Ayo VOTE dulu biar semangat
BAB 38 SYOKTobias menatap gadis muda di depannya lekat-lekat tanpa dia biarkan menghindar."Aku ingin memiliki keluarga bersamamu."Tobias juga terus menggenggam tangan Sanaz. Sanaz mulai gelisah karena ingat mereka sedang berada di tengah-tengah keluarga."Panggil aku 'Tobias' jika kau setuju!"Sanaz panik, antara gugup dan malu karena ternyata sulit sekali untuk sekedar mengucapkan sepenggal nama pria itu dengan bibirnya. Seandainya saja Tobias Harlot buruk rupa mungkin Sanaz akan lebih mudah untuk menutup mata tidak perduli. Tobias benar-benar masih menunggu jawaban tapi Sanaz malah mendadak kehilangan pita suara."Sanaz, baba memanggilmu!"Salah seorang Adik Sanaz dari istri kedua Omar yang memanggil."Ya, tunggu sebentar." Sanaz cuma menoleh karena tangannya masih digenggam erat oleh Tobias Harlot.Tobias melihat ke arah Omar yang sedang berdiri dengan seorang pemuda."Siapa dia?" Tobias Bertanya pada Sanaz."Dia sepupuku, kami sudah bertunangan sejak masih anak-anak.""Kau ber
Meskipun hati Tobias masih seperti tersendat, dia tetap harus melepaskan genggamannya untuk membiarkan Sanaz pergi. Tobias cuma bisa terus memperhatikan punggung Sanaz yang sedang berjalan menghampiri Omar dan tunangannya. Meskipun Tobias sudah sering mendengar jika dalam budaya mereka memang sudah biasa para orang tua mengatur perjodohan anak-anak sejak masih kecil dengan pihak keluarga. Sanaz sepertinya juga tidak keberatan, Tobias melihat Sanaz tersenyum menghampiri tunangannya. Tapi tidak tahu kenapa rasanya Tobias tetap tidak terima. "Hannan dan keluarganya ingin mempercepat pernikahan kalian," sambut Omar yang seketika langsung membuat senyum putrinya memudar. "Bukankah keluarga kita sudah sepakat dua tahun lagi?" Sanaz mengingatkan. "Apa lagi yang kalian tunggu, usiamu juga akan terus bertambah." Sepertinya Omar juga bakal mendukung calon menantunya. Sebenarnya selama ini memang Sanaz yang terus mengulur waktu dengan berbagai alasan serta kesibukannya. "Apa kau tidak ing
"Tobias!" Begitu mendengar namanya disebut, Tobias langsung berhenti dan kembali berpaling. "Ya." Sanaz melihat pria itu tersenyum dan pasti paham dengan jawabannya. "Terimakasih telah datang." Dada Tobias masih berdebar-debar tapi dia tetap harus pergi dulu. Yang terpenting Sanaz sudah memberi jawaban, gadis muda itu setuju, Tobias bisa merampasnya dari siapapun. "Aku suka keluargamu." Sebelum pergi Tobias sempat melirik pemuda yang sedang berdiri di samping Sanaz. Tobias juga paham jika Sanaz sedang butuh pertolongan. Tidak akan sulit bagi Tobias, karena dia adalah ahlinya. ****** Sama halnya dengan George Loghan yang tidak bisa merekonstruksi wajahnya sendiri, Nathan dan Dom juga butuh bantuan ahli di bidangnya untuk bisa mengetahui ciri khas dari hasil pekerjaan para ahli bedah. "Profesor Isaac Benington, dia senior ahli bedah plastik, tinggal di Jerman dan sekarang mengajar di salah satu Universitas kedokteran terkemuka di Berlin." Nathan membacakan ensiklopedia dari pr
Emillie coba mencari remote cadangan di laci meja nakas tapi tetap tidak ada, dia malah menemukan beberapa pasport dengan nama 'Gerald'. Ada hampir sepuluh paspor bernama 'Gerald' tapi dengan nama belakang berbeda-beda. "Gerald!" gumam Emillie sambil memperhatikan paspor-paspor tersebut. Karena tetap tidak menemukan remote, Emillie kembali bangkit berdiri kemudian memperhatikan ke sekeliling. Ke sekeliling dinding-dinding batu hitam yang telah dipoles mengkilat seperti marmer. Jika diperhatikan kamar tersebut sangat dominan dengan warna gelap, abu-abu tua, hitam, dan biru gelap, sangat maskulin. Ada kursi dan sofa kecil di dekat dinding kaca yang salah satu kursi metalnya tadi Emillie gunakan untuk memukul dinding. Sampai sekarang kursi tersebut masih terbengkalai dengan posisi terbalik. Emillie terus memperhatikan ke sekeliling, mendekati dinding batu untuk dia raba. Ketika Emilie meraba ke bagian yang agak rata, tiba-tiba sebuah pintu tebal bergeser terbuka. "Wao!" Emillie terkej
BAB 42 WANITA Gerald melihat tempat tidur di sampingnya sudah kosong dan pintu kamar terbuka. "Oh, sial!" Gerald langsung panik, terlonjak bagun dan berlari keluar menuruni anak tangga. Ketika Gerald sampai di lantai bawah, Emillie sudah tidak ada. Gerald memang tidak pernah mengunci pintu keluar dari dalam karena ia pikir Emillie juga tidak akan mungkin bisa kabur. Kecuali dia benar-benar bodoh dan nekat melompat. Gerald segera menuju pintu utama, membuka panel baja tebal yang langsung terbuka. Udara dari luar juga langsung berdesing menyerbu, sedingin percikan jarum-jarum es jika menerpa kulit manusia normal. Emilie bisa benar-benar beku jika nekat keluar. "Brengsek!" Gerald kembali mengumpat karena sudah tidak melihat jejak apa-apa, mustahil Emillie bisa kabur seorang diri tanpa bantuan. Gerald masih berdiri di ambang pintu, mengeram kaku dengan otot meregang dan gumpalan tangan mengepal ingin meninju dinding batu. Mutan itu benar-benar murka jika sampai ada yang berani mencur
Emillie balas menatap Gerald, mengabaikan ketelanjangan mereka untuk dia anggap sepele. "Kenapa kau membawaku kemari?" Gerald tidak menjawab karena seharusnya gadis itu lebih waspada untuk tidak membuatnya makin tertantang. "Pasti kau ingin menculik kakakku!" tuduh Emillie dengan senyum sinis mengejek. "Kau ingin menggunakanku untuk mengancamnya?" Gerald masih tidak bergeming, dia cuma menatap gadis muda di hadapannya lekat-lekat. Nadi Gerald sudah mendidih panas ingin mengoyak dan menerkamnya hingga kesulitan menelan udara. Tapi egonya juga masih terlalu tinggi ketika diejek oleh wanita yang tidak memiliki rasa gentar. "Jangan mimpi kau bisa mendapatkan saudariku, Mutan Goa!" Emillie langsung berdiri dari dalam air, membiarkan tubuh bugilnya menetes-netes basah untuk terus mengejek batas kesabaran Gerald. Tubuh Emillie benar-benar seperti patung porselen, lembut, mulus penuh lekuk indah tapi dingin dan keras kepala. "Aku juga bukan budak sex-mu!" Emillie langsung melangkah kel
Sudah menjadi rutinitas Sanaz untuk mengunjungi adik-adiknya di setiap akhir pekan. Sanaz datang bersama anak-anak adopsinya yang langsung membuat rumah Omar semakin ramai. Anak-anak sudah berlari lebih dulu karena tidak sabaran. Sanaz baru menyusul ketika dibuat terkejut dengan keberadaan Tobias Harlot. Tobias terlihat sedang bicara dengan Omar, entah apa yang mereka bahas, tapi yang pasti jantung Sanaz langsung berdebar-debar. Tobias juga langsung berhenti untuk menoleh dan tersenyum padanya. Ini adalah kali pertama Sanaz kembali melihat pria itu setelah malam mereka berpisah di halaman. Tobias tidak ada menelpon atau mengirim pesan selama beberapa hari ini dan tiba-tiba malah sudah berada di rumah orang tuanya pada hari Minggu. "Sepertinya ada yang ingin aku bicarakan dengan putrimu." Tobias permisi pada Omar untuk menghampiri Sanaz yang masih terkejut. "Senang melihatmu." Tobias menyapa lebih dulu karena Sanaz juga masih gugup. "Apa kita bisa bicara?" "Ya, tentu." Karena tidak
Keluarga Loghan sedang berduka, Jeremy Loghan baru saja kehilangan ibunya. Jeremy memakamkan sang ibu di pemakaman keluarga Loghan meskipun seumur hidupnya Margareth Lington tidak pernah diakui sebagai anggota keluarga."Karena seumur hidup dia tidak pernah mendampingiku, aku ingin ibu dimakamkan di sampingku."Margaret dimakamkan satu liang dengan saudari kembarnya. Bersebelahan dengan tanah kosong yang kelak di peruntukkan untuk Jeremy.Geby sangat mengerti dengan kesedihan Jeremy. Walaupun akhirnya mereka telah diberi kesempatan untuk saling mengenal sebagai ibu dan anak, tapi Margareth tetap lebih suka tinggal di rumahnya sendiri, hidup sendirian menghabiskan masa tuanya dengan mengurus kebun bungan mawar. Margareth pingsan ditengah barisan bungan dengan masih memegang gunting ketika kemarin Jeremy menemukannya."Sekarang ibumu sudah tenang berkumpul dengan saudarinya dan tetap bisa melihat kita semua dari surga."Jeremy serta anak-anaknya pulang lebih dulu, tinggal Mr. Papkins y
BAB 193 BUKAN SIHIRSetelah Kai dan Mia pergi, Henry langsung bicara pada Livie."Teman Mia sangat aneh, aku curiga mentalnya tidak sehat!""Kulihat Tom sangat baik!" Livie malah membela Zontus. "Dia tidak minum alkohol, sangat disiplin menjaga Mia yang ceroboh dan kelihatannya Tom bukan tipe pemuda yang suka membual atau memamerkan kekayaan keluarganya!""Kenapa tidak sekalian kau sebutkan dia sangat tampan, sampai membuat para wanita tidak sadar dengan potensi psikopatnya!""Jangan berlebihan!" Livie menegur kecurigaan Henry."Akui saja, kau juga membela pemuda itu karena dia sangat tampan!"Livie langsung berhenti untuk menatap Henry."Sepertinya kau dan Kai hanya sedang cemburu!""Pemuda itu cuma ingin menguasai Mia, kenapa kau tidak bisa melihatnya!"******Mia pulang berdua dengan zontus, Lana tidak ikut mereka lagi karena Lana akan menginap di tempat Kai selama tiga malam. Seharusnya cukup melegakan bagi Mia, dia tidak harus mengurus keponakan nakal selama tiga hari. Tapi men
BAN 192 BERTEMU KAIWalaupun sudah duduk di dalam mobil Zontus, Mia tetap tidak bisa tenang. Jantung Mia terus berdebar-debar karena Zontus akan ikut bertemu dengan keluarganya, apa lagi di tempat Livie nanti juga akan ada Kai beserta istrinya."Mia apa kau tidak lupa membawakan baju gantiku?" Lana mengingatkan Mia. "Aku akan menginap di tempat Kai!""Ya, sudah ada di dalam tasmu!"Mia masih tegang karena memikirkan Zontus yang akan bertemu Kai. Selama mereka masuk ke dalam mobil, Zontus sama sekali belum bicara. Mustahil jika Mia tidak cemas, Mia takut Zontus membuat keluarganya celaka. Zontus bisa melenyapkan apapun cuma dengan menjentikkan jari jika sedikit saja merasa terusik atau marah.Begitu Zontus menghentikan mobilnya di area basement, Lana langsung buru-buru keluar paling dulu. Lana menenteng ransel kecil merah muda miliknya yang berisi pakaian ganti untuk menginap di tempat tinggal Kai."Ingat kau sudah berjanji untuk tidak menyakiti keluargaku!" Mia menoleh Zontus yang m
BAB 191 MEMANGSA PENYIHIRSekumpulan penyihir pria dan wanita yang telah berhasil ditangkap oleh para lycan dimasukkan ke sel bawah tanah. Sebuah sel khusus yang telah diberi perisai sihir lebih hebat dari Latuza.Seorang pria bungkuk yang baru dilempar masuk ke dalam sel coba menggunakan kemampuan sihirnya untuk mematahkan jeruji sel, tapi begitu tangan pria itu menyentuh jeruji besi, tiba-tiba tangannya terbakar dan menjerit."Aaaaaaaaaaa....!"Tangan penyihir bungkuk bukan cuma terbakar, tubuhnya juga terpental. Penyihir yang lain cuma menyaksikan tidak ada yang berani menolong atau membantu."Kau tidak akan bisa kabur!" Kata salah seorang penyihir wanita yang sudah hampir tiga hari berada di dalam sel. "Aku sudah melihat orang-orang keras kepala sepertimu sejak kemarin!""Untuk apa kita dikumpulkan seperti ini?" Penyihir bungkuk bertanya pada wanita di sampingnya."Aku tidak tahu!" Wanita berambut putih salju itu tidak berbohong. "Aku sedang bekerja di restoran ketika mereka dat
BAB 190 PENYIHIR WANITATheo kembali berada di tengah kawanan lycan. Kali ini pasukan elit para lycan sedang memburu seorang penyihir wanita yang bekerja di sebuah rumah sakit. Dokter wanita yang telah banyak menangani pasien persalinan itu ternyata jenis penyihir yang menyukai darah bayi untuk mempertahankan kecantikan dan umur panjang. Dokter Meriam Belis didatangi oleh para lycan ketika sedang menjilati darah bayi yang baru dilahirkan oleh ibunya."Siapa kalian?" Wanita yang tetap terlihat muda di usia hampir seratus tahun itu terkejut melihat tiga orang pria berbadan tinggi besar berdiri di hadapannya. "Bagaimana kalian bisa masuk?"Ruang tindakan medis harusnya steril dari pengunjung."Ikut kami!" Salah satu lycan yang bicara.Dr. Belis langsung berdesis waspada dengan gigi serta mulutnya yang penuh darah. "Kalian serigala!"Penyihir wanita itu langsung meletakkan bayi dalam gendongannya, bayi yang masih merah itu langsung manggis kencang dan tiba-tiba kepala Dr. Belis berputar
BAB 189 KEMBALI"Aku yang memakamkan ayahmu," Theo memberi tahu putri Jhony. "Dia meminta untuk dimakamkan di samping istrinya.""Oh, ....!" Julie terkejut menahan sesak dengan mebekap mulutnya sendiri untuk sejenak menghela napas. "Bagaimana ayahku meningga?""Jhony mengalami kecelakaan di area proyek." Untuk bagian ini Theo berbohong. "Aku mengenal ayahmu dengan baik, kami kerja bersama di proyek pembangunan hotel."Julie sudah tidak lagi bertanya tapi dia kembali berjongkok di depan batu nisan ayahnya. Sepertinya gadis itu menagis tapi Theo tidak berani mengusik. Sampai cukup lama Theo berdiri menunggu di belakang gadis muda itu. Rasanya tidak mungkin jika Theo melupakan kematian Jhony begitu saja. Theo kembali bersumpah akan menghancurkan para lycan."Terima kasih untuk semuanya." Tiba-tiba Julie bangkit berdiri, mentap Theo untuk berterimakasih.Mendadak Theo yang tidak bisa bicara, karena dia memang tidak tahu apa seharusnya gadis muda itu berterima kasih karena Theo masih mera
BAB 188Theo terkejut mengetahui Jhony memiliki seorang anak gadis."Kau putri Jhony?"Gadis cantik berlesung pipi dalam itu langsung mengangguk kemudian mengulurkan tangan untuk berkenalan."Julie Parker!"Theo masih gugup ketika ikut menyebutkan namanya."Theo Haris!"Saat itu Jhony pernah bercerita pada Theo, jika dia baru memiliki hidup yang sempurna bersama sang istri. Ternyata Jhony dan istrinya baru memiliki bayi perempuan setelah beberapa tahun menikah dan tiba-tiba sebuah bencana mengerikan terjadi. Jhony tidak sengaja menyayat leher istrinya sampai terputus ketika dia sedang meledak tidak terkendali di masa awalnya berubah menjadi lycan.Setelah istri Jhony meninggal, Jhony menitipkan putri kecilnya pada sang kakak. Jhony pergi menjauhi keluarganya. Demi untuk menjaga keselamatan orang-orang yang dia cintai, Jhony rela hidup seorang diri hingga akhir hayatnya.Selama ini Jhony melarang putrinya untuk mencari. Tapi kemarin ketika Julie berkunjung ke makam ibunya, dia terkeju
BAB 187 SEORANG ANAK PEREMPUANSementara Gerald pergi untuk mencari tahu kelemahan Latuza, Theo harus menyusup dalam pasukan elit para lycan yang sedang memburu lone wolf dan penyihir. Untuk kesekian kalinya Theo berada di tengah kawanan untuk ikut membasmi jenisnya sendiri. Kali ini Theo sedang ikut dalam aksi pembantaian seorang lone wolf tua yang tinggal di sebuah apartemen kecil seorang diri. Begitu sadar tempat tinggalnya sudah dikepung, lycan berbulu abu pucat itu langsung meloncat dari jendela apartemennya untuk berlari kabur. Pasukan lycan pemburu yang telah mengepung juga langsung mengejar, jumlah mereka hampir lima belas ekor di antaranya Theo. Theo ikut berlari mengejar dan melopat tinggi untuk menghadang target buruan mereka. Secepat apapun lycan abu-abu itu berlari dia tetap bukan tandingan para lycan bercicin hitam, dalam sekejap dia sudah kembali terkepung."Grmmm!!!" Suara pimpinan pasukan elit lycan mengeram, memberi instruksi pada kawannya untuk langsung menghabi
BAB 186Diam-diam Theo memperhatikan foto Mia di ponselnya. Sungguh Theo ingin sekali menelpon Mia untuk sekedar mendengar suara gadis itu, tapi Theo masih takut. Theo takut melibatkan Mia dalam masalahnya. Diam-diam Theo juga bersumpah tidak akan menemui Mia sebelum semua urusannya dengan para lycan usai."Apa kau sudah menjalankan perintahku!" Tiba-tiba Gerald sudah berdiri di hadapan Theo.Theo buru-buru matikan layar ponsel dan memasukan benda itu ke dalam saku. Beruntung Gerald tidak sampai ikut melihat foto Mia."Ya!" Theo ikut bangkit berdiri."Ingat kau tetap harus sangat berhati-hati dengan identitasmu!" Gerald telah menyusun rapi semua rencana mereka. "Sekarang kau bukan 'lone wolf', kau harus bisa menyingkirkan egomu sebagai angota kawanan!"Gerald juga telah mengatur semua identitas Theo untuk bisa masuk ke jajaran pasukan elit para lycan. Theo akan menyelinap sebagai mata-mata di tengah kawanan.********Theo tidak akan tahu jika gadis yang sedang dia rindukan justru seda
BAB 185 INGIN MENGUASAI"Siapa dia?" Henry penasaran dengan pemuda yang sedang bersama Mia."Dia Tom!" Lana yang menjawab Henry. "Cowoknya Mia!"Saat itu juga Mia langsung menarik telinga Lana untuk mundur ke belakang pinggangnya. Sumpah Mia takut dengan reaksi Zontus terhadap Henry."Tom temanku di kampus." Mia buru-buru berbohong.Zontus terlihat seumuran Henry, dengan gaya pakaian yang juga sama-sama tidak kalah modis dan terlalu mahal. Henry kurang percaya jika mahasiswa berpenampilan seperti itu."Henry!" Henry mengulurkan tangan lebih dulu pada Zontus untuk memperkenalkan diri. "Aku sepupu Mia."Setelah itu Zontus baru mau bicara. "Tom!"Zontus memperkenalkan diri dengan nama menjijikkan yang diberikan Mia."Senang bertemu denganmu, Tom."Livie ikut berkenalan kemudian Lana menarik lengan Livie dan berjinjit ke telinganya untuk berbisik."Cowok Mia sangat tampan, dia juga membelikan sepatu untukku!""Oh, Ya!" Livie ikut tersenyum cemerlang pada Lana yang sedang pamer."Lihat T