Home / Urban / Di Balik Topeng si Pria Miskin / Chapter 151 - Chapter 160

All Chapters of Di Balik Topeng si Pria Miskin : Chapter 151 - Chapter 160

605 Chapters

Bab 151

Nicholas yang berdiri tidak jauh dari sana mendengar jelas semua ucapan Yabin. Nicholas sendiri tidak mengerti bagaimana isi pikiran Yabin?Karen mempercepat langkahnya sambil menundukkan kepala."Karen, aku akan membuktikannya kepadamu, Nicholas tidak pantas dicintai!" kata Yabin, lalu meraih pergelangan tangan Karen dan berteriak, "Semuanya, aku adalah Yabin, mahasiswa Universitas Mano ...."Teriakan Yabin sontak menarik perhatian orang-orang yang berada di sekitar. Bahkan sebagian orang yang tidak mengenal Yabin pun berhenti dan mendekatinya."Eh, itu Yabin ....""Benar, Yabin ...."Beberapa mahasiswa berbisik sambil menatap ke arah Yabin dan Karen.Setelah mendapatkan perhatian dari sekitar, Yabin mengangkat kepalanya dan berkata dengan bangga, "Maaf, aku mau meminta waktu kalian sebentar. Aku ingin meminta bantuan kalian untuk membujuk Karen ...."Seiring bertambah ramainya orang-orang yang mengelilingi, wajah Karen pun memerah dan tampak marah.Yabin berdiri di tengah sambil bert
Read more

Bab 152

Karen marah sampai tidak bisa berkata-kata. Dia berusaha mengempaskan tangan Yabin, tapi cengkeraman Yabin terlalu kuat."Karen, bukankah kamu tidak memercayai ucapanku? Sekarang tidak hanya aku, kamu harus mendengarkan saran teman-teman. Karen, jangan keras kepala!" Yabin menggenggam erat tangan Karen. Kalau memang dibutuhkan, Yabin tidak keberatan untuk berlutut dan memohon kepada Karen.Yabin sangat hebat memerankan sandiwara ini. Sekarang, di mata orang-orang, Yabin adalah pria setia yang sangat menyayangi gadis yang dicintainya."Lepaskan tanganmu …." Di saat bersamaan, terdengar sebuah suara yang dingin dan tegas muncul di tengah kerumunan.Ketika Yabin menoleh dan hendak membentak, dia terkejut melihat raut wajah Nicholas yang dingin …."Lepaskan dia!" Nicholas berjalan menghampiri Yabin sambil menatap dingin tangan yang memegang Karen."Nicholas, kebetulan banget kamu di sini. Bagaimana kamu akan menjelaskan foto ini? Jangan kira aku takut sama kamu, semua orang di sini sudah m
Read more

Bab 153

Nicholas langsung menutup telepon Sandy, lalu membuka halaman forum kampus. Begitu terbuka, Nicholas melihat beberapa foto familier yang diunggah ke halaman forum kampus.Hanya dalam waktu beberapa menit sejak diunggah, puluhan komentar sudah memenuhi foto tersebut. Sebagian besar komentar berisi makian dan ocehan yang kasar."Bajingan ....""Nggak tahu malu.""Merusak nama baik kampus saja ...."Sebenarnya, Nicholas tidak memedulikan makian itu, tapi yang membuatnya khawatir adalah terungkapnya identitas Yasmine.Yasmine Tanadi, seorang pengacara ternama yang telah menggoda Nicholas yang merupakan seorang mahasiswa di Universitas Mano. Sebagai seorang pengacara, tindakan tersebut sangat tidak bermoral dan mengkhianati profesi yang seharusnya digunakan untuk menegakkan hukum.Beberapa orang menyarankan Kantor Pengacara Prima untuk menegur Yasmine dan memecatnya."Pecat saja!""Usir Nicholas dan wanita jalang itu dari Kota Mano!"Setelah membaca beberapa komentar, Nicholas memejamkan ma
Read more

Bab 154

Nicholas tersenyum dan menjawab, "Baik, minta Tuan Kevin untuk menentukan waktunya.""Ba ... bagaimana kalau malam ini?" Bella tertegun, dia tidak menyangka kalau Nicholas akan menyetujui permintaannya secepat ini."Boleh." Nicholas mengangguk dan langsung menutup pintu.Dengan menutup pintu seperti itu, Nicholas mengusir Bella secara tidak langsung. Seketika, wajah Bella pun memerah karena marah. Dia mengentakkan kaki, lalu membalikkan badan. Namun, tiba-tiba Bella teringat sesuatu ....Saat kembali ke kantor, tadi malam Bella bertemu dengan Julia dan mereka mengobrol cukup lama. Bella agak terkejut setelah mengetahui alasan Julia dipecat. Selain itu, Julia juga menceritakan sedikit mengenai latar belakang Nicholas.Ternyata Nicholas adalah orang yang sangat dihormati Yona?Begitu mengingat cerita Julia, Bella langsung mengatur kembali suasana hatinya. Nicholas bukanlah orang sembarangan, Bella harus pintar berstrategi untuk memenangkan pertarungan ini.Bella yakin, selama semuanya di
Read more

Bab 155

Setelah mendengar ucapan Nyonya Safira, senyuman di wajah Nicholas pun terlihat sedikit canggung."Sembarangan! Memangnya Nicholas orang seperti itu?" Tuan Kevin langsung membentak istrinya.Nyonya Safira tidak menghiraukan Tuan Kevin, dia langsung memalingkan wajahnya dengan marah."Em, sayangnya aku tidak pintar mengedit foto. Aku memang pernah bertemu Dokter Steve." Nicholas tetap mempertahankan senyumannya."Baguslah!" Nyonya Safira mendengus dingin. "Anak muda zaman sekarang suka berbohong. Aku hanya berjaga-jaga agar tidak tertipu. Suamiku adalah orang yang terkenal, siapa yang tidak mengenal hasil karyanya? Jangan sampai dokter tak dapat, duit pun lenyap ...."Nicholas mengerutkan alis. Bagi Nicholas, ucapan dan sikap Nyonya Safira sudah kelewatan dan menyinggungnya.Bella hanya berdiri di samping sambil mentertawakan kebodohan Nyonya Safira. Seandainya Nyonya Safira mengetahui identitas Nicholas, dia pasti langsung bersujud dan menarik kembali kata-katanya."Kalau tidak yakin,
Read more

Bab 156

Nicholas tidak enak pergi begitu saja. Akhirnya, dia terpaksa menganggukkan kepala dan tetap duduk bersama mereka."Nic, kamu belum menjawab, apa pekerjaan orang tuamu?" Nyonya Safira terus mendesak Nicholas dengan pertanyaan yang sama."Orang tuaku hanya pengusaha kecil," Nicholas menjawab dengan sopan."Oh, ternyata pebisnis," Nyonya Safira bergumam kecil.Nicholas tidak terlalu memedulikannya, keluarganya memang pebisnis. Jadi, Nicholas merasa tidak perlu meluruskan apa pun.Bella menggelengkan kepalanya sambil berpikir, 'Aduh, wanita ini terlalu keras kepala banget. Apa bedanya pebisnis dan pengusaha? Punya warung mi ayam pun bisa dibilang pengusaha, yang punya perusahaan multinasional juga pengusaha, lalu apa bedanya?'"Em, bagus, bagus." Melihat tumpukan uang tunai dan berbagai benda antik yang dibawa oleh Nicholas ke acara pelelangan, Tuan Kevin yakin bahwa Nicholas pasti berasal dari keluarga konglomerat.Hanya saja, Tuan Kevin tidak tahu seberapa besar bisnis yang dimiliki ole
Read more

Bab 157

Nicholas mulai kesal melihat sikap Nyonya Safira.Nyonya Safira sudah sangat keterlaluan. Nicholas baru menelepon dua kali, untuk apa Nyonya Safira semarah ini?"Suamiku, dia hanya mempermainkan kita. Ayo, pulang!" Nyonya Safira menarik Tuan Kevin sambil memelototi Nicholas. "Suamiku memiliki reputasi dan keahlian, tidak semua orang sanggup membayarnya! Apalagi orang sepertimu, jangan mimpi bisa mendapatkan giok dari suamiku!"Nicholas hanya tersenyum kecil. Memangnya Keluarga Winata memerlukan giok? Keluarga Winata sudah memiliki banyak giok berharga ... yang belum tentu bisa diukir oleh Kevin. Berani sekali wanita tua ini merendahkan Nicholas?"Nicholas!" Tuan Kevin terlihat agak marah. "Sudah, sampai di sini saja.""Sangat disayangkan, tapi baiklah ...." Nicholas terlihat duduk santai."Tuan Kevin, pasti ada salah paham. Aku yakin, Tuan Nicholas bukanlah pembohong. Tuan Nicholas pasti bisa menghubungi Dokter Steve!" Bella segera bangkit berdiri, lalu menjelaskan dengan yakin.Pasti
Read more

Bab 158

"Aku? Membuat onar? Memangnya apa salahku? Aku cuma jaga-jaga, siapa tahu dia pembohong? Lagian, siapa yang akan percaya anak muda sepertinya mengenal orang sehebat Steve?" Nyonya Safira masih tidak mau mengakui kesalahannya."Ditambah, kamu akan mengukir giok yang indah untuk keluarganya. Harusnya, keluarganya merasa beruntung dan bersyukur! Hah, tidak tahu diri ...." Nyonya Safira terus mengomel.Bella melirik sinis ke arah Tuan Kevin dan Nyonya Safira. Dasar, tua bangka yang tidak tahu diuntung! Memangnya Nicholas memerlukan giok kalian? Menjijikkan!"Tuan Kevin, Anda yang meminta kami untuk menghubungi Tuan Nicholas. Pelelangan Anoka sudah melakukan yang terbaik, tapi Anda saja yang tidak memercayai Tuan Nicholas. Aku tegaskan, masalah ini tidak ada hubungannya dengan kami. Kalau Anda melapor atau menuntut kami, Pelelangan Anoka tidak akan tinggal diam!" Bella tersenyum sinis, lalu memanggil pelayan untuk melakukan pembayaran.Dua orang pelayan masuk ke dalam ruangan sambil terseny
Read more

Bab 159

Setelah menutup telepon, Sandy menerobos kerumunan sambil berteriak, "Ada yang melihat Karen? Ada yang melihat Karen?"Saking paniknya, Sandy sampai berkeringat dingin.Karen benar-benar hilang! Padahal, Sandy cuma pergi sebentar ke toilet. Begitu Sandy kembali, Karen sudah hilang dan tidak ada yang melihatnya.Sebelum menghubungi Nicholas, Sandy sudah belasan kali menelepon Karen, tapi sama sekali tidak ada jawaban.Sandy yakin, pasti telah terjadi sesuatu! Sebelumnya, Nicholas sudah mengingatkan Sandy untuk mengawasi Karen. Belum juga sehari, Karen sudah hilang lagi.Sandy terlihat sangat murka, jangan-jangan semua ini adalah jebakan. Dia berjalan ke ruang karaoke, lalu menendang pintunya. Di tengah asyik bernyanyi, semua orang terkejut mendengar suara pintu yang ditendang."Sandy, kamu sudah gila? Kamu ngapain?" tanya salah seorang temannya.Sandy menarik napas panjang sambil berjalan masuk ke dalam ruang karaoke. Kemudian, dia mengambil sebotol bir dan melemparkannya ke atas meja.
Read more

Bab 160

Walaupun kesakitan, Sandy tetap berusaha bangun. Belasan pengawal tampak memasuki ruangan karaoke, mereka jelas bukanlah orang baik.Di tengah kerumunan pengawal, seorang pria berambut kuning muncul sambil mengisap cerutu. Pria berambut kuning adalah Ernest, dia adalah bos dari sekelompok preman ini.Awalnya, orang-orang mengira kalau belasan orang ini adalah pengawal bar. Tidak disangka, ternyata mereka adalah preman. Begitu mengetahuinya, semua orang langsung meringkuk ketakutan."Bocah, besar sekali nyalimu? Beraninya membuat onar di daerah kekuasaanku!" tanya Ernest sambil tersenyum merendahkan."Kak Ernest ...." Sesaat melihat kemunculan Ernest, Yenny langsung berlari dan bersembunyi di belakangnya."Sayangku, maaf sudah membuatmu ketakutan. Kali ini aku yang salah. Sini, biarkan aku melindungimu," kata Ernest sambil tersenyum manis."Kak, dia mau membunuhku." Yenny berusaha memprovokasi Ernest.Sandy menggertakkan gigi sambil menggenggam pecahan beling yang masih dipegangnya. San
Read more
PREV
1
...
1415161718
...
61
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status