"Kalau begitu, apa yang menghalangi kamu untuk menerimanya? Toh kalian saling menyukai.""Karena aku miskin. Aku benci menjadi orang rendahan apalagi di hadapan wanita. Biar saja, kalau dia bosan, dia pasti akan berhenti."Ovan masih memperhatikan Barbara yang berada di sudut sana. Ia bernapas lega karena tak lama kemudian Barbara menghilang. Menunjukkan Barbara pasti sudah bosan menunggunya. Lagipula juga, dirinya mulai terbiasa berada di balik jeruji besi, ia mulai bisa untuk berjauhan dari Barbara. Ia akan senang jika wanita itu menjauh darinya, bukankah begitu?Ovan ragu, tapi hanya itu yang dia bisa. Gadis cantik itu berhak bahagia, bukan bersama pria sepertinya. Barbara punya masa depan, bahkan dia adalah masa depan perusahaan Anton Bagaskara yang sangat besar itu."Ovan, dia sepertinya tidak perduli kalau kamu miskin. Karena dia sudah punya harta, dia nggak butuh dengan uang kamu. Kamu hanya harus bersikap tulus dan berani, bukan menjadi pengecut. Seharusnya kamu melihat dong,
Baca selengkapnya