"Hai, Wenny! Senang lihat kamu pulang. Wah, sudah segar, ya?" Sintya datang ke rumah Julian. Dengan penampilan dia yang baru tetapi dengan gaya khasnya yang ceria dan rame.Wenny melongo melihat wanita itu tiba-tiba muncul bahkan di depan kamar Wenny. Sintya masuk dan mendekat ke sisi ranjang tempat Wenny berbaring. Dia meletakkan kotak yang dia bawa di meja dekat tempat tidur, lalu duduk di tepi kasur."Abu buatkan bubur enak. Ini bubur sehat, kamu pasti segera pulih." Senyum Sintya melebar.Wenny masih bingung dengan yang terjadi tiba-tiba di depan matanya. Wenny tahu pelanggan antik kakaknya yang satu ini. Sesekali kalau Wenny datang ke kantor Julian, para pegawai membicarakan dia juga. Yang Wenny lebih kaget, penampilan Sintya tidak seperti yang Wenny tahu selama ini. Sangat berbeda. Lebih wanita, bukan seperti pria lagi."Aku bantu makan, yuk!" Dengan semangat Sintya berniat meraih kotak yang sudah di meja."Nanti saja, Tante. Aku belum lapar," sergah Wenny cepat."Ih, kok panggil
Read more