Home / Urban / Di Balik Topeng si Pria Miskin / Chapter 211 - Chapter 220

All Chapters of Di Balik Topeng si Pria Miskin : Chapter 211 - Chapter 220

605 Chapters

Bab 211

Seingat Nicholas, bukankah hanya dia yang bisa berbicara seperti itu? Kenapa tiba-tiba muncul orang yang lebih hebat mencari sensasi?Raut wajah Yasmine terlihat aneh. Dia pun menoleh dan berbisik kepada Nicholas, “Dia menyebut toko kita, ya?”“Kok kamu pintar sih?” Nicholas tersenyum.Yasmine tersenyum sambil mendengus bangga. Pintar? Sejak kecil, orang-orang selalu memuji kecerdasan Yasmine, tetapi rasanya malah berbeda saat dipuji oleh Nicholas.Pujian Nicholas membuat Yasmine merasa puas dan bahagia.“Baik, aku akan memerintahkan orang untuk memeriksanya,” kata Pak Tenato sambil tersenyum.“Em, cepat! Aku nggak suka menunggu lama.” Felix melirik Tenato sambil tersenyum, lalu berbalik ke tempat duduknya.Di sisi lain, Yasmine menarik Nicholas sambil berbisik-bisik.Pak Tenato memerintahkan beberapa orang untuk ikut pergi bersamanya.Bagi Tenato, ini adalah hal yang bagus. Begitu mengetahui Felixton Group yang ingin berinvestasi di Kota Mano, Tenato langsung menyambutnya dengan tanga
Read more

Bab 212

“Oh, masih cari tempat?” Felix meliriknya sinis.Nicholas tidak tahu harus menjawab apa. “Sebenarnya tempat bukan masalah ….”“Tempat sangat penting!” Felix menggelengkan kepala sambil menggurui Nicholas. “Lokasi menentukan kesuksesan sebuah toko. Kita harus memahami letak lokasi yang strategis.”“Benar ….” Nicholas mengusap hidungnya.“Begini saja, kebetulan aku banyak referensi tempat. Aku bisa merekomendasikan beberapa untukmu,” kata Felix sambil tersenyum.Sella menarik pergelangan tangan Felix sambil menggelengkan kepala.“Kenapa? Nggak apa-apa. Bisnis Nicholas berbeda sama bisnis kita. Lagi pula, investasi kita sangat besar, nggak main-main loh!” Felix melirik Nicholas dengan tatapan merendahkan. “Nicholas, aku sarankan jangan memilih toko di daerah Jalan Biku. Lagian nggak perlu toko yang terlalu mahal dan besar juga, ‘kan?”Stella menatap Nicholas dengan sinis sambil menyeringai ketus.Yasmine langsung berbaring di meja sambil menutupi wajahnya. Nicholas sontak menoleh ke sampi
Read more

Bab 213

Wajah Tenato terlihat agak canggung. Kemudian, dia melirik Nicholas sambil memaksakan diri untuk tersenyum dan berkata, “Bagaimana kalau Tuan Felix memilih tempat lain saja? Aku akan berusaha untuk mendapatkan toko itu ….”“Tidak perlu, aku mau toko yang ada di Jalan Biku. Bilang saja, memang siapa pemiliknya? Biar aku sendiri yang menemuinya.” Ekspresi Felix terlihat masam.“Punya ….” Sesekali Tenato melirik ke arah Nicholas.“Punya aku,” jawab Nicholas sambil tersenyum.“Aku nggak peduli punya siapa, tawarkan harga yang lebih tinggi saja ….” Begitu berbicara sampai sini, Felix baru menyadari ucapan Nicholas.Seketika, Felix langsung tercengang, lalu menoleh dan menatap Nicholas. “Kamu bercanda?”Nicholas merentangkan kedua tangannya sambil tersenyum dingin. “Menurutmu aku sedang bercanda?”Sella tertegun, dia mengerutkan alis seolah tak percaya.“Benar, toko itu punya Nicholas ….” Tenato tersenyum masam.Felix pun kesal, dia merasa seperti dipermainkan. Tadi, Felix bahkan merekomenda
Read more

Bab 214

“Tuan Nic, Anda ….” Pak Tenato menoleh ke arah Nicholas.“Apa hubungannya sama aku?” Nicholas mengerutkan alisnya.Kemudian, Nicholas menghela napas dan berkata, “Menarik investor luar memang akan menguntungkan Kota Mano, tapi lihat-lihat orang juga. Jangan sampah masyarakat pun mau diterima, mempermalukan diri sendiri saja ….”“Benar! Benar!” Tenato menganggukkan kepala.Nicholas dan Yasmine pergi begitu saja tanpa memedulikan Felix.Awalnya, Felix ingin memaki Nicholas, tetapi sesaat menyadari sikap Tenato yang aneh, Felix pun tertegun dan terdiam sejenak. Bukankah Tenato adalah keluarganya Nicholas? Namun, kenapa sikap Tenato begitu sungkan? Sebagai paman, kenapa Tenato malah terlihat takut kepada Nicholas?“Pak Tenato ….” Felix ingin menegur Tenato, tapi di saat bersamaan, mereka menatap ke arah pintu masuk. Terlihat Zendaya yang kembali dan suasana pun menjadi canggung.“Hmm? Itu pemuda yang disambut oleh Pak Tenato, ‘kan? Tadi aku sempat mendengar tentangnya, dia dari keluarga ma
Read more

Bab 215

"Em!" Bibir Solia yang merah tampak tersenyum merona. Meskipun memesona, aura dingin terpancar dari sorotan matanya dan terlihat menakutkan.Felix mengernyit sambil mengedipkan mata, dia seperti sedang memikirkan sesuatu yang penting."Tenang saja, ideku bagus untuk kalian dan bagus juga untuk diriku sendiri ...." Solia tersenyum dingin. "Dia ingin membuka toko giok, kebetulan aku juga pengrajin giok. Masih ada dendam di antara kami, aku tidak akan membiarkannya sukses!"Sorotan mata Felix terlihat muram dan menakutkan."Kalau tidak berani, kalian cari toko lain saja. Mungkin ada toko lain yang lebih cocok untuk kalian." Melihat Felix yang tampak ragu, Solia pun berbalik dan hendak pergi."Sebentar!" Felix memanggil Solia, "Aku menginginkan toko itu ....""Nggak masalah." Solia tersenyum dengan penuh kekaguman.Hanya dalam waktu beberapa menit, Felix dan Sella pun sepakat untuk bekerja sama dengan Solia. Nicholas tidak mungkin menyangka, sebuah masalah besar akan menghampirinya!Nichol
Read more

Bab 216

Sesampianya di vila, Nicholas langsung membuka pintu mobil dan bergegas keluar."Nic ...." Yasmine memanggil sambil tersenyum manis, "Aku sudah bilang ke kakakku.""Bilang apa?" Nicholas tercengang."Aku bilang ke dia ... kamu menyentuhku," kata Yasmine terkikik-kikik. Dia tampak sangat bahagia.Nicholas bergegas menutup pintu mobil tanpa menghiraukan ucapan Yasmine. Kemudian, Nicholas buru-buru masuk ke dalam rumah dengan perasaan panik sekaligus merasa bersalah.Yasmine duduk di dalam mobil sambil memperhatikan sosok Nicholas yang beranjak pergi. Tak berapa lama, Yasmine menghela napas panjang, dia terlihat kecewa, lalu menyalakan mesin mobil dan pergi meninggalkan vila Nicholas.Di lantai tiga, Karen yang mengenakan piyama bergambar pikachu terlihat langsung menutup tirai jendela. Ketika berbicara kepada orang yang berada di ujung earphone, suara Karen terdengar ketakutan, "Sudah pulang, wanita itu yang mengantarnya ....""Dia diantar seorang wanita?" Suara Samantha terdengar di uju
Read more

Bab 217

"Gawat, gawat ...." Karen berdiri di tempat, tatapan matanya terlihat kosong.Wajah Nicholas dan Karen menempel jadi satu. Nicholas membungkuk sambil menutup matanya, rasanya lembut seperti sponge cake.Setelah mencium Karen, Nicholas mengangkat kepala dan memeluk Karen ke dalam dekapannya.Nicholas dapat merasakan tubuh Karen yang kaku dan gemetaran. Seluruh tubuh Karen membeku, dia mematung dan hanya menatap lurus ke depan.Ada apa ini? Perasaan ini ....Setelah melihat wajah Karen yang memucat, Nicholas pun melepaskan pelukannya, lalu mencubit kedua pipi Karen dan beranjak naik ke atas.Tak berapa lama, terdengar suara Samantha yang berada di ujung earphone, "Ka ... Karen? Apa jawabannya? Kamu kenapa?""Dia ...." Wajah Karen memerah seperti udang rebus. "Dia menciumku.""Hah?" Jantung Samantha berdetak semakin kencang. "Lalu bagaimana?""Iya, lalu gimana?" Karen masih terkejut.Awalnya Karen mau menginterogasi Nicholas, kenapa malah jadi Nicholas yang mengambil keuntungan? Kenapa ja
Read more

Bab 218

Sesampainya di gerbang rumah sakit, Nicholas dan Karen melihat mobil Keluarga Fiasco yang diparkir tak jauh dari sana.Ferina dan ayah ibunya keluar dari mobil. Mereka terlihat membawa buah dan sebuket bunga, lalu bergegas beranjak masuk ke dalam rumah sakit.Nicholas mengerutkan alis, dia menggandeng tangan Karen dan mengikuti dari belakang. Samar-samar, Nicholas dan Karen dapat mendengar suara Chloe."Jangan kasar! Bicara baik-baik," Harlem berpesan."Iya, aku tahu!" jawab Chloe dengan ketus. "Siapa sangka, hebat juga anak itu, sampai-sampai kita yang harus meminta maaf kepadanya."Ferina hanya menundukkan kepala, wajahnya terlihat cemberut.Harlem juga tidak senang. Dia pikir Keluarga Fiasco akan meraup keuntungan banyak setelah berhasil mendekati Herman, tetapi Nicholas malah muncul dan mengacaukan semuanya.Setelah pesta kemarin, Harlem sempat mencari tahu latar belakang Nicholas, tetapi sayangnya dia tidak menemukan apa-apa.Tujuan kedatangan Keluarga Fiasco adalah untuk mengetes
Read more

Bab 219

Wanita ini tertegun, dia menatap Chloe selama beberapa saat, lalu menjawab sambil tersenyum, "Halo! Aku adalah Silvia, sekretarisnya Tuan Sandy. Anda ....""Sekretaris?" Chloe dan Harlem sangat terkejut. Sejak kapan Sandy punya sekretaris?"Oh, kalian ...." Silvia mengerutkan alis."Ah ... kami keluarganya Sandy." Chloe tersenyum lebar. "Setelah bertahun-tahun tidak ketemu, aku tidak nyangka Sandy sudah sesukses ini. Sandy memang keren! Hmm, kalian bekerja di perusahaan apa? Kok Sandy tidak pernah memberi tahu kami?""Hah?" Silvia melirik Sandy yang sedang membereskan barang. "Kami bekerja di Grup Sunrise. Tuan Sandy adalah wakil direktur kami ...."Chloe tampak tidak percaya, apakah dia sedang bermimpi?"Grup Sunrise? Wakil direktur?" Harlem seolah meminta konfirmasi. Siapa yang tidak tahu Grup Sunrise? Peter susah payah membangun perusahaan itu sampai memiliki reputasi seperti sekarang.Ditambah, Grup Sunrise juga lebih berpengaruh daripada keluarganya Herman, sedangkan Sandy adalah
Read more

Bab 220

"Plak!" Harlem menampar Chloe, dia terlihat sangat marah. "Semua ini karena ulahmu! Apanya 60 miliar? Dia menjadi wakil direktur Grup Sunrise dan malas meladeni kita!"Tanpa sungkan, Chloe meraih kerah kemeja Harlem dan berkata, "Memangnya kamu nggak ada salah? Memangnya kamu nggak merendahkan anak itu?"Raut wajah Harlem juga berubah ....Setelah puas marah-marah, Chloe teringat sesuatu, lalu menggenggam tangan Ferina dan berkata, "Ferina, Sandy pasti masih menyukaimu. Cepat, hubungi dia! Kamu harus mendekatinya ....""Benar, benar. Ferina, cepat hubungi dia! Grup Sunrise lebih besar daripada perusahaannya Herman. Wah, aku tidak sudah tidak sabar, reputasi keluarga kita pasti ikut terangkat!" Harlem terlihat bersemangat.Ferina mengangkat kepalanya secara perlahan-lahan, seluruh tubuhnya bergemetaran. Dia tidak menyangka bahwa kedua orang tuanya akan menyuruhnya untuk melakukan hal seperti itu."Aku ... aku tidak habis pikir, bisa-bisanya Ayah dan Ibu menyuruhku berbuat seperti itu,"
Read more
PREV
1
...
2021222324
...
61
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status