Lois tetap diam sambil menurunkan tas besarku dari bagasi mobilnya."Lois? Tolong jawab."Usai kedua tas besarku diturunkan, Lois menatapku sekilas lalu menoleh ke sopir pribadinya yang berdiri di dekat kami."Tunggu aku di dalam mobil.""Baik, Den Mas."Dengan patuhnya, sopir pribadi Lois masuk ke dalam mobil. Lalu suamiku itu memandangku dengan beragam sorot. Ada tumpukan rasa penyesalan, kekecewaan, dan rasa bersalah."Aku pikir kamu lebih aman kalau tinggal di rumah orang tuamu. Autophobiamu itu, aku khawatir kamu nggak bisa ngatasinnya, Ly."Kepalaku mengangguk dengan sesak di dada. Di detik -detik terakhir pertemuan kami saja Lois masih begitu peduli. Bagaimana aku bisa merelakan kepergiannya?"Jangan sedih, Ly," ucapnya dengan menepuk pundakku."Gimana aku nggak sedih, Lois? Saat aku udah cinta kamu, malah ujian yang datang makin besar. Kejadian ini seakan-akan maksa aku untuk ngelepasin kamu. Mau nggak mau, aku harus kehilangan kamu."Lalu tanganku menyeka air mata yang kembali
Terakhir Diperbarui : 2023-10-30 Baca selengkapnya