Home / Fantasi / Tumbal Pengantin Iblis / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Tumbal Pengantin Iblis: Chapter 51 - Chapter 60

89 Chapters

Pengumuman!

Pengumuman! Season 1 Tumbal Pengantin Iblis selesai, yuks, baca juga karya author KarRa yang lain -Love Sugar Daddy (mafia, dark romance, tamat) -Godaan Memikat Lelaki Penguasa (adult romance, tamat) -Jaran Goyang Ratu Rengganis Blurb: "Berikan aku ragamu, maka akan aku kabulkan segala keinginanmu, Rengganis.” Suara melantun itu membuat wanita berparas rupawan yang dipanggil Rengganis, menengadah dari posisi bersimpuh, menatap sosok wanita setengah tembus pandang yang melayang di hadapannya dengan kabut tebal menyelimuti tubuh wanita itu. Manik hitam segelap malam milik Rengganis terlihat basah, memancarkan kesedihan yang begitu dalam. Debu dan kotoran tebal menghiasi wajahnya, menunjukkan betapa tersiksa dan terabaikan dirinya untuk waktu yang cukup lama. Melihat keterpurukan Rengganis, wanita itu menyeringai, kakinya turun menapak tanah. “Aku bisa membantumu membalaskan dendam, entah kepada jalang bernama Madhavi … ataupun bajingan yang kau panggil
Read more

51. Season Dua -Penyesalan Anantari-

Kalina sedang duduk di sebuah kamar memperhatikan sebuah kalung yang beberapa waktu lalu diberikan oleh calon mertuanya sebagai hantaran pertunangan. Seorang wanita ayu bernama Anantari, kecantikan yang sempat membuat Kalina iri lantaran di usia yang tidak lagi muda Anantari masih tampil cantik mempesona. “Kau menyukainya, Sayang?” suara bariton terdengar. Lelaki itu menghampiri kemudian memeluk tubuh sang wanita. Semilir angin malam berembus masuk lewat jendela kamar yang tidak tertutup. Lampu samar menyela menambah kesan romantis dua sejoli di mabuk asmara itu. “Tentu, lihatlah liontin ini sangat bagus,” ujar Kalina. “Sayang, ada ibu Anantari,” imbuh Kalina mengingatkan sang lelaki yang mulai menyusupkan kepala ke ceruk lehernya. Yah, lelaki yang menjadi tunangan Kalina adalah Elard, kepala sekolah calon suami idaman wanita. Pasca insiden yang menimpa Kalina, keduanya semakin dekat. Beberapa tahun berlalu, di mana sekarang Kalina sudah lulus kuliah. Akhirnya E
Read more

52. Pengantin Pilihan Aurora

“Aku ingat. Aku sangat ingat sekarang,” ucap seorang gadis melayang di ruang waktu. Dia tersenyum bahagia, seolah beban dalam dirinya lenyap seiring ingatan yang didapatkan. Kalina mengingat kembali, dia tertarik masuk ke dalam cahaya putih kebiruan yang dihasilkan dari kalung yang baru saja dikenakan. Kenangan masa lalu kembali berputar dalam ingatan. Di mana dia bertemu Elang yang sebenarnya bernama Gavin. Juga kisah cinta tragis berakhir kematian Elang. Air mata Kalina luruh, mengingat juga kedua orang tua dan Elard calon suaminya. Ingatan yang dihilangkan kini telah kembali. Argh! Byur! Gadis tersebut berteriak sebelum dirinya jatuh masuk ke dalam air. “Apa aku akan mati?” gumamnya. Kalina dapat melihat beberapa bayangan terlihat hingga akhirnya dia menutup mata.Beberapa waktu lalu di Kerajaan Nigella. Para calon pemimpin dari klan siluman sedang berada di sebuah kolam air, di mana pada bagian mata air terdapat patung untuk meletakkan bunga dan sebuah perma
Read more

53. Time Travel

Kalina masih berpikir keras, antara nyata dan tidak nyata dia sungguh melintasi waktu pergi ke masa lalu ‘time travel’ ada hal yang membingungkan juga membayangi, hingga pada satu titik dia menerima keadaan dirinya juga hal tidak terduga lain. Termasuk saat para sesepuh meyakini dia sebagai wadah pilihan permata Aurora. Beberapa anak muda bangsa siluman banyak yang berkeinginan mempersunting dirinya. Mitos mengatakan, menikah dengan pengantin Aurora akan memberikan banyak keberuntungan. “Astaga, seenaknya saja mengurungku di istana,” keluh Kalina yang baru saja kabur lewat jendela kamar menggunakan selimut yang sebelumnya dia ikat untuk turun ke lantai bawah. “Tidak aku sangka, adegan melarikan diri dalam film-film menyebalkan yang aku tonton kini harus aku lakukan, sungguh sial!” pekiknya membenahi kain sutra yang menutup kaki. Dia menarik ke atas rok yang dikenakan lalu kembali mengendap-endap hendak menuju pintu belakang. Mata Kalina melebar saat melihat beberapa pelayan
Read more

54. Auman Raja Arsen

Brak! Tubuh Kalina yang dilempar oleh Elard tersangkut di atas pohon. Kepala gadis tersebut mendadak pusing. Bayangan masa lalu menyeruak tiba-tiba berputar begitu saja dalam ingatan. Di mana saat Kalina di alam terperosok dari tebing, tubuhnya tersangkut di atas pohon kemudian saat jatuh dan mengira tubuhnya menghantam bebatuan kali. Muncul sosok pemuda tampan di balik cahaya terang. Tidak disangka dia membuka sebuah segel ketika bibirnya menyentuh batu berukir mirip burung elang saat terjun payung. "Kukira itu sebuah mimpi, ternyata memang aku pernah kembali ke waktu sebelumnya. Kemudian sekarang terulang kembali saat aku mengenakan kalung pemberian Ibu Anantari," monolog KarRa. "Bahkan ini lebih parah, aku terlempar ke masa lebih dari seratus tahun, mengapa ini bisa terjadi?" keluh Kalina. Gadis tersebut meraba dada lalu melebarkan mata, "Kalung dari Ibu Anantari!" cicitnya. "Di mana kalung itu?" Dia meraba-raba lehernya hingga terlihat mirip monyet seang menggaruk.
Read more

55. Gadis dalam Mimpi Gavin

"Elang." Seruan sebuah suara yang selalu menggema dalam ingatan Gavin. Lelaki itu beberapa kali bermimpi di tempat yang aneh dan bertemu seorang gadis yang memanggilnya Elang. Dunia itu sangat berbeda jauh dari Kerajaan Nigella. Nigella kerajaan yang aman dan damai, di mana bangsa siluman hidup berdampingan dengan bangsa manusia. Istana Nigella berlapis emas, menjadi sebuah kebanggaan tersendiri bagi bangsa siluman dan manusia. Mereka saling menghormati satu sama lain. Kemudian muncul beberapa manusia dengan kekuatan luar biasa lalu terpecah. Manusia berkemampuan melihat masa lalu juga masa depan terbentuk dalam Klan Peramal. Sedangkan manusia dengan kemampuan sihir, baik yang ada sejak lahir atau pun memiliki keahlian secara turun temurun dari nenek moyang tergabung pada Klan Penyihir. Bagi yang tidak memiliki keahlian dan kemampuan luar biasa menjadi rakyat biasa, hidup makmur berkecukupan di desa dengan beternak atau berkebun. Gavin menurunkan Kalina di sebuah sunga
Read more

56. Pesona Putri Aurora

Kalina mengerucutkan bibir, hanya karena salah berucap Gavin meninggalkan dia begitu saja di hutan lebar tersebut. Dress bagian bawah yang dikenakan robek-robek terkena ranting dan akar pohon yang menjulang. Gadis tersebut masih berjalan tanpa tahu arah mana kanan, mana kiri. "Hrrrrr." Suara pekikan secara terus menerus terdengar memekakan pendengaran. Kalina menutup mata, jantung terasa berdetak lebih cepat. Srak! Srak! Gemerisik pepohonan terdengar bersamaan suara semak belukar yang terguncang. Kalina melebarkan mata, "Apa itu binatang buas?" monolog Kalina. "Gawat!" pekiknya kala goyangan semak belukar semakin kencang. Gadis itu mengedarkan pandangan ke beberapa arah. Dadanya kembang kempis nan gemetaran. Tubuhnya mendadak seperti orang lumpuh susah digerakkan. Belum sempat gadis itu berlari. "Argh!" Kalina berteriak lantang.Sosok bayangan hitam gelap melompat ke arahnya. Kalina menutup wajah dengan kedua tangan, sepersekian detik tidak ada g
Read more

57. Pesona Putri Aurora (Part-2)

Srak! Krek! Suara ranting dan daun kering terinjak alas kaki. Srash! Tash! Seekor burung elang putih terbang mendekat. Semua berhenti melangkah lalu mendongakkan kepala termasuk Kalina. Plash! Burung elang putih merubah wujud menjadi manusia. "Salam dari kami, Tuan Muda Gavin, calon pemimpin siluman elang," kata salah seorang menundukkan kepala diikuti orang-orang bertudung hitam yang lain. Gavin terdiam, tidak menjawab. Tatapan masih fokus tertuju pada Kalina di tengah-tengah mereka. "Mau kalian bawa ke mana Pengantin Aurora itu?" "Ah, kami hanya menemukan dia tersesat tadi," jawab seorang yang tadi memimpin memberi salam. Gavi mengangguk, "Aku tadi membawa dia jalan-jalan di hutan lalu meninggalkan sebentar karena suatu hal. Kalian tidak bermaksud untuk membawa kabur gadis itu, bukan? Dia calon ratu kerajaan Nigella," oceh Gavin. 'Apa katanya, sok sekali pemuda itu,' cicit Kalina, ingin sekali dia menimpali ucapan menyebalkan Gavin. Namun,
Read more

58. Perasaan Gavin Terhadap Kalina

Gavin mengajak Kalina untuk pergi menjauh para orang-orang munafik itu. Mereka berhenti di bukit belakang kerajaan Nigella. Di sana dia mendengarkan segala cerita yang dituturkan oleh Kalina. Mau tidak mau percaya atau tidak Gavin mencoba menelaah. Pada dasarnya dia pun pernah memimpikan hal sama yang diceritakan oleh Kalina. Dadanya pun bergemuruh, berdebar tak menentu terlebih jarak keduanya berdekatan. 'Apa benar mimpi yang pernah hadir itu nyata?' Gavin bergumam. "Aku bingung harus bagaimana, Kalina. Ini sungguh membingungkan." "Apa yang ada di dunia ini lebih diluar nalar, Gavin. Apa kalian tahu, aku sangat kesulitan bertahan untuk menyesuaikan diri." Suara gadis itu meninggi, dia menatap dalam pada iris mata Gavin sebiru batu safir, mempesona. Debaran aneh kembali menjalar, Kalina blingsatan ketika ketahuan Gavin dia menatapnya intens. 'Apa dia masih mengawasiku karena tadi aku sempat meragukan ucapannya?' Gavin mengernyit, "Kalina." Mendengar namanya dipanggi
Read more

59. Lamaran Raja Arsen

Kalina mendongakkan kepala, jarak hanya tinggal beberapa inci, dia terkesima akan wajah lelaki yang dicintainya. Rindu mengepung, membuat nalar Kalina hilang ditelan perasaan. Tidak peduli hal dilakukan Gavin, saat bibirnya menyatu. Mereka berciuman mesra, seperti sepasang kekasih lama memendam kerinduan. Sebuah gambaran nyata akan hal tidak mampu terlukiskan. Gavin begitu agresif meraih bibir mungil Kalina dalam belitan bibirnya. Kegilaan yang benar-benar nyata tidak mampu dilukiskan. Seolah rindu itu nyata adanya, meski dia tahu pertemuan dengan Kalina terjadi singkat. Siapa yang menyangka hatinya terpaut begitu cepat. Keduanya menarik diri dengan malu-malu saat kadar oksigen terasa habis. Ciuman panas setelah sekian lama Kalina dambakan kini rindunya tuntas sudah. Mereka menyatukan kening, sama-sama tersenyum. "Apa aku gila Kalina? Seolah aku merindukan dirimu meski aku tahu kita baru berjumpa beberapa hari." Gavin berkomentar akan perbuatan tidak terpuji itu. Dia takut Ka
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status