Home / Fantasi / Tumbal Pengantin Iblis / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Tumbal Pengantin Iblis: Chapter 61 - Chapter 70

89 Chapters

60. Malam Purnama

Malam itu, bulan muncul secara sempurna. Gavin keluar dari sebuah bangunan klasik megah lalu secepat kilat mengubah diri menjadi burung elang putih. Baru beberapa meter terbang menembus udara malam di bawah sana terasa tidak beres. Melalui penglihatan Gavin mencoba mencari tahu, meski bukan pada siang hari. Akan tetapi, kelebihan melihat jarak jauh cukup bisa diandalkan. Kemampuan luar biasa yang dianugerahkan pada para bangsa siluman elang. Gavin tersenyum tipis, lalu memutari dahan pohon besar kemudian seperti lenyap tidak lagi terlihat di udara. Di bawah sana, beberapa penguntit kocar-kacir lantaran buruan yang dicintai menghilang tanpa jejak. Plash! Bentuk hewan mereka kembali pada wujud manusia. Di tengah hutan belantara gulita, mereka kelimpungan. "Astaga, ke mana Gavin? Tadi aku melihat dia berada di atas pohon sana?" Suara Lamont berkomentar. "Sepertinya kita sudah ketahuan," ungkapan Elard membuat Lamont dan Raja Arsen seketika terkekeh. Yah, mereka menguntit
Read more

61. Tumbal para Klan

Gavin dan yang lain berhasil digiring Kalina ke bukit belakang istana. Keempat lelaki tersebut menatap Kalina, gadis itu berdiri di tengah-tengah mereka. "Awalnya kukira kau memang mengajak kami melihat bulan dan juga bintang," ujar Gavin. "Namun, melihatmu memilih tempat yang jarang dikunjungi—" Kalimat Lamont terhenti. "Katakan pada kami apa tujuanmu menggiring kami kemari, Kalina!" sambung Raja Arsen. Seketika tubuh Kalina bergetar hebat, dia kebingungan bagaimana harus menjawab. Wajahnya pias, beruntung suasana di sana cukup gelap, galagat aneh Kalina tidak terlihat sama sekali. Gadis itu lalu menoleh ke bawah bukit di dekat air terjun. "Itu … keramaian apa itu?" Kalina berkata bukan untuk mengalihkan perhatian. Namun, itulah tujuannya membawa mereka ke sana. Para siluman saling pandang lalu berkonsentrasi melihat dalam remang malam. Di mana api unggun terlihat menyala dekat air sungai di bawah sana. "Apa yang sedang mereka lakukan?" Elard mengernyit.
Read more

62. Mencari Kalung Kalina

Suara burung beriringan menyambut kedatangan Raja Arsen dan yang lain. Beberapa prajurit dikerahkan masuk ke dalam danau mencari kalung milik Kalina. Gavin menggunakan kekuatan penglihatan setelah mendapatkan gambaran yang diceritakan Kalina mengenai kalung tersebut. Nihil, tidak ada satu orang pun yang mendapatkan. "Bagaimana?" tanya Raja Arsen untuk kesekian kali. Gavin menggelengkan kepala, "Kau yakin kalung tersebut jatuh di danau ini?" Kalina menatap cemas, "Aku sendiri tidak tahu persisnya. Hanya saja, seperti pengakuan kalian. Keluar dari danau aku sudah tidak mengenakannya, bukan?" Kalina mencoba mengingat, tetapi dia sama sekali tidak ingat apa pun mengenai kalung pemberian ibu mertuanya. "Dia benar," ungkap Lamont meyakinkan. "Saat itu, aku mencoba mengenakan kalung pemberian calon ibu mertuaku, lalu tiba-tiba cahaya muncul dan aku terlempar ke tempat ini," terang Kalina. "Aku semakin yakin dengan dugaanku, jika kau datang ke mari karena kalung ter
Read more

62. Kalina Menghilang

"Kami tidak akan melakukan kekerasan, ikutlah dengan tenang!" Suara seorang lelaki yang Kalina yakini sebagai ketua dari mereka. "Aku tidak mau!" "Kita harus cepat Ketua, aku takut mereka mencium kehadiran kita!" Seorang lagi yang sedang mengintip di balik pintu berucap. "Kau benar, meski kita sudah dibekali dengan sihir dari Kepala Klan Penyihir untuk menyamarkan aura dan bau, kita tetap harus berhati-hati," ujarnya lagi. Kalina bersiap untuk berteriak, tubuhnya mulai menggigil ketakutan. 'Ini gawat.' "Berhenti melawan, atau kami akan melakukan dengan cara kasar!" berang salah seorang di antara mereka. Ketua dari mereka mengangkat tangan kanan, asap mengepul menguar dari telapak tangan tersebut. Dalam perlawanan tidak sebanding, mulut Kalina terasa kering dan suara tidak mampu keluar, pelipis terlihat mengeluarkan banyak keringat, samar, pandangan menghilang menjadi gulita. Air mata meleleh di dari kelopak lalu berbisik tanpa suara, "Sia
Read more

63. Tim Khusus

Malam itu Ibu Ratu Layla —ibu Raja Arsen— berniat mengunjungi kamar Putri Aurora yang diizinkan tinggal di Istana Ratu. Wanita tersebut bermaksud membujuk gadis tersebut agar menerima pinangan Raja Arsen putranya. Terlebih kekuatan Kerajaan Nigella pasti semakin kuat ketika Putri Aurora melahirkan benih sang raja. Membayangkan membuat wanita sepuh tersebut tersenyum, betapa bahagia menimang cucu. Dayang meminta izin untuk masuk, tetapi tidak ada jawaban. Ada sedikit kecurigaan melihat suasana sepi tanpa penjaga. Biasanya akan ada beberapa orang di sana. “Gawat Ibu Ratu, beberapa penjaga tertidur di lorong sana,” kata salah seorang prajurit yang kebetulan menjelajahi ruangan. “Buka pintunya dayang!” titah Ibu Ratu. Mereka terkejut tidak ada seorang pun di kamar, melihat jendela terbuka lebar perasaan ibu ratu benar-benar tidak nyaman. “Panggil putraku dan yang lain!” titahnya. “Astaga, ini akan sangat merepotkan,” keluh Ibu Ratu. Dirinya tidak mencium atau merasak
Read more

64. Penyekapan Kalina (18+)

-Mengandung muatan dewasa, tidak untuk di bawah umur!- Kaki kecil yang terbalut sepatu kain itu melangkah mengikuti dayang menuju ke ruang kerja. Begitu pintu terbuka, Kalina disuguhi pemandangan yang membuat tercengang. Dua orang lelaki tampan menoleh dan menatap dirinya dengan intens. Salah seorang di antara mereka adalah lelaki yang mirip dengan ayah Reza, lelaki berusia tua, tetapi wajah masih nampak muda. ‘Astaga, kenapa banyak sekali lelaki tampan di tempat ini,’ bisiknya. Sepersekian detik gadis yang terlalu lemah pada wajah tampan tersebut terpesona. “Kau gadis yang cantik,” ujar seorang lelaki bermata teduh yang entah sejak kapan tiba-tiba ada di hadapannya. Wajah Kalina bersemu merah, gadis itu melengkungkan tubuh ke belakang saking malu, hampir dia terjungkal jika lelaki tersebut tidak menangkapnya. ‘Sadar Kalina, jangan terpancing ini perangkap yang memabukkan,’ keluh dalam hati mencoba berada di kewarasannya. “Kau akan membuatnya takut, Alex,” ujar Abraham memeperinga
Read more

65. Menyusup ke Sarang Musuh

Setelah berada pada jarak cukup aman seekor burung elang berbulu putih bertengger di ranting pohon yang rimbun. Plash! Burung tersebut berubah ke wujud manusia. Gavin menggunakan kekuatan penglihatan untuk melihat keadaan di sekitar. Hasilnya nihil, dia tidak mendapati sesuatu yang mencurigakan di sekitar kediaman Tuan Alex, Kepala Klan Penyihir. Srash! Kepak … kepak … daun-daun berjatuhan ketika seekor burung elang menerobos rimbun dedaunan itu. Siluman tampan Gavin telah kembali mengubah bentuk menjadi burung kemudian berlalu pergi menuju tempat selanjutnya. Hingga dirinya sampai di dekat kediaman Kepala Klan Peramal, Tuan Abraham. Srak … brak … burung elang berbulu putih seperti menabrak pembatas yang tidak terlihat. Bruk! Tubuh yang berganti menjadi manusia terjerembab ke tanah. Suara tawa terdengar bersahutan membuat pemuda itu panik.‘Gawat, aku harus segera bersembunyi,’ cicitnya kemudian bangkit tanpa mengindahkan tubuh remuk selepas jatuh dari ketinggian.Tertatih Gavin memeg
Read more

66. Kekuatan Permata Aurora

Sang lelaki berpakaian serba hitam itu hanya menggelengkan kepala, menyaksikan gadis itu memukul-mukul ke arah yang salah. Dia berpikir mungkin sang gadis menganggap dirinya sudah mendekat dan hendak melakukan sesuatu pada tubuhnya.Kalina masih memejamkan mata, tubuh bergetar hebat, sesak napas terasa, dan dia berteriak. “Tidak jangan sentuh aku!”“Kalina,” panggil lelaki itu seraya membuka tudung yang dikanakan.Merasa suara itu tidak asing, Kalina perlahan membuka mata. “Elard.” Kalina langsung menghambur ke pelukan siluman harimau yang datang. Dia menangis sesenggukan mengeluarkan segala duka. “Aku ketakutan,’ ujarnya dibalik tangis.“Tenanglah, aku datang untuk menyelamatkan dirimu.” Elard berucap seraya membimbing Kalina berdiri. “Kita harus segera meninggalkan tempat ini,” ungkap Elard memapah Kalina. Dia berhati-hati untuk keluar dari penjara besi tersebut. “Kau bisa berjalan?” tanya Elard.“Iya.” Kalina mengangguk seraya memeluk pinggang Elard mencari kenyamanan.“Penyusup!”
Read more

67. Cincin Keluarga Elard

Kalina dapat melihat kebingungan dalam tatapan wanita yang rambutnya mulai memutih tersebut. dia menoleh ke arah Elard, tetapi lelaki tersebut hanya menggeleng. “Silakan Nyonya, Anda ingin bertanya apa?” Kalina mulai berucap setelah sepersekian detik. Wanita tersebut meraih tangan Kalina lalu memperhatikan cincin di jari manis gadis itu, “Dari mana kau dapatkan cincin ini?” tanyanya. Elard bahkan sang Ayah memperhatikan dengan seksama tanpa berkomentar. Kalina menghela napas siap memberikan jawaban, “Ini diberikan oleh Nona Anantari putri kalian. Mungkin kalian sudah mendengar garis besar cerita yang pernah aku utarakan. Di mana kerajaan Nigella hancur karena pengkhianatan Klan ilmu hitam. Satu-satunya siluman yang selamat adalah Nona Anantari, sebagai seorang manusia siluman kalian hidup dengan panjang umur. Jika tidak sakit dan mati karena terbunuh dalam perang.” Kalina mengambil napas. Pada masa depan, Nona Anantari menemukan cinta sejatinya, dia menikah kemudian melahirkan seora
Read more

68. Menemui Sekar

Suara burung berkicauan bersamaan gemericik air sungai yang mengalir. Kalina yang mengenakan pakaian maid keluarga Elard agar tidak ketahuan orang lain itu saat keluar kediaman.“Sebenarnya kita mau ke mana dan mencari siapa?” Elard bertanya.“Seorang wanita yang mirip denganku, kita harus menemukan dia sebelum terlambat.”Mereka semakin masuk ke dalam hutan sepi, hampir putus asa ketika kalina tidak menemukan keberadaan tempat tinggal Sekar sampai menjelang malam.“Kita pulang sekarang, hari sudah hampir petang. Ini akan berbahaya,” keluh Elard.Kalina meneteskan air mata, “Tidak bisa, waktuku tak banyak lagi. Aku harus menemukan dia sebelum kembali ke tempat asalku,” keluhnya. “Jika kau benar-benar ada, Sekar. Tolong berikan aku petunjuk untuk menemukanmu.” Tangis Kalina benar-benar pecah.“Apa yang kau bicarakan, Kalina tolong jangan menangis,” ujar Elard kebingungan. Lelaki itu memeluk tubuh sang gadis untuk membuat nyaman.Elard mencium bau yang sangat dikenal. Semakin dirasakan
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status