Home / Urban / Di Balik Topeng si Pria Miskin / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of Di Balik Topeng si Pria Miskin : Chapter 111 - Chapter 120

605 Chapters

Bab 111

Karen tampak sangat malu karena pernyataan cinta yang begitu mendadak. Dia seketika menunduk dan mempercepat langkahnya.Yabin menghela napas, lalu mengimbangi kecepatan Karen. "Karen, kamu mungkin nggak mengerti isi hatiku sekarang, tapi aku yakin kamu bakal bisa mengerti pikiranku secepatnya!"Wajah Karen memerah. Kalimat Yabin dibiarkan menggantung begitu saja.Yabin tersenyum. Menurutnya, reaksi Karen seperti seseorang yang sebentar lagi akan tertangkap oleh jaringnya. Berdasarkan pengertiannya tentang kaum hawa selama bertahun-tahun, persetujuan mereka juga berarti ketaatan mereka.Dari lubuk hati Yabin yang terdalam, dia menganggap semua perempuan penuh kemunafikan. Saat ini mungkin dirinya ditolak, tapi tidak lama kemudian pasti akan menempel padanya. Dia sudah banyak sekali bertemu dengan situasi yang sama. Terutama para perempuan yang telah mendengarkan permainan pianonya."Karen, kalau lain kali sesuatu seperti ini terjadi lagi, aku harap kamu bisa memberiku kabar secepatnya!
Read more

Bab 112

Telinga Nicholas memerah, rasa malunya tercerminkan dari raut wajahnya.Yasmine berdiri, lalu berkata dengan perasaan benci terpendam. "Aku nggak sedang menyindirmu! Masalah di kantor polisi sudah selesai. Beberapa hari ini kamu nggak boleh keluar dari Kota Mano. Kalau kamu butuh apa-apa, kamu bisa beritahu aku ....""Oke!" Nicholas mengangguk setuju."Soal Peter ...." Yasmine tiba-tiba bertanya."Aku harap dia memikirkan ulang partisipasinya di dalam rapat tahunan Keluarga Winata," balas Nicholas."Oke!" Yasmine mengangguk, lalu membereskan barang-barang di atas meja. Dia memandang Nicholas dengan perasaan enggan. "Kamu nggak mau mempertimbangkan kembali soal kita bertiga menyewa rumah bersama?""Ehem ...." Nicholas menunduk, lalu terbatuk-batuk keras untuk sesaat. Pandangannya sedikit teralihkan.Yasmine tertawa, lalu berbalik badan dan keluar dari rumah. Kaki jenjangnya melangkah menuruni anak tangga hingga keluar dari gerbang vila. Sementara itu, di pintu masuk vila, Karen berlari
Read more

Bab 113

Nicholas menjadi seperti ini karena dirinya. Jadi sudah sewajarnya kalau dia memijat pundak laki-laki itu. Lalu, mengapa dia menolak? Penyesalan mendalam bertumbuh di dalam benak Karen. Detik itu juga dia merasa ingin menangis.Dengan hati tersayat, Karen mengambil ponselnya, lalu terburu-buru berlari ke lantai atas. Realita seketika menamparnya. Pintu kamar Nicholas tertutup rapat. Wajahnya memucat. Otaknya berputar memikirkan pilihan terbaik.Memijat pundak, 'kan?Memijat saja?Nicholas terluka hingga seperti ini karena dirinya. Mengapa dia tidak mau memijatnya?Hati Karen terombang-ambing. Dia lama menatap pintu kamar Nicholas. Selama itu juga, keberaniannya untuk mengetuk pintu menciut bersembunyi.Ceklak!Pintu kamar Nicholas tiba-tiba terbuka, memunculkan wajah curiga Nicholas."Kamu sedang apa?""Nicholas ...." Air mata seketika menggenang di tepi mata Karen. "Aku nggak tahu kalau kamu ... begini ... karena aku ... aku ...," ucap Karen terbata-bata. Rasa bersalah terus-menerus m
Read more

Bab 114

Sebelumnya dia tidak pernah begini. Seberapa hebat gejolak emosi di dalam hatinya, dia tidak akan pernah kecewa terhadap siapa pun. Apa yang terjadi akhir-akhir ini?Sementara itu, si laki-laki nakal memandang kepergian Karen dengan senyuman tipis. Ada perasaan kagum di dalam hatinya.Emosi Karen selalu digerakkan oleh Nicholas. Mungkin perempuan itu sudah memiliki perasaan terhadapnya, tetapi Nicholas tahu, ini saja tidak cukup. Seseorang yang mati sepanjang hari dan tidak peka terhadap apa pun tidak bisa dikatakan sebagai orang normal.Nicholas menghidupkan kembali ponselnya, lalu membuka forum universitas. Senyuman muncul di wajahnya setelah melihat-lihat selama beberapa waktu. Forum itu meledak seketika. Topik utamanya tidak lain dari penampilan Karen. Bahkan ada lebih dari belasan unggahan berjejer atas-bawah. Setiap beberapa menit sekali tergantikan oleh unggahan lain dengan topik yang sama.Nicholas memandang semua ini tanpa emosi. Sampai satu unggahan membekukan senyuman hangat
Read more

Bab 115

"Kalau mau lebih spesifik, nggak bisa dibilang sebagai benda ...." Yasmine diam sesaat, berpikir selagi mengemudi. "Tapi sebuah kesempatan!""Kesempatan?" Nicholas mengerutkan dahi."Betul!" Yasmine mengangguk. Raut wajahnya menunjukkan dia sedikit kesulitan meneruskan kalimatnya. "Aku barusan bilang kalau acara ini bukan acara amal! Ada banyak koleksi yang akan dilelang malam ini. Apa yang dicari orang-orang bukan koleksi ini, tapi kesempatan untuk berkenalan dengan ahli batu giok!"Nicholas mengerutkan dahi. Matanya berkedip cepat."Tingkat keahlian ahli batu giok ini bisa dibilang terbaik di negara kita. Nggak ada tandingannya!" Untuk sesaat, Yasmine menyusun kalimat di dalam benaknya. "Banyak orang sangat menantikan kesempatan melihat ahli batu giok ini beraksi. Termasuk Mondial Jewelry! Berdasarkan rencana awal, Mondial Jewelry bekerja sama dengan Keluarga Tansil.""Kedatangan ahli batu giok ini juga karena undangan dari mereka. Tujuannya untuk membantu membuatkan sebuah harta kar
Read more

Bab 116

Nicholas tersenyum, mengulurkan tangannya layaknya seorang gentleman."Aduh aku lupa!" Godric menepuk dahinya. "Aku jadi lupa kalau masih ada orang di mobil. Aku suruh dia turun dulu sekarang!""Oke!" Yasmine tersenyum. Tindakan Godric membuatnya sedikit kesal.Nicholas tampak malu sekali karena tangannya membeku di tengah udara.Yasmine memandang Nicholas dengan rasa bersalah. Dia perlahan mencondongkan badannya ke sisi Nicholas, menjadi jauh lebih dekat dengan laki-laki itu.Pada saat itu, Godric tengah membuka pintu, tak lama kemudian Rudy keluar dari dalam mobil.Nicholas melihat pemandangan ini dengan kepala sedikit miring ke samping. Dia tidak menemukan hal yang aneh, tapi merasa ada makna di balik senyum datar Yasmine."Ternyata ada Rudy juga di sini!""Iya, Godric memintaku kemari, aku nggak bisa menolaknya!" Tatapan Rudy terlihat mencurigakan.Yasmine mengangguk tanpa berbicara apa-apa, lalu berbalik badan dan memimpin langkah Nicholas menuju lobi hotel.Kepekaan Nicholas yang
Read more

Bab 117

Nicholas memutar kepalanya, lalu condong ke samping, menghindari bersentuhan dengan tangan Godric. Raut wajahnya tampak dingin."Godric, kamu mau apa?" tanya Yasmine sedikit kesal.Malu, Godric pun cepat-cepat menjelaskan, "Yasmine, kami semua bicara untuk kebaikanmu. Orang ini sekali lihat saja sudah nggak jelas seperti apa orangnya. Masa perempuan sesempurna kamu berpacaran dengannya?""Berpacaran dengan siapa itu urusan pribadiku. Kamu nggak perlu mengkhawatirkannya." Setelah barusan ditahan, Yasmine bergegas masuk ke dalam lift, mengabaikan Godric."Kalau begitu, aku mau tanya satu hal. Apa kakakmu tahu tentang ini?" Godric menunjuk wajah Nicholas. "Memangnya kakakmu akan mengizinkanmu bersama laki-laki ini?""Jangan khawatir!" balas Yasmine singkat. Jemari rampingnya menekan tombol lift.Perlahan, pintu lift tertutup. Yasmine yang barusan bersikap keras seketika melemas. Dia spontan menyandarkan kepalanya di lengan Nicholas. Ucapan Godric barusan seakan menamparnya.Sekujur tubuh
Read more

Bab 118

Pada akhirnya, Nicholas menggandeng tangan Yasmine dengan perasaan bersalah lalu berjalan menuju aula. Ada banyak meja kecil di sana. Pelat nama perusahaan-perusahaan ternama disusun rapi di atas meja.Mereka berdua berhenti di mana tulisan "Kantor Pengacara Prima" tertata rapi. Ada dua sofa disiapkan khusus meja ini, seolah-olah pihak penyelenggara sudah berkomunikasi dengan Yasmine kalau hari ini hanya dua orang saja yang datang.Sesaat setelah Nicholas duduk, Yasmine mencondongkan badannya ke arah laki-laki itu lalu bersemangat bertanya, "Bagaimana, menyenangkan bukan?"Nicholas tersenyum canggung. Mungkin karena dia melakukan sesuatu yang salah pada Karen, sekarang dia kena batunya dari Yasmine. Yang Maha Kuasa memang maha adil, membiarkan dirinya merasakan juga seperti apa rasanya digoda.Sorot Yasmine yang berapi-api membuat Nicholas merasa tidak nyaman. Cepat, dia mengambil daftar lelang yang ada di meja untuk menyembunyikan perasaan malunya.Daftar itu berisi semua benda yang a
Read more

Bab 119

"Baik!"Godric mengangguk, lalu mengisyaratkan bawahannya untuk pergi dengan wajah dingin."Dasar bocah, zaman kuliah dulu aku punya lebih banyak skandal cinta. Sepertinya kamu belum tahu seberapa berbahaya dunia ini. Hari ini aku akan memberitahumu, di dunia ini, nggak semuanya indah seperti menara emas, ada hal-hal yang tidak dapat dilompati. Seperti jurang!" ucap Godric dengan hati membara. Senyum sinis muncul di wajahnya.Meski demikian, Godric tahu betul Peter sangat menyayangi adik perempuannya. Kalau ada orang asing yang ingin mengejar Yasmine dengan maksud buruk, amarah Peter akan menyambar bak guntur. Tidak hanya itu, dia juga tahu, Peter memandang rendah semua orang tak terkecuali. Kali ini, dia cukup mengipasi api sedikit saja, cukup untuk membuat Nicholas termakan murka Peter."Rudy, waktu Peter datang nanti, jangan lupa panas-panasi dia!" kata Godric sambil memandang Rudy di sebelahnya dengan senyuman sinis penuh makna. "Sebenarnya, kita berdua tahu persis, kita harus hati
Read more

Bab 120

"Ini adalah masker wajah kulit manusia yang sangat ringan. Bahannya terbuat dari polimer. Benda ini dapat sedikit mengubah penampilan penggunanya, tetapi tetap menjamin permeabilitas udara secara terus-menerus dan tidak berbahaya untuk kulit manusia!" Seusai berbicara, si pembawa acara memandang kerumunan. "Barang ini tidak terlalu berguna, jadi harga awalnya sepuluh juta. Penawaran berikutnya tidak boleh kurang dari dua juta.""Dua belas juta!" Setelah ragu sesaat, Nicholas akhirnya mengangkat papan nomornya.Menurutnya, barang ini cukup cocok untuk Karen. Setidaknya jauh lebih baik daripada melarutkan dandanan borok tebal di wajahnya setiap hari."Empat belas juta!"Seseorang di aula seketika berdiri dengan tatapan dingin.Nicholas menoleh ke arah si pemilik suara. Tampak Colin Januar sedang menatapnya serius.Nicholas memicingkan mata, tidak menyangka secepat itu Colin gatal ingin berdiri."Enam belas juta!""Delapan belas juta!" Colin bergegas menaikkan harganya.Nicholas mengernyi
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
61
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status