Home / Urban / Di Balik Topeng si Pria Miskin / Chapter 431 - Chapter 440

All Chapters of Di Balik Topeng si Pria Miskin : Chapter 431 - Chapter 440

605 Chapters

Bab 432

"Mau kena siapa saja nggak masalah, cepat tembak!" teriak Ruby.Tatapan Albert berkilat dingin menatap Ruby, kemudian dia memberi isyarat kepada penembak jitu yang tersembunyi.Dor!Peluru menembus mobil MPV dan mengenai pria tua berpakaian abu-abu. Meskipun dia berusaha bersembunyi, tetap saja dia tidak bisa menghindar dari tembakan peluru yang dahsyat.Nicholas juga sangat terkejut. Namun, saat ini dia tidak bisa lagi memedulikan terlalu banyak. Dia menarik kepala Sadewa dan berjalan ke belakang mobil."Nicholas ...," teriak Sadewa dengan marah.Nicholas melayangkan dua tinjuan ke mata Sadewa."Nicholas!" Sadewa kembali berteriak, "Beraninya kamu memukulku? Nona Besar nggak akan melepaskanmu!""Nggak akan melepaskanku? Memangnya aku akan melepaskanmu hari ini?" teriak Nicholas. Kemudian, dia melancarkan tinju bertubi-tubi ke dahi Sadewa dan menarik rambutnya, lalu menabrakkan kepalanya ke kaca belakang mobil.Prang! Kaca mobil pecah berkeping-keping.Nicholas kembali menghantam kepal
Read more

Bab 433

Melihat adegan ini, Nicholas mundur perlahan-lahan dengan tatapan waspada."Siapa suruh kamu bunuh dia? Apa kamu tahu dia itu penculik? Seharusnya kamu serahkan dia ke tangan kami untuk diadili, bukan kamu bunuh sendiri ...," bentak Ruby dengan kesal."Ruby! Apa yang kamu lakukan?" Albert berjalan dengan langkah pelan mendekati mereka.Dengan wajah kesal, Ruby menjawab, "Ayah, orang ini seharusnya diserahkan ke kita, tapi dia malah membunuhnya. Aku curiga ada yang nggak beres dengannya, tangkap dia sekarang juga!""Hentikan!" Albert menghampiri mereka. "Apa kamu tahu apa yang sedang kamu lakukan? Kamu menodongkan senjatamu ke seorang warga Negara Hailos?"Nicholas mundur setengah langkah, wajahnya semakin terlihat dingin."Warga Negara Hailos apanya? Dia cuma rakyat biasa, setelah dibunuh kita tinggal kasih kompensasi saja. Memangnya apa lagi yang bisa mereka lakukan?" teriak Ruby."Letakkan pistolmu!" bentak Albert.Saking kesalnya, tubuh Ruby sampai gemetaran.Nicholas menyapukan pan
Read more

Bab 434

"Ibu, dia sedang membohongimu. Aku bawa dokter militer untuk mengobatimu. Kita nggak perlu berutang budi padanya ...." Ruby menyingkirkan tangan Nicholas."Aku nggak perlu ...." Nyonya Sherin ingin mencegahnya.Nicholas berkata dengan suara rendah, "Kondisi Nyonya Sherin sekarang sedang nggak stabil. Kalau kita nggak mengatur aliran energinya, aku khawatir dia akan muntah darah dan meninggal.""Nggak usah membual, memangnya kami nggak tahu kesehatan ibu kami sendiri?" Mendengar ucapan Nicholas, Ruby menjadi kesal.Ekspresi Nicholas menjadi murung ketika berkata, "Aku nggak mau berdebat denganmu!""Aku juga nggak mau berdebat denganmu!" Ruby memelototi Nicholas dengan kejam, lalu menarik Nyonya Sherin sambil menyuruh seorang dokter militer.Ketika berangkat tadi, mereka sudah menebak situasi seperti ini akan terjadi. Oleh karena itu, mereka membawa dokter militer dan ambulans.Seorang tentara muda berusia 30-an berjalan mendekat dan meraih pergelangan tangan Nyonya Sherin, sambil berkat
Read more

Bab 435

"Ibu, ada apa denganmu?" teriak Ruby dengan wajah panik."Anak durhaka, kamu mau aku mati ya ...," ujar Nyonya Sherin dengan gemetaran. Sorot matanya kini telah meredup."Ibu ...." Ruby menangis tersedu-sedu dan berkata, "Ibu, ada apa denganmu?""Cepat naik ke mobil!" perintah Albert.Orang-orang mulai mengangkat Nyonya Sherin ke mobil. Ketika berada di dalam mobil, Nyonya Sherin membuka matanya dan kembali memuntahkan darah. Setelah itu, dia tampak lemas."Ibu ...." Ruby terkejut hingga menangis terisak-isak."Apa yang kamu tangiskan!" Albert merasa kesal dan memelototi Arief sambil berkata, "Arief, apa yang terjadi?""Aku juga tidak terlalu yakin. Mungkin karena sudah terlalu parah dan harus segera dilarikan ke rumah sakit untuk diperiksa dengan alat!" jawab Arief dengan kebingungan."Bukannya kamu bilang kami bisa percaya padamu?" Albert marah besar. "Sekarang kamu bilang mau pergi ke rumah sakit? Lihat keadaannya sekarang, apa dia masih bisa tahan sampai ke rumah sakit?""Hm, ini .
Read more

Bab 436

Nicholas tidak terlalu peduli. Dia hanya mengelilingi rumah itu sekilas dan melihat beberapa orang yang tergeletak di lantai dengan bersimbah darah. Dalam hatinya merasa agak bersalah.Orang-orang ini adalah anak buah Peter, kini semuanya telah tewas di tempat ini. Hal ini membuat Nicholas tidak bisa menerima kenyataan. Dia terpaksa menyuruh Yasmine untuk mendata nama orang-orang di sini untuk memberikan kompensasi kepada pihak keluarga mereka.Nicholas sendiri sangat paham bahwa anak buah Peter ini berasal dari keluarga yang kurang mampu. Kalau tidak, mereka juga tidak akan kerja di bawah Peter.Sandra melihat Nicholas dari kejauhan, dia berbalik dan bersembunyi di sebuah sudut sambil memberi tahu lewat protofon, "Lapor! Pria itu bilang dia sangat sibuk dan nggak punya waktu ke sana. Katanya kita telah mencari Dokter Arief, jadi dia nggak perlu turun tangan lagi ...."Ekspresi Albert yang marah langsung menjadi makin muram."Dia mau melawan? Kita menyuruhnya datang, dia berani menolak
Read more

Bab 437

Mendengar nada bicara Ruby, Nicholas merasa jijik. Dia menginjak pedal gas sekuat tenaga.Turun? Kalau tadi nada bicaranya sopan, Nicholas mungkin masih mau mempertimbangkannya. Namun, melihat nada bicara wanita ini yang angkuh, muncul kebencian dalam hati Nicholas."Kamu nggak mau turun? Apa perlu sampai pakai undangan?" Ruby merasa kesal bukan main."Diam kamu!" bentak Albert."Ayah, untuk apa kamu bertekuk lutut pada orang seperti ini? Memangnya dia siapa?" Saking kesalnya, tubuh Ruby sampai gemetar. "Di Kota Mano ini, keluarga kita adalah otoritas yang tak terbantahkan. Ayah malah memohon padanya?""Diam kamu!" Albert memelototi Ruby dengan ganas dan menamparnya.Plak!Ruby terpaku di tempat menatap ayahnya dengan tak percaya. "Ayah, kamu memukulku?""Memangnya kenapa kalau aku memukulmu?" Kini Albert benar-benar marah. Dia menunjuk Ruby sambil memarahinya, "Setinggi apa status keluarga kita sampai kamu terus-menerus menyebutnya? Kamu ini karena terlalu dimanjakan sejak kecil, emos
Read more

Bab 438

"Kenapa?" Ruby menoleh dan memelototi Wilson. "Dasar nggak berguna. Kamu sendiri yang pengecut, tapi melarang orang bicara?""Pergi kamu kalau masih mau bicara sembarangan!" bentak Albert.Ruby hanya menggerutu dan menoleh melirik Nicholas. Tiba-tiba, Nyonya Sherin memuntahkan darah lagi."Apa yang kamu lakukan? Kamu mau mencelakai ibuku ya?" Ruby tersentak dan menarik tangan Nicholas. Nicholas langsung mendorongnya ke samping dengan tidak sabaran.Tubuh Ruby terhuyung dan menabrak jendela mobil. Dia mendongak dan memarahi Nicholas, "Berani-beraninya kamu mendorongku? Apa kamu tahu aku ini siapa?""Tutup mulutmu!" Albert sudah hilang kesabaran, dia langsung memaki, "Kamu nggak punya mata ya? Nggak lihat dia lagi mengobati ibumu?"Ruby terkesiap, lalu melihat wajah Nyonya Sherin mulai merona merah. Perlahan-lahan, wajahnya mulai tampak agak berseri. Ruby hanya terkejut tanpa bisa berkata-kata.Nicholas menatap Ruby dengan tatapan dingin, lalu berbalik berkata kepada Albert, "Untuk semen
Read more

Bab 439

Ruby buru-buru turun dari mobil. Melihat tenaga medis yang berlari keluar dari rumah sakit, dia langsung menghela napas lega. Meskipun temperamen Ruby sangat buruk, dia tetap sangat mencemaskan kondisi ibunya.Setelah ibunya dibawa masuk ke dalam rumah sakit, Ruby terdiam sejenak. Kemudian, dia menoleh ke arah seorang petugas keamanan yang berdiri di samping dan menarik lengan bajunya."Kak Darma, sekarang kita sudah sampai di rumah sakit. Jangan biarkan orang itu kabur! Dia sudah membunuh orang, nggak bisa dibiarkan begitu saja! Meskipun dia berjasa kepada kita, tetap saja dia melanggar hukum!""Baik!" Darma ragu-ragu sejenak, kemudian dia mengangguk pelan.Ruby tertawa sinis. Melihat Nicholas menggendong Lily dan menopang Karen memasuki rumah sakit, Ruby mengambil ponselnya untuk menelepon Radi."Radi, di sini ada tersangka pembunuhan. Kami sedang berada di rumah sakit! Benar ... oke, segera utus orang, aku akan mengawasinya ...," bisik Ruby.Setelah menutup teleponnya, Ruby tertawa
Read more

Bab 440

"Kak Nicholas, apa Kak Karen akan baik-baik saja?" tanya Lily dengan penasaran setelah melihat Nicholas menutup teleponnya."Dia akan baik-baik saja!" Nicholas mengelus kepala Lily dengan perlahan dan tersenyum lembut.Pada saat ini, Karen sudah keluar dari ruang pemeriksaan dengan kepala yang terbalut perban. Penampilannya saat ini tampak konyol. Nicholas tidak bisa menahan diri untuk tertawa melihatnya.Wajah Karen langsung memerah, dia menunduk dan menggerutu, "Dasar menyebalkan!""Ayo, kita ke kamar pasien untuk beristirahat!" ajak Nicholas sambil tertawa ringan. Kemudian, dia menggandeng tangan Karen dan menuntunnya ke kamar pasien.Setelah menurunkan Lily, Nicholas bergegas merapikan ranjang pasien. Lalu, dia berpura-pura bersikap seperti pria bangsawan dan mempersilakan Karen dengan tersenyum, "Silakan, Yang Mulia Ratu beristirahat sejenak di bawah pengawasan hamba ...."Wajah Karen memerah, dia berdiri terpaku di tempat dengan malu.Nicholas menarik tangannya dan membantunya un
Read more

Bab 441

Sekelompok orang itu berjalan menuju kamar pasien Nicholas. Radi memimpin di depan dan memberikan isyarat kepada beberapa orang di belakang untuk mengikutinya."Dia berada di kamar pasien paling dalam!" Ruby menunjuk dan berkata dengan semangat, "Radi, ini adalah kesempatan besar bagimu untuk naik pangkat! Usahakan untuk menyelesaikan masalah ini dengan sempurna!""Jangan khawatir!" ujar Radi sambil mengangguk. Salah satu tangannya mengeluarkan pistol dan tangan lainnya memegang gagang pintu. Lalu, dia perlahan-lahan membuka pintu kamar pasien.Ruby berdiri di kejauhan dan melihat situasi itu sambil tersenyum sinis. Dia sudah mengantar mereka ke sana, jadi dia tidak perlu menetap lagi. Di lubuk hatinya berpikir, tidak peduli seberapa hebatnya Nicholas, hari ini dia harus mati di sini!Pada saat itu, Nicholas yang berada di dalam kamar pasien juga merasakan ada yang tidak beres. Saat dia buru-buru menoleh, dia melihat pistol di tangan Radi sudah menunjuk ke arahnya. "Jangan bergerak ...
Read more
PREV
1
...
4243444546
...
61
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status