Peter tidak memerlukan vila itu, tetapi Nicholas memerlukannya.Pada saat ini, cahaya lampu yang redup menyinari wajah Nicholas yang tanpa ekspresi.Di ruang bawah tanah di vila, Nicholas berjalan perlahan-lahan ke tempat lebih dalam.Terkadang terdengar suara jeritan yang menggema dari ruang bawah tanah itu.Nicholas tiba-tiba menghentikan langkahnya dan melihat ke arah orang-orang di dalam kamar. Orang-orang di kamar itu sepertinya juga merasakan kehadirannya dan buru-buru mengangkat kepala yang kebetulan melihat wajah Nicholas yang penuh senyuman."Nicholas ...." Fendiana menggertakkan giginya dan menatap orang di depannya. Setelah menusuk Roland, dia bahkan tidak sempat melarikan diri dari perusahaan itu, dia sudah ditahan orang-orang Nicholas di lantai dan langsung dibawa ke tempat ini. "Nicholas ... ini adalah penahanan ilegal. Apa hakmu menangkapku? Kamu berani menangkapku, Sadewa pasti tidak akan melepaskanmu!"Nicholas tersenyum, lalu berbalik dan masuk ke dalam kamar.Fendian
Sekretaris itu terkejut dengan penampilan Sadewa. Wajahnya menjadi pucat dan berkata dengan takut, "Pak Sadewa, ada sebuah video yang tersebar, katanya dari Harian Mano. Saya harap Anda bisa melihatnya ....""Video dari Harian Mano? Mengapa mereka mengirim video di malam hari? Apa yang sebenarnya mereka inginkan?" Ekspresi wajah Sadewa menjadi sangat muram.Sekretaris Sadewa tidak berani berbicara dan hanya bisa membungkuk dengan ekspresi wajah yang sangat buruk."Berikan padaku ...," kata Sadewa sambil menggertakkan giginya.Sekretaris Sadewa buru-buru maju dan memberikan tablet di tangannya pada Sadewa.Sadewa melihat video itu dengan cepat dan ekspresi wajahnya tiba-tiba berubah.Orang yang terlihat di dalam video itu adalah Fendiana. Saat ini, dia terlihat gusar di depan kamera. Matanya terlihat hampa dan tatapan matanya terlihat sedikit ketakutan. Tubuhnya gemetar dan bahkan ada jejak air mata di sudut matanya."Aku kenal dengan Sadewa dan aku lakukan semua ini karena dipaksanya.
Ini sangat merugikan Sadewa."Kamu keluar dulu!" Ekspresi wajah Sadewa menjadi muram dengan tatapan mata yang marah.Sekretaris itu menganggukkan kepala dan segera berbalik menuju pintu keluar. Udara di kantor ini membuatnya merasa tertekan, jadi lebih baik dia segera pergi.Setelah sekretaris itu pergi, Sadewa buru-buru bangkit berdiri dan mengambil ponselnya. Dia menelepon ke sebuah nomor dengan gemetar.Beberapa saat kemudian, terdengar suara Joan dari ponselnya."Bagaimana?" Nada suara Joan terdengar sangat gembira.Hati Sadewa bergetar. Dia tahu Joan berbeda dengan Nicholas. Nicholas masih memiliki sedikit perasaan manusiawi, tetapi Joan hanya memiliki ambisi dan nafsu."Nona besar, aku ... sedang dalam masalah!" kata Sadewa buru-buru."Sedang dalam masalah?" Joan meninggikan nada suaranya. "Ada masalah apa?""Nicholas ... sepertinya ada yang membantunya, jadi aku sama sekali tidak bisa melawannya. Orang-orangku sudah terjebak di dalam situasi ini. Aku harap Nona Besar bisa menolo
"Apa yang dia katakan?" tanya Sadewa. Dia merasakan sebuah perasaan yang aneh dan membuat hatinya sangat gelisah."Dia bilang sudah mengakuisisi saham Ventura Capital Finance ...." Nada suara Amelia terdengar terkejut."Apa katamu?" Sadewa tertegun dan tangannya gemetar. "Tidak mungkin. Sahamnya masih ada di tangan orangku sendiri ....""Ini benar. Kamu cepat lihat wawancaranya!" Nada suara Amelia terdengar sedikit bergetar.Sadewa buru-buru melempar ponselnya, membuka halaman web Harian Mano, dan ternyata melihat sebuah judul besar.[ Mengejutkan! Lasmine Group Mulai Mengakuisisi Saham Ventura Capital Finance ]Bagaimana mungkin?"Masuk!" teriak Sadewa.Sekretaris Sadewa bergegas masuk dari luar dan badannya membungkuk."Coba periksa apa ada perubahan pada kepemilikan saham perusahaan ....""Baik!" Sekretaris itu menganggukkan kepala dan buru-buru keluar.Sepuluh menit kemudian, sekretarisnya kembali dengan tergesa-gesa. "Pak Sadewa, ada perubahan kepemilikan saham perusahaan, setidak
"Baik, aku akan segera datang!" Sadewa menarik napas dalam-dalam. Saat ini, dia tidak ada pilihan lain lagi, Ventura Capital Finance sudah tidak bisa dipertahankan lagi. Meskipun dia tidak tahu siapa yang mengkhianatinya, dia tidak tetap diam di sini lagi. Yang harus dilakukannya sekarang adalah mengambil risiko untuk menyingkirkan Nicholas.Sebagai penanggung jawab dari Keluarga Winata, dia malah ingin menyingkirkan Tuan Muda Keluarga Winata. Hal ini terdengar mengerikan, tetapi Sadewa tidak ada pilihan lain sekarang. Hanya dengan menyingkirkan Nicholas, dia baru ada kesempatan di depan Joan. Mungkin setelah berhasil kali ini, Joan bisa melindunginya.Yang jelas, dia tidak bisa tetap menunggu seperti ini, jika tidak, Nicholas benar-benar tidak akan melepaskannya, bahkan tulangnya juga tidak akan tersisa.Sadewa mengeluarkan pistol dari lacinya, lalu buru-buru turun dari gedung.Setelah turun dan keluar dari gedung Ventura Capital Finance, Sadewa baru kaget dan menyadari matahari hari
Tidak ada yang menjawab pertanyaan Sherin. Hanya ada dua pria tua yang mendekatinya, lalu mencekik Sherin dan mengangkatnya ke udara."Kalian ...." Mata Sherin membelalak dengan ketakutan. "Kalian ... putraku ada di dekat sini. Siapa pun yang berani menyentuhku akan mendapat konsekuensi yang mengerikan!""Bawa pergi!" Sadewa melambaikan tangannya dengan tatapan mata penuh dengan kekejaman."Kalian sebaiknya segera lepaskan tanganku. Kalau tidak, kalian tidak akan bisa tanggung konsekuensinya!" Setelah Sherin terkejut sejenak, terlintas kemarahan di ekspresi wajahnya yang menunjukkan kekuasaannya.Sadewa tidak memedulikan hal itu, dia menarik rambut Sherin dan melemparkannya ke lantai dengan kasar. Dia menggertakkan giginya dan berkata, "Sialan. Kamu sudah bosan hidup? Aku belum pernah melihat orang tua sepertimu ...."Sherin belum pernah menerima perlakuan seperti ini. Sebagai orang yang lebih tua, dia langsung marah karena ditangkap Sadewa. "Kamu berani menangkapku?""Menangkapmu?" Sa
Keduanya buru-buru masuk ke lobi dan menekan tombol lift.Claudius melirik ke sekitarnya dan berkata dengan ragu, "Apa yang terjadi? Kamu lihat orang-orang di sekitar kita, ekspresi wajah mereka sepertinya sangat serius. Apa ada masalah besar yang telah terjadi?""Tidak apa-apa. Ada masalah besar apa yang akan terjadi?" kata Amelia dengan cuek. "Aku sudah mengingatkan Pak Sadewa. Dia adalah orang yang sangat cerdik dan pasti akan waspada terhadap Nicholas. Kita tidak perlu khawatir terlalu banyak tentang hal ini! Menurutku, kita hanya perlu langsung pergi ke ruang rapat, Pak Sadewa pasti akan melakukan sesuatu. Kita tunggu saja pesta perayaannya!""Benar juga! Selama beberapa tahun ini, Pak Sadewa juga memiliki sedikit pengaruh di Kota Mano, tidak semua orang bisa menandinginya!" Claudius menghibur dirinya sendiri.Ding dong ....Pintu lift terbuka dan keduanya segera masuk.Setelah menekan tombol lantai di mana ruang rapat berada, keduanya tidak berbicara lagi.Dalam sekejap mata, mer
Peter?Mengapa Peter menjadi Presdir Ventura Capital Finance?Bagaimana dengan Sadewa? Ke mana perginya Sadewa jika Peter menjadi presdir?Ekspresi wajah Claudius menjadi pucat. Dia menatap Nicholas yang berada di atas panggung dengan takut dan langsung tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun.Amelia yang berada di samping menggenggam erat tinjunya, dan tubuhnya gemetar."Halo semuanya, aku adalah Peter dan mulai saat ini menjabat sebagai Presdir Ventura Capital Finance!" Peter duduk di kursi pemimpin dan menganggukkan kepalanya dengan tanpa ekspresi.Reaksi orang-orang di ruangan itu langsung menjadi gempar. Mata mereka membelalak dan menatap Peter yang ada di atas panggung."Peter, kenapa kamu ada di sini?" Amelia yang pertama kali berdiri dan menunjuk ke Peter. "Apa hakmu berada di sini? Bagaimana dengan Pak Sadewa? Di mana dia?"Ekspresi wajah Peter menjadi dingin. Dia mengangkat kepalanya dan melihat ke arah Amelia. "Ini yang ingin kusampaikan! Semuanya, aku sudah mendapat informa
"Tidak ada yang boleh hidup," kata Nicholas dengan suara teredam.Sekarang Sandy mengalami kelumpuhan, entah kapan kondisinya bisa pulih. Dia kesulitan menggerakkan tubuh maupun berjalan.Sandy masih berusia 20 tahun. Nicholas tidak tega melihat semua kesialan yang menimpa sahabatnya.Setelah menutup telepon, Nicholas menggenggam erat ponselnya sambil berpikir. Perasaan Nicholas terasa berkecamuk.Untungnya nyawa Sandy masih bisa diselamatkan. Jika tidak, Nicholas akan menyesal seumur hidup.Sandy sudah sadarkan diri, sedangkan Master Howard harus diamputasi dan Thalia memerlukan setengah tahun untuk bisa turun dari tempat tidur. Mereka semua adalah orang-orang terdekat Nicholas. Selain mereka, 123 orang juga meninggal di Vila Megawan.Nicholas tidak pernah melupakan nyawa 123 orang itu.Bella berdiri di samping Nicholas. Dia agak ketakutan melihat raut wajah Nicholas yang tampak begitu tegang."Menurutmu, bagaimana selanjutnya?" tanya Nicholas."Temui Ken dan habisi dia!" jawab Bella.
"Pak Zain, kamu sudah melihat ketulusanku, 'kan?" tanya Jesslyn."Hmm, terima kasih banyak atas bantuanmu. Aku juga berterima kasih kepada 'Tuan' yang menyokongmu," jawab Zain."Pak, kamu adalah orang yang pintar, aku rasa kita tidak perlu saling berterima kasih. Seluruh masyarakat Kota Modu tahu bagaimana sejarah berdirinya Clear Group. Kalian memiliki reputasi yang tinggi di kalangan mafia. Meskipun berhasil menutupi semua kejahatan, pengaruh kalian masih begitu besar." Jesslyn tertawa menyindir. "Kita menghadapi orang dan masalah yang sama. Aku telah membereskan masalah kalian, sekarang kalian harus membantuku untuk menyelesaikan masalah kami."Ekspresi Zain sontak berubah. Sama seperti dugaannya, Jesslyn tidak mungkin membantu secara cuma-cuma."Kami sudah menemukan keberadaan Nicholas. Bawa orang-orangmu untuk menghabisinya. Tidak ada masalah, 'kan?" tanya Jesslyn tanpa basa-basi."Menghabisi Nicholas bukan pekerjaan yang mudah. Ditambah, aku sudah lama meninggalkan dunia mafia. R
"Semoga jawabanmu memuaskanku." Raut wajah Ken terlihat sangat puas.Jesslyn merasa agak rendah diri saat menatap Ken. Namun mengingat Ken adalah cucu inti dari Kakek Winata, Jesslyn pun menyingkirkan semua perasaan tidak enaknya."Besok aku ingin mengajak kakekmu untuk bertemu kakekku. Saat itu, orang yang bisa bertahan hidup tidaklah banyak. Bagaimana menurutmu?" tanya Ken.Jesslyn tercengang melihat kedua mata Ken yang tampak berapi-api. "Maksud ... maksudmu ....""Kalau kakekmu mengunjungi kakekku, kakekmu bisa memujiku sedikit di hadapan kakekku. Siapa tahu pujian kakekmu bisa sedikit membantu rencanaku? Bila aku berhasil menjadi pewaris, kamu akan menjadi istri dari cucu inti Keluarga Winata. Jika saat itu tiba, kamu bisa mendapatkan semua yang kamu inginkan."Sekujur tubuh Jesslyn bergetar, dia tidak pernah menyangka hari seperti ini akan datang. Jika yang dikatakan Ken benar, Keluarga Chaw bisa berdiri kembali, sedangkan derajat Jesslyn akan memelesat tinggi.Menyandang status
Pada sore hari, lampu-lampu di Vila Lacosta bersinar terang.Ken duduk di kursi sambil mengangkat kedua kakinya ke atas meja dan menyeringai jahat."Barusan Warren menelepon, dia bersedia bekerja saja," kata Jesslyn yang berdiri di samping Ken.Ken menjawab, "Kalau begitu ... kita bereskan dulu Clear Group.""Em." Jesslyn mengangguk."Semakin hari, kamu semakin menawan." Ken tertawa terbahak-bahak sambil menatap Jesslyn.Di saat Jesslyn tersipu malu, Ken mengulurkan tangan dan langsung menarik Jesslyn ke dalam dekapannya. Sembari memeluk Jesslyn, Ken menelepon Zara dan berkata, "Sudah tiga hari, aku ingin mendengar jawabanmu."Tidak terdengar suara di ujung telepon. Zara sedang memikirkan cara untuk menjawab pertanyaan Ken."Kali ini, kubu Keluarga Winata tidak serumit sebelumnya. Aku dan para sepupuku telah mencapai kesepakatan bersama. Kamu mengerti maksudku, 'kan?" tanya Ken."Kalian bekerja sama untuk menghabisi Nicholas?" Zara menarik napas panjang."Benar! Paman Dean terlalu kuat
Setelah setengah jam kemudian, Karen melarikan diri dan pergi ke ruangan Nicholas."Nicholas, Bella ... kasihan banget!" kata Karen dengan ekspresi sedih.Nicholas tersenyum kecut, dia hanya bisa menganggukkan kepala. Nicholas tidak tahu bagaimana menjelaskannya kepada Karen."Ba-bagaimana kalau aku pergi?" Karen mengangkat kepalanya."Kalau kamu pergi, dia harus menahannya," jawab Nicholas."Hmm, bagaimana kalau kamu saja yang membantunya?" tanya Karen.Nicholas tertegun. "Gadis bodoh. Bagaimana kalau terjadi sesuatu di antara kami?""Tidak boleh," Karen bergumam sambil memalingkan wajah.Nicholas tertawa terbahak-bahak sambil mengelus kepala Karen. "Jadi orang jangan terlalu baik. Yang ada malah dibohongi.""Bella sangat baik kepadaku, dia membelikanku baju. Oh ya, katanya dia mau mengajakku menonton konser," jawab Karen."Konser?" Nicholas mengerutkan alis."Iya, beberapa hari lagi ada konser. Bella sudah memesan tiketnya." Karen menatap Nicholas dengan mata berbinar-binar. "Kamu ma
"Apa?" Nicholas tersentak."Aku ...." Bella menggigit bibirnya dan menjawab, "Aku ingin mengajak Karen untuk mengobrol di kamarku ...."Nicholas mengerutkan alis saat mendengar permintaan Bella."Tenang saja, aku tidak akan menyakiti maupun membohongi Karen. Aku hanya, aku ...." Bella langsung berlutut dan memohon kepada Nicholas.Nicholas menghela napas sambil melambaikan tangannya. "Aku tidak masalah asalkan Karen tidak keberatan. Tapi kalau kamu memanfaatkannya, nasibmu akan berakhir mengenaskan!""Tidak, aku tidak akan memanfaatkannya." Bella tersenyum, dia bangkit berdiri dan pamit meninggalkan ruangan Nicholas.Nicholas memijat keningnya, kondisi Bella terlihat semakin parah. Nicholas telah mencari 7 hingga 8 dokter untuk mengobati Bella, tetapi tidak ada hasil yang memuaskan. Takutnya, Bella akan terjerumus semakin jauh.Bella kembali ke kamarnya untuk mengambil sehelai gaun yang telah disiapkan, lalu bergegas pergi menemui Karen."Ini ... untukku?" Karen melirik Bella dengan ti
Jansen sontak mengangkat kepalanya, dia menghela napas panjang tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Di sebuah klub malam yang terletak tak jauh dari perusahaan Clear Group.Warren memanggil belasan gadis muda untuk menemaninya. Sembari memandang Gordon yang mencekoki diri dengan bir, Warren tersenyum dan berkata, "Kak Gordon, kalau kami bekerja sama dengan Jesslyn, apakah kamu akan membantu kami? Kamu tahu sendiri kemampuan Jesslyn, siapa tahu kita bisa menarik simpati anggota Keluarga Winata yang misterius itu? Aku membutuhkan bantuanmu, jangan sampai Jesslyn berkhianat dan menghabisi kami.""Tidak masalah." Gordon tersenyum kecil."Kak Gordon memang paling baik!" Warren tersenyum sambil memberikan tatapan misterius dan berbicara dengan suara teredam, "Barusan aku sudah menelepon adikku, dia sedang di dalam perjalanan kemari. Aku rasa masalah ini harus dibicarakan dengannya juga, bagaimana menurut Kak Gordon?"Gordon menatap Warren sambil menyeringai dingin. "Sebagai saudara yang baik
"Nona Jesslyn, sepertinya kamu belum mengetahui identitas Nicholas ...." Zain terlihat agak ragu."Aku tidak tahu?" Jesslyn tertawa mendengar ucapannya. "Di Kota Modu, aku adalah orang yang paling mengenal Nicholas. Keluarga Winata bukanlah keluarga sembarangan, orang seperti kamu dan aku tidak akan sanggup menumbangkannya. Tapi untungnya Nicholas berbeda dengan anggota keluarganya yang lain, dia lembek dan payah. Asalkan kamu mendengarkan perintahku, kita pasti bisa menghancurkan Nicholas. Selama Nicholas dihabisi di Kota Modu, tidak akan ada yang mempersulit kita. Sebaliknya, kita malah mendapatkan keuntungan.""Sebenarnya apa maumu?" tanya Zain."Apa mauku? Hahaha." Jesslyn tertawa terbahak-bahak, sorotan matanya dipenuhi kebencian. "Aku ingin Nicholas berlutut dan memohon kepadaku. Aku ingin semua orang yang berpihak kepada Nicholas mati satu per satu," jawab Jesslyn dengan tatapan kejam.Tatapan Zain tampak berkecamuk, dia tegang melihat wanita yang begitu kejam ini.Beberapa wakt
Ketika menjelang malam hari, sekelompok mobil berhenti di depan lobi perusahaan Clear Group.Belasan pengawal keluar dari mobil dan berjaga di sekitar. Ketika seorang pengawal membuka pintu mobil, Jesslyn beranjak keluar dengan mengenakan balutan gaun berwarna hitam.Jesslyn adalah wanita yang sangat cantik. Dandanan serta gaun yang dikenakan, membuatnya tampak seperti boneka cantik yang hidup.Gaun ini menonjolkan lekukan tubuhnya yang indah. Dari kejauhan, punggungnya indah berhasil memikat siapa pun yang menatapnya."Apakah penanggung jawab Clear Group berada di tempat? Jesslyn menghentikan langkah kakinya sambil menatap ke arah gedung perusahaan Clear Group."Ada. Kami telah menghubungi mereka, seharusnya semua sudah disiapkan." Jawab salah seorang pengawal.Jesslyn mengangguk dan melangkah masuk ke dalam perusahaan.Felixton Group pernah berurusan dengan Clear Group. Tumpang tindih di antara kedua belah pihak membuatnya sulit menghindari konflik yang ada. Setelah Jesslyn kembali,