Home / Urban / Di Balik Topeng si Pria Miskin / Chapter 171 - Chapter 180

All Chapters of Di Balik Topeng si Pria Miskin : Chapter 171 - Chapter 180

605 Chapters

Bab 171

Saat Nicholas pertama kali masuk universitas, Freddy sangat agresif terhadapnya, sampai dia malas berdebat dengan laki-laki itu. Toh, apa yang dilakukan Freddy menurutnya masih dalam batas. Berbeda dengan sekarang, laki-laki itu sudah menyentuh garis tak kasat mata miliknya."Nicholas!" seru Freddy gemetaran. Dia menelan ludahnya gugup. "Kita ini teman sekelas!""Teman sekelas?" Nicholas memiringkan kepalanya. Amarah melesat naik dari hatinya hingga mata. Sorotnya tajam memandang Freddy. Dua kata yang keluar dari laki-laki itu membuatnya jijik setengah mati."Iya, iya, benar, kita ini teman sekelas ... selanjutnya apa pun yang kamu suruh aku lakukan, aku akan melakukannya ...," ucap Freddy terburu-buru.Nicholas tersenyum dingin, lalu menampar keras wajah Freddy. "Kamu nggak layak menjadi teman sekelasku!""I-iya ... aku nggak layak menjadi teman sekelasmu!" Bukan amarah yang dirasakan Freddy saat ini, tetapi ketakutan yang menyerap hingga ke tulang. Kepalanya cepat mengangguk menangga
Read more

Bab 172

Jika dijelaskan secara gamblang, kasus Karen adalah sebuah kebetulan. Dia hanya tidak pernah menyangka akan menangkap ikan besar di baliknya. Sebuah petunjuk. Perempuan bermarga Winata!Nicholas menebak dari alas sepatu perempuan itu. Dia sudah pasti berasal dari Keluarga Winata. Lagi pula, suntikan dana dari Mondial Jewelry untuk klub malam Yordanius mungkin berhubungan juga dengan perempuan ini. Meski tidak yakin siapa sosok aslinya, dia tahu, sosok tak dikenal itu sudah berkali-kali berusaha menjegalnya.Peter mengamati Nicholas berhenti. Karena ragu, dia tetap diam di tempat tanpa mengejar atasannya.Setelah melewati Universitas Mano, Karen di belakang bergumam, "Nicholas ....""Aku di sini," balas Nicholas lembut, tersenyum lebar.Karen tetap diam, seolah-olah tertidur di pundak laki-laki itu.Ada cairan hangat yang terasa mengalir membasahi pundak Nicholas. Ini membuat hatinya yang keras dan dingin seketika itu juga meleleh. Karen menangis di pundaknya tanpa bersuara sedikit pun.
Read more

Bab 173

Nicholas bergeming di ambang pintu. Terkejut. Bukankah seluruh biaya perawatan Sandy sudah dibayar lunas olehnya? Mengapa Sandy membayarnya lagi? Untuk apa?"Van, aku cuma nggak mau saudaraku terbebani olehku ... membantuku membayar biaya rumah sakit. Tenang saja, aku akan mengembalikannya beberapa hari lagi ...." Pipi Sandy yang bengkak naik turun mengikuti gerakan mulutnya."Kamu nggak mau saudaramu itu terbebani? Berarti, kamu mau aku yang terbebani? Kamu nggak bisa memutuskan hubungan dengan 'saudara'-mu itu?" Mata Ferina melebar, memandang Sandy dengan ekspresi tidak percaya.Ekspresi Sandy berubah suram. "Ferina, aku berjanji, dalam seminggu, aku pasti akan mengembalikan uangnya padamu!""Seminggu? Kamu nggak tahu seberapa mahal biaya perawatan di sini? Keluargamu sudah bangkrut seperti ini masih bisa mencoba meminjam uangku?" Ferina menggeleng kecewa. Dia berdiri lalu berkata, "Sandy, maaf sekali, kalau kamu terus begini, kita benar-benar nggak cocok satu sama lain!""Ferina ...
Read more

Bab 174

"Akhirnya aku bertemu dengan orang yang bisa menyombongkan diri …." Chloe Ting tersenyum dengan dinginnya.Nicholas tersenyum sambil memiringkan kepalanya, "Aku nggak pernah menyombongkan diri, kakakku telah mendapatkan surat kerjanya di Grup Sunrise sebagai manajer … kamu harus berpikir lagi kalau ingin keluar dari sini .…"Wajah Chloe berubah ketika mendengar Grup Sunrise.Grup Sunrise adalah milik Peter, Grup ini telah menjadi sangat populer di Kota Mano, jadi bagaimana mungkin dia tidak pernah mendengarnya?"Ma .…" Ferina memanggil dengan nada memelas."Ayo … pulang bersamaku! Mendengar para baj*ngan ini berbicara dengan omong kosongnya, kita lebih baik pulang dan menonton drama saja! Kalau Sandy bisa lebih sukses, aku, mamamu ini bisa bekerja di PBB!" Chloe tersenyum dingin lalu menarik Ferina keluar dari kamar pasien. Melihat ini, Nicholas pun menghela napas.Bahkan ketika dia benar-benar bertindak sekalipun, ini tidak akan pernah mengubah apa pun. Ini jelas memaksa Sandy menjad
Read more

Bab 175

Nicholas melihat ke arah Sandy tanpa berkata-kata, mungkin saja luka yang sahabatnya alami kali ini telah menyebabkan rantai kejadian lainnya, tetapi tetap saja, akar dari beberapa permasalahan ini tetap terletak pada dirinya sendiri."Aku besar bersama Vania … bisa dibilang, dia cinta masa kecilku!" Sandy berkata rasa sakit di dada.Nicholas memiringkan kepalanya sambil menatap Sandy. Sulit merespons ucapan laki-laki itu. Terkadang, hanya diri sendiri yang bisa menyembuhkan luka semacam ini. Apa pun yang dikatakan orang lain belum tentu memengaruhi isi hati terdalam seseorang."Waktu umurku 10 tahun, papaku kecelakaan dan membuat keluargaku bangkrut .…" Sandy menghela napas sambil menggelengkan kepalanya. "Setelah itu, mamaku harus menjual rumah kami untuk membayar utang … sejak itu, kami pindah ke tempat yang kecil dan aku nggak pernah bertemu lagi dengan Vania! Tetapi beberapa hari yang lalu, aku melihat Vania di Universitas Bahasa Asing .…"Nicholas mengangguk mendengar cerita ini.
Read more

Bab 176

Nicholas tersenyum, "Cari caranya dan lakukanlah sendiri! Kalau kamu merasa ini benar, aku akan berikan kesempatan, setelah tiga tahun keluargamu tidak hanya memiliki enam puluh miliar saja, tapi enam ratus miliar, bahkan enam triliun! Tapi kalau kamu merasa ini nggak perlu, itu juga terserah kamu, yang kamu perlu lakukan hanya mendukung dan mendoakan dia bahagia .…"Sandy menatap kosong Nicholas. Perasaannya campur aduk. Kedua tangannya terkepal erat."Jangan melihatku seperti itu .…" Nicholas tersenyum sambil meluruskan tangannya, "Ada rahasia yang sebaiknya kamu nggak tahu! Jangan sepenuhnya berharap padaku! Saranku satu, raih kesempatan yang datang, waktu gagal kamu mungkin akan kehilangan semuanya, tapi kamu masih bisa memulai kembali! Dan kalau sepenuhnya berharap padaku … saat gagal nanti, kamu bisa saja mati!"Sandy tercengang, dengan tatapan penuh kepada Nicholas lalu perlahan mengeraskan rahangnya.Nicholas menaikkan bahunya lalu keluar dari kamar pasien Sandy.Terkadang ada
Read more

Bab 177

Nicholas terkejut. “Kenapa tiba-tiba tanya ini?” tanyanya tersenyum.“Karena … karena Yasmine adalah adikku .…” Wajah Peter tampak tidak nyaman.Ekspresi Nicholas pun sebelas dua belas. “Adikmu … cantik!”Peter tertegun sejenak. Seketika dia bergumam dalam hati. Apakah Nicholas sedang memarahi dirinya? Pada saat ini Nicholas telah naik ke taksi, tak mampu berkata apa pun.Wajah Peter memang tidak buruk, tapi dengan wajah yang seperti orang mati itu membuatnya terlihat berbeda dari Yasmine!Apakah keduanya benar kakak-beradik?Nicholas berpikir, apakah Tuhan sedang mempermainkannya? Tanpa berpikir panjang dia berkata kepada sopir. “Jalan Golden Harmony .…”Sopir yang mengangguk lalu mempercepat laju mobil.Wajah Nicholas terlihat cemberut. Matanya memandang ke langit biru dengan pikiran melanglang buana entah ke mana..Area Golden Harmony penuh dengan gedung tinggi yang membuatnya terkesan cantik. Tempat ini seperti pusat kota di Kota Mano, sekaligus tempat industri yang paling berpeng
Read more

Bab 178

"Kelas E masih layak diberikan untukmu .…" Solia tersenyum dengan dingin lalu memutar badannya."Solia, cepat, sebentar lagi kita terlambat!" Dari kejauhan, seseorang pemuda yang turun dari mobil melambaikan tangannya ke arah Solia. "Buat apa bicara dengan orang miskin seperti dia? Mengapa menodai identitasmu?""Aku nggak senang melihatnya di sini .…" kata Solia, lalu memasuki lift sambil melihat ke arah Nicholas dengan dingin.Nicholas merasa sangat marah, tapi wanita itu sudah terlebih dulu masuk ke dalam lift."Tuan, silakan mengantre di ruang tunggu kelas E …." Resepsionis cantik itu tersenyum. Senyumannya jelas terlihat seperti sedang mengejek Nicholas.Nicholas berusaha untuk menahan amarahnya. Dia mengangguk lalu tersenyum dingin dan membalas, "Baiklah, aku akan mengantre di kelas E, yang aku harus mendengarkan kalian!"Pelayan yang tersenyum, memutar bola matanya, seolah malas menghiraukan laki-laki itu.Nicholas membalikkan badannya lalu melangkah menuju tempat antrean khusus
Read more

Bab 179

Sekretaris di samping Sadewa cepat mengangguk lalu bergegas menuju resepsionis.Solia yang mendengarkan di sampingnya, mengingat nama Nicholas dengan sangat jelas. Akhirnya dia sendiri tahu siapa sosok orang yang belum dan akan datang ini. Melihat ekspresi dari setiap orang yang hadir di ruangan itu, dapat dipastikan nama itu milik seseorang yang amat penting. Entah apa yang dimiliki sosok itu sampai bisa mendapatkan kehormatan seperti ini.Setelah beberapa saat, sekretaris datang dengan terburu-buru lalu berkata, "Resepsionis bilang di sana tidak ada orang bernama Nicholas!"Sadewa mengerutkan dahinya sambil menghela nafas. "Tunggu saja, tidak apa-apa terlambat! Kita sudah menunggu cukup lama, seharusnya tidak akan menjadi masalah kalau kita menunggu lebih lama lagi."Semua orang saling melihat sambil mengangguk. Awalnya semua orang diminta tiba pukul 9, tapi semuanya sudah tiba satu jam lebih awal agar dapat memberikan kesan yang lebih baik.Solia mungkin tidak tahu siapa yang sedang
Read more

Bab 180

"Baik .…" Sekretaris berjalan keluar dengan ekspresi tergesa-gesa.Sadewa menunjuk Andri sambil memasang ekspresi dingin. "Cepat hubungi Peter, minta nomor telepon Tuan Muda Nicholas .…""Baik!" jawab Andri dengan wajah kebingungan.Solia yang berada di sisi juga tampak bingung sekaligus curiga. Sementara itu Geno di sampingnya bertanya, "Tuan Muda? Mungkinkah Tuan Muda dari atas yang datang?" tanyanya layaknya orang kehilangan arah.Solia menggeleng. Matanya melebar. "Nggak tahu!""Memang itu!" Geno mengangguk berkali-kali, tetap dengan tidak sukanya dia berkata, "Tuan Muda ini sangat tidak menghormati waktu orang lain! Sepertinya dia nggak sebaik yang kita pikirkan. Mungkin penampilannya seperti playboy atau dia hanya seorang anak kecil! Statusnya mungkin tidak perlu terlalu dipedulikan."Solia terdiam. Dia tidak menggubris ucapan Geno. Meski orang ini datang hanya untuk bermain sekalipun, pasti akan lebih baik dari orang lain.Pada saat ini, Solia memperbaiki rambutnya dan lalu dudu
Read more
PREV
1
...
1617181920
...
61
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status