangat dia kenal. "Yang Mulya ..." Pria rupawan itu benar-benar sedang berada di samping Anelies tau mungkin ia cuma sedang berhalusinasi karena rindu. Kelopak mata Aneleis juga masih terasa berat, kemungkinan kedua sepertinya lebih mendukung, dia cuma sekedar berhalusinasi melihat Yang Mulya Serkan. "Jika ini mimpi aku tidak ingin bangun dulu, Yang Mulya ...." Apa yang diucapkan Aneleis benar-benar terdengar konyol. "Kau tidak sedang bermimpi, aku juga membawa Hamdan serta Sofia untuk bertemu ibunya." "Oh, Tuhan ...!" Anelies langsung bangkit untuk duduk-duduk tapi Serkan segera kembali mendorongnya agar berbaring. "Kau masih harus istirahat, sebentar anak-anak akan di bawa Hulya ke mari setelah sarapan." Serkan mencium dan
Baca selengkapnya

BAB 60 CURANG DAN NAKAL

"Aku menyukaimu!"Kata 'suka' bagi Gerald cuma terkesan seperti suka terhadap rasa manis atau asam dalam makanan yang kebetulan cocok di ujung lidah ketika dicicipi, karena itu dia bisa begitu enteng mengucapkannya."Kau milikku!"Penegasan itu juga cuma makin membuat Emillie merinding."Sampai kapan?" Emillie pilih memancing pertanyaan. "Sampai kapan kau akan menyukaiku?""Aku tidak tahu ...."Sudah Emillie duga, Gerald memang bukan tipe yang akan membuang energi untuk merayu wanita."Apa kau tidak menyukaiku?" Tiba-tiba Gerald membalik pertanyaan."Oh!" Emillie mendadak gugup karena memang sedang dalam misi curang untuk menipu Gerald."Kadang!" Emillie pilih jawaban aman. "Aku suka jika kau tidak memaksa."Gerald terlihat berpikir sebentar tapi sepertinya dia benar-benar percaya."Aku suka mandi denganmu!" Gerald meletakkan pisau pemotong wortelnya utuk menghampiri Emillie di seberang meja."Aku juga suka telanjang denganmu!"Bibir Emillie diraih dengan ujung jari."Aku suka mema
Baca selengkapnya

BAB 61 SATU KEYAKINAN

Diam-diam Sanaz datang ke tempat tinggal Tobias. Selama mengambil cuti dari semua pekerjaan, Tobias tinggal seorang diri di sebuah resort pulau buatan yang dia beli beberapa bulan lalu. Resort bergaya mediterania itu memiliki halaman cukup luas, dengan berbagai fasilitas super mewah yang menempati tanah seluas hampir lima belas hektar. Terdapat istal kuda lengkap dengan arena pacuan eksklusif, landasan pacu jet pribadi serta lapangan golf dan polo. Tobias Harlot adalah pria kaya dengan gaya hidup super mahal, bergaul di lingkungan kelas atas, pengusaha, politisi, bahkan 'royal family', serta kalangan intelektual. Maka jangan heran jika jaringan koneksinya juga sangat luas. Nama Tobias Harlot bukan cuma dikenal sebagai pebisnis sukses dan CEO Loghan Global, Tobias juga merupakan atlit polo, menembak, serta berkuda yang masih sangat aktif di kalangan masyarakat kelas atas Hampton. Ketika Sanaz tiba, Tobias terlihat sedang menembak sasaran lontar mengunakan senapan. Tembakan Tobias sel
Baca selengkapnya

BAB 62 LAWAN POLITIK

Setelah mengamankan Anelies, Serkan kembali harus berpikir keras mengatur strategi untuk mengalahkan George Loghan. Pria itu bukan cuma harus mereka lenyapkan tapi seluruh jaringannya juga harus dimusnahkan. Mereka bukan cuma telah menculik para ilmuan untuk menciptakan virus serta senjata pemusnah masal, tapi juga membangun militer dengan merekayasa DNA manusia. Sebuah kejahatan besar yang benar-benar berbahaya untuk masa depan dunia. "George Loghan!" ulang Serkan sambil berjalan mondar-mandir di hadapan Pangeran Albany. "Apa yang sebenarnya dia inginkan dari menciptakan semua bencana?" Pangeran Albany ikut muak dengan perbuatan George Loghan yang semakin di luar nalar. "Ingat jika tetap akan ada yang mengambil keuntungan dari sebuah bencana!" Serkan benar, kadang bencana sengaja dibuat untuk menciptakan ketakutan. Sekali lagi, selama manusia masih terpisah oleh ego, keserakahan, dan ketakutan, maka kejahatan tetap akan ikut subur mereka pelihara. Pada dasarnya manusia takut tera
Baca selengkapnya

BAB 63 KERIBUTAN

Gerald langsung meraup tubuh Emillie yang bersimbah dara, memeluk erat tubuh pucat lemas itu kedalam dekapannya dan seketika Emillie menjerit."Ao!!!" Tangan Emillie yang sakit tergencet.Mereka sama-sama terkejut. Gerald terkejut Emillie masih hidup, sementara Emillie syok dipeluk sesak seperti itu."Apa yang kau lakukan!" Emillie juga langsung melotot dengan mata lebar."Kau masih hidup!" Gerald benar-benar panik. "Kau benar-benar hidup?""Lepaskan aku!"Gerald masih memeluk erat."Aku tidak bisa bernapas dan tanganku sakit!"Gerald melepas pelukannya kemudian buru-buru memeriksa sekujur tubuh Emillie. Yang pertama Gerald lakukan adalah membuka pakaian Emillie dengan menaikkan kaos longgarnya sampai ke dada.Apa yang kau lakukan!"Pinggul, perut serta buah dada Emillie diraba. Emillie bukan cuma heran tapi kesal dengan kelancangan Gerald."Kau tidak terluka?""Jariku sakit jika kau tidak segera menyingkir!"Gerald juga masih setengah menindih Emillie di atas sofa, dia baru sadar ji
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
3233343536
...
81
DMCA.com Protection Status