Home / Urban / Di Balik Topeng si Pria Miskin / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Di Balik Topeng si Pria Miskin : Chapter 91 - Chapter 100

605 Chapters

Bab 91

"Aku tidak ...." Awalnya, tatapan Karen terlihat sangat marah, tapi tiba-tiba dia menundukkan kepala dan melangkah mundur."Masih bilang tidak? Kalau kamu nggak menggoda dia, mana mungkin Kak Yabin menyukai gadis jelek seperti kamu? Kamu masih berani berdalih? Kamu bahkan nggak sebanding sama kelingking Kak Yabin! Berani-beraninya menolak Kak Yabin di depan umum."Kalimat itu terus berputar di kepala Karen. Seketika, wajah Karen pun memucat. Sampai sekarang, rambutnya masih terasa sangat sakit."Lancang!" Gadis ini langsung mendorong Karen hingga terjatuh."Karen, aku nyesal pernah satu asrama sama kamu! Kamu sudah mempermalukan asrama kita! Aku gak nyangka, kok bisa-bisanya kamu menolak Kak Yabin? Harusnya kamu berlutut di hadapan Kak Yabin dan mengatakan kalau kamu nggak pantas bersamanya. Kak Yabin berhak mencari wanita yang lebih baik!" Serena ikut berteriak."Nggak ngaca! Bagaimana kalau kita memberikannya pelajaran?" teriak gadis tinggi yang bernama Vania, lalu mengangkat tangann
Read more

Bab 92

Meskipun air danau tidak begitu dingin, kepala yang dicelupkan ke dalam air membuatnya kesulitan bernapas. Setelah dicelupkan beberapa kali, dia pun tersedak."Ada sesuatu di wajahnya ....""Eh, benar!"Entah siapa yang berteriak dari kejauhan sambil menunjuk wajah Karen.Seluruh tubuh Karen basah kuyup, dia terlihat sangat mengenaskan. Raut wajahnya yang putus asa, membuat beberapa orang merasa kasihan. Namun, bukannya menghiraukan ekspresi Karen yang menyedihkan, orang-orang malah memperhatikan lapisan plastik yang ada di wajahnya.Tak berapa lama, lapisan plastik yang tipis pun jatuh dan memperlihatkan wajah Karen yang mulus. Wajahnya yang basah membuat Karen terlihat seperti sekuntum teratai yang bermekaran di tengah danau."Dia ....""Dia ... Karen? Cantik banget?!"Semua orang berbisik sambil memperhatikan wajah Karen.Karen yang sekarang bukan lagi sosok jelek yang selalu di hina. Wajahnya terlihat seperti bidadari, bahkan primadona kampus pun tidak ada apa-apanya.Beberapa gadi
Read more

Bab 93

"Ke ... kenapa kayak gini?" Cindy ketakutan dan terjatuh ke atas aspal. Dia tidak memiliki niat membunuh, dia hanya ingin memberikan Karen pelajaran.Saking cemasnya, Serena juga mundur dan kabur. "Nggak ada hubungan sama aku, ya!""Aku juga tidak ikut campur!" teriak Vania.Semua orang tercengang melihat Serena dan Vania yang melarikan diri. Mereka semua masih kuliah, tidak pernah mengalami hal seperti ini. Kecelakaan ini jelas membuat mereka panik.Di saat bersamaan, dari kejauhan terdengar suara mesin Ferrari merah yang bergemuruh. Ferrari itu melaju kencang dan menabrak sekelompok gadis yang menindas Karen."Ah ...." Serena ketakutan sampai ngompol di celana.Wajah Vania juga memucat, dia melangkah mundur sampai terjatuh. Kedua kakinya terasa sangat lemas dan gemetaran.Setelah beberapa saat, Ferrari melaju ke arah Cindy dan berhenti tepat di depan lututnya."Ah, tolong!" Serena terus berteriak histeris."Pembunuhan! Ada yang mau menabrakku!""Tolong!"Suara teriakan mereka sontak
Read more

Bab 94

Melihat kaki Serena yang basah, orang-orang pun jijik dan melangkah mundur."Bi, lempar dia ke danau, dia bau banget!" kata Samantha sambil membuka pintu mobil.Setelah memindahkan Karen ke dalam mobil, Samantha pun melaju pergi.Dengan wajah dingin, Khaliza berjalan mendekati Serena, lalu menarik tangannya."Tolong ...." Serena ketakutan sampai meringkuk. "Ada yang mau menyiksaku! Apakah kalian akan diam saja?"Khaliza terlihat sangat menyeramkan, mana ada yang berani maju. Aura Khaliza sangat menakutkan, jangankan para mahasiswa ini, preman jalanan sekalipun mungkin bergidik melihatnya."Boom!" Serena terlempar ke dalam danau."Jangan!" Wajah Vania langsung berubah. "Maaf, jangan menceburkanku. Aku cuma gadis biasa, aku mohon ...."Khaliza menatapnya dengan tatapan dingin. Dia menarik kerah baju Vania, lalu mengangkatnya tinggi-tinggi dan melemparkannya."Kenapa kalian diam saja?" Cindy berteriak sambil melangkah mundur.Khaliza terlihat acuh tak acuh, dia tidak memedulikan pandangan
Read more

Bab 95

"Bu Julia, lihat sikapnya, sama sekali tidak merasa bersalah. Langsung saja dikeluarkan, untuk apa membiarkan orang kayak gitu berkuliah di sini." Cindy marah sampai mengentakkan kaki."Orang seperti dia cuma bisa merusak nama baik kampus. Aku saja sampai malu mau mengaku berkuliah di sini." Cindy terus mengompori Julia."Nic, cepat minta maaf dan akui kesalahanmu!" Julia memerintahkan.Nicholas mengernyit, lalu berjalan sambil mengepalkan tinju."Nic, kamu mau apa? Ini sekolah, jangan macam-macam! Kalau kamu melukaiku, aku nggak akan melepaskanmu! Karen memang jelek, aku hanya mau menyadarkannya." Meskipun ketakutan, Cindy masih berlagak menantang.Nicholas mengangkat tangan, lalu mengerahkan seluruh tenaganya dan menampar Cindy."Plak!" Terdengar suara tamparan yang nyaring. Semua orang tercengang melihat tindakan Nicholas, tidak ada yang berani mengeluarkan komentar."Kamu berani memukulku?" Cindy tampak tidak percaya, apakah Nicholas sudah gila?"Berani-beraninya kamu memukulku? Ka
Read more

Bab 96

Setelah bertahun-tahun bekerja di kampus ini, Julia belum pernah bertemu dengan murid sekasar Nicholas. Hal ini membuat Julia sangat emosi.Kampus tidak akan menoleransi mahasiswa yang memukul murid dan gurunya sendiri. Nicholas harus segera dikeluarkan.Beberapa penjaga sekolah langsung mengepung Nicholas, tapi Khaliza bergegas mengadang dan melindungi Nicholas."Wanita ini, dia juga main tangan. Tangkap dia!" teriak Serena.Nicholas menoleh dan menatap Serena dengan tatapan dingin. Serena ketakutan melihat ekspresi Nicholas, dia langsung meringkuk dan terdiam."Ada apa ini?" tanya Edwin selaku rektor universitas. Setelah mendengar masalah ini, dia langsung bergegas kemari, dia tidak mungkin bisa tinggal diam. "Pak Edwin, semua ini salah Nicholas. Aku tidak peduli apa hubungan kalian, masalah ini harus diselesaikan secara adil!" Sophia berteriak sambil menunjuk Nicholas. "Berandalan seperti dia tidak berhak berkuliah di sini!"Edwin melirik Nicholas sambil berpikir, 'Apa yang Tuan Mu
Read more

Bab 97

"Kali ini, aku benar-benar akan menghabisimu!" jawab Nicholas dengan ekspresi muram.Begitu melihat ekspresi Nicholas, Cindy yang awalnya bersikap angkuh pun langsung merinding. Cindy tidak pernah merasa seperti ini. Rasanya, dia seperti ditatap oleh binatang buas yang bersiap menerkam mangsanya."Ayah, dia ...." Cindy menoleh sambil menangis. Dia berusaha mengesampingkan ketakutannya dan menunjuk Nicholas. "Dia memukuliku ....""Siapa yang berani memukul putriku?" Iko sangat marah saat melihat anaknya yang menangis tersedu-sedu."Pak Iko, berandalan ini telah memukul putrimu. Tidak hanya Cindy, dia juga memukul gurunya sendiri. Orang seperti dia harus dikeluarkan!" Julia menunjuk Nicholas dengan marah.Iko berjalan ke arah Nicholas, lalu mengangkat tangannya dan ingin menampar Nicholas. Namun, belum sempat menyentuh wajah Nicholas, Khaliza menahan tangan Iko. Melihat kesempatan ini, Nicholas pun mengangkat tangannya dan hendak membalas Iko. Sesaat menyadari pergerakan Nicholas, Cindy
Read more

Bab 98

"Nicholas!" Raut wajah Khaliza langsung berubah. Dia ingin mengadang Iko, tapi tampaknya sudah terlambat.Nicholas mengernyit, lalu menarik pergelangan tangan Iko dan ingin memelintirnya. Namun, gerakan Iko sangat cepat, dia melepaskan cengkraman tersebut sehingga pisau yang dipegang mengenai lengan Nicholas.Lengan Nicholas pun berdarah, tangan kanannya langsung kehilangan tenaga."Nic ...." Wajah Khaliza memucat, tatapannya terlihat mematikan.Sialan!Edwin sudah tidak dapat menahan kekesalannya. "Berhenti!"Cindy pun cemas, dia maju dan berkata, "Pak Polisi, Nicholas yang mulai duluan. Cepat, tahan orang gila itu. Kalau dibiarkan, dia bisa membunuh orang. Dia sudah gila, mau membunuh orang.""Benar, benar, dia sudah gila. Pak Polisi, cepat tempat dia ...." Julia tampak ketakutan.Dua orang polisi sudah mengeluarkan pistol, tapi tidak ada yang mengarahkannya kepada Nicholas. Sebaliknya, mereka justru mengarahkan pistol ke arah Iko."Angkat tanganmu dan letakkan di atas kepala!" Ekspr
Read more

Bab 99

"Orang tuanya harus menghadapku! Kalau tidak minta maaf secara langsung, aku nggak akan melepaskan bocah ini!" kata Iko sambil memelototi Nicholas.Sesaat menoleh ke arah Denis, Iko terkejut melihat tatapan Denis yang bersimpati kepadanya. Tatapan apa itu?Jangan-jangan, orang tua Nicholas memiliki identitas yang tidak biasa?Iko berusaha mengingat-ingat setiap para tokoh besar yang memiliki nama belakang Winata. Setahu Iko, di Kota Mano tidak ada Keluarga Winata. Akhirnya, Iko pun bernapas napas lega.Iko tidak mau melepaskannya dengan mudah, dia harus membuat perhitungan dengan anak ini.Belasan mobil polisi datang dan bunyi sirine kembali terdengar di halaman Universitas Mano.Sesaat menoleh ke belakang, Denis menundukkan kepala saat melihat Joseph yang beranjak keluar dari mobil. Kemudian, Denis berlari kecil ke arah Joseph dan membisikkan sesuatu.Ketika melihat kedatangan Joseph, sebuah pikiran langsung terlintas di benak Iko. Kenapa Pak Joseph datang?Selama bertahun-tahun, Iko
Read more

Bab 100

Tak berapa lama, Denis memasuki ruang rapat, lalu memandangi semua orang yang ada di dalam ruangan. Selain Nicholas dan Khaliza, yang lain diseret ke dalam ruang rapat."Pak Iko, tolong jangan membuat keributan. Bukankah Anda ingin menemui orang tua Nicholas? Setelah mendapatkan kabar ini, orang tua Nicholas juga ingin menemuimu." Denis tersenyum dingin, lalu berkata kepada semua orang yang ada di dalam ruangan. "Polisi masih menyelidiki masalah ini, mohon bersabar. Setelah penyelidikan selesai, aku akan menjelaskan semuanya.""Huh! Menjelaskan?" Iko mencibir sambil melipat kedua kakinya. "Sebaiknya kamu menyuruh orang tuanya berlutut dan meminta maaf kepadaku. Aku tidak akan tinggal diam!"Denis hanya tersenyum, lalu membalikkan badan dan pergi meninggalkan ruang rapat.Ketika melihat reaksi Iko, Julia bergegas menyanjungnya dan berkata, "Pak Iko, tenang saja, aku akan menjadi saksimu. Nicholas, bajingan tengik itu yang duluan memukul anak-anak. Kalau tidak, Anda juga tidak akan meluk
Read more
PREV
1
...
89101112
...
61
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status