Tak hanya Godric, para hadirin yang ada di tempat juga tercengang saat melihat sikap Peter.Ketika Godric menghampiri Peter, orang-orang mengira bisa menonton pertunjukan seru. Berdasarkan karakter Peter, semua orang menebak kalau dia akan mematahkan kaki Nicholas. Namun ....Di luar dugaan, Peter malah memberikan hormat kepada pemuda itu? Ajaib!Apa-apaan itu? Peter terlihat seperti bawahan yang bertemu atasan.Godric menelan air liur, wajahnya sontak memerah. Tanpa pikir panjang, dia langsung kembali ke tempat duduknya.Sikap Peter sudah cukup menjelaskan semuanya. Godric bukanlah orang bodoh, Nicholas pasti bukan orang sembarangan! Apalagi, setelah melewati beberapa pelelangan, Nicholas tidak sungkan-sungkan mengeluarkan uang dalam jumlah yang fantastis. Awalnya dia terlihat seperti bercanda, tapi ternyata Godric salah, Nicholas memang bukan orang biasa.Apakah Nicholas benar adalah atasannya Peter?Tidak mungkin! Godric segera menyangkal pemikiran itu. Meskipun Nicholas bukan orang
Perhatian orang-orang tertuju kepada Godric. Dibandingkan simpati, tatapan mereka lebih terlihat seperti sindiran.Semua orang tidak tahu apa yang dikatakan oleh Peter, tapi mereka melihat jelas perbedaan sikap Peter kepada Nicholas dan Godric.Ketika menghampiri Nicholas, Peter bersikap sopan dan bahkan menghormatinya. Namun, saat menemui Godric, sikap Peter begitu dingin dan acuh.Melihat sikap Peter, bukankah reputasi Nicholas berada di atas Godric? Ditambah, setelah Peter pergi, ekspresi Godric terlihat masam, seperti orang yang habis ditegur.Siapa sebenarnya Nicholas? Semua orang mulai berspekulasi, mereka sangat penasaran. Bahkan orang sekelas Peter pun terlihat sangat menghormati pemuda itu.Di tengah kerumunan, raut wajah Colin terlihat sangat dingin, sedangkan Mario menarik pergelangan tangan Colin dan memelototi Nicholas. "Siapa sih Nicholas? Katanya dia menemukan dompet Keluarga Tansil? Kenapa dia juga mengenal Peter?""Aku juga nggak tahu!" Colin kesal dan berkata, "Ayah,
Nicholas! Lagi-lagi dia ....Kenapa dia lagi? Dia lagi?Nicholas menjadi bintang di acara pelelangan malam ini. Setiap menyukai sesuatu, dia menawarkan harga dengan jumlah yang sangat fantastis."Tuan Nicholas, apakah Anda memahami syarat pelelangan yang terakhir ini?" tanya pembawa acara sambil tersenyum.Nicholas hanya mengangguk tanpa menjawab apa-apa.Yasmine berbisik di telinga Nicholas, "Nic, jangan berulah. Kita nggak usah ikutan."Nicholas memberikan senyuman manis. "Belum tentu, kita coba dulu. Lagi pula, kita udah terlanjur datang. Masa mau duduk saja?"Yasmine tertegun sambil tersenyum masam. Apa yang pemuda ini pikirkan? Apa maksud ucapannya? Bukankah dia sudah memenangkan banyak pelelangan?"Nic, aku ingatkan, Beliau mau dikenalkan kepada institusi rumah sakit terkemuka." Colin tersenyum dingin.Nicholas menolehkan kepalanya dan berkata, "Iya, aku aku tahu. Kamu nggak tahu?"Colin termenung sambil mengepalkan tinjuannya. Apakah Nicholas sengaja ingin menyerang Mondial Jewe
Kalau harga penawaran berada di kisaran 40 miliar, para hadirin masih bisa menerimanya. Bagaimanapun, semua hasil karya Tuan Kevin memang sudah mendunia. Namun, kalau sudah melebihi 40 miliar, tidak sedikit orang yang berpikir kembali."Enam puluh miliar pertama ...."Colin terlihat panik, dia menggertakkan gigi dan berkata, "Ayah, dia sengaja menantang kita! Dia pasti ingin menghancurkan Mondial Jewelry!"Raut wajah Mario terlihat sangat masam. Dia berpikir sejenak, lalu berkata, "Enam puluh empat miliar.""Delapan puluh miliar!" Nicholas tidak ragu-ragu menyebutkan nominal angka yang diinginkannya.Delapan puluh miliar terlalu tinggi. Sebenarnya, Nicholas juga merasa rugi, tapi dia tidak mau mengalah dan membiarkan Mondial Jewelry mendapatkan kesempatan untuk bangkit kembali."Delapan puluh miliar? Kamu sudah gila?" Godric tidak lagi sungkan-sungkan. Dia memelototi Rudy sambil bertanya, "Siapa sih bajingan tengik itu?"Rudy menunduk sambil menggelengkan kepalanya. "Aku juga nggak tah
Tiba-tiba, Nicholas tersenyum sinis. Dia bingung harus berkata apa.Ternyata kebohongan mengenai dompet masih berlanjut sampai sekarang?Waktu itu Nicholas takut ketahuan sehingga dia membuat alasan seperti itu. Tidak disangka, masalah itu masih diungkit sampai sekarang.Seketika, semua orang menatap Nicholas dengan tatapan jijik. Yang benar saja? Pemuda ini terlalu angkuh, menemukan dompet saja berani berpartisipasi dalam pelelangan sebesar ini.Kalau yang dibilang itu memang benar, berarti Nicholas bukanlah siapa-siapa. Dia hanya mengandalkan keberuntungan untuk mencapai posisi sekarang. Orang seperti itu sangat tidak tahu malu!"Tuan Nicholas ...." Pembawa acara tersenyum dan berkata, "Kami sangat menghargai penawaran yang Anda berikan, tapi ... harga yang Anda tawarkan terdengar tidak masuk akal."Nicholas mengerutkan kedua alisnya."Nicholas, setelah memenangkan pelelangan, kamu mau pergi memohon bantuan nona muda Keluarga Tansil, ya?" Godric tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan
Nicholas hanya mengucapkan beberapa kata, lalu menutup ponselnya.Semua orang tercengang melihat tindakan Nicholas.Nicholas meminta seseorang mengantarkan 100 miliar?"Hahaha ...." Tiba-tiba Colin mentertawakannya. Colin tertawa terbahak-bahak sampai hampir meneteskan air mata. "Nic, boleh juga sandiwaramu. Aku hampir aja tertawa. Seratus miliar? Semuanya, kalian dengan ucapannya tadi, 'kan? Keren banget, telepon beberapa detik saja bisa dapat 100 miliar. Konyol!"Tak hanya Colin, sebagian besar orang juga ikut mentertawakan Nicholas.Nicholas pikir siapa dirinya? Dewa?"Nic, jangan banyak tingkat!" Mario menyindirnya."Kamu tuh nggak punya uang, makan saja susah, apa lagi 100 miliar? Sebaiknya kamu pergi sana!" Colin berteriak tanpa sungkan."Iya!""Pergi, pergi!"Orang-orang berteriak sambil menatap Nicholas dengan sinis.Orang-orang yang meneriaki Nicholas adalah pebisnis besar kota. Tak hanya memiliki uang, posisi dan reputasi mereka juga tidak main-main. Di mata mereka, Nicholas
Nicholas mengernyit, tatapannya terlihat sangat dingin.Begitu pintu dibuka, Nicholas sontak menoleh ke arah pintu. Terlihat sekelompok pria yang masuk dengan mengenakan jas rapi. Mereka berpakaian seperti pengusaha, tapi tingkah mereka justru membuat orang-orang keheranan. Sekelompok pria itu mendorong sebuah meja besar ke dalam aula.Para hadirin tercengang, itu bukanlah meja biasa, melainkan meja yang digunakan untuk menumpuk uang. Benar, itu uang sungguhan!Tumpukan uang itu sangat mencengangkan! Orang-orang yang melihatnya pun merinding.Sebentar, itu uang! Uang! Kenapa uangnya ditumpuk di atas meja? Seberapa kaya orang yang menumpuk uang seperti itu?Nicholas memiringkan kepalanya dan terlihat dua orang pria gemuk yang muncul di tengah kerumunan. Salah satu pria yang gemuk itu menatap ke arah Nicholas, lalu berjalan menghampirinya. Pria itu terengah-engah dan berkeringat.Suasana di aula terasa hening, hanya terdengar suara roda meja yang didorong.Pria gemuk itu tidak berani ber
Suara Nicholas terdengar mengejek.Jumlah uangnya jauh melebihi cukup. Jangankan uang tunai yang ditumpuk di atas meja, barang-barang mewah ini saja harganya sudah melebihi 100 miliar.Detik ini juga, semua orang pun tahu bahwa Nicholas bukan pemuda miskin biasa. Dia memang punya uang dan mampu membayar semua barang pelelangan yang dimenangkan. Namun, sayangnya dia sudah tidak ingin membelinya.Wajah Bella memucat dan jantungnya terasa berdegup kencang.Nicholas membalikkan badan, lalu tersenyum dan merentangkan tangan. "Prinsipku, uang bagaikan pakaian dalam. Kamu memiliki, tapi orang lain tidak perlu mengetahui maupun melihatnya. Benar, 'kan? Aku lebih suka bersikap rendah hati, aku tidak suka menyombongkan diri. Hanya saja, aku tidak senang ditantang, aku jadi terdorong untuk membuktikannya."Semua orang terdiam ....Mario dan Colin sangat malu sekaligus ketakutan. Dari mana Nicholas mendapatkan uang sebanyak itu?Bahkan, Mario dan Colin meragukan apakah Nicholas benar-benar miskin?
"Tidak ada yang boleh hidup," kata Nicholas dengan suara teredam.Sekarang Sandy mengalami kelumpuhan, entah kapan kondisinya bisa pulih. Dia kesulitan menggerakkan tubuh maupun berjalan.Sandy masih berusia 20 tahun. Nicholas tidak tega melihat semua kesialan yang menimpa sahabatnya.Setelah menutup telepon, Nicholas menggenggam erat ponselnya sambil berpikir. Perasaan Nicholas terasa berkecamuk.Untungnya nyawa Sandy masih bisa diselamatkan. Jika tidak, Nicholas akan menyesal seumur hidup.Sandy sudah sadarkan diri, sedangkan Master Howard harus diamputasi dan Thalia memerlukan setengah tahun untuk bisa turun dari tempat tidur. Mereka semua adalah orang-orang terdekat Nicholas. Selain mereka, 123 orang juga meninggal di Vila Megawan.Nicholas tidak pernah melupakan nyawa 123 orang itu.Bella berdiri di samping Nicholas. Dia agak ketakutan melihat raut wajah Nicholas yang tampak begitu tegang."Menurutmu, bagaimana selanjutnya?" tanya Nicholas."Temui Ken dan habisi dia!" jawab Bella.
"Pak Zain, kamu sudah melihat ketulusanku, 'kan?" tanya Jesslyn."Hmm, terima kasih banyak atas bantuanmu. Aku juga berterima kasih kepada 'Tuan' yang menyokongmu," jawab Zain."Pak, kamu adalah orang yang pintar, aku rasa kita tidak perlu saling berterima kasih. Seluruh masyarakat Kota Modu tahu bagaimana sejarah berdirinya Clear Group. Kalian memiliki reputasi yang tinggi di kalangan mafia. Meskipun berhasil menutupi semua kejahatan, pengaruh kalian masih begitu besar." Jesslyn tertawa menyindir. "Kita menghadapi orang dan masalah yang sama. Aku telah membereskan masalah kalian, sekarang kalian harus membantuku untuk menyelesaikan masalah kami."Ekspresi Zain sontak berubah. Sama seperti dugaannya, Jesslyn tidak mungkin membantu secara cuma-cuma."Kami sudah menemukan keberadaan Nicholas. Bawa orang-orangmu untuk menghabisinya. Tidak ada masalah, 'kan?" tanya Jesslyn tanpa basa-basi."Menghabisi Nicholas bukan pekerjaan yang mudah. Ditambah, aku sudah lama meninggalkan dunia mafia. R
"Semoga jawabanmu memuaskanku." Raut wajah Ken terlihat sangat puas.Jesslyn merasa agak rendah diri saat menatap Ken. Namun mengingat Ken adalah cucu inti dari Kakek Winata, Jesslyn pun menyingkirkan semua perasaan tidak enaknya."Besok aku ingin mengajak kakekmu untuk bertemu kakekku. Saat itu, orang yang bisa bertahan hidup tidaklah banyak. Bagaimana menurutmu?" tanya Ken.Jesslyn tercengang melihat kedua mata Ken yang tampak berapi-api. "Maksud ... maksudmu ....""Kalau kakekmu mengunjungi kakekku, kakekmu bisa memujiku sedikit di hadapan kakekku. Siapa tahu pujian kakekmu bisa sedikit membantu rencanaku? Bila aku berhasil menjadi pewaris, kamu akan menjadi istri dari cucu inti Keluarga Winata. Jika saat itu tiba, kamu bisa mendapatkan semua yang kamu inginkan."Sekujur tubuh Jesslyn bergetar, dia tidak pernah menyangka hari seperti ini akan datang. Jika yang dikatakan Ken benar, Keluarga Chaw bisa berdiri kembali, sedangkan derajat Jesslyn akan memelesat tinggi.Menyandang status
Pada sore hari, lampu-lampu di Vila Lacosta bersinar terang.Ken duduk di kursi sambil mengangkat kedua kakinya ke atas meja dan menyeringai jahat."Barusan Warren menelepon, dia bersedia bekerja saja," kata Jesslyn yang berdiri di samping Ken.Ken menjawab, "Kalau begitu ... kita bereskan dulu Clear Group.""Em." Jesslyn mengangguk."Semakin hari, kamu semakin menawan." Ken tertawa terbahak-bahak sambil menatap Jesslyn.Di saat Jesslyn tersipu malu, Ken mengulurkan tangan dan langsung menarik Jesslyn ke dalam dekapannya. Sembari memeluk Jesslyn, Ken menelepon Zara dan berkata, "Sudah tiga hari, aku ingin mendengar jawabanmu."Tidak terdengar suara di ujung telepon. Zara sedang memikirkan cara untuk menjawab pertanyaan Ken."Kali ini, kubu Keluarga Winata tidak serumit sebelumnya. Aku dan para sepupuku telah mencapai kesepakatan bersama. Kamu mengerti maksudku, 'kan?" tanya Ken."Kalian bekerja sama untuk menghabisi Nicholas?" Zara menarik napas panjang."Benar! Paman Dean terlalu kuat
Setelah setengah jam kemudian, Karen melarikan diri dan pergi ke ruangan Nicholas."Nicholas, Bella ... kasihan banget!" kata Karen dengan ekspresi sedih.Nicholas tersenyum kecut, dia hanya bisa menganggukkan kepala. Nicholas tidak tahu bagaimana menjelaskannya kepada Karen."Ba-bagaimana kalau aku pergi?" Karen mengangkat kepalanya."Kalau kamu pergi, dia harus menahannya," jawab Nicholas."Hmm, bagaimana kalau kamu saja yang membantunya?" tanya Karen.Nicholas tertegun. "Gadis bodoh. Bagaimana kalau terjadi sesuatu di antara kami?""Tidak boleh," Karen bergumam sambil memalingkan wajah.Nicholas tertawa terbahak-bahak sambil mengelus kepala Karen. "Jadi orang jangan terlalu baik. Yang ada malah dibohongi.""Bella sangat baik kepadaku, dia membelikanku baju. Oh ya, katanya dia mau mengajakku menonton konser," jawab Karen."Konser?" Nicholas mengerutkan alis."Iya, beberapa hari lagi ada konser. Bella sudah memesan tiketnya." Karen menatap Nicholas dengan mata berbinar-binar. "Kamu ma
"Apa?" Nicholas tersentak."Aku ...." Bella menggigit bibirnya dan menjawab, "Aku ingin mengajak Karen untuk mengobrol di kamarku ...."Nicholas mengerutkan alis saat mendengar permintaan Bella."Tenang saja, aku tidak akan menyakiti maupun membohongi Karen. Aku hanya, aku ...." Bella langsung berlutut dan memohon kepada Nicholas.Nicholas menghela napas sambil melambaikan tangannya. "Aku tidak masalah asalkan Karen tidak keberatan. Tapi kalau kamu memanfaatkannya, nasibmu akan berakhir mengenaskan!""Tidak, aku tidak akan memanfaatkannya." Bella tersenyum, dia bangkit berdiri dan pamit meninggalkan ruangan Nicholas.Nicholas memijat keningnya, kondisi Bella terlihat semakin parah. Nicholas telah mencari 7 hingga 8 dokter untuk mengobati Bella, tetapi tidak ada hasil yang memuaskan. Takutnya, Bella akan terjerumus semakin jauh.Bella kembali ke kamarnya untuk mengambil sehelai gaun yang telah disiapkan, lalu bergegas pergi menemui Karen."Ini ... untukku?" Karen melirik Bella dengan ti
Jansen sontak mengangkat kepalanya, dia menghela napas panjang tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Di sebuah klub malam yang terletak tak jauh dari perusahaan Clear Group.Warren memanggil belasan gadis muda untuk menemaninya. Sembari memandang Gordon yang mencekoki diri dengan bir, Warren tersenyum dan berkata, "Kak Gordon, kalau kami bekerja sama dengan Jesslyn, apakah kamu akan membantu kami? Kamu tahu sendiri kemampuan Jesslyn, siapa tahu kita bisa menarik simpati anggota Keluarga Winata yang misterius itu? Aku membutuhkan bantuanmu, jangan sampai Jesslyn berkhianat dan menghabisi kami.""Tidak masalah." Gordon tersenyum kecil."Kak Gordon memang paling baik!" Warren tersenyum sambil memberikan tatapan misterius dan berbicara dengan suara teredam, "Barusan aku sudah menelepon adikku, dia sedang di dalam perjalanan kemari. Aku rasa masalah ini harus dibicarakan dengannya juga, bagaimana menurut Kak Gordon?"Gordon menatap Warren sambil menyeringai dingin. "Sebagai saudara yang baik
"Nona Jesslyn, sepertinya kamu belum mengetahui identitas Nicholas ...." Zain terlihat agak ragu."Aku tidak tahu?" Jesslyn tertawa mendengar ucapannya. "Di Kota Modu, aku adalah orang yang paling mengenal Nicholas. Keluarga Winata bukanlah keluarga sembarangan, orang seperti kamu dan aku tidak akan sanggup menumbangkannya. Tapi untungnya Nicholas berbeda dengan anggota keluarganya yang lain, dia lembek dan payah. Asalkan kamu mendengarkan perintahku, kita pasti bisa menghancurkan Nicholas. Selama Nicholas dihabisi di Kota Modu, tidak akan ada yang mempersulit kita. Sebaliknya, kita malah mendapatkan keuntungan.""Sebenarnya apa maumu?" tanya Zain."Apa mauku? Hahaha." Jesslyn tertawa terbahak-bahak, sorotan matanya dipenuhi kebencian. "Aku ingin Nicholas berlutut dan memohon kepadaku. Aku ingin semua orang yang berpihak kepada Nicholas mati satu per satu," jawab Jesslyn dengan tatapan kejam.Tatapan Zain tampak berkecamuk, dia tegang melihat wanita yang begitu kejam ini.Beberapa wakt
Ketika menjelang malam hari, sekelompok mobil berhenti di depan lobi perusahaan Clear Group.Belasan pengawal keluar dari mobil dan berjaga di sekitar. Ketika seorang pengawal membuka pintu mobil, Jesslyn beranjak keluar dengan mengenakan balutan gaun berwarna hitam.Jesslyn adalah wanita yang sangat cantik. Dandanan serta gaun yang dikenakan, membuatnya tampak seperti boneka cantik yang hidup.Gaun ini menonjolkan lekukan tubuhnya yang indah. Dari kejauhan, punggungnya indah berhasil memikat siapa pun yang menatapnya."Apakah penanggung jawab Clear Group berada di tempat? Jesslyn menghentikan langkah kakinya sambil menatap ke arah gedung perusahaan Clear Group."Ada. Kami telah menghubungi mereka, seharusnya semua sudah disiapkan." Jawab salah seorang pengawal.Jesslyn mengangguk dan melangkah masuk ke dalam perusahaan.Felixton Group pernah berurusan dengan Clear Group. Tumpang tindih di antara kedua belah pihak membuatnya sulit menghindari konflik yang ada. Setelah Jesslyn kembali,