Masih tidak ada jawaban dari Julian. Hati Astri benar-benar merasa tidak nyaman. Apa yang bisa dia katakan untuk mengurai situasi itu?"Juan, aku ...""Astri, sebenarnya ..." Hampir bersamaan Astri dan Julian membuka suara."Silakan, kamu duluan," kata Astri."Well, aku ... lagi, ini soal Wenny. Dia pernah mengatakan, aku terlalu keras dengan diriku dan hidupku. Dia bilang aku harus mendapat impianku dan bahagia, bukan hanya memikirkan Wenny." Kalimat itu tak Astri sangka keluar dari bibir Julian.Astri tidak menimpali apapun. Dia biarkan Julian akan melanjutkan ucapannya."Dan yang aku bayangkan untuk diriku, aku punya keluarga lengkap dan utuh, bersama Wenny. Seseorang yang akan ada di sisiku yang juga sayang Wenny seperti aku sayang dia. Yaah ... well ..." Julian tidak meneruskan kalimatnya."Kenapa kamu tidak selesaikan?" tanya Astri. Sementara hati Astri berdenyut demi mendengar yang Julian katakan. "Sorry, I am really sorry, ada telpon penting masuk, Astri. Nanti aku kontak kam
Baca selengkapnya