"Tidak!" Astri mengangkat wajahnya dan melihat pada Damira. "Kita pulang. Kita ga bisa menunggu lagi. Mama, aku rasa, mama, sepertinya ..." "Kak! Tenang!" Damira menarik lengan Astri dengan cepat. Astri langsung panik begitu mendengar suara Galang di telpon. "Tapi, Mira ..." Astri memandang Damira dengan debaran jantung melaju cepat. "Kita jauh dari mama. Kita ga bisa nolong. Ada Kak Galang, Papa, Kak Nora, dan keluarga yang lain," kata Damira. "Aku tahu, kita ga bisa remehkan. Aku juga takut ada apa-apa sama mama. Tapi ga boleh panik, Kak." "Begini saja. Kak Astri sama kamu, Mira, kalian pulang duluan. Aku temani Wenny dan Alfonso sampai Kak Juan datang. Oke?" Davin mengusulkan. "Kukira gitu bisa. Ayo, Kak!" Damira langsung setuju dengan usul Davin. "Baiklah." Astri juga sepakat. Dia menoleh pada Wenny. "Thank you, Wenny. For all." Wenny memeluk Astri, lalu Astri masuk ke dalam mobil, diikuti oleh Damira. Berdua dengan adiknya Astri meninggalkan tempat itu. Dalam perjalanan, me
Read more