Home / Fiksi Sejarah / Purba Mahkota / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Purba Mahkota: Chapter 31 - Chapter 40

96 Chapters

Chapter 30 - Dasar Monyet!

Dingin.HWRAKSS~Malam yang kelam juga derasnya hujan yang berjatuhan dari awan untuk membasahi tanah lembap hutan rimbun, … berlangsung dengan produktif tanpa memedulikan seseorang yang merasa menderita untuk menerimanya, sama sekali.Hawa yang begitu menusuk. Suasana sunyi yang begitu mencekam. Juga kesepian tiada tara yang datang untuk menemankan, … mau tak mau harus diterima dengan tangan terbuka, dalam setiap hari-harinya di setahun ke belakang waktu dimulainya pengasingan dirinya ini.Lapar.GRAWL~Memegangi perut keroncongan dengan tangan yang kurus dan hanya tampak seperti tulang berbalut kulit saja, dia, orang yang berteduh di bawah gubuk sederhana dari besarnya guyuran hujan, … merenungkan kembali segala ingatannya. Kenangan di mana berakhirnya momen manis di masa kecilnya, menjadi kenyataan pahit di masa remaja.-“Sil Batala! Sil Batala!”-Renungannya di mulai, dengan ingatan terkait luka yang ia terima dari ksatria kepercayaannya.-“Saat Sali besal nanti, Sil Batala akan t
Read more

Chapter 31 - Perkataan Terlarang

“Tada!”Mempertunjukkan monyet besar berbulu hitam yang masih tak sadarkan diri ke hadapan Purbararang, Indra Jaya segera menjelaskan maksud dan tujuannya ini dengan senyuman yang tergambar secara terperinci.“Hadiah untuk Rarang!”“….”Menyosor dan memberikan kecupan ringan di dahi istrinya yang justru malah terlihat menunjukkan ekspresi jijik terhadapnya, akibat dari terbawa suasana dengan hati seorang perempuan yang tengah hamil muda, … sang ratu yang telah sukses membawa kejayaan untuk sistem pemerintahan di kerajaannya supaya kembali stabil dalam masa beberapa bulan itu, … bertanya dengan alis yang bertaut keki.“Serius? Kau memberikanku monyet?!”“Ya!”“Iughh, singkirkan itu.”“… Eh?”Berbalik memunggungi Indra Jaya yang tampak bingung dengan kesalahan apa yang sudah ia buat, sampai-sampai membuatnya merasa tidak percaya diri begitu mendapati istrinya ini sekarang sangat enggan menatap wajahnya dalam waktu yang cukup lama, … Purbararang mendelik monyet itu dengan tidak suka.“Ke
Read more

Chapter 32 - Lutung Kasarung

Kenapa?“Maafkan Saya, Nyai Putri Purbasari ….”Padahal, semua putri telah hidup berdampingan dalam hubungan persaudaraan yang erat nan damai di waktu dahulu.“Uk uk! Ak ak!”Akan tetapi, gara-gara beberapa putri ada yang tak menerima bahwa adik bungsu mereka menjadi pemimpin negara pengganti mendiang sang ayah, … hubungan manis dari mereka semua pun, langsung terkacaukan.“Hei, monyet hitam.”Di masa saat ini, tersebutlah ada sesepuh ksatria, Sir Batara, … yang segera melepaskan monyet hitam besar dari kurungan untuk segera kabur ke tengah hutan.Hutan tempat di mana adanya keberadaan Putri Purbasari, yang diasingkan atas perintah Ratu Kerajaan Pasir Batang, Purbararang.“Ak uk, ak ak?”Aneh sekali. Padahal monyet di depannya ini dapat dipastikan kalau dia akan sangat ganas, setelah dibiarkan dikurung beberapa hari dan tak diberi makan sedikit pun supaya menjadikannya sangat kelaparan. Akan tetapi, dengan tenangnya … si monyet itu menyimak gumaman dan ucapan pelan dari Sir Batara d
Read more

Chapter 33 - Uk, Uk, Ak, Ak!

“Ak ak ak! Uk!”Menuruti monyet yang telah ia beri nama dengan nama “Lutung Kasarung”, tuk segera pergi dari kawasan sungai dengan tangkapan ikan besar di tangan, … Purbasari dibuat melongo tidak percaya, dengan kemampuan dari seekor hewan yang justru jauh lebih becus darinya untuk melakukan usaha bertahan hidup.“Uk uk!”Dia yang masih memaku di tempat sehabis melihat usaha mudah Lutung dalam menggesek-gesekkan kayu kering satu sama lain, dan memercikkan api kecil hasil dari gosokkan tersebut ke tumpukkan kayu yang telah di kumpulkan di samping saung tempat tinggalnya sendiri, … lekas disuruh duduk di depan api unggun tuk menghangatkan diri yang sudah kebasahan.KRAAHCK~Ah.Sungguh hangat.Purbasari yang selama ini sudah bertahan semampu yang ia bisa di tengah hari-hari yang dijalaninya hanya penuh dengan hawa dingin nan suram, merasa hidup kembali begitu sekarang ia dapat merasakan hangatnya perapian lagi. “Ak ak, uk uk.”Membuyarkan lamunan Purbasari, Lutung yang menunjuk-nunjuk
Read more

Chapter 34 - Dua Sisi

CLACK!“Ah, ….”Mengendus-endus pakaiannya yang banyak dibasahi oleh cipratan darah sampai-sampai ada tetesan air dari cairan merah kental tersebut jatuh di masing-masing ujung baju yang tengah ia kenakan, … si pria pemilik mata merah yang lebih menyala daripada darah, menceletuk ke arah peneman aksi brutalnya, sang wanita perokok.“Lita. Aku pikir, aku harus menumpang mandi di rumahmu. Tolong ya?”Dia, Duke of Jaya, Indra, … meminta tolong dengan ekspresi muka yang lempeng seperti permukaan tembok.“Jika aku pulang begini, Rarang pasti akan takut denganku.”“Jelas saja, bodoh. Apalagi perasaannya Gusti Ratu kan sangat sensitif akhir-akhir ini.”“Maka dari itu, aku akan menumpang mandi di rumahmu.”“Yah, ya sudah. Kalau begitu ….”Memberi respons tambahan terhadap permintaan tolong tersebut, seorang wanita yang penampilannya kurang lebih memiliki ciri fisik yang serupa dengan Indra, yang saat ini dengan kalemnya merokok sembari duduk bertumpang kaki di atas gundukan mayat, … Countess
Read more

Chapter 35 - Rindu Rumah

“Hei, Lutung! … Lutung! Lihat!”Sungguh luar biasa.“Aku menemukan banyak buah pisang untukmu!”Hanya dalam hitungan waktu beberapa minggu saja, si putri yang diasingkan, Purbasari … dapat langsung mengakrabkan diri dengan monyet yang katanya sangat buas, Lutung Kasarung, … juga berkawan dengannya di dalam situasinya yang cukup memperhatikan. “Uk uk! Uaak! Uaak!”“Ehey, jangan malu-malu begitu. Aku tahu kamu suka pisang.”“Ak ak! Uaak! Uakk!”Bagi Purbasari yang dijauhi juga tak memiliki peneman di tengah-tengah sepinya hutan lebat tempat pengasingan, kehadiran Lutung yang dinilai jauh lebih memahami kesepian di dalam hatinya, … adalah sebuah anugerah terindah dari Tuhan sebagai salah satu hadiah penebusan atas rasa sakit juga penderitaan, yang tengah ia terima sementara di tempat terasing ini.Dia yang pada masa beberapa minggu juga beberapa bulan yang lalu hanya dapat menangis dan menangis saja secara pilu, … perlahan-lahan, mulai berangsur-angsur bersikap ceria kembali sama sepert
Read more

Chapter 36 - Putri Elf

“Jadi, apa yang Anda rencanakan sekarang? Sampai-sampai berniat untuk menunda kepulangan ke istana, ….”Mengubah wujudnya kembali ke bentuk manusia, Sir Serunting yang mencoba untuk mendengarkan penjelasan dari Lutung di malam kedua mereka bertiga–sudah termasuk Pohaci–berbincang, … menginterogasi sang majikan.“… Your Royal Highness?”“Uk uk ak! Ak ak uk!”“….”Membungkam mulut dan lebih memilih untuk melirik ke arah sang penerjemah, si peri kecil yang dapat mengerti dengan baik akan bahasa hewan, … sang ksatria berdarah setengah goblin itu pun, melakukan kontak mata yang mengisyaratkan meminta bantuan.“Ughh! Kenapa tidak paksa Master untuk berubah ke wujud aslinya saja?! Itu merepotkan!”“Beliau masih belum mau.”“Arhh, dasar!”Walau pada awalnya dia memang menggerutu, tetapi tetap saja Pohaci segera melakukan apa yang diminta, … untuk menerjemahkan ucapan dari majikan mereka.“Akhem! Master mengatakan, bahwa dia ingin dibuatkan kolam yang cantik untuk temannya itu.”“Gunanya apa?”
Read more

Chapter 37 - Selendangnya Hilang!

“Uwaah, rambut Anda panjang sekali.”“Iya! Bukan hanya panjang saja, mereka juga terasa sangat lembut!”Hanya dalam beberapa hari saja kembali mengakrabkan diri dengan sendirinya bersama dengan teman bicara baru, … Purbasari yang dalam sejenak mampu melupakan kerinduannya terhadap semua saudari di rumah dengan melampiaskannya melalui interaksi bersama para putri elf bersaudara, … tersenyum malu-malu begitu mendapati pujian.Saat ini, ketujuh gadis elf itu tengah sibuk dengan aktivitas masing-masing.Ada yang mengupas buah-buahan hasil buruan Lutung. Ada yang memintal benang khusus dari sihir untuk membuatkan sesuatu semacam pakaian. Ada yang bermain-main berdua di kolam air. Ada yang bermain bersama monyet. Ada yang berinteraksi bersama burung ciung hijau dan makhluk kecil berjuluk peri. Juga ada yang menyisir beserta mengepang rapi rambut Purbasari.Semuanya, para gadis-gadis elf yang cantik-cantik juga baik-baik itu, benar-benar membuat Purbasari merasa nyaman dengan kehadiran
Read more

Chapter 38 - Ayo Cari!

“Hilang?!”“Itu sungguhan?! Kakak tidak sedang bercanda kan?!”Mengabaikan pandangan dari adik-adiknya dan lebih memilih untuk menyibukkan diri bergerak menyibak semak belukar di sekitar kolam tuk mencari selendang, Nawang Wulan menampik.“Aku tidak bercanda.”Melihat kakak tertua mereka sampai bergerak secara sembrono begitu dalam mencari sesuatu yang dikatakannya sudah hilang, … tentu secara otomatis membuat adik-adik Nawang Wulan menjadi tergerak untuk membantu.Namun, sayang sekali.Meski mereka bertujuh sekali pun mencarinya selama hampir berjam-jam, bahkan sampai memasuki batas waktu malam, … selendang sutra jingga yang penampakannya itu bersulam benang emas juga disiram oleh banyaknya kilauan bubuk permata, … tetap tidak dapat ditemukan.“Maaf.”Pada akhirnya, Nawang Wulan pun harus menerima kenyataan.“Karena waktu kita pergi sudah dibatasi, kita harus segera pulang.”Si putri elf tertua yang menghela nafas berat untuk mencoba berlapang dada terhadap situasi menyulitkan untuk
Read more

Chapter 39 - Waktunya Pulang~

“Sampai jumpa!”Sampai kapan pun, sang putri yang diasingkan, telah mantap tuk berjanji.Dia, Purbasari, … tidak akan pernah melupakan kebaikan dari ketujuh gadis elf peneman yang baik hati juga ramah terhadapnya ini.“Mari bertemu lagi lain kali.”Berpamitan dengan hati yang berat, kemudian cepat pergi meninggalkan ketujuh elf tersebut tuk mencari teman penghapus lara juga kesepiannya di hutan yang pertama ada, … Purbasari secara antusias melantunkan nama.“Lutung~? … Lutung?”Nama monyet hitam besar. Lutung Kasarung.“Ak!”Sensitif begitu menangkap gelombang suara seseorang yang sedang memanggil-manggilkan namanya, Lutung, si monyet bersangkutan yang tadinya sedang bernegosiasi dengan burung ciung versi manusia, … lekas berlari terpontang-panting, untuk datang ke asal suara.“Ak ak …! Uk …?”Akan tetapi, betapa herannya monyet ini, begitu yang ditemui olehnya sekarang ialah seorang gadis yang tak mampu ia kenali.“Pfft, kenapa bengong begitu?”Tertawa kecil bersamaan dengan mengelap
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status