Home / Urban / Di Balik Topeng si Pria Miskin / Chapter 191 - Chapter 200

All Chapters of Di Balik Topeng si Pria Miskin : Chapter 191 - Chapter 200

605 Chapters

Bab 191

Plaza Yunda merupakan bangunan termegah dan paling populer di Kota Mano.Banyak anak muda yang suka berjalan-jalan di Plaza Yunda. Ada yang berbelanja, sekedar cuci mata, atau bermain wahana. Plaza Yunda dilengkapi berbagai hiburan yang lengkap.Dengan raut wajah yang dingin, Nicholas menarik pergelangan tangan Karen dan naik ke rooftop Plaza Yunda.Keberadaan Nicholas dan Karen berhasil menarik perhatian para pengunjung. Nicholas begitu tampan, sedangkan Karen sangat cantik. Mereka terlihat sangat cocok.Hanya saja, ekspresi Nicholas yang dingin membuat orang-orang merasa sungkan.Di rooftop hanya terdapat sebuah restoran mewah yang beroperasi di sana.Sebenarnya, hidangan di restoran ini biasa saja, tapi yang menjadi nilai jualnya adalah panggung besar yang berada di tengah sana. Panggung tersebut merupakan panggung termewah di Kota Mano. Tak hanya itu, puluhan kamera di panggung juga terkoneksi dengan beberapa papan layar terbesar di Kota Mano.Kamera di panggung akan merekam semua
Read more

Bab 192

"Em …." Karen menganggukkan kepala."Ini …." Tuan Kevin bertanya sambil menunjuk Karen."Oh, dia temannya Nicholas. Cuma berteman, tidak ada hubungan lain." Bella memperkenalkan Karen kepada Tuan Kevin. "Karen, ini Tuan Kevin, rekan bisnis Nicholas.""Salam kenal," sapa Karen sambil bangkit berdiri.Tuan Kevin tersenyum sambil menjabat tangan Karen."Tuan Kevin, silakan duduk …." Bella mengulurkan tangannya, lalu bertanya kepada Karen, "Oh iya, di mana NIcholas? Kenapa dia membawamu datang, lalu meninggalkanmu sendirian? Ah, anak itu …."Karen hanya menundukkan kepala."Bocah ini …." Bella menyeringai licik sambil bertanya, "Aku dengar kamu berasal dari keluarga yang miskin? Makanya kamu tinggal di rumah Nicholas? Mau aku bantu carikan rumah yang murah? Bukannya tinggal sendiri lebih enak, ya?"Karen mengangkat kepalanya, dia cukup tertarik dengan penawaran yang diberikan Bella.Meskipun tersenyum manis, aura Bella terasa menolak dan merendahkan Karen. "Kamu tahu sendiri, aku dan Nicho
Read more

Bab 193

"Hari ini, aku ingin memberi tahu kalian semua bahwa aku menyukai seorang gadis," kata Nicholas sambil tersenyum ke arah Karen.Nicholas melihat jelas setiap gerak-gerik Karen. Meskipun mengasihaninya, Nicholas terpaksa harus berbuat seperti ini. Setelah tahu rasanya sakit, kelak Karen tidak akan berani berasumsi sendiri dan mudah memercayai orang lain lagi."Gadis yang aku sukai sangat polos, bodoh …." Nicholas menggelengkan kepala sambil tersenyum tak berdaya. "Dia mudah dibohongi, mudah ditipu, tapi tetap saja berbuat baik …."Tak hanya orang-orang yang ada di restoran, puluhan kamera pun berputar dan menayangkan semuanya di layar besar Plaza Yunda.Para pengunjung yang berada di Plaza Yunda pun berhenti dan memperhatikan layar besar yang ada di sana. Pemuda yang ada di dalam layar terlihat tampan dan penyayang. Terutama saat membahas gadis yang disukai, ekspresinya dipenuhi kasih sayang dan cinta.Hampir semua wanita pasti ingin diperlakukan seperti itu …. Membuat iri saja.Felita
Read more

Bab 194

Ketika melihat Nicholas dan Karen yang berpelukan, seluruh pengunjung Plaza Yunda turut senang dan ikut bersorak untuk mereka.Banyak wanita yang mendambakan pria seperti Nicholas, tak hanya tampan, tetapi juga lembut dan romantis.Felita menundukkan kepalanya dengan penuh penyesalan. Seandainya waktu itu dia tidak mengakui perselingkuhannya dengan Colin, pasti sekarang Felita yang berada di dalam pelukan Nicholas.Mengingat betapa dulu Nicholas sangat mencintai Felita, Nicholas bahkan mungkin rela memetik bintang untuknya. Nasi sudah menjadi bubur, tidak ada gunanya menyesali masa lalu ….Entah kenapa hati Felita terasa sangat pedih. Dia seolah sudah tidak memiliki keberanian untuk menjalani hidup.Di saat bersamaan, Sica berdiri di depan pintu toko sambil menatap layar besar yang ada di hadapannya dengan penuh kekaguman. Dia mengenal kedua orang yang ada di dalam layar itu.Tanpa Karen dan Nicholas, Sica tidak mungkin bisa menjadi manajer toko seperti sekarang.Sica selalu berharap p
Read more

Bab 195

Nicholas menarik kerah Bella dan berkata dengan tegas, "Kamu nggak ada apa-apanya dibanding dia. Sikapmu sangat menjijikkan, tidak ada bedanya sama sampah. Kamu merasa tindakanmu hebat? Apa hakmu mengusirnya dari rumahku? Apa hakmu merusak hubungan kami?"Bella menatap Nicholas sampai tercengang, dia tidak tahu harus menjawab apa."Em …." Tuan Kevin merasa serba salah, dia juga bingung harus bersikap bagaimana.Setelah mengingat keberadaan Tuan Kevin, Nicholas baru melepaskan Bella dan membalikkan badan.Nicholas berusaha menenangkan emosinya, lalu berkata, "Kemarin aku masih bingung mau mengukir giok apa. Sekarang aku sudah tahu, aku ingin meminta Anda untuk mengukir sebuah giok yang spesial.""Kamu ingin mengukir apa?" Suara Nyonya Safira terdengar gemetar.Aura Nicholas terlalu mengintimidasi, Nyonya Safira merasa tertekan dan gugup.Nicholas mengangkat kedua bahunya dan menjawab sambil tersenyum, "Mengukir momen hari ini. Aku rasa momen tadi harus diabadikan. Aku sengaja membiarkan
Read more

Bab 196

Bella menangis sambil memohon kepada Nicholas. "Nic, aku mohon, maafkan aku. Aku nggak akan mengulanginya lagi ….""Kamu gila, ya?" Nicholas mengusap keningnya sendiri, lalu menjambak rambut Bella dan berkata, "Pergi! Jangan pernah muncul di hadapanku ataupun mengganggu pacarku! Kalau tidak, kamu tanggung sendiri akibatnya …."Melihat sikap Nicholas yang semakin kasar, Bella ingin segera memberikan dirinya kepada Nicholas. Di mata Bella, Nicholas yang kasar terlihat sangat seksi."Aku sudah gila, aku memang sudah gila …." Bella meraung-raung."Minggir!" Nicholas menendang Bella, lalu menggandeng Karen dan segera beranjak pergi.Sesampainya di depan restoran, Nicholas memerintahkan para pelayan untuk menahan Bella. "Urus dia, aku muak!"Beberapa pelayan langsung bergegas mengadang Bella.Bella berteriak seperti orang gila. Kepergian Nicholas membuatnya merasa hampa dan kehilangan arah hidup. Bella tersungkur lemas dan tak berdaya, dia duduk sambil melamun dan menangis.Sesampainya di li
Read more

Bab 197

Nicholas tidak menghiraukan Felita. Nicholas merangkul Karen dan langsung beranjak pergi."Nic …." Suara Felita terdengar gemetar.Nicholas malas meladeni Felita, tapi Karen malah membujuknya, "Nggak apa-apa, siapa tahu ada yang penting."Nicholas tertegun sebentar, dia tersenyum pasrah dan berkata, "Nanti malah ada yang kabur ….""Nggak, aku janji," jawab Karen sambil tersipu malu.Karen melepaskan pelukan Nicholas, lalu pergi dan menunggunya di ujung jalan.Setelah Karen pergi, Nicholas menatap Felita dengan acuh tak acuh. Nicholas pernah sangat mencintai gadis ini, tetapi sekarang mereka hanyalah dua orang asing."Nic, ayo cari tempat duduk," kata Felita sambil tersenyum lembut."Ada apa? Cepat katakan! Aku nggak mau pacarku menunggu kelamaan." Nicholas bersikap sangat ketus."Baiklah." Felita terlihat gelisah, dia menyeka rambutnya ke belakang telinga dan berkata, "Nic, aku mau pergi ke luar negeri. Kebetulan ada kegiatan pertukaran pelajar, aku ingin memanfaatkan kesempatan itu. M
Read more

Bab 198

"Kamu mau apa sih?""Paman Harlem, maaf …." Suara Sandy terdengar memelas."Maaf?" Harlem menunjuk Sandy yang sedang terbaring di rumah sakit. "Apa gunanya minta maaf? Kamu mau apa, hah?""Pa …." Ferina sudah tidak tahan melihat sikap ayahnya. Dia menarik Harlem sambil menangis. "Pa, aku salah. Ayo, pulang!""Pulang? Nanti kamu juga kabur ke sini lagi. Apa gunanya pulang?" Harlem mendorong Ferina, lalu kembali memarahi Sandy, "Sandy, aku ingatkan sekali lagi, kamu tidak pantas bersanding dengan putriku! Jangan pernah menghubunginya lagi! Memangnya kamu punya apa? Kamu nggak punya apa-apa! Putriku mau dikasih makan apa? Sudah miskin, cuma bisa berkelahi …. Rumah nggak punya, yang nggak punya, pintar juga nggak. Aku sudah menjodohkan putriku dengan orang lain, jangan mendekatinya lagi! Ini adalah peringatan terakhir. Kalau sampai terjadi lagi, aku tidak akan segan-segan menghabisimu."Sandy hanya bisa terdiam …."Pa, ayo, pulang …." Ferina sedikit ketakutan.Setelah mendengar pembicaraan
Read more

Bab 199

"Sandy, apa-apaan ini? Sebagai seorang laki-laki, kamu nggak boleh gampang memohon, apa lagi berlutut sama orang lain." Nicholas menatapnya dengan tajam."Aku …." Sandy terlihat sangat muram."Ada apa sih?" tanya Nicholas.Sandy menjambak rambutnya sendiri, dia terlihat frustasi. "Nic, Ferina sendiri yang datang mencariku. Keluarganya memaksanya menikah dengan orang lain ….""Menikah? Ferina umur berapa? Masa sudah mau menikah?" Nicholas sangat terkejut. Setahunya, Ferita masih berumur 19 tahun, mana ana anak umur 19 tahun sudah dipaksa menikah?"Keluarga Fiasco ingin memperbesar bisnis mereka. Jadi, Ferina dijodohkan dengan salah satu rekan bisnis ayahnya …." Sandy mengepalkan tangannya. "Calon suami Ferina adalah anak orang kaya. Keluarganya tidak punya pilihan selain menjodohkan Ferina untuk menyatukan kedua perusahaan. Ferina datang meminta bantuanku, tapi aku …."Nicholas hanya bisa menghela napas. Ternyata dunia jauh lebih kejam daripada yang dibayangkan. Demi uang, seorang ayah
Read more

Bab 200

Yasmine tertawa terbahak-bahak. "Kenapa? Malu mengakuinya?""Nggak, kok. Aku malah senang," jawab Nicholas sambil tersenyum.Seketika, Yasmine langsung tersentak. Setelah beberapa saat, Yasmine kembali bertanya dengan serius, "Nic, tempat untuk membuka toko giok sudah dipilih. Kapan ada waktu melihatnya?"Nicholas berpikir sebentar, lalu menjawab, "Besok? Bagaimana kalau besok malam?""Besok malam?" Yasmine terkejut. "Besok malam kan ada pesta. Kamu nggak tahu?""Pesta? Pesta apa?" Nicholas terlihat kebingungan."Beberapa pengusaha dari negara lain akan datang untuk membicarakan kerja sama pengembangan Kota Mano. Hari ini Asosiasi Bisnis Mano sudah diberitahu." Yasmine berpikir sebentar, lalu memberikan saran. "Kalau kamu memang mau membuka usaha giok, ada baiknya kamu menghadiri pesta itu. Lumayan untuk mencari koneksi."Sebenarnya Nicholas sangat menghindari pesta semacam itu, tapi mau bagaimana lagi? Yasmine sudah buka suara, Nicholas tidak enak menolaknya."Oke, jemput aku, ya!" ka
Read more
PREV
1
...
1819202122
...
61
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status