Home / Fiksi Sejarah / Purba Mahkota / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Purba Mahkota: Chapter 21 - Chapter 30

96 Chapters

Chapter 20 - Penebus Hutang

“Te— … Teteh, heuks.”Menyedihkan.Bersimpuh di hadapan Purbararang dengan ekspresi pada wajah cantiknya yang kini telah dikacaukan oleh sendunya sebuah tangisan, … Purbasari datang untuk memohon dengan segenap hatinya yang telah terkacaukan ini, … supaya diberi sedikit bantuan.“Orang yang di beberapa bulan lalu di dakwa sebagai pelaku korupsi, telah kabur dan melarikan diri bersama keluarganya sampai tak terdeteksi di seluruh wilayah kerajaan ini, … setelah membuat hutang besar ke kerajaan besar lain demi keuntungannya sendiri.”Menyorotkan tatapan mata yang sedingin es, Purbararang yang sama sekali tak memiliki keinginan di dalam hati untuk tak membiarkan adiknya sampai bertekuk lutut dan bersimpuh di hadapannya dengan cara yang sangat menyedihkan ini, … hanya memandang dengan rapatnya mulut yang seperti membisu.“Pihak dari kerajaan yang menuntut hutangnya untuk segera dilunasi dengan jumlah yang jauh lebih banyak karena sudah digandakan secara berkali-kali lipat, … sudah mengirim
Read more

Chapter 21 - Kena Tampar

“Pergi dari sini dan menjual diri sebagai penebus hutang?!”Mata yang melebar. Gigi yang menggemeretuk. Suara yang menggeram. … Juga tangan yang terkepal. Purbararang melakukan semuanya dikala ia menanyakan segala kejelasan yang sebetulnya tak ingin ia dengar.“Jangan mengatakan sesuatu yang konyol, Endah! Kau tidak akan pergi ke mana-mana!” Walau suaranya ditinggikan dan akan terdengar sangat membahana di taman tempat diadakannya jamuan pesta minum teh kecil-kecilan ini sekali pun, tetap saja … gertakan yang telah banyak dilandasi oleh rasa gelisah bercampur cemas, tak dapat menjangkau pertimbangan sang putri bernama Purbaendah.“Tidak apa-apa, Teteh.”“Endah!”Tak peduli berapa kali pun gendang telinganya menangkap suara bernada tinggi milik Purbararang yang terus-menerus memanggil namanya, … Purbaendah yang masih menampilkan senyuman kakunya, menggulirkan netra mengosongnya ke dalam isi dari cangkir teh.“Aku sudah lelah.”“Tidak! Kalau kau merasa lelah, tetap saja jangan pergi s
Read more

Chapter 22 - Demi Kamu, Haruskah Aku Yang Melakukannya?

“T— … ti-tidak.”Melirih lemah, menjatuhkan belati di tangan yang segera ditangkap oleh seseorang di dekatnya sebelum benda tajam itu jatuh ke permukaan, … sampai-sampai menimbulkan suara yang nyaring dan dapat menyadarkan ratu pasir batang dari tidur lelahnya. Terutama, setelah ratu itu kedapatan menangis banyak sehabis menghadapi kakak-kakak tirinya yang menginterogasinya, … Purbararang yang saat ini mendadak saja ragu-ragu untuk memasuki ruang ratu, memundurkan kakinya dengan takut.“Bolehkah Saya yang melakukannya, ….”Melihat majikannya yang tadi pergi ke sini dengan tergesa-gesa seraya menenteng belati di tangan, sehingga membuatnya yang sudah berkewajiban untuk melayani apa pun yang dikehendaki sang tuan, … si orang yang dengan cekatannya menangkap belati yang jatuh tadi, Tumang, … hendak mengeluarkan pedang dari sarungnya yang tercantel di pinggang.“… Master?”Jika Purbararang menghendakinya, Tumang akan segera menjalankan tugas ini tanpa harus berkedip sedikit pun, … segera
Read more

Chapter 23 - Boreh

“Gusti Ratu. Nyai Putri Purbararang … meminta izin untuk menghadap Anda.”“Ehh?!”Berjungkit dari tempat duduk meja kerjanya begitu mendengar pemberitahuan dari ksatria pengawal yang sedang bertugas di depan pintu untuk mengawal, yang tak lain ialah Sir Batara, … Purbasari terperanjat. Tumben sekali, kakaknya yang selalu saja menghindarinya mendadak ingin menemuinya di jam sebelum tidur ini.Ini membuatnya mendadak merasa gugup.“B-biarkan dia masuk!”Membenahi meja, merapikan penampilan, juga berusaha untuk mengendalikan air muka, Purbasari yang hatinya berdebar-debar tak menentu dikala melihat orang yang ia nanti-nanti telah tiba dengan membawa nampan, … menyunggingkan senyuman tipisnya dengan sungkan. “S-selamat malam, Teteh.”“Ya.”Duduk dengan sigap setelah membalas sapaan dari adiknya ini secara singkat lagi padat, kakak Purbasari, Purbararang, … meletakkan nampan berisikan mangkok air dingin untuk mengompres, juga mangkuk bubur dan segelas air teh hangat.“Mukamu sebengkak it
Read more

Chapter 24 - Ratu Dikutuk?!

“K-kak … Kak Ana.”“Kyaak! Menjauh dariku! Monster!”Tersungkur dengan sangat menyedihkan di hadapan Putri Purbakancana yang dulunya merupakan saudari tiri paling dekat dengannya setelah Putri Purbaendah, … Purbasari yang baru saja didorong supaya menjauhkan uluran tangan menjijikkannya tuk berusaha menggapai gaun dan meminta tolong, … menangis dengan suara yang serak.“Kak, i-ini aku … Sa-sari.”“Aku tidak peduli! Pokoknya, menjauh dariku segera!”Sama sekali merasa tak sudi untuk mengulurkan lengannya dan menolong Purbasari, meski ia sendiri pun sebetulnya sudah mengenalinya sedari awal, lewat perantara rambut putih keperakan yang sangat mencolok itu, … Purbakancana sengaja berlaku abai.Dia memandang Purbasari yang datang ke istana kediaman para putri ini dengan sorot mata yang tajam, lagi penuh rasa ingin merendahkan.Tak jauh berbeda dari si putri berambut kuning kencana tersebut, putri-putri lain semacam Purbamanik, juga si putri kembar Purbaleuih dan Purbadewata, … melemparkan
Read more

Chapter 25 - Pelita

PLAKKK!Tamparan keras mendarat.“Tidakkah kau melihatnya?!”Menghantam permukaan mulus kulit pipi Putri Purbamanik yang digeplak untuk ke sekian kalinya dari sang ibunda yang berstatus janda selir pertama, … dalam memarahi juga mempermalukannya di depan adiknya sendiri, Putri Purbakancana.“Jal*ng sialan itu dengan mudahnya merebut takhta!”“….”Terdiam karena tak memiliki selera untuk membalas ucapan ibunya yang justru nantinya malah akan semakin menjadi-jadi, … Purbamanik yang mengepalkan tangannya erat-erat dengan bibir yang digigit pahit, mengerutkan alisnya secara menukik.“Sedangkan kau? Apa yang kau lakukan?! Dasar anak yang tidak berguna!”Ahhh! Sungguh!Ini membuatnya geram.Ingin sekali hatinya sesekali melawan keinginan sang ibu yang terbilang ekstrem dan sangat memaksa. Akan tetapi, apa daya dan kuasanya untuk melawan orang yang sudah melahirkannya?“Pokoknya, cepat cari cara dan solusi lain untuk mendapatkan gelaran mahkota yang kosong itu, … sebelum penobatan resmi unt
Read more

Chapter 26 - Diam-diam Posesif

“Sebelah kiri.”SRASHH!“Sebelah kanan atas.”ZRASHH!“Belakangku.”ZRACK!“Dan, ….”Berbalik mengayunkan kepala berambut pirang miliknya tuk terarah ke belakang, bibir tipis milik seorang pria bermata merah dan bermimik muka monoton datar seperti boneka, … kembali bergerak.“… Depan.”SRESHH!Helaian demi helaian benang rambut yang seperti terbuat dari emas itu berayun. Terbawa sapuan angin dari ayunan tangan pemegang pedang berlumuran banyak darah, dari orang yang sudah membersihkan jalan tuk dilalui oleh sang Duke pemangku tertidurnya ratu kerajaan baru di pelukan.Apakah mereka pembunuh bayaran?Maksudnya, dari sekian banyaknya gelimang orang-orang yang ksatria pengawal ratu itu lenyapkan?Well, … yep.“Saya merasakan bahwa anggota dari kelompok mereka ini akan tetap berdatangan, Tuan.”Ksatria pengawal putri tertua kerajaan Pasir Batang, Purbararang, yang bernamakan Tumang, … mendiskusikan suatu hal yang penting bersama dengan majikannya yang lama, Duke of Jaya, Indra.“Terlebih
Read more

Chapter 27 - Setianya Anjing Ratu

“Kelemahan Duke Jaya maupun si anjing itu sendiri, bukankah itu terdapat pada Purbararang?”Kembali ke malam penuh perundingan konspirasi yang dilakukan empat putri pasir batang yang tersisa tinggal di kastel ini, Putri Purbaleuih, mengusulkan saran bagus.“Daripada merepotkan diri juga menyusahkan usaha kita dalam menyingkirkan dua halangan besar itu, lebih baik, kita langsung menyerang apa yang tengah mereka inginkan untuk dilindungi.”“Lalu?”Merasa tertarik dengan pendapat yang Purbaleuih kemukakan, Purbamanik menyuruh saudari tirinya itu untuk tetap meneruskan.“Saat sesuatu atau seseorang yang ingin mereka lindungi itu rusak dan terluka, sudah pasti fokus mereka akan buyar dari yang ingin menahan serangan … menjadi berusaha untuk menyelamatkan!”“Itu, … masuk akal juga.““Karena itu, Teteh.”….“Di pesta penobatan sekaligus pernikahannya nanti, … ayo targetkan Purbararang saja."….STRASH!“Uwakh?!”“…!”Mengerjap-ngerjapkan matanya tak percaya begitu dirinya yang sudah tepat me
Read more

Chapter 28 - Hadiah Pernikahan

“Jangan minum ini.”Merebut dan menyembunyikan hadiah pernikahan dari Putri Purbakancana pagi tadi di belakang punggungnya, mantan tunangan Purbararang yang kini sudah resmi menyandang gelar “His Highness the Prince Consort, Duke of Jaya”, … berusaha menjauhkan hadiah tersebut dari jangkauan tangan sang istri.“Kenapa?” tanya Purbararang tak dapat mengerti, akan jalur pikiran sang suami rupawannya ini.Dengan mengulaskan senyuman manis dan mata yang melengkung dalam menunjukkan sorot yang ikut tersenyum, Indra Jaya memberi tahu. “Ini beracun.”“Mana mungkin.”Tak mau memercayainya begitu saja, karena Purbararang sangat yakin kalau pemberian dari Purbakancana itu benar-benar terjaga saking percayanya ia dengan saudari tiri yang paling dekat dengannya selain Purbaendah, … dia menyangkalnya dengan ucapan demikian.“Kamu tidak memercayai ucapanku?”“… Sedikit.”PSSH~Seakan-akan jiwa keceriaannya yang senantiasa ia tunjukkan kepada Purbararang seorang saja sudah menguap menjadi kabut uda
Read more

Chapter 29 - Pergi Atau Mati?

“Lita! Kalau mau merokok jangan di sini!”Merebut dan langsung mematikan rokok yang baru saja hendak Pelita Jaya hisap di ruang tamu yang tengah dihadiri oleh dirinya, Pelita Jaya, dan juga Purbararang untuk mendiskusikan sesuatu, … lewat sudut ekor mata, Indra Jaya mengintip sang istri dengan manik merahnya yang menyorot khawatir.“Rarang tidak suka asap rokok.”“Aw, dasar anak yang baru menikah. Pasti jiwanya benar-benar menggebu-gebu ya? Apalagi untuk menjalani malam pertama ini.”“Yah semuanya tampak syahdu sebelum kau datang dan membuat segalanya kacau.”“Hoho, ya maaf.”“Kau …! Blahblahblah …!”“….”Terdiam dengan diri yang merasakan bahwa eksistensinya di tengah-tengah orang berbeda jenis kelamin akan tetapi memiliki penampilan yang begitu mirip sekali ini, yang kemiripannya bahkan melebihi miripnya anak kembar seiras, bagai pinang di belah dua, … Purbararang mengulum senyumnya dengan penuh arti.“Ngomong-ngomong soal orang yang Anda seret kemari sebagai hadiah ….”Memecah inte
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status