"Baik!"Godric mengangguk, lalu mengisyaratkan bawahannya untuk pergi dengan wajah dingin."Dasar bocah, zaman kuliah dulu aku punya lebih banyak skandal cinta. Sepertinya kamu belum tahu seberapa berbahaya dunia ini. Hari ini aku akan memberitahumu, di dunia ini, nggak semuanya indah seperti menara emas, ada hal-hal yang tidak dapat dilompati. Seperti jurang!" ucap Godric dengan hati membara. Senyum sinis muncul di wajahnya.Meski demikian, Godric tahu betul Peter sangat menyayangi adik perempuannya. Kalau ada orang asing yang ingin mengejar Yasmine dengan maksud buruk, amarah Peter akan menyambar bak guntur. Tidak hanya itu, dia juga tahu, Peter memandang rendah semua orang tak terkecuali. Kali ini, dia cukup mengipasi api sedikit saja, cukup untuk membuat Nicholas termakan murka Peter."Rudy, waktu Peter datang nanti, jangan lupa panas-panasi dia!" kata Godric sambil memandang Rudy di sebelahnya dengan senyuman sinis penuh makna. "Sebenarnya, kita berdua tahu persis, kita harus hati
"Ini adalah masker wajah kulit manusia yang sangat ringan. Bahannya terbuat dari polimer. Benda ini dapat sedikit mengubah penampilan penggunanya, tetapi tetap menjamin permeabilitas udara secara terus-menerus dan tidak berbahaya untuk kulit manusia!" Seusai berbicara, si pembawa acara memandang kerumunan. "Barang ini tidak terlalu berguna, jadi harga awalnya sepuluh juta. Penawaran berikutnya tidak boleh kurang dari dua juta.""Dua belas juta!" Setelah ragu sesaat, Nicholas akhirnya mengangkat papan nomornya.Menurutnya, barang ini cukup cocok untuk Karen. Setidaknya jauh lebih baik daripada melarutkan dandanan borok tebal di wajahnya setiap hari."Empat belas juta!"Seseorang di aula seketika berdiri dengan tatapan dingin.Nicholas menoleh ke arah si pemilik suara. Tampak Colin Januar sedang menatapnya serius.Nicholas memicingkan mata, tidak menyangka secepat itu Colin gatal ingin berdiri."Enam belas juta!""Delapan belas juta!" Colin bergegas menaikkan harganya.Nicholas mengernyi
Memalukan!Begitu Godric angkat bicara, semua orang langsung memahami maksudnya. Kemudian, mereka pun menatap ke arah Nicholas dan Yasmine.Di saat bersamaan, terdengar bisikan-bisikan dan cibiran yang tersirat secara terang-terangan. Beberapa orang bahkan bersikap lancang, sampai bersiul dan mengejek mereka.Semua orang menertawakan Nicholas dan Yasmine, tatapan mereka juga terlihat merendahkan.Nicholas tahu, dunia memang tidak adil. Sebagai penonton, mereka menganggap hal ini bukanlah masalah besar."Godric, tarik kembali ucapanmu! Aku masih bisa berbaik hati dan menganggapnya tidak pernah terjadi. Kalau tidak, jangan salahkan aku tidak memperingatimu!" Yasmine menggelengkan kepala sambil menatapnya tajam."Yasmine, ini tempat umum, jaga sikapmu!" Godric merentangkan kedua tangan sambil menatap Nicholas. "Nic, bagaimana saranku? Lagi pula, aku menghabiskan 200 juta untuk membeli barang ini. Kamu cuma perlu menghabiskan semangkuk mi. Bukankah menguntungkan?"Nicholas tersenyum. "Oh,
"Kalau tidak ada penawaran lagi, barang ini akan menjadi milik Kantor Pengacara Prima!" Pembawa acara memukul palu sambil tersenyum kepada Yasmine dan Nicholas.Nicholas merasa tak berdaya, dia merentangkan kedua tangan dan berkata, "Lihat, orang-orang menganggap kita bodoh.""Mereka hanya menganggapku bodoh. Kalau kamu ... paling cuma dibilang tidak berguna dan mengandalkan wanita," kata Yasmine sambil cemberut.Nicholas melirik Yasmine yang ngambek seperti anak kecil. Kalau dilihat-lihat, ternyata dia sangat menggemaskan."Kita sambut barang berikutnya ...." Pembawa acara berbicara sambil membalikkan badan.Nicholas meliriknya dengan acuh tak acuh, barang selanjutnya terlihat tidak menarik. Jadi, Nicholas sama sekali tidak menghiraukannya.Barang selanjutnya adalah Gelang Giok Darah, ukirannya terlihat detail dan ada setetes darah yang mengambang di atas gelang itu. Tetesan darah yang mengalir, terlihat sangat menawan."Gelang yang berusia 100 tahun ini adalah karya seorang seniman y
Sepuluh miliar!Awalnya, gelang itu hanya seharga 200 juta, tapi dalam hitungan detik, nilainya langsung melambung jadi 10 miliar?!Semua mata sontak tertuju kepada Nicholas. Mereka ingin tahu seberapa hebatnya pemuda ini, apakah dia tidak berpikir dulu sebelum berbicara?Tak hanya para hadirin, Yasmine yang duduk di sampingnya pun tercengang. Tatapan Yasmine terlihat heran sekaligus terharu. Jujur, dia sangat menyukai gelang itu."Dua belas miliar!" Suara Godric terdengar dingin."Dua puluh miliar!" kata Nicholas sambil menoleh dan tersenyum kepada Godric. "Tuan Godric, masa kenaikan penawarannya cuma sedikit-sedikit, nggak seru ah! Anda kan orang sukses, masa kalah sama pecundang miskin sepertiku? Jangan pelit dong."Melihat senyuman Nicholas yang menyindir, hati Godric langsung terasa berapi-api. Rasanya, Godric ingin menendang pemuda ini.Pelit?Godric tidak merasa bahwa dirinya adalah orang yang pelit, terutama hal-hal yang berhubungan dengan Yasmine. Selama Yasmine suka, Godric p
Tiba-tiba, Godric bangkit berdiri dan berkata, "Aku nggak mau melihat bajingan itu berulah di sini. Cepat, cari Peter sekarang juga! Minta Peter untuk menemui Yasmine, dia harus segera disadarkan! Kalau seperti ini terus, kerugian yang dialami Yasmine akan makin banyak."Rudy terlihat ragu-ragu, dia tidak begitu menyetujui keputusan Godric.Godric sudah tidak bisa menunggu lebih lama. Akhirnya, dia sendiri yang bergerak.Godric bangkit berdiri, lalu berjalan ke ruangan VIP dalam kondisi marah. Sejak tadi, hatinya sudah terasa panas, dia sudah tidak bisa membendung emosinya.Sesampainya di depan, ruangan VIP dibuka dari dalam. Kemudian, Peter melihat ke sekeliling dan melabuhkan pandangannya ke arah Yasmine. Godric melihat jelas perubahan ekspresi Peter. Peter mengerutkan alis dan tatapannya terlihat tajam.Ternyata Peter juga tidak menyukai pemuda itu.Godric melirik ke arah Nicholas, tatapannya terlihat dipenuhi kebencian. Nicholas sendiri yang cari mati, jangan salahkan Godric yang m
Tak hanya Godric, para hadirin yang ada di tempat juga tercengang saat melihat sikap Peter.Ketika Godric menghampiri Peter, orang-orang mengira bisa menonton pertunjukan seru. Berdasarkan karakter Peter, semua orang menebak kalau dia akan mematahkan kaki Nicholas. Namun ....Di luar dugaan, Peter malah memberikan hormat kepada pemuda itu? Ajaib!Apa-apaan itu? Peter terlihat seperti bawahan yang bertemu atasan.Godric menelan air liur, wajahnya sontak memerah. Tanpa pikir panjang, dia langsung kembali ke tempat duduknya.Sikap Peter sudah cukup menjelaskan semuanya. Godric bukanlah orang bodoh, Nicholas pasti bukan orang sembarangan! Apalagi, setelah melewati beberapa pelelangan, Nicholas tidak sungkan-sungkan mengeluarkan uang dalam jumlah yang fantastis. Awalnya dia terlihat seperti bercanda, tapi ternyata Godric salah, Nicholas memang bukan orang biasa.Apakah Nicholas benar adalah atasannya Peter?Tidak mungkin! Godric segera menyangkal pemikiran itu. Meskipun Nicholas bukan orang
Perhatian orang-orang tertuju kepada Godric. Dibandingkan simpati, tatapan mereka lebih terlihat seperti sindiran.Semua orang tidak tahu apa yang dikatakan oleh Peter, tapi mereka melihat jelas perbedaan sikap Peter kepada Nicholas dan Godric.Ketika menghampiri Nicholas, Peter bersikap sopan dan bahkan menghormatinya. Namun, saat menemui Godric, sikap Peter begitu dingin dan acuh.Melihat sikap Peter, bukankah reputasi Nicholas berada di atas Godric? Ditambah, setelah Peter pergi, ekspresi Godric terlihat masam, seperti orang yang habis ditegur.Siapa sebenarnya Nicholas? Semua orang mulai berspekulasi, mereka sangat penasaran. Bahkan orang sekelas Peter pun terlihat sangat menghormati pemuda itu.Di tengah kerumunan, raut wajah Colin terlihat sangat dingin, sedangkan Mario menarik pergelangan tangan Colin dan memelototi Nicholas. "Siapa sih Nicholas? Katanya dia menemukan dompet Keluarga Tansil? Kenapa dia juga mengenal Peter?""Aku juga nggak tahu!" Colin kesal dan berkata, "Ayah,
"Tidak ada yang boleh hidup," kata Nicholas dengan suara teredam.Sekarang Sandy mengalami kelumpuhan, entah kapan kondisinya bisa pulih. Dia kesulitan menggerakkan tubuh maupun berjalan.Sandy masih berusia 20 tahun. Nicholas tidak tega melihat semua kesialan yang menimpa sahabatnya.Setelah menutup telepon, Nicholas menggenggam erat ponselnya sambil berpikir. Perasaan Nicholas terasa berkecamuk.Untungnya nyawa Sandy masih bisa diselamatkan. Jika tidak, Nicholas akan menyesal seumur hidup.Sandy sudah sadarkan diri, sedangkan Master Howard harus diamputasi dan Thalia memerlukan setengah tahun untuk bisa turun dari tempat tidur. Mereka semua adalah orang-orang terdekat Nicholas. Selain mereka, 123 orang juga meninggal di Vila Megawan.Nicholas tidak pernah melupakan nyawa 123 orang itu.Bella berdiri di samping Nicholas. Dia agak ketakutan melihat raut wajah Nicholas yang tampak begitu tegang."Menurutmu, bagaimana selanjutnya?" tanya Nicholas."Temui Ken dan habisi dia!" jawab Bella.
"Pak Zain, kamu sudah melihat ketulusanku, 'kan?" tanya Jesslyn."Hmm, terima kasih banyak atas bantuanmu. Aku juga berterima kasih kepada 'Tuan' yang menyokongmu," jawab Zain."Pak, kamu adalah orang yang pintar, aku rasa kita tidak perlu saling berterima kasih. Seluruh masyarakat Kota Modu tahu bagaimana sejarah berdirinya Clear Group. Kalian memiliki reputasi yang tinggi di kalangan mafia. Meskipun berhasil menutupi semua kejahatan, pengaruh kalian masih begitu besar." Jesslyn tertawa menyindir. "Kita menghadapi orang dan masalah yang sama. Aku telah membereskan masalah kalian, sekarang kalian harus membantuku untuk menyelesaikan masalah kami."Ekspresi Zain sontak berubah. Sama seperti dugaannya, Jesslyn tidak mungkin membantu secara cuma-cuma."Kami sudah menemukan keberadaan Nicholas. Bawa orang-orangmu untuk menghabisinya. Tidak ada masalah, 'kan?" tanya Jesslyn tanpa basa-basi."Menghabisi Nicholas bukan pekerjaan yang mudah. Ditambah, aku sudah lama meninggalkan dunia mafia. R
"Semoga jawabanmu memuaskanku." Raut wajah Ken terlihat sangat puas.Jesslyn merasa agak rendah diri saat menatap Ken. Namun mengingat Ken adalah cucu inti dari Kakek Winata, Jesslyn pun menyingkirkan semua perasaan tidak enaknya."Besok aku ingin mengajak kakekmu untuk bertemu kakekku. Saat itu, orang yang bisa bertahan hidup tidaklah banyak. Bagaimana menurutmu?" tanya Ken.Jesslyn tercengang melihat kedua mata Ken yang tampak berapi-api. "Maksud ... maksudmu ....""Kalau kakekmu mengunjungi kakekku, kakekmu bisa memujiku sedikit di hadapan kakekku. Siapa tahu pujian kakekmu bisa sedikit membantu rencanaku? Bila aku berhasil menjadi pewaris, kamu akan menjadi istri dari cucu inti Keluarga Winata. Jika saat itu tiba, kamu bisa mendapatkan semua yang kamu inginkan."Sekujur tubuh Jesslyn bergetar, dia tidak pernah menyangka hari seperti ini akan datang. Jika yang dikatakan Ken benar, Keluarga Chaw bisa berdiri kembali, sedangkan derajat Jesslyn akan memelesat tinggi.Menyandang status
Pada sore hari, lampu-lampu di Vila Lacosta bersinar terang.Ken duduk di kursi sambil mengangkat kedua kakinya ke atas meja dan menyeringai jahat."Barusan Warren menelepon, dia bersedia bekerja saja," kata Jesslyn yang berdiri di samping Ken.Ken menjawab, "Kalau begitu ... kita bereskan dulu Clear Group.""Em." Jesslyn mengangguk."Semakin hari, kamu semakin menawan." Ken tertawa terbahak-bahak sambil menatap Jesslyn.Di saat Jesslyn tersipu malu, Ken mengulurkan tangan dan langsung menarik Jesslyn ke dalam dekapannya. Sembari memeluk Jesslyn, Ken menelepon Zara dan berkata, "Sudah tiga hari, aku ingin mendengar jawabanmu."Tidak terdengar suara di ujung telepon. Zara sedang memikirkan cara untuk menjawab pertanyaan Ken."Kali ini, kubu Keluarga Winata tidak serumit sebelumnya. Aku dan para sepupuku telah mencapai kesepakatan bersama. Kamu mengerti maksudku, 'kan?" tanya Ken."Kalian bekerja sama untuk menghabisi Nicholas?" Zara menarik napas panjang."Benar! Paman Dean terlalu kuat
Setelah setengah jam kemudian, Karen melarikan diri dan pergi ke ruangan Nicholas."Nicholas, Bella ... kasihan banget!" kata Karen dengan ekspresi sedih.Nicholas tersenyum kecut, dia hanya bisa menganggukkan kepala. Nicholas tidak tahu bagaimana menjelaskannya kepada Karen."Ba-bagaimana kalau aku pergi?" Karen mengangkat kepalanya."Kalau kamu pergi, dia harus menahannya," jawab Nicholas."Hmm, bagaimana kalau kamu saja yang membantunya?" tanya Karen.Nicholas tertegun. "Gadis bodoh. Bagaimana kalau terjadi sesuatu di antara kami?""Tidak boleh," Karen bergumam sambil memalingkan wajah.Nicholas tertawa terbahak-bahak sambil mengelus kepala Karen. "Jadi orang jangan terlalu baik. Yang ada malah dibohongi.""Bella sangat baik kepadaku, dia membelikanku baju. Oh ya, katanya dia mau mengajakku menonton konser," jawab Karen."Konser?" Nicholas mengerutkan alis."Iya, beberapa hari lagi ada konser. Bella sudah memesan tiketnya." Karen menatap Nicholas dengan mata berbinar-binar. "Kamu ma
"Apa?" Nicholas tersentak."Aku ...." Bella menggigit bibirnya dan menjawab, "Aku ingin mengajak Karen untuk mengobrol di kamarku ...."Nicholas mengerutkan alis saat mendengar permintaan Bella."Tenang saja, aku tidak akan menyakiti maupun membohongi Karen. Aku hanya, aku ...." Bella langsung berlutut dan memohon kepada Nicholas.Nicholas menghela napas sambil melambaikan tangannya. "Aku tidak masalah asalkan Karen tidak keberatan. Tapi kalau kamu memanfaatkannya, nasibmu akan berakhir mengenaskan!""Tidak, aku tidak akan memanfaatkannya." Bella tersenyum, dia bangkit berdiri dan pamit meninggalkan ruangan Nicholas.Nicholas memijat keningnya, kondisi Bella terlihat semakin parah. Nicholas telah mencari 7 hingga 8 dokter untuk mengobati Bella, tetapi tidak ada hasil yang memuaskan. Takutnya, Bella akan terjerumus semakin jauh.Bella kembali ke kamarnya untuk mengambil sehelai gaun yang telah disiapkan, lalu bergegas pergi menemui Karen."Ini ... untukku?" Karen melirik Bella dengan ti
Jansen sontak mengangkat kepalanya, dia menghela napas panjang tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Di sebuah klub malam yang terletak tak jauh dari perusahaan Clear Group.Warren memanggil belasan gadis muda untuk menemaninya. Sembari memandang Gordon yang mencekoki diri dengan bir, Warren tersenyum dan berkata, "Kak Gordon, kalau kami bekerja sama dengan Jesslyn, apakah kamu akan membantu kami? Kamu tahu sendiri kemampuan Jesslyn, siapa tahu kita bisa menarik simpati anggota Keluarga Winata yang misterius itu? Aku membutuhkan bantuanmu, jangan sampai Jesslyn berkhianat dan menghabisi kami.""Tidak masalah." Gordon tersenyum kecil."Kak Gordon memang paling baik!" Warren tersenyum sambil memberikan tatapan misterius dan berbicara dengan suara teredam, "Barusan aku sudah menelepon adikku, dia sedang di dalam perjalanan kemari. Aku rasa masalah ini harus dibicarakan dengannya juga, bagaimana menurut Kak Gordon?"Gordon menatap Warren sambil menyeringai dingin. "Sebagai saudara yang baik
"Nona Jesslyn, sepertinya kamu belum mengetahui identitas Nicholas ...." Zain terlihat agak ragu."Aku tidak tahu?" Jesslyn tertawa mendengar ucapannya. "Di Kota Modu, aku adalah orang yang paling mengenal Nicholas. Keluarga Winata bukanlah keluarga sembarangan, orang seperti kamu dan aku tidak akan sanggup menumbangkannya. Tapi untungnya Nicholas berbeda dengan anggota keluarganya yang lain, dia lembek dan payah. Asalkan kamu mendengarkan perintahku, kita pasti bisa menghancurkan Nicholas. Selama Nicholas dihabisi di Kota Modu, tidak akan ada yang mempersulit kita. Sebaliknya, kita malah mendapatkan keuntungan.""Sebenarnya apa maumu?" tanya Zain."Apa mauku? Hahaha." Jesslyn tertawa terbahak-bahak, sorotan matanya dipenuhi kebencian. "Aku ingin Nicholas berlutut dan memohon kepadaku. Aku ingin semua orang yang berpihak kepada Nicholas mati satu per satu," jawab Jesslyn dengan tatapan kejam.Tatapan Zain tampak berkecamuk, dia tegang melihat wanita yang begitu kejam ini.Beberapa wakt
Ketika menjelang malam hari, sekelompok mobil berhenti di depan lobi perusahaan Clear Group.Belasan pengawal keluar dari mobil dan berjaga di sekitar. Ketika seorang pengawal membuka pintu mobil, Jesslyn beranjak keluar dengan mengenakan balutan gaun berwarna hitam.Jesslyn adalah wanita yang sangat cantik. Dandanan serta gaun yang dikenakan, membuatnya tampak seperti boneka cantik yang hidup.Gaun ini menonjolkan lekukan tubuhnya yang indah. Dari kejauhan, punggungnya indah berhasil memikat siapa pun yang menatapnya."Apakah penanggung jawab Clear Group berada di tempat? Jesslyn menghentikan langkah kakinya sambil menatap ke arah gedung perusahaan Clear Group."Ada. Kami telah menghubungi mereka, seharusnya semua sudah disiapkan." Jawab salah seorang pengawal.Jesslyn mengangguk dan melangkah masuk ke dalam perusahaan.Felixton Group pernah berurusan dengan Clear Group. Tumpang tindih di antara kedua belah pihak membuatnya sulit menghindari konflik yang ada. Setelah Jesslyn kembali,