Semua Bab Pinangan Jutawan Berkedok Seniman: Bab 121 - Bab 130

276 Bab

Meraih Hatinya Kembali

"Bukan siapa-siapa, Ril!" Tut ... tut ... tut ... Sambungan telfon kami diputus oleh Lois. Mungkin mantan kekasihnya hendak meraih ponsel Lois lalu ia memilih mematikan sambungan. Mataku menatap nanar ponsel Nathasya yang berada dalam genggaman. Lalu segera menegakkan kepala agar air mata ini tidak luruh. Sumpah! Sakit sekali rasanya ketika mengetahui Lois sedang bersama Rily, mantan kekasihnya. Walau itu tidak salah, namun aku merasa sangat terbuang. Mungkin seperti inilah rasa sakit yang Lois terima ketika aku meninggalkannya kemarin. "Ly?" Kemudian aku mengusap air mata yang belum luruh lalu berbalik badan. "Thanks, Nath, buat ponselnya. Gue cabut," ucapku lalu mengangsurkan ponsel Nathasya. "Ly, lo kenapa --- " Tanpa mendengar kelanjutan ucapan Nathasya, aku segera pergi dari kosnya dengan hati bergemuruh sedih. Aku telah kehilangan Lois. Suami terbaik yang selama ini tidak pernah meminta imbalan kala menjaga atau membantu menguak rahasia dibalik fitnah video syurku.
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-13
Baca selengkapnya

Aku Mencintaimu, Lois

“Lois?” sapaku sekali lagi dengan membalas tatapan matanya intens. Dia hampir tidak berkedip kala menatapku. Lalu tangannya mendorong tubuhku masuk ke kamar kemudian menutup pintunya dengan cepat. “Lois, kenapa?” tanyaku keheranan. Tangannya mencengkeram kasar lalu memojokkan tubuhku ke dinding. Tatapannya mulai berubah tajam kala kami sedekat ini. “Apa tujuanmu tiba-tiba tidur di kamarku tanpa izin, Lilyah?!” tanyanya dengan suara pelan namun tegas. Sebenarnya aku mulai ketakutan ketika Lois berubah seperti ini. Lebih tepatnya takut jika ia menambah sakit hatiku yang sudah ada. “A … aku … pengen bicara sama kamu, Lois. Hubungan kita … masih belum selesai.” “Belum selesai? Tapi siapa kemarin yang bilang kalau masih ada rasa sama Ishak, heh?! Siapa yang bilang kalau Ishak sungguh-sungguh kali ini, heh?! Siapa?!!” bentak Lois. Aku terperanjat dan mata mulai berkaca-kaca. Wanita mana yang tidak ingin menangis kala dibentak oleh lelaki yang dicintai? Sekalipun si lelaki itu membent
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-14
Baca selengkapnya

Cara Mendapatkan Hatimu Kembali

“Aku bukan anak durhaka atau tidak tahu terima kasih, Pa. Tapi perlu Papa tahu, kalau seorang anak perempuan harus mendahulukan suaminya di atas perintah orang lain. Sekalipun itu orang tua yang telah merawat dan membesarkannya.” “Aku nggak punya niatan durhaka atau melawan Papa dan Mama. Bagiku, kalian adalah segalanya. Tapi, apa aku harus menuruti perintah Papa kalau itu salah? Yang benar adalah aku akan membuat Papa mengetahui kebenarannya. Termasuk arti seorang Lois dalam kehidupanku.” Papa beranjak dari duduknya dengan memandangku sengit. “Keluar kamu dari rumah ini, Lilyah!” tangan kirinya menunjuk ke arah pintu ruang tamu. Ya Tuhan, aku kembali diusir oleh ayah kandungku karena melawan titahnya. “Papa tega ngusir aku lagi?” “Buat apa tinggal sama anak yang durhaka kayak kamu, heh?! Lihat mukamu aja, Papa merasa jijik!” ucapnya kasar dengan tangan berkacak pinggang. Kepalaku mengangguk dengan memasang wajah setenang mungkin, meski hati bergejolak. “Baiklah kalau itu mau P
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-15
Baca selengkapnya

Mengemis Cinta Suami

"Selesai!" Berbekal nekat, akhirnya aku mengikuti saran Gia untuk mengejar Lois dengan sepenuh hati. Mengapa sepenuh hati? Jika aku melakukannya dengan hati bimbang karena masih memikirkan kenginan Papa, Mama, dan Ishak, maka hasilnya tidak akan maksimal. Sedangkan Rily, mantan kekasih Lois, saat ini juga memiliki kedekatan dengannya. Artinya, peluangku mendapatkan hati Lois terhalang oleh lawan yang kuat. Meski dulu Lois berkata jika hubungannya dengan Rily sebatas teman semata, namun jika hubungan pernikahan kami sedang dalam masa kritis seperti ini, bukan tidak mungkin hatinya bisa berpaling bukan? Jika sudah begitu, aku yang akan sengsara karena kehilangan Lois. Semua pakaianku telah masuk ke dalam koper besar. Beberapa minggu yang lalu aku baru kembali ke rumah masa kecil ini. Tapi sekarang, aku harus kembali meninggalkannya. Bedanya, jika dulu aku diusir dengan hati carut marut karena dipaksa berpisah dari Ishak, maka kali ini aku pergi tanpa kesedihan untuk menggapai kemba
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-16
Baca selengkapnya

Jati Diri Suamiku Penuh Misteri

"Oh, ya ampun ... maaf, Pak," ucap Lois sambil menepuk keningnya. "Malah saya tinggal ngobrol sama Mbak ini. Saya yang harusnya terima kasih karena udah dikasih buah tangan yang banyak. Padahal saya niatnya tulus ingin bantuin. Nggak mengharap imbalan," imbuhnya. Lois tiba-tiba bersikap sangat ramah pada asisten Bu Dirut yang berdiri bersama kami. Lalu menjabat tangan pria yang berusia hampir berkepala lima itu dengan kedua tangan dengan tubuh sedikit membungkuk. Asisten Bu Dirut juga ikut menunduk hingga kepala mereka berdua saling beradu. Hingga Lois mengaduh sedikit kesakitan lalu mengusap pucuk kepalanya sambil meringis. "Ya ampun, Den Mas. Maaf. Maafkan saya. Apa sangat sakit? Apa kita perlu ke rumah sakit?" tanya asisten itu dengan suara dan sikap cemas. "Nggak apa-apa kok, Pak. Kalau sudah selesai, Bapak boleh pulang." Lois segera memutar tubuh asisten itu meski wajahnya menampakkan kebingungan yang jelas. Lalu ia mendorong tubuh pria itu sedikit tergesa-gesa menuju sebu
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-19
Baca selengkapnya

Jangan Pindah Ke Lain Hati Karena Harta

Jika dulu setiap pagi Lois akan menyiapkan sarapan untuk kami lalu mengantarku berangkat bekerja, maka tidak dengan pagi ini.Begitu terdengar suara pintu diketuk, aku segera mengembalikan ponsel Lois ke tempat semula dan membuka pintu. Terlihat Lois berdiri menjulang tanpa membawa apapun padahal aku mengharapkan ia membawa sarapan.Dia berlalu begitu saja ke kamar lalu mengambil kunci motor dan ponselnya. "Aku pergi duluan," ucapnya acuh.Astaga, aku besar rasa dengan menganggapnya akan mengantarku berangkat bekerja."Jangan lupa kuncinya kamu taruh di angin-angin kayak biasanya," ucapnya tanpa menatap mataku.Ya Tuhan, ternyata Lois masih sangat marah namun masih berbaik hati memberi tumpangan tidur untukku.Mataku menatap punggungnya yang berjalan menuju tangga lalu menuruninya. Hati ini mencelos dan terasa sesak akibat sikap acuhnya, namun aku tetap berusaha tegar dan kuat. "Aku nggak boleh cengeng!" ucapku menyemangati diri sendiri. Usai meletakkan kunci di angin-angin kamar,
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-20
Baca selengkapnya

Den Mas Lubis Itu Adalah ...

Raden Mas Renjana L. Hartadi. Atau biasa dipanggil Den Mas Lubis. Itu adalah nama putra Pak Presdir yang konon kata rekan-rekan kerja suka ke kantor dengan pakaian santai. Datang menggunakan motor dan tiba ketika para rekan kerja sudah masuk agar wajahnya tidak terlalu dikenali. Jika aku tidak mengenal siapa putra Pak Presdir, itu hal yang wajar karena baru beberapa bulan bekerja di sini. Dari pada penasaran dengan tampang putra Pak Presdir yang sudah berangkat dengan Pak Presdir menggunakan helikopter menuju Bandung, lebih baik aku fokus bekerja. Namun di tengah-tengah bekerja, aku teringat akan percakapan Lois dan asisten Bu Dirut semalam dan ucapan Pak Rudy tadi pagi. “Den Mas Lubis?” Ingatanku juga kembali ke pesan dari kontak ‘Widianto Kantor’ yang dikirim ke nomer Lois. Dia menyebut nama ‘Den Mas’, ‘Romo’, dan ‘Kantor’. Jujur, itu sangat mengganggu pikiran. Mengapa ada kebetulan yang sama? Tapi apakah benar ada kebetulan yang sama? “Gi, boleh tanya nggak?” Saat ini, bert
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-21
Baca selengkapnya

Prasangka Buruk Yang Berlebihan

"Mending kamu buruan mandi. Bau!"Lois kembali menatap buku berbahasa Inggris itu usai berucap sedikit kasar dan mengacuhkanku. Sadar jika bauku kurang sedap usai seharian bekerja. Lalu aku menuruti ucapannya untuk segera mandi.Sambil membawa baju ganti, aku kembali menatap Lois."Aku nggak ngira. Selain pandai main gitar dan biola, ternyata kamu jago Bahasa Inggris juga, Lois."Bukannya senang mendengar sanjungan dariku, dia justru menutup buku itu dan meraih gitarnya. Lalu pikiranku berkelana ke kejadian hari ini saat di kantor. "Oh ya, Lois. Apa kamu percaya kalau ada kebetulan yang sempurna?" Tanpa menatapku dan sambil memetik senar gitar, dia membuka suara dengan ekspresi acuh."Kebetulan apa?" "Kamu mirip seseorang."Jemari kanannya yang memetik gitar terhenti seketika lalu kedua matanya menatapku dengan sorot tajam. Masih dengan posisi duduk bersila dan memangku gitar."Siapa?" Tanpa pikir panjang, aku mengutarakan penilaian. "Putra Pak Presdir. Namanya Den Mas Lubis."Lo
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-22
Baca selengkapnya

Lebih Berhak Karena Aku Istrinya

Aku segera menekan tombol hijau pada kontak Lois yang ada di ponsel Nathasya. Panggilanku terhubung namun tidak ada jawaban darinya. Hingga panggilan kuulangi sampai tiga kali. Mengabaikan tatapan heran Nathasya yang melihatku secemas ini karena mencari Lois. "Sialan! Nggak diangkat! Kemana sih Lois ini?!" geramku. Sambil menatap layar ponsel Nathasya yang menunjukkan riwayat panggilanku ke nomer Lois. Lalu muncul sebuah ide yang tidak ada salahnya jika dicoba lebih dulu. "Nath, sekarang telfon cowok lo. Malam ini dia dan Lois kerja di cafe mana? Cepetan!" Aku mengambil tangan Nathasya dan mengangsurkan ponselnya dengan ekspresi menuntut. "Lo tuh ada masalah apa sih sama Kak Lois, Ly?!" "Udahlah, Nath. Buruan telfon cowok lo! Nanti gue pasti bilang ada masalah apa sama Lois." Dengan menghela nafas kasar, Nathasya menuruti permintaanku dengan wajah sedikit kesal. Dia segera mencari kontak kekasihnya lalu menghidupkan loudspeaker ponsel agar aku juga bisa mendengarnya. "Halo,
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-23
Baca selengkapnya

Lois Itu Suamiku

"Lois!" aku memanggil suamiku itu dengan suara lantang dengan penekanan. Tetiba saja, usai memanggil namanya, jantungku berdetak cepat hingga menimbulkan sensasi beku yang membuat tubuhku seperti dialiri air es. Hingga membuat suhu kedua telapak tangan dan kakiku menjadi dingin dan lembab. Lois, Rily, dan ketiga teman lelakinya yang lain langsung menoleh ke arahku dan Nathasya yang berdiri tidak jauh dari mereka. Ketika mataku dan Lois saling memandang, ada raut keterkejutan yang menghiasi wajah suamiku itu. Mungkin dia tidak menyangka jika aku berada di cafe tempatnya bekerja malam ini hingga larut. Jika Lois memandangku dengan tatapan tidak menyangka, maka berbeda dengan Rily, mantan kekasihnya, yang sudah memakai helm itu menatapku dengan sorot bertanya lalu ia menoleh ke arah Lois. Tapi tidak dengan ketiga teman Lois yang pernah melihatku sebelumnya. Bahkan aku berani jamin mereka masih tahu siapa aku ini dalam kehidupan Lois. Lois hanya berdiri dengan sorot tertegun menatap
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-25
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1112131415
...
28
DMCA.com Protection Status