“Bisa diam enggak, Papih pusing!” Aku mulai hilang kendali. Kedua balita itu justru menangis semakin kencang, seolah aku tengah memukulnya.“Bunda, Bunda!”Anak kecil itu terus saja berteriak hingga urat-urat di lehernya mulai menegang. Setiap kali aku bersuara, semua malah bertambah kacau. Sekarang mereka mulai batuk-batuk dan ini yang paling membuatku tak tahan, muntahan mereka bercecer di mana-mana. Kenapa mengurus bocah susah sekali? Aku mencoba menimang mereka bergantian, tetapi tetap saja anak-anakku tak mudah ditaklukkan. Aku pasrah. Akhirnya hanya bisa duduk di lantai persis di antara kedua anakku.“Diamlah Nak, Papih harus bagaimana?”Ah percuma saja, mereka tak akan mengerti, meski aku memohon sekali pun. Entah berapa kali dia melempar botol susu yang kusuguhkan, hingga salah satunya menjadi pecah.Ini sudah tak terkendali. Aku harus meminta bantuan seseorang untuk mengurus mereka. Mamahku pasti tak akan keberatan untuk datang ke sini. Benar saja, tak menunggu lama, Mamah
Last Updated : 2022-09-11 Read more