Mas Zaki mengerutkan keningnya."Ah, iya. Aku lupa kalau ada wartawan di mana-mana," ujarnya sambil menepuk dahi. "Jadi, benar kamu menjenguknya?"Dia tak menjawab, lalu berdiri dan mendekat ke arahku. Tidak. Mata itu. Kami tak mungkin melakukannya 'kan?Aku benar-benar tak siap ketika kemudian dia memangkas jarak di antara kami. "Sudah satu Minggu, dan itu membuatku gila, Cinta," bisiknya. "Apakah nifas bisa dipercepat?"***Aku dan Mas Zaki duduk di sofa. Sama-sama memandang ke arah jendela yang terbuka, dengan lengan Mas Zaki di bahuku. "Semalam itu, aku di kantor. Pamannya Hana meminta aku menyetujui tuntutannya tentang bagian perusahaan.""Lalu?""Secara hukum, Hana dan keluarganya tak berhak atas apapun. Tak ada bukti yang sah tentang pernikahan kami, dan memang Hana tak berkontribusi apapun terhadap perusahaan, selain dia pernah menjadi istriku untuk rentang waktu sekian tahun. Namun, secara hati, aku tak tega.""Jadi?"Mas Zaki tersenyum memandangku."Akhirnya setelah berun
Last Updated : 2023-04-10 Read more