Karena menurutku tidak mungkin, maka pertanyaan itu hanya tenggelam di dalam benak saja. Yang sangat membahagiakan, walau hari dan malamnya kini terbagi, Mas Zaki masih hapal semua jadwal terkait bayi yang ada di rahimku. Seperti hari ini, dia mengantarku untuk kontrol ke dokter kandungan. Sebenarnya Mas Zaki ingin aku diperiksa di rumah saja. Lebih aman katanya. Namun, aku memaksanya agar bisa kontrol di rumah sakit."Aku juga ingin bertemu banyak orang dan merasakan udara luar, Mas. Bosan.""Iya, aku mengerti, tapi wartawan belum berhenti mencarimu, Cinta.""Aku yakin kamu pasti bisa membuat aku aman."Mas Zaki hanya menggelengkan kepala menghadapi kerasnya keinginanku. Ke rumah sakit kali ini, Pak Wawan yang menyetir karena Mas Zaki enggan."Aku ingin memanfaatkan waktu bersamamu, Cinta. Kalau nyetir, fokusnya ke jalan, bukan pada istri cantikku ini," ujarnya sambil mencubit pipiku. Tentu saja hal itu membuat wajahku memanas. Pipiku pastinya seperti kepiting rebus saat ini.Di s
Terakhir Diperbarui : 2023-02-08 Baca selengkapnya