Home / Urban / Pinangan Jutawan Berkedok Seniman / Chapter 131 - Chapter 140

All Chapters of Pinangan Jutawan Berkedok Seniman: Chapter 131 - Chapter 140

276 Chapters

Gimana Kalau Cintaku Bukan Untukmu?

"Kamu benar-benar sialan, Lois! Bajingan! Penipu! Apa ini caramu balas dendam, heh?! Kamu udah nikah sama perempuan itu tapi masih ngajak aku jalan! Kamu mau bikin aku kayak pelakor?! Asal kamu tahu, pecundang! Laki-laki di dunia ini bukan cuma kamu, Lois!" Telunjuk Rily mengarah ke Lois berulang kali dengan teriakan dan derai air mata. Parkiran cafe ini menjadi saksi pengakuan pernikahanku dengan Lois dihadapan mantan kekasihnya. Rily murka dan bersedih hati karena Lois memberi harapan lebih padahal statusnya sudah menjadi suamiku. Lalu pertanyaan kembali berseliweran di otakku. Bukankah dulu Lois pernah berkata jika hubungannya dengan Rily sebatas teman? Tidak lebih. Tapi mengapa sekarang Rily mengakui hal yang berbeda dengan apa yang Lois katakan? Ya Tuhan, cinta segitiga itu benar-benar menyakitkan. "Tenangin dirimu, Ril! Dengerin aku dulu dan jangan berteriak histeris kayak gini! Malu dilihat banyak orang!" ucap Lois tegas. Kemudian Lois mengulurkan gitarnya pada Handi l
last updateLast Updated : 2023-09-26
Read more

Yang Penting, Rily Tahu Kebenarannya

Hati istri mana yang tidak hancur ketika suami yang dicintai mengaku tidak mencintainya? Meski aku ini mantan istri durhaka, namun perjuangan untuk mengembalikan kepercayaan suami dan memperbaiki pernikahan kami bukanlah isapan jempol semata. Aku serius ingin membuat Lois kembali seperti awal kami menikah. Memperlakukanku dengan baik. Dan aku akan membayar ketidakbecusanku sebagai istri di masa lalu dengan mengabdi penuh padanya. Masa bodoh dengan gengsi karena menjadi istri seorang seniman yang tidak terkenal. Yang pekerjaannya berpindah-pindah dari satu café ke café yang lain untuk menghibur pengunjung dengan grup band-nya. “Aku akan berusaha mengembalikan kepingan hubungan pernikahan kita yang udah hancur, Lois. Tapi tolong kasih aku waktu untuk memperbaikinya.” Lois menatapku dengan ekspresi dipenuhi emosi tertahan. “Apa sebenarnya tujuanmu, heh?!” “Nggak ada tujuan apapun selain aku ingin memperbaiki pernikahan kita, Lois. Aku mau jadi istrimu seutuhnya.” Kemudian Lois ter
last updateLast Updated : 2023-09-27
Read more

Tolong, Beri Aku Kesempatan Kedua.

Pelipis bagian kiriku berdarah dan bengkak hingga mengeluarkan warna biru kehitaman.Beruntung Gia dan Nina segera membawaku ke pusat kesehatan terdekat untuk mendapat penanganan. “Ly, mending lo balik pulang aja dari pada maksa terus kerja,” Gia menyarankan. Aku meringis sambil memegangi pelipis yang sudah diberi pertolongan pertama oleh petugas medis. “Iya, Gi. Kepala gue juga rasanya kayak berputar-putar,” akuku.Kemudian Nina datang membawa sekantong plastik berisi obat dan kuitansi penebusan perawatanku. “Ntar soal izin, biar kita yang urusin, Ly.”Kemudian aku menatap wajah keduanya dengan mata sedikit menyipit. “Gi, Nin, gue nggak seperti yang adik gue bilang di rumah makan tadi. Gue bisa jelasin ke kalian kalau gue bukan perempuan jalang atau nggak bener.” Bagaimanapun, mereka harus tahu jika fitnah tentangku yang Vela teriakkan di rumah makan tadi adalah kebohongan. Aku tidak mau kedua sahabat baikku itu menjauh seperti saat di kantor lama. Keduanya saling tatap dengan
last updateLast Updated : 2023-09-28
Read more

Ingin Memeluk Dan Berlindung Padanya

Apa yang kemarin Vela lakukan hingga membuat keningku bengkak seperti ini sebenarnya bisa dilaporkan ke polisi karena masuk ranah tindak pidana. Hanya saja aku enggan memperpanjang masalah ini karena hanya akan menguras waktu, emosi, dan ... kantong. Malam ini, usai makan bersama, Lois bergegas berganti baju karena harus bekerja di cafe untuk menghibur para pengunjung. Penampilannya sangat klemis dan wangi. Aku berani jamin jika Rily melihatnya pasti akan luluh dan memaafkan kebohongan Lois yang sudah menyembunyikan identitas pernikahan kami. "Lois, apa kamu mau jemput Rily dulu?" tanyaku sambil duduk bersila di lantai kamar. Sedang Lois sedang berkaca sambil menyisir rambut. Bukannya menjawab, dia diam saja seperti tidak mendengar apapun pertanyaanku. "Lois?" "Jangan pernah datang ke cafe kayak kemarin. Aku sama yang lain lagi kerja. Ingat itu baik-baik!" Kemudian ia meletakkan sisir lalu mengambil gitarnya yang terbungkus kain hitam itu tersandar di dekat lemari baju. Tanpa ber
last updateLast Updated : 2023-09-30
Read more

Ada Hati Perempuan Lain Yang Harus Kujaga

"Lois, jangan pergi. Aku mohon," ucapku dengan menatapnya penuh permohonan. "Kalau kamu pergi, aku sama siapa? Gimana sama autophobiaku? Please, Lois. Tolong jangan tinggalin aku." Kemudian aku berlutut sambil mengatupkan kedua tangan di sampingnya yang sedang memasukkan pakaian ke dalam tas besar itu. "Aku bukan memanfaatin kamu, tapi aku aku nggak punya orang terdekat lagi selain kamu. Kamu bebas nyuruh aku mau kayak apa untuk nebus kesalahan fatal yang kulakukan tapi jangan tinggalin aku. Please," mohonku lagi dengan mata berkaca-kaca. Lois menatapku dengan sorot tajamnya lalu menutup resleting tas besar itu. Dia tetap berdiri menjulang di depanku yang masih bersimpuh di lantai. "Kemasi barangmu!" titah Lois. Mataku membulat lebar dan menatapnya dengan sorot hancur. Apakah dia benar-benar akan menyuruhku pergi? Mengusirku yang sudah diusir oleh Papa? "Lois, aku --- " "Ke-ma-si ba-rang-mu!" ucapnya penuh penekanan disetiap suku katanya. "Tapi --- " "Sepuluh menit! Aku t
last updateLast Updated : 2023-10-01
Read more

Apa Aku Harus Mati Dulu?

Atasan memberi izin untuk beristirahat selama satu hari pasca insiden yang membuat pelipis kiriku berdarah akibat ulah Vela. Jadi pagi ini aku bebas ingin bangun pukul sembilan pun tidak menjadi masalah. Namun, apa salahnya jika aku tetap bangun pagi lalu belajar menjadi istri yang baik untuk Lois?Aku rasa itu tidak ada salahnya. Bergegas aku mandi agar Lois tidak jijik. Lalu berganti pakaian yang sedap dipandang mata namun tetap santai kemudian mengganti perban di pelipis dengan yang baru sambil mengoleskan salepnya. Tanpa menunggu Lois bangun, aku segera mengambil sapu untuk membersihkan lantai kontrakan kami. Maklum, semalam dia begadang hingga tengah malam di teras kontrakan dengan memetik senar gitarnya. Usai berkata jika dia memiliki hati seorang perempuan yang harus dijaga, aku menanggapinya dengan senyum kecut. Meski pada kenyataannya sangat terluka, namun aku tidak akan menyerah untuk memperjuangkan hati Lois kembali. Bertepatan dengan aku menyuguhkan segelas air putih
last updateLast Updated : 2023-10-02
Read more

Siapakah Jati Diri Suamiku?

Akhirnya semalam kami saling perang dingin karena Lois yang bersikap jual mahal dan aku yang menuntut dia untuk membuka sedikit hatinya. Alhasil, karena melihatku terus mengintil padanya yang akan berangkat kerja karena tidak mau ditinggal di kontrakan sendirian, akhirnya aku dibawa ke kontrakan lamanya. Sepanjang perjalanan di atas motor, kami saling diam. Tidak ada adegan memeluk tubuhnya dari belakang seperti kemarin karena kesal dengan sikapnya yang menggantung perasaanku. Ia tidak mau menceraikanku tapi masih mau bersamaku. Tidak mau memaafkanku tapi tidak kunjung menceraikanku. Apa dia tidak bisa membandingkan mana ekspresi serius orang yang tulus dengan orang yang membual? Kesal bukan?! Usai menurunkanku dari motornya di depan kontrakan lama, Lois segera memacu motornya tanpa mengucap salam, berpamitan, atau sekedar berucap basa basi apapun. Dia langsung menarik stang gas dan meninggalkanku sendirian di tepi jalan kontrakannya dengan hati geram. Kakiku sampai berhentak di a
last updateLast Updated : 2023-10-04
Read more

Aku Tidak Boleh Sakit Hati Jika Ingin Menang

Pak Wahyu tersenyum sekilas lalu menatapku. "Ehm ... Lois itu ya ... orang lain, Mbak. Memangnya dia siapa saya?" Jawaban Pak Wahyu sama sekali tidak membuat dahagaku melega. Yang ada aku semakin penasaran dengan jawabannya yang terkesan ganjil. "Kalau begitu, kenapa Pak Wahyu manggil Lois dengan sebutan Den Mas?" "Oh ya?" Justru Pak Wahyu malah balik bertanya dan itu membuatku makin diliputi kebingungan. "Iya, Pak. Bapak memanggil Lois dengan sebutan Den Mas malam itu. Saya masih ingat." "Ah, mana mungkin, Mbak. Saya baru kali pertama itu bertemu Lois ya malam itu. Mungkin Mbak salah orang." Kepalaku menggeleng bingung dengan sejuta tanya tanpa jawaban. Hingga tidak tahu harus bertanya apa lagi. "Udah ya, Mbak. Jam makan siangnya hampir habis. Saya pamit dulu." Belum sampai Pak Wahyu berdiri, aku kembali membuka suara. "Pak, saya menemukan kartu ATM hitam di laci Lois atas nama Raden Mas Renjana L. Hartadi. Bukankah itu nama putra Pak Presdir? Kalau Lois tidak ada hubun
last updateLast Updated : 2023-10-04
Read more

Siapa Yang Menang Diantara Kita?

"Maafkan aku, Tuhan." Dengan memejamkan mata, aku menusukkan jarum pentul itu ke lengan kiri dan membuat robekan disana hingga kulitku mengeluarkan darah disepanjang luka yang kugoreskan secara sadar. Ya, aku melukai diri sendiri hanya untuk membuat Lois melihatku. Aku tahu ini berlebihan, tapi aku benar-benar ingin membuat Lois tidak lagi berhubungan dengan RIly. Dia harus tahu jika aku tidak main-main dengan kesungguhan hati ini jika ingin memperbaiki rumah tangga kami. Pikirku, mungkin darah ini akan menjadi bukti yang setara dengan luka yang pernah kutorehkan di hati Lois. Luka yang tidak berdarah dan sampai sekarang masih terasa menyakitkan bagi Lois. Darah sudah menetes ke lantai lalu aku membuang jarum itu keluar jendela kamar. Dengan langkah seakan-akan lemas, aku menghampiri Lois yang ada di teras kontrakan. "Lois, tolong aku," ucapku lirih. Lois yang sedang menelfon Rily langsung menoleh padaku. Tetes demi tetes darah dari tanganku menodai lantai kontrakan kami. Jika L
last updateLast Updated : 2023-10-05
Read more

Pertemuan Pertama Dengan Sang Pewaris

"Ly, besok jangan lupa, ya?! Ke Bandung.""Baik, Pak."Pak Rudy mengingatkan agendaku esok hari untuk pergi ke pabrik produksi sigaret kantor ini yang berada di Bandung."Tapi, Pak, surat tugasnya masih atas nama Gia.""Nggak masalah. Cuma pekara surat tugas aja."Rencananya esok berangkat pagi pulang sore hari menggunakan mobil yang sudah disewakan kantor. Syukurlah tidak menginap karena aku tidak kenal akrab dengan rekan kerja yang berada di divisi yang lain.Ketika jam pulang kerja sudah berdenting, aku sengaja tidak segera pulang karena ingin membuat Lois bertanya-tanya. Karena biasanya aku pulang kerja tepat waktu. Sengaja aku ingin tahu apa ia akan membuka blokir nomerku lalu menghubungiku atau tidak. Dan disinilah aku berada, di kos-kosan Gia, sahabat sekaligus rekan kerjaku. "Apa ide lo kali ini berhasil, Ly?" tanya Gia sambil menyuguhkan sekotak makanan ringan padaku yang duduk di lantai kamar kosnya yang nyaman ini. "Semoga berhasil, Gi. Karena ini kali pertama gue senek
last updateLast Updated : 2023-10-06
Read more
PREV
1
...
1213141516
...
28
DMCA.com Protection Status