"Wenny, bisa kamu tenang sebentar?!" Julian ikut menaikkan nada suaranya. Dia berusaha sabar dan meredam Wenny, sebaliknya gadis itu makin meluap.Wenny seketika mengatupkan bibirnya dan menatap Julian. Sudah lama sekali si kakak tidak marah sebesar. Wenny mengerjap beberapa kali. Rasa kesal belum surut, muncul perih di hatinya. Julian tidak mengerti dirinya. Kakaknya jadi bertingkah semau sendiri. Lebih baik Julian tidak pernah pacaran, dia tidak akan kacau."Oke, aku harus tenang, kamu juga. Kalau kita sama-sama marah, ga akan selesai." Julian menekan emosinya. Pikiran harus tetap dingin.Hari semakin larut, semua harus segera diluruskan lalu dia dan Wenny bisa mengakhiri hari itu dengan tenang.Wenny mendesah. Dia menarik badan ke tengah ranjang lalu mengatur posisi bersila."Aku terpaksa bicara, memberitahu sesuatu yang sebenarnya ga boleh." Julian melipat tangan di dada. Situasi yang terjadi memaksa Julian membuka rahasia."Apaan, sih, Kak? Bikin bingung aja," ucap Wenny masih den
Baca selengkapnya