Semua Bab Di Balik Topeng si Pria Miskin : Bab 81 - Bab 90

605 Bab

Bab 81

Nicholas menutup mulutnya lalu memutar kepalanya sembari membuat ekspresi membodoh-bodohi diri sendiri.Karen duduk di kursi, merapikan barang-barangnya secara pelan dan hati-hati, seolah-olah hal ini tidak berhubungan dengan dirinya.Nicholas menghela napas. Meski pergerakan Karen sangat lembut, dia masih dapat merasakan jemari perempuan itu sedikit bergetar, jelas menunjukkan kalau suasana hatinya sedang tidak baik.Yabin yang sengaja memperbesar masalah ini pasti akan berdampak pada Karen. Apalagi ejekan dan celaan sinis dari teman-teman sekelasnya. Semua itu seratus persen akan menjadi pukulan keras bagi perempuan itu.Nicholas juga tidak mengerti mengapa seorang perempuan cantik setiap hari selalu menutupi wajahnya dengan borok untuk membuat dirinya terlihat sangat berbeda. Namun, karena Karen tidak berinisiatif memberi penjelasan, Nicholas pun tidak ingin memaksa bertanya. Hal ini pasti menyangkut privasinya.Keduanya menuruni tangga dan bergegas kembali ke vila.Sesampainya di v
Baca selengkapnya

Bab 82

Performa akademis Karen di kelas sangat baik. Caranya berbicara juga lembut. Jauh lebih baik daripada mereka yang disebut-sebut sebagai "dosen".Nicholas mendengarkan dengan seksama. Ada perasaan hangat muncul di dalam hatinya. Dia menyimak sambil mengangguk-angguk. Banyak keuntungan yang dia dapatkan dari ajaran perempuan itu.Boleh juga!Pantas saja harganya empat ratus setiap sesinya.Saat pertanyaan matematika lanjutan selesai, Nicholas menekan penghitung waktu. "Terima kasih, hari ini cuku; sampai di sini dulu saja!""Oke!" Karen mengangguk. Matanya menemui mata Nicholas.Nicholas melangkah ke pintu sambil membawa penghitung waktu."Nicholas!" panggil Karen."Ya?" Nicholas berbalik badan, memandang Karen kaget.Dengan sedikit malu Karen melanjutkan, "Uangnya ...."Nicholas baru sadar. "Uang? Bukannya kita sudah sepakat dua juta per jam?""Iya!" Karen mengangguk, memandang Nicholas dengan tatapan penuh berharap.Nicholas menunjukkan alat penghitung waktu di tangannya. "Kamu cuma me
Baca selengkapnya

Bab 83

Meski Yabin tidak melihat langsung Karen, dia senang mendapati sosok Nicholas. Setelah pesta malam itu, Karen ditemani laki-laki itu. Sekarang dia menemukan si laki-laki, artinya, si perempuan sudah pasti bersamanya.Hati Yabin menghangat saat memikirkan hal ini. Segera, dia berlari mendekati Nicholas.Nicholas menoleh dan menatap laki-laki itu cukup lama. Sebuah sengiran sinis muncul di ujung bibirnya. Dia berjalan memasuki area kampus dengan postur santai."Nicholas, aku ingin bertemu Karen ....""Karen? Kenapa kau mencarinya?" tanya Nicholas terkesiap."Ada sesuatu yang aku harus omongkan dengannya." Yabin tersenyum. Senyumannya bak angin segar di musim semi."Oh ... Karen sedang merawat anak di rumah. Kamu nggak tahu?" Nicholas berpura-pura terkejut.Wajah Yabin membeku. Dia merasa sedikit malu.Pulang mengurus anak?Apakah Nicholas sedang berbohong?"Kalau ada yang mau kamu sampaikan, aku bisa bilang!" ucap Nicholas santai."Sejak aku pulang dari pesta dua malam yang lalu, aku sad
Baca selengkapnya

Bab 84

Segera setelah masuk area kampus, Karen melepas cengkeramannya dari lengan baju Nicholas, lalu melangkah dengan wajah tidak senang.Nicholas tertawa, dia mengerti, perempuan itu kemungkinan kesal karena kalimatnya tentang melahirkan tadi. "Dasar, perempuan ini, cepat berubah mukanya. Waktu dalam bahaya meremas lengan baju orang, tapi terus pasang muka dingin setelah bahaya berlalu. Perempuan itu memang ...," katanya bercanda.Tubuh Karen membeku. Dia menunduk tanpa berbicara. Setelah beberapa saat ragu, dia perlahan kembali menggapai lengan baju Nicholas.Nicholas menahan senyum melihat kelakuan Karen yang seperti ini. "Dasar, karena tahu di kelas banyak bahaya, dia menarik lengan baju orang lain lagi. Sungguh sulit dimengerti!"Karen menutup bibirnya sedikit kesal. Diam-diam dia memandang Nicholas. Ada perasaan tidak senang di dalam hatinya. Laki-laki itu tidak mengerti? Apakah dirinya yang membuat orang lain tidak mengerti, apa Nicholas yang membuat dirinya tidak mengerti?Menggapai
Baca selengkapnya

Bab 85

Semakin banyak komentar yang dibaca, semakin keras kepalan tangan Nicholas.Teman kamar Karen adalah Serena yang dia temui waktu itu. Dia tidak mengira perempuan itu akan berbicara seperti ini setelah mengusir Karen pergi. Entah bagaimana orangtua manusia-manusia semacam mendidik mereka sampai bisa bertumbuh menjadi orang-orang seperti ini.Setelah menutup forum sekolah, Nicholas spontan memandang ke arah Karen.Perempuan itu tampak acuh, menatap bukunya serius, tanpa satu pun kerutan di dahinya. Bisa saja, di dalam lubuk hati terdalam Karen, belajar adalah motivasi sekaligus sumber kebahagiaan terbesarnya.Nicholas menggeleng. Tidak lagi memikirkan tentang apa pun, hanya menunduk membaca buku.Kecepatan berita di forum itu menyebar bak kilat. Banyak sekali mahasiswa yang pernah membaca unggahan itu berkumpul di depan ruang kelas Karen. Dari waktu ke waktu, suara-suara bisikan terdengar di koridor. Pada saat itulah, seseorang melirik ke dalam ruang kelas, lalu pergi tanpa berkata-kata.
Baca selengkapnya

Bab 86

"Betul banget! Kenapa kuliah kalau sejelek ini? Bukannya lebih baik menikahi orang cacat lainnya di desa? Kamu pikir kamu ini layak untuk Yabin? Kamu lebih baik menyerah saja. Orang yang dicari Yabin bukan kamu. Aku nggak mengerti kenapa kamu senang sekali melihat orang lain malu, membuat mereka merasa sisik. Nggak tahu apa yang ada di otak kalian!" ucap Cindy lantang."Kamu cari mati, ya?!" Sandy seketika berdiri. "Karen seratus kali lebih cantik darimu!""Wow ... ada kurcaci pelindungnya ternyata. Banyak sekali orang yang suka perempuan sejelek ini, apa mereka semua buta? Sampai bisa-bisanya menyukai semua jenis perempuan?""Ada satu lagi yang mungkin buta!"Pada saat inilah, sebuah suara lembut terdengar dari pintu kelas. Semua bergegas menoleh ke arah si pemilik suara. Yabin Abisai, datang membawa satu buket besar bunga mawar di tangannya sambil berdiri di ambang pintu layaknya pangeran menawan.Nicholas mengernyitkan dahi, sedikit tidak senang dengan apa yang dilihatnya."Kak Yab
Baca selengkapnya

Bab 87

Sekian banyak mata tertuju pada wajah Karen. Beberapa mencela dan menghujat kejelekannya. Beberapa lainnya yang baru pertama kali melihat langsung penampilan Karen melongo, tidak percaya sosok buruk rupa yang digosipkan benar-benar ada. Ada juga yang tidak terkejut karena sudah tahu bentuk wajah Karen. Mereka hanya menonton untuk memuaskan rasa penasaran mereka.Karen bergeming di tempat dengan kepala tertunduk. Air mata mengalir deras dari wajahnya, hingga menetes ke atas meja. Pemandangan ini tertangkap seluruhnya oleh Nicholas. Laki-laki itu tampak memberi tatapan sedingin es."Kakak bisa lihat dengan jelas, ini Karen Wangsa dari kelas kami. Dia jelek sekali. Kakak yakin ini orang yang dicari?" Cindy berteriak keras, sengaja menekankan ucapannya kepada semua orang.Yabin terkesiap. Tak lama kemudian, dia melangkah mendekati Karen sambil tersenyum manis. "Karen, aku sudah menyukaimu sejak lama!"Seisi kelas seketika hening. Layaknya kuburan tanpa jangkrik di malam hari.Apa-apaan ini
Baca selengkapnya

Bab 88

Karen dan Yabin bersatu adalah pemandangan yang menjijikkan. Apa pun yang terjadi, keduanya tidak boleh bersatu."Kenapa?!" seru Cindy. Ada serpihan kesedihan terdengar di dalamnya. "Kak Yabin, Karen ini nggak cukup baik untukmu. Ada banyak sekali perempuan di sekolah ini. Siapa yang lebih jelek darinya? Siapa yang nggak lebih menarik darinya? Kalau pun nggak suka mereka, seenggaknya masih ada aku ...."Kesabaran Yabin sudah sampai batasnya. Dia menoleh lalu menatap Cindy. "Aku sama sekali nggak peduli dengan penampilannya. Apa yang kuperhatikan hanyalah kecantikan dari dalam! Menurutku, hati Karen sangat-sangat cantik. Seenggaknya jauh lebih cantik dari beberapa orang tertentu! Lagi pula, walaupun wajah Karen seperti ini, dia tetap akan menjadi malaikatku sampai seumur hidup dan aku nggak akan membiarkan seorang pun diam-diam mencelanya!"Tubuh Cindy bergetar. Dia menggigit bagian bawah bibirnya. Air mata mengalir deras di pipinya.Cindy adalah seorang dewi di kelas mereka. Penampilan
Baca selengkapnya

Bab 89

Semua penonton di tempat itu berubah senyap mendengar ucapan Karen. Perempuan itu berkata dia tidak menyukai Yabin Abisai? Atau lebih gamblang lagi, dia menolak pernyataan cinta Yabin secara mentah-mentah dan brutal?Mengapa?"Wow ... Karen benar-benar menolak Yabin ....""Hahaha ... dasar nggak tahu diri. Berani sekali dia menolak Kak Yabin!""Menggelikan! Dia punya hak apa menolak orang lain? Mungkin Yabin bisa menyukainya berkat doa para leluhur Karen di zaman dahulu, tapi bisa-bisanya perempuan itu menolak pernyataan cinta Yabin Abisai."Seisi kelas penuh dengan cela, cerca, dan cemooh yang tertuju pada satu orang. Semua memandang Karen dengan ekspresi dilebih-lebihkan. Beberapa bahkan sampai menggebrak meja dan kursi ke samping. Tatap mereka penuh tawa mengejek.Nicholas tidak menyangka Karen akan menolak segamblang ini, secara langsung dan spontan mengatakan dia tidak menyukai Yabin. Keberanian perempuan itu patut diacungi dua jempol. Karen memang hebat!Dengan mata melebar dia
Baca selengkapnya

Bab 90

Segala macam berita terus-menerus diperbaharui di forum. Sekali lagi, masalah tentang uang kas Perhimpunan Mahasiswa yang terhilang. Nicholas pun sekilas membaca judulnya, lalu mengesampingkannya.Karen fokus membaca sendirian. Sejak pagi hingga sore. Tanpa henti.Nicholas merasa sedikit khawatir melihat pemandangan ini. Dia memandang jam, waktu pulang sudah dekat, kemudian menarik Karen pergi. "Ayo, ikut aku keluar. Empat juta per jam. Kali ini aku nggak akan membohongimu!"Karen mendongak. Sorot matanya jelas menunjukkan perempuan itu lelah.Nicholas tidak tahu harus menangis atau tertawa. Jadi, dia menggapai pergelangan tangan perempuan itu dan berjalan menuju pintu.Di belakang mereka terdengar suara banyak orang mencela mereka. Segala macam dan jenis kata umpatan dikeluarkan tanpa terkecuali. Kalau bukan karena Karen, sudah sejak tadi Nicholas mencekik leher mereka dan seperti apa keluarga asal mereka.Setelah meninggalkan gedung kelas, Nicholas menarik napas panjang. Udara di lua
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
61
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status