Home / Urban / Di Balik Topeng si Pria Miskin / Chapter 411 - Chapter 420

All Chapters of Di Balik Topeng si Pria Miskin : Chapter 411 - Chapter 420

605 Chapters

Bab 412

"Kamu ...," ujar Tenato dengan murka."Sebaiknya, kamu bantu aku pikirkan cara untuk melawan Nicholas. Takutnya, posisimu sebagai Ketua Asosiasi Bisnis nggak akan aman." Sadewa melanjutkan sembari tersenyum sinis, "Uang itu masih di bank. Kalau nggak bisa diambil, hal ini akan sangat berbahaya bagiku ...."Tenato menarik napas dalam-dalam, lalu bertanya, "Apa maumu?""Kita bahas lagi nanti setelah uangnya diambil," jawab Sadewa dengan tidak acuh.Tenato kesal hingga sekujur tubuhnya gemetaran. Kemudian, dia berbalik dan keluar dari ruang kantor Sadewa.Setelah Tenato pergi, raut wajah Sadewa pun menjadi sangat suram.Langkah yang diambil Nicholas ini memang sangat cerdik. Namun, seperti yang dikatakan Sadewa barusan, masalah ini tidak akan berdampak besar pada Ventura Capital Finance. Bagaimanapun, Ventura Capital Finance adalah label sekaligus perusahaan terkemuka di Kota Mano.Kring kring kring ....Ponsel Sadewa tiba-tiba berdering saat ini.Sadewa buru-buru menjawabnya. Kemudian, t
Read more

Bab 413

"Philip, kamu tahu aku nggak punya pilihan lain ...," ujar Sani dengan mata yang agak memerah. Dia terus menatap Philip sambil meneruskan, "Orang itu sudah datang ke Kota Mano untuk mencariku. Apa yang bisa kulakukan sekarang?"Philip menatap Sani, lalu meletakkan satu tangannya di atas meja."Philip, kita sudah saling kenal 7 tahun, 'kan?" tanya Sani seraya menatap Philip dengan sorot mata yang menjadi agak dingin.Mendengar ini, Philip menggertakkan giginya sembari membalas, "Baiklah, aku akan mengikutimu.""Cepat bereskan barang-barangmu. Kita harus mengambil langkah tak terduga supaya nggak ketahuan," kata Sani sambil mengangguk dan berdiri. Dia segera berkemas di ruang kantornya dan mengambil semua barang yang diperlukan. Kemudian, dia buru-buru berjalan ke luar.Tidak berselang lama, keduanya sudah tiba di lantai bawah. Mereka masuk ke mobil dan bergegas meninggalkan Kota Mano.Melihat ini, Bella yang berada dalam kantor membuka sedikit tirai jendelanya dan melihat mobil itu mela
Read more

Bab 414

Di dalam mobil, Philip yang berwajah murung menambah kecepatan mobil."Nggak usah masuk ke kota. Kita putar arah, lalu ganti mobil dulu," perintah Sani dengan lirih."Oke," sahut Philip sembari mengangguk.Keduanya mengelilingi jalanan Kota Mano, lalu mengganti mobil SUV di tengah perjalanan."Ada yang mengikuti kita." Ketika hendak naik mobil, jantung Sani sontak berdebar-debar. Kemudian, dia berkata, "Jangan khawatir. Kita pastikan dulu ada berapa orang.""Ya," balas Philip sambil mengangguk lagi.Sepuluh menit kemudian, raut wajah Sani seketika menjadi muram."Sialan, itu Bella." Sani melihat jelas mobil di belakang dan yakin hanya ada Bella seorang."Gimana?" tanya Philip yang tidak sesemangat Sani. Dia hanya merasa gugup sekarang."Tenang saja. Pelankan mobilnya di persimpangan berikut," pesan Sani dengan lirih.Philip mengangguk dan lanjut mengemudikan mobil. Meskipun tangannya agak gemetaran, dia segera menenangkan diri setelah mendengar perkataan Sani.Sesaat kemudian, Philip m
Read more

Bab 415

"Apa yang mau kamu lakukan?" Bella akhirnya menyadari ada yang tidak beres. Tatapan Sani benar-benar menakutkan. Dia sama sekali tidak terlihat normal."Yang ingin kulakukan? Nicholas telah menjebak kekasihku," sahut Sani sembari tersenyum kejam. Dia telah melepaskan bajunya saat ini."Aku bukan bawahan Nicholas. Aku ... aku sebenarnya ...," ujar Bella yang panik. Dia ingin membuat Sani takut supaya mengurungkan niatnya itu."Bukan bawahannya? Baguslah kalau begitu. Aku justru makin suka denganmu," kata Sani sembari tergelak. Kemudian, dia hendak melemparkan diri ke arah Bella."Jangan! Jangan mendekat atau Nicholas nggak akan melepaskanmu ...," ucap Bella yang benar-benar ketakutan sekarang. Kejadian kali ini berbeda dengan kejadian yang menimpa Julia waktu itu. Kali ini benar-benar gawat."Nicholas? Haha. Dia hanya manusia rendahan. Entah setakut apa dia saat berhadapan dengan Sadewa saat ini. Mana mungkin dia berani datang. Kalau berani, aku akan membunuhnya!" timpal Sani. Dia sudah
Read more

Bab 416

Seluruh tubuh Raisa gemetar. "Tuan Nicholas, aku pantas mati. Aku seharusnya tidak mengatakan hal-hal tentang kamu sebelumnya. Tolong, maafkan aku .... Tolong!"Nicholas membungkukkan badannya dan menepuk pipinya. "Aku ingat sepertinya saat berada di Restoran Fortune, kamu bilang aku pengecut, 'kan?""Aku ... salah, berikan aku kesempatan! Kumohon, berikan kesempatan padaku sekali lagi!" kata Raisa sambil bersujud dengan dahi penuh dengan darah."Benar-benar membosankan ...." Roger mengangkat bahunya dan memandang Nicholas. "Tuan … ini sama sekali nggak menarik!"Nicholas menoleh dan menatap Roger.Hawa dingin menjalar ke seluruh tubuh Roger, dia buru-buru tersenyum. "Tentu saja, bisa melayani Anda adalah suatu kehormatan bagiku!"Nicholas berbalik dan meraih rambut Sani. "Kita bertemu lagi?""Nicholas ... jangan! Jangan!" Sani akhirnya merasa ketakutan. Saat itu, dia baru menyadari dia tadi sudah berbohong.Nicholas meraih kepala Sani dan membantingnya ke pintu mobil lagi secara terus
Read more

Bab 417

Waktu menunjukkan pukul 9 malam.Di lantai tiga vila Nicholas, lampu kuning menyala dengan redup.Setelah sekelompok orang itu mendekati vila, mereka segera memberikan isyarat. Lalu, terlihat dua sosok misterius yang tiba di depan pintu."Kita harus berhasil, kalau tidak, kita akan mati saat pulang!" bisik Lugi yang memimpin."Jangan khawatir, Lugi!"Orang-orang di sekitar Lugi menganggukkan kepala menyadari pentingnya tugas ini. Dua orang yang berdiri di depan pintu bergerak diam-diam. Setelah beberapa saat, terdengar suara pintu anti maling vila terbuka."Masuk!" Lugi melambaikan tangannya.Puluhan orang bergegas masuk ke dalam dan Lugi berjalan di barisan paling depan dengan sebuah golok yang sudah ada di tangannya. Mereka bergegas naik ke lantai tiga dan mengangkat kakinya untuk menendang pintu kamar.Terdengar suara tendangan dan pintu kamar terbuka. Lugi adalah orang pertama yang masuk ke dalam kamar itu.Boom ....Terdengar dentuman dari dalam kamar, kemudian terlihat tubuh Lugi
Read more

Bab 418

Peter tidak memerlukan vila itu, tetapi Nicholas memerlukannya.Pada saat ini, cahaya lampu yang redup menyinari wajah Nicholas yang tanpa ekspresi.Di ruang bawah tanah di vila, Nicholas berjalan perlahan-lahan ke tempat lebih dalam.Terkadang terdengar suara jeritan yang menggema dari ruang bawah tanah itu.Nicholas tiba-tiba menghentikan langkahnya dan melihat ke arah orang-orang di dalam kamar. Orang-orang di kamar itu sepertinya juga merasakan kehadirannya dan buru-buru mengangkat kepala yang kebetulan melihat wajah Nicholas yang penuh senyuman."Nicholas ...." Fendiana menggertakkan giginya dan menatap orang di depannya. Setelah menusuk Roland, dia bahkan tidak sempat melarikan diri dari perusahaan itu, dia sudah ditahan orang-orang Nicholas di lantai dan langsung dibawa ke tempat ini. "Nicholas ... ini adalah penahanan ilegal. Apa hakmu menangkapku? Kamu berani menangkapku, Sadewa pasti tidak akan melepaskanmu!"Nicholas tersenyum, lalu berbalik dan masuk ke dalam kamar.Fendian
Read more

Bab 419

Sekretaris itu terkejut dengan penampilan Sadewa. Wajahnya menjadi pucat dan berkata dengan takut, "Pak Sadewa, ada sebuah video yang tersebar, katanya dari Harian Mano. Saya harap Anda bisa melihatnya ....""Video dari Harian Mano? Mengapa mereka mengirim video di malam hari? Apa yang sebenarnya mereka inginkan?" Ekspresi wajah Sadewa menjadi sangat muram.Sekretaris Sadewa tidak berani berbicara dan hanya bisa membungkuk dengan ekspresi wajah yang sangat buruk."Berikan padaku ...," kata Sadewa sambil menggertakkan giginya.Sekretaris Sadewa buru-buru maju dan memberikan tablet di tangannya pada Sadewa.Sadewa melihat video itu dengan cepat dan ekspresi wajahnya tiba-tiba berubah.Orang yang terlihat di dalam video itu adalah Fendiana. Saat ini, dia terlihat gusar di depan kamera. Matanya terlihat hampa dan tatapan matanya terlihat sedikit ketakutan. Tubuhnya gemetar dan bahkan ada jejak air mata di sudut matanya."Aku kenal dengan Sadewa dan aku lakukan semua ini karena dipaksanya.
Read more

Bab 420

Ini sangat merugikan Sadewa."Kamu keluar dulu!" Ekspresi wajah Sadewa menjadi muram dengan tatapan mata yang marah.Sekretaris itu menganggukkan kepala dan segera berbalik menuju pintu keluar. Udara di kantor ini membuatnya merasa tertekan, jadi lebih baik dia segera pergi.Setelah sekretaris itu pergi, Sadewa buru-buru bangkit berdiri dan mengambil ponselnya. Dia menelepon ke sebuah nomor dengan gemetar.Beberapa saat kemudian, terdengar suara Joan dari ponselnya."Bagaimana?" Nada suara Joan terdengar sangat gembira.Hati Sadewa bergetar. Dia tahu Joan berbeda dengan Nicholas. Nicholas masih memiliki sedikit perasaan manusiawi, tetapi Joan hanya memiliki ambisi dan nafsu."Nona besar, aku ... sedang dalam masalah!" kata Sadewa buru-buru."Sedang dalam masalah?" Joan meninggikan nada suaranya. "Ada masalah apa?""Nicholas ... sepertinya ada yang membantunya, jadi aku sama sekali tidak bisa melawannya. Orang-orangku sudah terjebak di dalam situasi ini. Aku harap Nona Besar bisa menolo
Read more

Bab 421

"Apa yang dia katakan?" tanya Sadewa. Dia merasakan sebuah perasaan yang aneh dan membuat hatinya sangat gelisah."Dia bilang sudah mengakuisisi saham Ventura Capital Finance ...." Nada suara Amelia terdengar terkejut."Apa katamu?" Sadewa tertegun dan tangannya gemetar. "Tidak mungkin. Sahamnya masih ada di tangan orangku sendiri ....""Ini benar. Kamu cepat lihat wawancaranya!" Nada suara Amelia terdengar sedikit bergetar.Sadewa buru-buru melempar ponselnya, membuka halaman web Harian Mano, dan ternyata melihat sebuah judul besar.[ Mengejutkan! Lasmine Group Mulai Mengakuisisi Saham Ventura Capital Finance ]Bagaimana mungkin?"Masuk!" teriak Sadewa.Sekretaris Sadewa bergegas masuk dari luar dan badannya membungkuk."Coba periksa apa ada perubahan pada kepemilikan saham perusahaan ....""Baik!" Sekretaris itu menganggukkan kepala dan buru-buru keluar.Sepuluh menit kemudian, sekretarisnya kembali dengan tergesa-gesa. "Pak Sadewa, ada perubahan kepemilikan saham perusahaan, setidak
Read more
PREV
1
...
4041424344
...
61
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status