Share

68. Menemui Sekar

Penulis: KarRa
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Suara burung berkicauan bersamaan gemericik air sungai yang mengalir. Kalina yang mengenakan pakaian maid keluarga Elard agar tidak ketahuan orang lain itu saat keluar kediaman.

“Sebenarnya kita mau ke mana dan mencari siapa?” Elard bertanya.

“Seorang wanita yang mirip denganku, kita harus menemukan dia sebelum terlambat.”

Mereka semakin masuk ke dalam hutan sepi, hampir putus asa ketika kalina tidak menemukan keberadaan tempat tinggal Sekar sampai menjelang malam.

“Kita pulang sekarang, hari sudah hampir petang. Ini akan berbahaya,” keluh Elard.

Kalina meneteskan air mata, “Tidak bisa, waktuku tak banyak lagi. Aku harus menemukan dia sebelum kembali ke tempat asalku,” keluhnya. “Jika kau benar-benar ada, Sekar. Tolong berikan aku petunjuk untuk menemukanmu.” Tangis Kalina benar-benar pecah.

“Apa yang kau bicarakan, Kalina tolong jangan menangis,” ujar Elard kebingungan. Lelaki itu memeluk tubuh sang gadis untuk membuat nyaman.

Elard mencium bau yang sangat dikenal. Semakin dirasakan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Tumbal Pengantin Iblis   69. Istana Ibu Ratu Terbakar

    Elard menghela napas lega melihat siapa yang melangkah mendekat. Lelaki itu tersenyum, wanita tadi memindai dari atas ke bawah melihat Elard menggendong Kalina hati-hati. Sang wanita membuka mulut hendak berkata. “Kami menemui seseorang, Ibu. Aku juga bertemu dengan Anantari.” Elard menjelaskan sebelum wanita itu buka suara. Wanita itu tersenyum mendengar nama putrinya disebut. Yah, wanita itu ibu dari Elard. “Dalam waktu dekat dia akan pulang.’ Elard menyampaikan pesan sang adik. “Syukurlah,” kata sang ibu, “Ah, cepat naik ke atas dan bawa gadis itu ke kamarnya,” bisik sang ibu. Elard menjawab dengan anggukan kemudian berlalu menaiki tangga menuju lantai dua. Sang ibu mengikuti dari belakang, Elard berpikir mungkin ada sesuatu serius yang membuat sang ibu bertindak demikian. Tanpa berkomentar, wanita itu tetap memperhatikan putranya pelan meletakkan Putri Aurora di tempat tidur. Klak! Elard menutup pintu kamar. “Katakan ada apa, Ibu?” “Gavin tadi datang membawa pesan raja, kau

  • Tumbal Pengantin Iblis   70. Penghangat Ranjangnya (18+)

    Zemira malam itu menyusup ke Istana Nigella sebagai seorang dayang. Dia berkeliling mencari keberadaan Kalina yang merupakan Putri Aurora. Pergerakan lamban sang ayah membuat gadis itu nekat untuk menyusup lalu berniat membunuh Kalina dan mengambil permata dalam tubuh gadis tersebut dengan paksa. Dia mengikuti arahan Fazwan, lelaki itu sendiri pun mengendap-endap ke tempat terpisah. Akan tetapi, dia hendak memasuki kamar yang biasa digunakan untuk Kalina semasa tinggal di Istana. “Apa yang kau lakukan di kamar kosong itu?” Ibu Ratu Layla datang menghampiri bersamaan dengan dua orang dayang yang mengikuti. “Ah, saya lihat kamar ini kotor Yang Mulia Ratu, saya berniat membersihkannya,” ujar Zemira. Ibu Ratu Layla mengernyit, “Semalam ini? Kau bisa melakukan besok bukan.” Wanita tersebut mulai curiga. ‘Meski aku dan beliau jarang bertemu, sepertinya dia curiga ini gawat. Semoga wanita tua itu lupa padaku. Bagaimana jika ada yang datang dan mengenaliku?’ pikir Zemira. “Maaf atas kelanc

  • Tumbal Pengantin Iblis   71. Takdir yang Tidak Bisa Diubah

    Pagi itu suasana mendung, seolah alam pun ikut berduka atas insiden kebakaran di Istana Timur yang menewaskan beberapa pengawal juga para dayang kepercayaan Ibu Ratu. Meski Raja Arsen dan yang lain curiga insiden tersebut adalah ulah pemberontakan Klan yang dimulai. Namun, mereka tidak mungkin bertindak gegabah. “Tidak mungkin, ini tidak mungkin.” Kalina terpekik memijat kening yang mendadak terasa berdenyut nyeri. Kalina terkejut Istana Ratu benar-benar terbakar, di mana Ibu Ratu meninggal dunia. Yang membedakan Raja Arsen tidak menikahi Zemira. Kalina kebingungan, jika takdir tidak dapat diubah bisa dipastikan jika kejayaan Kerajaan Nigella benar-benar akan runtuh karena pemberontakan atas perebutan Permata Aurora. Penghalang sekarang adalah permata tersebut telah menemukan wadah yang tepat, permata itu bersemayam di tubuh Kalina. Dan itu membuat gadis tersebut frustrasi bukan main, bisa dipastikan jika nyawanya terancam dalam bahaya. Mengingat rumor beredar terkait Pengantin Auror

  • Tumbal Pengantin Iblis   72. Dua Orang Berbeda

    Tuan Abraham terkejut, belum pernah ada gadis yang berani menyentuhnya. Meski Sekar dan Kalina memiliki wajah mirip, Abraham juga sama tidak mampu mengulik dan melihat keduanya dengan benar, seolah ada kabut tebal menyelimuti. Sama, tetapi mereka dua orang berbeda. Sekar terasa hangat, sedangkan Kalina, hanya dengan menyentuh lelaki itu akan merasa tenang, seperti sebuah kedamaian tiba-tiba muncul. Netra Sekar dan Abraham saling bertemu pandang, tetap lelaki itu tidak bisa membaca isi pikiran Sekar. Sedangkan dalam sekejap Sekar mampu melihat cuplikan kejadian semalam. Sekar melepas tangannya, Abraham masih melebarkan mata terkejut. “Kebakaran semalam, itu bukan ulah Anda, bukan? Saat itu Anda sedang berada di kediaman lalu Anda juga terkejut ketika mendapat kabar Istana Timur terbakar. Anda menemui Tuan Alex.” Sekar mengambil napas lalu tersenyum, “Terima kasih berkat Anda saya tahu siapa yang membakar Istana Timur. Saran saya, Anda perlu berhati-hati pada orang-orang di sekitar te

  • Tumbal Pengantin Iblis   73. Para sesepuh Bertindak

    Kejadian tidak masuk akal yang terjadi, membuat Abraham yakin jika apa yang dikatakan gadis mirip pengantin aurora itu benar. Abraham menyugar rambut dengan tangan kanan, lelaki itu tanpa berkomentar lagi menuju kamar. Dia yakin para sesepuh Kerajaan Nigella pasti akan bergerak secepatnya. “Sebelum hal merepotkan terjadi, aku harus segera bertindak.’ Tuan Abraham mengambil napas panjang dan dalam, dia tidak ingin terpancing emosi seperti semalam yang hampir berakhir mati sia-sia. ‘Sekarang aku hanya sendirian, sial sekali. Mengapa aku baru menyadari mereka mengkhianati diriku,’ pikir Abraham. Brak! Pintu kamar tertutup, suara gebrakan sampai ke lantai bawah. Zemira juga Alex saling pandang lalu mengulas senyum. Tentu apa yang mereka lakukan semalam akan dilimpahkan segalanya pada Abraham. Fazwan sudah menyiapkan sebelumnya. Malam itu, lelaki tersebut meninggalkan pin bros hiasan jubah khas dari keluarga Abraham. Tentu Zemira yang mendapatkan, dan lelaki itu berhasil melemparkan ke p

  • Tumbal Pengantin Iblis   74. Tuan Abraham, Tamu tak Diundang

    Sapuan angin menerbangkan rambut panjang Kalina, sekali lagi Elard terpana, Kalina membuat Elard frustrasi bahkan jika sehari dia tidak bertemu, rasanya membuat gusar dan hampir gila. Tidak jauh berbeda dengan gadis itu, di mana dia merasa hampir frustrasi, gelayar aneh menjalar di tubuhnya, perut terasa ada kupu-kupu terbang, rasa tidak mampu dideskripsikan menggunakan kata, jantung semakin bertalu-talu ketika berdekatan dengan Elard. ‘Kenapa aku jadi secanggung ini dengannya?’ keluh Kalina. ‘Tidak, sadarlah Kalina, ada hal penting yang harus kau sampaikan.’ Gadis itu menepuk kedua pipinya menggunakan tangan. “Kau baik-baik saja, Kalina.” Oh, apa itu mendengar suara Elard saja membuat darah berdesir, “Aku hanya sedikit mengantuk.” Dia beralasan. “Kalina!” panggilan suara membuat Kalina urung mengatakan maksud tujuannya. “Ah, Gavin, kapan kau datang?” Kalina tersenyum, entah mengapa ada perasaan aneh ketika dia menengok ke arah Elard. Seperti tidak rela ketika harus ada pengganggu

  • Tumbal Pengantin Iblis   75. Memastikan dengan Ciuman

    “Katakan, Kalina!” pinta Gavin memecah keheningan beberapa sejak beberapa saat lalu. “Di mana kita bisa mengetahui seluk beluk atau masa lalu Kerajaan Nigella?” “Perpustakaan Istana, di sana banyak buku-buku penting,” jawab Elard, “hanya saja—” “Tempat itu tidak bisa dimasuki sembarangan orang, hanya keluarga Raja dan juga para sesepuh yang mendapatkan izin.” Gavin menimpali. Kalina memijat kening, dia paham benar di tempat dia berada sekarang, buku dan sejenisnya adalah barang langka yang hanya dimiliki para bangsawan. Beberapa kali dia sempat mengunjungi perpustakaan di kediaman Elard, tetapi tidak ada hal penting selain buku kebijakan, ekonomi juga pasal pembukuan negara yang membuat kepala pusing. “Bisakah aku ke sana?” desah Kalina. “Bisa saja, jika meminta bantuan Raja Arsen. Terlebih para sesepuh itu menganggap kau calon Ratu masa depan Kerajaan Nigella,” ungkap Gavin. “Kalian tahu, keadaan ini membebaniku, aku tidak ingin menjadi istri raja atau pun ratu. Aku hanya ingin

  • Tumbal Pengantin Iblis   76. Pengantin Aurora Calon Ratu Nigella

    Kalina dan Gavin melangkahkan kaki menaiki anak tangga dan masuk ke dalam sebuah ruangan, tempat yang penuh warna dan ornamen emas. “Selamat datang.” Raja Arsen yang sudah duduk terlebih dahulu bersama Anantari dan Lamont menyambut. Kalina dan Gavin menundukkan kepala dengan tangan kanan menyentuh dada, “Kami memberi hormat kepada Yang Mulia.” “Astaga kenapa kalian begitu formal padaku? Lakukan saja seperti biasa, aku lebih menyukainya,” cebik Raja Arsen. “Itu akan menjadi hal tidak baik Yang Mulia, bagaimana mungkin kami melakukan hal tersebut,” ujar Kalina yang sempat belajar tata krama kerajaan di kediaman Elard. “Maaf saya terlambat.” Suara Elard membuat mereka menoleh ke belakang. “Duduklah!” titah Raja Arsen. Mereka pun kemudian duduk seraya berbincang, mulai dari pertemuan dengan Abraham, juga pergerakan para pemberontak dan para sesepuh yang semakin mendesak dan menekan setelah kematian Ibu Ratu Layla. “Saya rasa mereka sangat tidak sopan terlalu menekan anda, Rajaku.”

Bab terbaru

  • Tumbal Pengantin Iblis   Kastil Tuan Abraham

    Zaman now.Seorang wanita cantik berada di perpustakaan sebuah castle kuno yang masih terjaga sampai sekarang. Di ditemani seorang lelaki paruh baya bersama sang istri. Mereka tengah berbincang dengan serius. Perpustakaan bak lautan buku di mana banyak sekali rak-rak terisi penuh hingga menjulang tinggi hampir ke langit-langit. Lantai marmer nan bersih dan buku tanpa debu menandakan tempat tersebut terawat dengan baik.“Saya menyukai tempat ini, ini sangat luar biasa dan sangat bersih.” Suara melantun merdu dari wanita berambut panjang tergerai indah.“Nyonya Anantari terlalu memuji,” balas seorang wanita yang kemudian duduk di kursi kayu berseberangan lawan bicaranya.Anantari tersenyum kemudian kembali berkutat pada buku bacaan yang sudah dia ambil.“Aku sangat terkejut ketika Nyonya Anantari memberi kabar terkait kalung peninggalan teman Anda.” Kali ini suara seorang lelaki terdengar.Kedua wanita elegan itu menoleh ke arah sumber suara, seorang lelaki yang masih terlihat tampan mes

  • Tumbal Pengantin Iblis   Meyakinkan Nenek Arimbi

    “Kumpulkan para sesepuh dan para pemimpin ras, panggil juga gadis bernama Sekar!” Raja Arsen berkata seraya membalikkan badan. Dia memijat kening yang berdenyut, kaki panjang itu melangkah keluar kamar meninggalkan tiga temannya yang masih diam membisu. Mereka mencoba memposisikan diri di tempat Raja Arsen. Benar-benar situasi sulit dilalui, bukan? Anantari menoleh ke arah dua lelaki yang juga sama bingungnya. “Aku akan menyusul Sekar.” Gavin mendelik menatap Anantari yang tertunduk, “Apa yang akan kau lakukan?” “Gavin, aku tahu ini tidak benar, aku juga tidak tega melihat Kalina menderita. Namun, bagaimana jika takdir itu memang membawa Kalina datang ke mari untuk suatu hal. Tidakkah kalian pikir banyak misteri tentang Nigella yang belum terungkap dan menemui titik terang? Seolah hidup kita dikendalikan sesuatu. Tidakkah kalian curiga para sesepuh menyembunyikan sesuatu?” “Curiga, tentu aku sangat curiga lebih dari yang kalian tahu. Namun, apa yang bisa kita lakukan?” Lamont ber

  • Tumbal Pengantin Iblis   Perawan atau Tidak, Asal itu Kamu!

    Kalimat bak omong kosong terdengar dari bibir Elard hingga membuat Kalina merinding. Bukan karena tidak percaya, banyak yang tadinya dianggap diluar nalar terjadi begitu saja. Tidak ada hal mustahil seperti dia terlempar ke masa lalu. Maka tidak heran bilamana Elard beranggapan telah bereinkarnasi. Itu membuat sedikit khawatir, reinkarnasi terjadi ketika seseorang telah meninggal. “Jika memang bereinkarnasi, artinya Elard di Kerajaan Nigella mati.” Kalina menatap Elard sendu. Elard menyadari raut muka Kalina yang berubah, lelaki itu lalu berkata, “Aku rela mati untukmu.” Jawaban Elard membuat Kalina melebarkan mata. Gadis itu denial pada perasaan sendiri. Jika mengingat cerita yang pernah terlontar pada mulut Gavin saat siluman itu berada di dunianya sebagai Elang, maka kematian dan runtuhnya kerajaan Nigella terjadi. Namun, nasib membawa Kalina isekai ke dunia lain, Kerajaan Nigella yang sama sekali tidak diketahui keberadaannya. Tidak ada catatan dalam sejarah tentang Kerajaan Ni

  • Tumbal Pengantin Iblis   Darah Manis Pemikat Iblis (18+)

    Kalina menggigit bibir bagian bawah menahan perasaan membuncah hingga membuat hampir gila. “Elard.” Kalina memanggil nama calon suaminya. Gadis itu melihat wajah tampan Elard dengan seksama. Mereka sama-sama telanjang, berbagi peluh untuk mengarungi samudra kenikmatan. Wajah berpeluh Elard yang terlihat dewasa dari ketika dia melihat di Kerajaan Nigella masih terlihat muda. Namun demikian, gambaran eksotis ekspresi ketegangan dan tatapan tajam masih sama membuat gelayar aneh menjalar di tubuh Kalina. Elard menggerakkan tubuhnya di atas Kalina semakin kencang. “Iya, Sayang, terus panggil namaku!” Lelaki itu mengecup telapak tangan Kalina yang menyentuh bibirnya dan menggigitnya. Kedua tangan Elard sibuk meremas dada Kalina yang terguncang-guncang. Kalina semakin berteriak lantang hingga suaranya benar-benar habis. Pertarungan panas untuk mencapai puncak kebahagiaan yang sesungguhnya dengan menyebut nama masing-masing saat ledakan dahsyat membuat lemas dan tersengal kehabisan napas.

  • Tumbal Pengantin Iblis   83. Bukan Anugrah, tapi Kutukan

    “Mimpi ini lagi.” Suara lirih bariton terdengar. Di mana cahaya putih menyilaukan samar menghilang tergantikan tempat yang sangat asing, banyak gedung-gedung pencakar langit. Serta bunyi bising membuat lelaki itu menutup telinga beberapa kali. Alat transportasi yang belum pernah Gavin temui sebelumnya. Dia mencoba menempatkan diri dengan baik, senyuman Kalina benar-benar memabukkan hingga dirinya rela tinggal di mana saja asal dapat mendekap hangat tubuh gadis itu. Mimpi yang terasa nyata, hanya ada Gavin dan Kalina, keduanya menghabiskan waktu bersama penuh kebahagiaan, sampai kepulan asap tebal datang. Suasana berubah mencekam dan gulita, kepulan asap mengepung dan melenyapkan Kalina. Gavin mempertaruhkan hidup dengan menukar nyawa demi menyelamatkan orang yang dicinta. Saat-saat genting, seorang lelaki gagah datang menghampiri menyelamatkan Kalina, ketika Gavin terlihat sekarat rasanya ingin mengumpat bahwa lelaki yang disambut Kalina adalah Elard. Hatinya remuk bukan main, Gavin

  • Tumbal Pengantin Iblis   82. Dada yang Menggoda

    Raja Arsen duduk di singgasana, terlihat gagah dalam balutan pakaian kerajaan dan mahkota. Tanpa rasa takut dirinya mulai memantapkan diri. Ada orang berharga yang sekarang dalam genggaman, dia tidak ingin siapa pun menyakiti atau merebutnya. Meski masa depan dari beberapa alur cerita yang pernah terjadi, tetapi hal-hal terpenting masa depan sesuai apa yang terjadi di masa lalu. Kehadiran Kalina bukan untuk mengubah masa depan, tetapi untuk mengukuhkan pondasi keberadaan Permata Aurora sebagai simbol ras siluman. “Seperti yang sudah diperintahkan, untuk sementara Elard dari ras siluman Harimau tidak diizinkan keluar rumah karena sebagai pemicu skandal. Hukuman tersebut terdengar ringan karena pada waktu itu belum disahkan secara resmi calon ratu dan pertunangan.” Gavin sebagai ketua ras siluman Elang yang baru mewakili berbicara. Alasan cukup logis, mengingat beberapa waktu lalu ada insiden tidak terduga dengan hilangnya Kalina.Tuan Fariz memperhatikan, kata mata-mata yang ditempatk

  • Tumbal Pengantin Iblis   81. Hasrat tak Tertahan Raja Arsen

    Sore itu, Kalina benar-benar langsung dijemput kereta kuda Istana, di mana Raja Arsen yang hadir langsung untuk membawa. Sebagai hukuman, Elard tidak diizinkan untuk pergi ke Istana apalagi sampai bersua dengan Kalina. Sebanyak apa pun Kalina merengek dan menangis, Raja Arsen hanya diam, lebih diam dari biasanya. Keluarga Elard mengingatkan jika dirinya harus berhati-hati dan waspada dengan para sesepuh. ‘Aku ingin pulang ke tempat asalku, aku lelah.’ Kalina mendongakkan kepala, punggungnya dia rebahkan di sandaran kursi kereta kuda. ‘Jangan pernah percaya siapa pun ketika kau di Istana,’ bisik Ibu Elard ketika mereka berpelukan tadi. Kalina ingat, perpisahan penuh tangis pun terjadi, ibu Elard pun berat untuk melepas kepergian Kalina, di mana sebenarnya dia sangat berharap Kalina yang akan menjadi menantunya. Satu masalah mengganjal adalah hukuman yang belum diputuskan untuk Elard. Hubungan terlarang terkuak menjadi aib luar biasa memalukan. Meski pada akhirnya para sesepuh dan

  • Tumbal Pengantin Iblis   80. Tubuh Menggairahkan

    “Apa kepalamu terbentur ketika kakakku menggagahimu semalam?” Kalimat yang terlontar dari mulut Anantari membuat Kalina melongo mirip keledai, bagaimana mungkin Anantari mengucapkan hal yang sungguh diluar dugaan dan membuat malu. “Saya baik-baik saja, Nona Anantari. Elard memperlakukan saya dengan baik. Meski dia agak kasar dan sedikit memaksa.” Bayangan tubuh sexy menggairahkan Elard terpampang jelas. “Seperti yang Nona katakan, jika Raja Arsen dan para sesepuh mengharapkan saya kembali, maka saya akan kembali ke istana.” Kalina mendekat ke telinga Anantari, “Jika benar kedatangan saya berkaitan dengan kalung dan juga bulan, maka dalam waktu dekat saya akan kembali ke tempat asal. Segala hal terjadi mungkin akan menemui titik temu, Nona. Saya sumber masalah akan menghilang.”Anantari memeluk Kalina lalu ikut berbisik, “Jadi, kita akan berpisah?” Anantari menghela napas panjang lalu berucap dengan sedikit mengeraskan suara, “Tata kramamu semakin meningkat dalam berbicara. Aku lebih

  • Tumbal Pengantin Iblis   79. Gerakan yang Memprovokasi (18+)

    Kalina menggeliatkan tubuhnya yang telanjang dari bali selimut, rasanya enggan untuk bangun meski sinar sang surya sudah memancar menyilaukan mata. Tubuh terasa lemas dan sakit seperti habis terlindas beban berat. “Aunch … sakit ….” “Kau sudah bangun?” Kalina melihat ke arah dekat jendela, di mana Elard sudah duduk mengenakan kemeja putih dan celana formal hitam. Aroma kopi menguar, tersaji dua cangkir masih mengepul panas di meja bersama roti dan selai. “Aku sudah membawakanmu air cuci muka.” Tangan berotot itu mengacungkan jari ke arah nakas dekat ranjang. “Bangunlah dan sarapan dahulu, pelayan sedang ke rumah utama mengambilkan pakaian untukmu! Atau kau mau aku bantu bangun?” ujar Elard melihat Kalina nyengir ketika beringsut duduk. “Aku bisa sendiri.” Gadis itu melilitkan selimut kemudian pelan bangun dari ranjang dan membasuh wajah. “Maafkan aku, itu pengalaman pertamamu, ini juga pertama kali untukku. Sepertinya aku kurang berpengalaman hingga membuatmu kesakitan. Tidak seh

DMCA.com Protection Status