"Nicholas, kamu di sini?" Begitu melihat Nicholas, mata Sherin sontak berbinar-binar. Kemudian, dia melanjutkan, "Kalau tahu, aku nggak akan kemari. Melelahkan sekali.""Nyonya Sherin, kenapa kamu kemari?" tanya Nicholas yang buru-buru menghampiri.Sherin pun mencebik, "Aku mau mendaftarkan putriku.""Daftar?" Nicholas beralih menatap Sandra. Sudut bibirnya tanpa sadar berkedut."Kenapa? Memangnya nggak boleh?" Sandra merasa Nicholas meremehkannya sehingga berkata dengan tegas, "Aku sudah mundur dari ketentaraan, tentu saja boleh berkuliah. Kamu kira hanya kamu yang bisa lolos ujian, aku nggak bisa?""Bukan begitu. Ayo, aku bawa kalian ke tempat pendaftaran," timpal Nicholas yang merasa agak canggung."Oke." Sherin mengikuti sambil berterima kasih, "Henry sudah siuman kemarin. Kondisinya sudah cukup baik sekarang. Selain agak lemah, nggak ada masalah lain lagi. Bibi benar-benar berterima kasih padamu. Kalau nggak ada kamu, Henry pasti nggak akan bisa selamat.""Nggak perlu sungkan. Seb
Baca selengkapnya