Home / Urban / Di Balik Topeng si Pria Miskin / Chapter 201 - Chapter 210

All Chapters of Di Balik Topeng si Pria Miskin : Chapter 201 - Chapter 210

605 Chapters

Bab 201

Bella menatap pergelangan tangan yang mendekat. Wajahnya seketika berubah dingin. Saat Julia menampar pipinya, dia merasakan setengah wajahnya panas membara. Api amarah di dalam hatinya ikut tersulut."Kamu cari mati, ya?!" Ekspresi Bella seketika berubah. Dia balas mengayunkan tangan ke arah pipi Julia. Suara nyaring kulit bertemu kulit menggema di ruangan. Julia spontan melangkah mundur. Ada sesuatu di dalam sorot matanya. Rasa takut.Bella membeku sesaat. Meski diselimuti rasa bersalah, dia tetap memasang wajah dingin. "Kamu boleh keluar sekarang. Jangan beritahu siapa pun tentang hal ini!""Oke!" balas Julia dengan tatapan kosong. Masih belum jelas mengerti apa yang baru saja terjadi.Bella kembali duduk, menyentuh pipinya, sambil menghayati rasa sedih di dalam hatinya.Apa-apaan ini?Saat Julia menamparnya, amarah dari dalam hatinya seakan meledak, tapi waktu Nicholas menamparnya, dia malah merasakan kenyamanan secara psikis yang masih terasa hingga sekarang.Apakah ini ... sebuah
Read more

Bab 202

Nicholas terkekeh. Dia menodong punggung Karen dengan pistol jari buatannya, lalu menembakkan peluru tak kasat mata.Melihat Karen kabur, Nicholas pun kembali ke ruangannya. Dia beristirahat selama beberapa saat di vila sebelum kemudian mengemudikan mobil ke arah Kota Mano.Menurut alamat yang diberikan Yasmine, toko gioknya seharusnya berada di sini. Dari kejauhan, tampak jumlah lalu-lalang orang cukup banyak. Lokasinya pun sempurna.Setelah memarkirkan mobil, Nicholas keluar dari mobil dan memandang bangunan toko lima lantai itu. Pada saat itulah, iring-iringan mobil perlahan mendekat. Nicholas memberi tatapan balik dengan dahi mengerut. Dia kenal mobil-mobil ini. Baru saja semalam dia melihat mereka di rumah sakit.Waktu itu, ada lebih dari belasan mobil menghalangi pintu masuk rumah sakit demi memberi jalan untuk iring-iringan—ini yang membuat Nicholas merasa jijik. Tidak lama kemudian, mobil itu berhenti, dan banyak orang turun dari beberapa mobil.Nicholas memandang sekelilingny
Read more

Bab 203

Pandangan penuh kasihan dua laki-laki itu tertuju pada Nicholas. Tak lama, mereka berbalik masuk ke dalam mobil. Sementara Nicholas tetap berada di tempatnya, menoleh ke arah keduanya dengan senyuman kering.Dia diabaikan!Nicholas mengedikkan bahu. Meski sedikit tercengang, Nicholas tidak menaruhnya ke dalam hati.Di jalanan semacam ini, diabaikan orang lain secara terang-terangan adalah hal yang biasa. Memang, kelakuan semacam ini tidak sopan, tapi Nicholas tidak berniat membalas mereka. Ini bisa menjadi salah satu cara untuk tetap menjaga rahasia identitasnya.Iring-iringan mobil itu berangsur pergi. Nicholas kembali ke mobilnya, mengirim pesan singkat untuk Steve, lalu mengemudi kembali ke vilanya.Nicholas tidak tahu pasti akankah Steve datang atau tidak. Semua bergantung pada keputusan tuan Kevin Shen. Meski demikian, jika ditinjau dari hubungan antara Nicholas dan Steve, seharusnya tidak masalah.Malam semakin cepat menampakkan dirinya. Mobil Ferrari merah melaju memasuki vila N
Read more

Bab 204

Keduanya terlihat luar biasa menawan. Berdiri berdampingan layaknya pasangan serasi.Nicholas sedikit mengernyitkan dahi. Dua orang yang baru datang itu melangkah maju. Sesekali membungkuk memberi hormat kepada orang-orang di sekitar, lalu mengobrol dengan Tenato. Wajah mereka penuh dengan senyum ceria."Kalian datang dari jauh, silakan masuk!" sambut Tenato dengan senyum hangat.Baik Felix dan Sella sama-sama terkejut. "Jauh pun nggak jadi masalah. Kapan lagi kami dapat bertemu dengan Anda secara langsung? Orang-orang seperti kami mana berani merepotkan Bapak Tenato?"Giliran Tenato yang terkejut. Dia tersenyum malu, "Sudah seharusnya begini demi semua investasiku di Kota Mano. Kalian berdua ini cantik dan tampan sekali, ya! Silakan ....""Terima kasih Pak Tenato. Terima kasih!" Felix benar-benar tidak menyangka Ketua Asosiasi Bisnis Kota Mano akan menyambutnya di pintu masuk saat datang ke Kota Mano kali ini. Bisa dibilang, pemandangan ini menimbulkan perasaan iri di hati banyak oran
Read more

Bab 205

"Pa ... sudah, jangan bicara lagi ...." Ferina bergegas menahan tangan ayahnya. Perempuan itu tampak ketakutan.Tatapan Harlem semakin tak ada ampun. "Sialan, di tempat semewah ini ada banyak ikan-ikan buruk rupa datang. Dasar orang-orang nggak punya pengetahuan. Beraninya masuk ke sembarang tempat," gumamnya pelan.Ekspresi Chloe pun tidak jauh berbeda. Dia memutar bola matanya saat melihat Nicholas dan Yasmine. Otaknya secara otomatis memandang rendah keduanya.Nicholas sudah dibuat cukup kesal karena dua orang ini, tapi provokasi Chloe membuatnya hampir tidak tahan lagi. Untung saja Yasmine sigap menarik Nicholas. Tidak membiarkan laki-laki itu melampiaskan amarahnya.Kalau dia kehilangan kendali pada saat ini, dampaknya pasti akan buruk untuk semua orang. Walaupun Nicholas tidak takut dengan ancaman semacam ini, kalau orang-orang mengetahui ada penyusup seperti Nicholas, orang-orang pasti akan marah besar dan dia kehilangan reputasinya.Pada saat ini, seisi aula terdiam. Pembawa ac
Read more

Bab 206

Di aula bawah, suara gemuruh terdengar, lantai pun ikut bergetar.Nicholas menaikkan alisnya, melihat Felix dan Sella berjalan menaiki panggung di kejauhan. Keduanya sama-sama memasang senyum tipis di wajah, menampilkan sikap elegan kepada semua orang. Meski demikian, Nicholas tahu dua orang ini tidak sebaik yang terlihat."Bapak Martin dari Temp Steel Group."Kalimat itu disambut tepuk tangan meriah dari semua orang.Perempuan berusia tiga puluhan tahun, Zendaya Lang, melangkah ke atas panggung dengan anggun. Tidak lupa memasang senyuman sopan di wajahnya."Ada juga Ibu Zendaya Lang dari Prosun Group."Tenato Wallace tersenyum. Dia mengambil alih mikrofon lalu berkata, "Baik, sekian saja pengenalannya. Kalau kalian ingin berbicara mengenai kerja sama, bisa dilakukan nanti, hampiri target kalian sendiri-sendiri. Asosiasi Pebisnis hanya menyediakan platform bagi kalian. Bisa tidaknya kalian menggapai kesempatan berbisnis bergantung pada masing-masing orang.Semua kembali bertepuk tangan
Read more

Bab 207

Ekspresi Nicholas menggelap mendengar ucapan itu."Oh ...." Herman mengangguk pelan. "Apa yang dilakukan petugas keamanan di luar? Kenapa mengizinkan sembarangan orang masuk?""Memang begitu ...." Chloe menyengir dingin. Cengiran itu berubah menjadi tawa hangat saat matanya memandang Herman. "Herman, apa kabar? Apa hari ini Pak Tenato punya waktu kosong?"Herman memandang jijik Nicholas sesaat, lalu menoleh ke arah Chloe. "Beliau bilang akan datang nanti. Bagaimana pandangannya nanti tentang kalian bergantung sepenuhnya pada kalian ... Barusan aku mengobrol dengan orang dari Felixton Group, mungkin aku bisa mengundangmu untuk berkenalan dengannya. Kalau Bu Zendaya dari Prosun Group, aku bisa membantumu berkenalan dengannya. Mau bagaimana pun, Prosun Group adalah yang terbesar di antara tiga investor. Tapi aku nggak bisa menjamin bisa berhasil atau nggak.""Bagus! Sangat bagus!" Harlem tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya. "Di mana orangtuamu? Apa sudah datang? Kalau sudah, biar ak
Read more

Bab 208

Dia baru saja berkata tidak yakin bisa bertemu dengan Zendaya. Sosok itu malah datang sendiri menghampiri tempat dirinya memijakkan kaki. Meski demikian, wanita itu seakan tidak menganggap keberadaan mereka sama sekali. Pandangannya terus tertuju pada si brengsek satu itu."Orang seperti Anda kenapa duduk di sini? Nanti duduk saja bersama saya di sana ...." Zendaya terburu-buru melangkah maju sambil mengulurkan tangannya. Ekspresi bahagia terpampang jelas di wajahnya. "Terima kasih banyak atas gugatan yang terakhir kali. Tanpa Ibu, saya benar-benar nggak tahu harus berbuat apa! Saya tunggu lain kali kalau Ibu ada waktu lagi, mari bertemu mengobrol di luar sebagai kakak-adik. Aku—""Nggak perlu. Aku masih ada urusan lain. Lagi pula, tempat ini cukup menghibur. Menarik sekali melihat sekelompok monyet congkak berulah di sini," sela Yasmine. Senyumnya bak bunga mekar di musim semi.Monyet congkak?Untuk sesaat, Zendaya berusaha mencerna maksud ucapan itu. Sontak dia melihat orang-orang ya
Read more

Bab 209

"Pak Tenato, saya nggak tahu bagaimana orang ini bisa masuk. Saya dengar dia ini hanya seorang berandal. Tempat kami memang perlu dirawat dengan lebih baik lagi!" Herman cepat-cepat menjelaskan sambil memandang Nicholas dengan tatapan tidak bersahabat.Raut wajah Tenato seketika berubah mendung saat mendengar ucapan itu. "Petugas-petugas keamanan di sini memang seharusnya lebih jeli lagi memeriksa orang.""Pak Tenato, orang-orang seperti dia ini harus dibawa pergi petugas keamanan!" Ferina tersenyum lebar, merasa dirinya mendapat dukungan dari sang ketua asosiasi.Tenato seketika mengernyitkan dahinya. Tampangnya seakan memberi petunjuk ada yang salah dengan ucapan Ferina."Petugas keamanan!" seru Harlem segera.Tenato memicingkan matanya ke arah Herman. "Kamu bilang dia ini kenalanmu?"Herman terdiam sesaat. Secuil amarah seakan keluar dari tatapan tajam Tenato. Firasatnya mendadak buruk."Herman, kamu sekarang sehat sempurna setelah disembuhkan sampai lupa rasa sakitnya. Jangan-janga
Read more

Bab 210

"Mana mungkin?" Herman memaksakan sebuah senyuman yang lebih buruk dari tangisan.Nicholas berbalik lalu pergi sambil menyengir.Harlem dan istrinya bergeming di tempat.Butuh waktu cukup lama sebelum Herman kembali tersadar dari lamunannya. Saat menoleh ke arah ayahnya, dia menggertakkan gigi dan berkata, "Ini yang kalian bilang berandal? Berandal mana di dunia ini yang disambut langsung sama Pak Tenato?"Harlem gemetaran. "Herman, aku ....""Sialan! Masih berani memanggil namaku?" Herman mendorong Harlem. Tatapannya sedingin es kutub selatan. "Kalau kamu mau mati, jangan seret aku juga. Cepat, bawa anakmu pergi dari sini sekarang juga!"Harlem terkejut. Ferina pun ketakutan setengah mati sampai-sampai dia kesulitan berkata-kata.Herman merapikan dasinya, lalu berbalik badan tanpa memperhatikan Ferina. Menurutnya, perempuan itu memang cantik, tapi kalau mau terus berkembang, dia perlu memikirkan secara matang-matang. Dia tidak akan pernah mau menghancurkan dirinya hanya karena segelin
Read more
PREV
1
...
1920212223
...
61
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status