Home / Urban / Di Balik Topeng si Pria Miskin / Chapter 491 - Chapter 500

All Chapters of Di Balik Topeng si Pria Miskin : Chapter 491 - Chapter 500

605 Chapters

Bab 492

Jansen menghentikan langkah kakinya, lalu menimpali, "Bagus kalau kamu punya ambisi seperti ini. Tapi, kamu harus mengambil tindakan.""Kakakku pasti bisa!" seru Rhea yang berada di samping.Jansen menghela napas, lalu berjalan ke luar tanpa berbicara lagi.Di sisi lain, Monica yang masih berada di ruang tamu menenangkan dirinya dulu, lalu membawa Sherly berjalan menuju lift."Benar-benar nggak sopan. Masa dia nggak mengantar kita keluar ...," gumam Sherly.Monica terus menunduk dan merasa muram sejak tadi. Nicholas jelas-jelas tidak berutang budi pada Monica, tetapi masih bersikap begitu baik padanya. Sebenarnya, jika Nicholas ingin membalas dendam padanya, Monica mungkin sudah lama mati.Saat ini, Nicholas berdiri di depan jendela ruang kantornya. Setelah melihat mereka semua pergi, dia baru menghela napas dan mengalihkan pandangannya.Orang-orang jahat ini benar-benar merepotkan.Nicholas telah mendengar beberapa kejadian yang menimpa Clear Group di Kota Modu. Sementara itu, hanya C
Read more

Bab 493

Sherin berkata, "Keterampilan memasakku ini adalah hasil kerja kerasku selama bertahun-tahun. Aku nggak berani melupakannya sedikit pun. Ketika masih muda, aku suka memasak di dapur. Aku merasa dapur adalah medan perangku, sama seperti medan perang pamanmu.""Aku melayaninya dengan sepenuh hati supaya dia bisa bekerja dan melindungi negara dengan baik," jelas Sherin. Ekspresi bangga perlahan-lahan muncul di wajahnya.Nicholas tersenyum sembari menyahut, "Memang seharusnya begitu."Saat ini, Howard berdeham dan berkata, "Denyut nadimu cukup baik, tapi kamu harus beristirahat dan memulihkan diri untuk sementara waktu ini.""Hais, tubuhku ini. Aku tahu makan obat juga nggak akan berguna," ujar Sherin seraya menghela napas.Kemudian, Howard melepaskan tangannya dan mencari kertas untuk menulis resep obat.Nicholas mengobrol dengan Sherin di samping. Dia merasa agak cemas saat teringat pada Howard yang mengernyit barusan. Penampilannya seolah-olah menyiratkan ada masalah besar pada kesehata
Read more

Bab 494

"Pak Andhika, laporan para karyawan baru sudah ada di tanganku. Apa aku harus menyerahkannya kepadamu sekarang juga?" tanya Tania yang sudah tersenyum sekarang.Andhika menengadah dan melirik Tania sekilas, lalu menjawab, "Ya, bawa kemari. Apa ada bibit unggul yang bisa dibina perusahaan kali ini?""Bibit unggul? Nggak ada. Mereka semua benar-benar nggak becus," sahut Tania seraya mencebik. Dia teringat pada Karen.Sejujurnya, dari pelatihan beberapa hari ini, Tania bisa menilai bahwa Karen adalah orang yang sangat giat dan kinerjanya juga yang paling bagus. Sayangnya, kecerdasan emosionalnya terlalu rendah. Karen bahkan berani menolaknya. Jadi, kelak bagaimana mereka bisa membinanya?"Oh." Andhika menghela napas sambil menerima dokumen-dokumen tersebut. Kemudian, dia berkata, "Kamu sudah boleh keluar. Kalau ada waktu, aku akan mencarimu nanti.""Baik," ujar Tania sembari mengangguk. Setelah keluar dari ruang kantor, dia kebetulan bertemu dengan instruktur para karyawan baru. Tania pun
Read more

Bab 495

"Hah?" Tania tertegun mendengarnya."Kenapa? Ada masalah?" tanya Andhika sambil menengadah menatap Tania."Nggak apa-apa. Aku akan pergi memanggilnya sekarang," jawab Tania sembari tersenyum canggung. Setelah keluar dari ruang kantor, wajahnya seketika menjadi muram.Tania awalnya hanya ingin mempersulit Karen. Siapa sangka, masalah malah menjadi seperti ini. Bagaimana jika dia ketahuan setelah Regina datang nanti?Sesudah kembali ke ruang kantor, Tania yang murung melirik Karen sekilas dan mendengkus dingin. Dia berkata kepada Regina yang berada di samping, "Regina, keluarlah. Laporan yang kamu kumpul barusan mendapat pujian dari Pak Andhika.""Serius?" Regina adalah gadis bertubuh mungil yang mengenakan kacamata. Begitu mendengar Tania berkata seperti itu, dia langsung berseru dengan girang, "Bu Tania, aku akan segera keluar.""Ya." Tania mengangguk, lalu melirik para karyawan di dalam dengan dingin sambil berkata, "Kalian bekerjalah dengan baik. Laporan macam apa yang kalian kumpulk
Read more

Bab 496

"Baik, Pak!" sahut Regina dengan panik. Dia tidak berani bertanya terlalu banyak sehingga buru-buru keluar dari ruangan.Tania mengikutinya. Dia memberi isyarat mata kepada Regina, lalu memperingatkan, "Jangan bicara sembarangan. Ini adalah kesempatanmu untuk naik jabatan kelak. Aku sudah membantu sebisaku. Jangan sampai kamu melupakan jasaku.""Oke, Kak Tania." Regina mengangguk dengan wajah yang memerah.Tania terkekeh-kekeh, lalu menepuk bahu Regina seraya menenangkannya, "Jangan khawatir, kembali bekerja sana.""Baik." Regina menganggukkan kepalanya.Setelah kembali ke ruang kantor, keduanya sama sekali tidak mengungkit kejadian barusan, seolah-olah ide dan laporan tersebut memang ditulis oleh Regina sendiri.Menjelang jam pulang kerja, Tania pun hendak pergi. Karyawan lainnya menatap Karen dengan iba, lalu menggeleng dan meninggalkan ruang kantor.Sementara itu, Karen terpaksa menghadapi Lena seorang diri.Hingga pukul 22.00, Karen baru berjalan keluar dari gedung perusahaan denga
Read more

Bab 497

"Ada apa?" tanya Sherin dengan susah payah. Dia merasa agak sesak napas sekarang. Dia tahu bahwa keluarganya menjalankan tugas mulia, juga tahu ada banyak bahaya yang tersembunyi di balik tugas ini."Henry dalam masalah," jawab Darma dengan lirih di luar pintu.Sherin bergidik mendengarnya. Dia turun dari ranjang dengan tubuh yang gemetaran. Suaranya pun terdengar panik saat bertanya, "Darma, apa yang terjadi dengan Henry?""Nyonya, aku nggak bisa menjelaskannya secara rinci sekarang. Tolong kamu ikut dengan kami," ujar Darma dengan serius."Ya, ya," sahut Sherin sambil mengenakan pakaiannya dengan terburu-buru. Kemudian, dia membuka pintu kamarnya dengan gemetaran.Sherin tahu bahwa masalah ini sangat serius. Jika tidak, Darma tidak mungkin datang ke tempatnya di jam seperti ini.Sesudah mendorong pintu, Sherin berjalan ke luar dengan terhuyung-huyung.Darma segera memapah Sherin. Dia menopang lengan Sherin, lalu membawanya masuk ke mobil.Mobil pun keluar dari kediaman, lalu melewati
Read more

Bab 498

"Ibu, tenangkan dirimu dulu. Kak Henry sudah dibawa ke rumah sakit, dia pasti akan baik-baik saja," ujar Sandra sambil menghapus air matanya.Sherin menggigit bibirnya, tatapannya terlihat agak hampa.Saat ini, pintu ruang operasi dibuka. Terlihat 2 orang dokter yang mengenakan masker berjalan ke luar."Dokter, gimana kondisi kakakku?" tanya Sandra yang buru-buru maju."Maaf sekali, kami sudah berusaha semaksimal mungkin." Devin menghela napas, lalu menunduk dan menjelaskan dengan ekspresi bersalah, "Kalian terlambat mengantar pasien. Selain itu, kami nggak pernah bertemu racun yang ada di tubuhnya. Nggak ada obat yang bisa membantunya ...."Tubuh Sandra gemetaran saat mendengarnya. Dia bergumam, "Nggak mungkin ....""Henry ...," gumam Sherin dengan lirih sembari menghapus air matanya."Kalian cepat masuk. Mungkin, kalian masih bisa bertemu dengannya untuk yang terakhir kali," kata Devin yang merasa bersalah sambil menyingkir ke samping. Dia tampak sangat sedih.Albert menarik napas da
Read more

Bab 499

Belasan menit kemudian, Nicholas akhirnya tiba di rumah sakit dengan membawa Howard."Nicholas ...." Begitu melihatnya, Sherin langsung menangis sembari memohon, "Tolong bantu Bibi. Anggap saja Bibi berutang nyawa padamu.""Bibi, nggak usah begini. Biarkan kami melihat kondisinya dulu," sahut Nicholas dengan lirih."Ya, ya. Kemari." Sherin menarik tangan Nicholas sambil membawanya ke ranjang pasien Henry.Begitu mengamati tubuh Henry sekilas, ekspresi Nicholas sontak berubah.Tubuh Henry seakan-akan dikelilingi oleh gas hitam yang bisa menyebar sehingga membuatnya tampak sangat suram. Wajahnya yang maskulin menjadi pucat pasi sekarang. Bahkan, terlihat ekspresi ganas yang memiliki kecenderungan menyebar."Gimana?" tanya Nicholas seraya menoleh menatap Howard."Agak sulit," jawab Howard dengan ekspresi serius.Sherin yang berdiri di sebelah tentu mendengarnya. Dia segera bertanya dengan terkejut, "Nicholas, Dokter Howard, apa kalian sudah punya cara?""Masih belum bisa dipastikan. Kita
Read more

Bab 500

"Waktu pasien sudah nggak banyak. Cepat bawa semua orang keluar," perintah Howard setelah menarik napas dalam-dalam."Baik. Keluar, semuanya!" teriak Sherin seraya melambaikan tangannya."Kalian menyerahkan pasien kepada dokter desa? Kalian ini benar-benar nggak bertanggung jawab." Devin melanjutkan, "Peralatan di rumah sakit ini memang bukan yang terbaik, tapi nggak kalah dari yang lain. Aku saja nggak bisa menyelamatkannya, apalagi orang lain!"Albert mengernyit melihat semua ini. Dia menatap Sherin yang penuh waspada, lalu menghela napas dan akhirnya keluar.Albert tidak percaya bahwa Nicholas bisa menyelamatkan putranya, juga tidak percaya istrinya bisa memberi mereka kejutan. Dia yakin bahwa semua ini hanya trik murahan Nicholas agar orang-orang memiliki kesan baik terhadapnya. Dengan demikian, dia akan memiliki keuntungan di masa depan.Lagi pula, berhasil atau tidak, Albert tetap akan berutang budi kepada Nicholas karena dia telah berusaha membantu mereka."Kalau sampai terjadi
Read more

Bab 501

Albert menengadah dan melirik Devin dengan sinis.Devin meneruskan, "Maksudku sangat jelas. Orang seperti ini hanya ingin mendekati keluarga kalian. Setengah jam sudah lewat sekarang. Henry mungkin nggak bisa bertahan lama lagi!"Mendengar perkataan ini, Albert merasa makin kesal. Dia pun bangkit dari tempat duduknya dengan marah."Hanya kamu yang memercayainya. Kalau itu aku, aku pasti sudah mengusirnya dan menelepon polisi. Dia mencelakai nyawa seseorang demi kepentingannya sendiri. Entah berapa orang yang sudah ditipunya, entah berapa nyawa yang sudah dicelakainya!" ujar Devin dengan gusar. Rasanya, dia ingin sekali memaki Nicholas sekarang juga.Raut wajah Albert dan lainnya makin murung setelah mendengarnya. Terutama Sherin, dia sudah mengepalkan tangannya dengan sangat erat."Kalau dia melakukan semua ini hanya untuk mendekati keluargaku, aku nggak akan melepaskannya!" ancam Albert dengan dingin.Krek ....Pintu ruang operasi tiba-tiba terbuka, lalu terlihat Nicholas berjalan ke
Read more
PREV
1
...
4849505152
...
61
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status