Home / Urban / Di Balik Topeng si Pria Miskin / Chapter 161 - Chapter 170

All Chapters of Di Balik Topeng si Pria Miskin : Chapter 161 - Chapter 170

605 Chapters

Bab 161

"Aku akan menghabisimu!" kata Sandy sambil menggertakkan giginya."Menghabisiku? Hahahaha." Pernyataan Sandy terdengar sangat konyol. Ernest bahkan sampai tertawa terbahak-bahak.Setelah puas tertawa, Ernest menepuk-nepuk wajah Sandy dan melanjutkan ucapannya, "Kamu? Mau menghabisiku? Eh, kalian semua dengar, tidak? Katanya, dia mau membunuhku ....""Haha ....""Kak, jangan menghiraukannya. Dia cuma orang bodoh, haha ...." Para preman terus mentertawakan Sandy."Kak Ernest, habisi saja pecundang itu ...." Yenny tersenyum licik.Sandy sangat jijik muak melihat sikap Yenny. Sambil tersungkur, Sandy menatap Yenny dengan tatapan yang mengerikan."Kak Ernest, lihat wajahnya, mengerikan banget. Seperti mau menerkamku saja." Yenny merangkul lengan Ernest seperti seekor burung yang ketakutan. "Lihat wajah dan tatapannya! Kayaknya dia nggak terima ....""Hem, kalau begitu patahkan kedua kakinya dan hancurkan wajahnya!" kata Ernest sambil mencekik Sandy. "Panggil orang! Patahkan kakinya.""Baik!
Read more

Bab 162

Sesaat menoleh, Ernest melihat seorang pemuda yang mengenakan celana jeans dan kaus berwarna biru. Pemuda itu berjalan masuk, dia terlihat sangat berkharisma.Sandy yang awalnya meringkuk dan ketakutan pun membuka matanya secara perlahan-lahan. Kemudian, dia menoleh ke arah pintu dan melihat kedatangan ... Nicholas!Akhirnya, Nicholas datang!Setibanya di dalam ruangan, hati Nicholas terasa seperti ditikam saat melihat Sandy yang tersungkur dalam kondisi babak belur dan berlumuran darah."Sandy, kamu nggak apa-apa?" Nicholas segera menghampiri Sandy dan menggenggam tangannya."Nggak apa-apa. Cepat, cari Karen ...." Wajah Sandy bengkak, sudut bibirnya terluka, dan matanya memar. Meskipun ucapannya terdengar tidak jelas, Sandy sudah berusaha semaksimal mungkin.Nicholas mengangkat kedua alisnya. "N1, cari Karen. N2, awasi orang-orang ini."N1 menganggukkan kepala dan pergi mendobrak setiap ruangan yang ada di bar untuk mencari Karen.Setelah memerintahkan N1 dan N2, Nicholas berdiri seca
Read more

Bab 163

"N2, jaga Sandy!" Setelah berpesan, Nicholas bergegas bangun dan berlari mengikuti N1.Ketika berlari, jantung Nicholas berdegup sangat kencang. Dia tidak berani membayangkan apa yang akan terjadi kepada Karen.Setelah tinggal bersama, Nicholas dan Karen jadi lebih sering berinteraksi. Tanpa disadari, Nicholas pun mulai memiliki perasaan kepada Karen. Meskipun perasaan itu tidak menggebu-gebu, Karen memiliki tempat spesial di hati Nicholas.Seandainya terjadi sesuatu kepada Karen, Nicholas tidak tahu bagaimana harus melanjutkan hidupnya."Tuan, lewat sini," N1 berteriak.Nicholas masuk ke salah satu ruangan yang ditunjuk N1. Begitu memasuki ruangan, Nicholas melihat Karen yang pingsan dan berbaring di sofa sambil berselimutan. Wajah Karen agak bengkak, jejak air mata pun masih membekas di pipinya.Melihat kondisi Karen, sepertinya dia membangkang saat ingin dilecehkan.Nicholas benar-benar murka, dia pun langsung memeriksa kondisi Karen. Selain memar di wajah, tubuh Karen tidak terluka
Read more

Bab 164

Entah dari mana Yenny mendapatkan keberanian. Tiba-tiba, dia menunjuk Nicholas dan berteriak, "Nicholas, kamu sudah gila, ya? Ini namanya percobaan pembunuhan ...."Nicholas langsung menghampiri dan menampar Yenni. "Sebagai mahasiswi Universitas Mano, kamu malah bekerja sama dengan orang luar untuk mencelakai teman sendiri?""Aw ...." Yenny memegang wajahnya yang kesakitan.Karena belum puas, Nicholas menjambak rambut Yenny dan menamparnya berulang kali. "Plak, plak, plak.""Nicholas, kamu ... kamu ...." Suara Freddy terdengar gemetaran. Dia tidak menyangka Nicholas bisa berbuat sekejam ini.Nicholas tak banyak bicara, dia melepaskan Yenny, lalu berbalik dan menendang Freddy.Kemudian, Nicholas menarik kerah baju Freddy sambil menyeretnya. "Aku sudah berusaha bersabar, tapi kamu terus menantangku. Hari ini, kesabaranku benar-benar sudah habis. Kejam? Apa yang kamu lakukan saat preman-preman itu memukuli Sandy? Apa yang kamu lakukan saat mereka menjebak Karen?""Nicholas ...." Freddy ke
Read more

Bab 165

"Ernest!" Andre berteriak marah. Dia menatap Ernest dengan tatapan tajam dan berkata, "Kita memang preman, tapi preman pun punya aturan! Hari ini kamu sudah melanggar peraturan, masih tidak mau mengaku dan minta maaf?""Minta maaf? Hahaha ...." Ernest tertawa terbahak-bahak. "Andre, kamu mau memaksaku minta maaf? Kamu sudah gila, ya?""Kamu sudah bosan hidup, ya?" tanya Andre sambil mengerutkan alis."Kamu yang sudah bosan hidup!" Ernest tersenyum gusar. "Selama tiga tahun mengabdi padamu, apa yang aku dapatkan? Selama tiga tahun ini, kamu hidup seperti seorang pecundang. Aku sudah muak!""Bagus, bagus ...." Seorang pria yang mengenakan kemeja bercorak bunga, berjalan masuk sambil bertepuk tangan."Yordanius, apa maksudmu?" Andre terlihat kebingungan.Yordanius menyeringai, ekspresi wajahnya terlihat penuh sindiran. "Kak Andre, kamu memang udah tua. Kamu selalu melarang semua yang ingin aku lakukan, sama sekali nggak menghargai aku! Aku rasa Ernest lebih pintar daripada kamu, kami juga
Read more

Bab 166

"Aku nggak suka berkelahi dan membunuh. Aku lebih menyukai jalan damai," kata Yordanius sambil berjalan mengamati ruangan yang kacau balau ini.Yordanius menatap dinding yang rusak, meja yang hancur, dan lantai yang berlumuran darah. "Ini adalah meja mahal yang aku impor dari luar negeri, harganya sekitar 6 miliar. Emm, cat dinding ini juga tidak murah, harganya berkisar 4 miliar. Hah, kamu sudah merusak tempat usahaku. Bagaimana kamu akan mengganti ruginya?"Ucapan Yordanius lebih terdengar seperti manipulasi. Dia ingin membuat Nicholas merasa bersalah, lalu memeras dan baru menghabisinya.Nicholas telah memprovokasi orang yang seharusnya dijauhi. Kalaupun tidak mati, Nicholas pasti akan cacat seumur hidup."Iya, dia harus ganti rugi ...." Yenny bangkit berdiri dan mengompori Yordanius. Walaupun wajahnya bengkak, Yenny masih tidak kapok juga. "Dia yang merusak semua barang di sini. Pokoknya dia harus ganti rugi!""Iya, aku berani bersaksi, dia yang menghancurkan semua ini," kata Fredd
Read more

Bab 167

Yordanius meraung kesal. Wajah yang awalnya tersenyum pun berubah menjadi menyeramkan. "Kamu yang cari mati, jangan salahkan aku! Kalian, patahkan kaki dan tangannya. Aku ingin lihat apakah dia masih berani berlagak di sini."Para preman bergegas maju dan menyerang Nicholas."N2, jangan habisi mereka!" Nicholas memerintahkan.N2 menyeringai sambil mengeluarkan sebuah tongkat dan menyerang para preman ini. Ada yang kepalanya pecah, wajahnya bengkak, dan ditendang sampai terhempas ....Seketika, ruangan ini langsung dipenuhi aroma darah. Dalam waktu kurang dari satu menit, semua preman sudah tergeletak tak berdaya.Kaca jendela, televisi, semua barang di dalam ruangan hancur berkeping-keping."Sialan! Kamu merusak semua barangku! Aku akan menghabisimu!" teriak Yordanius.Nicholas mengernyit dan menjawab, "Kita lihat saja siapa yang akan dihabisi.""Semuanya, masuk!" Yordanius memerintahkan semua anak buahnya.Dalam sekejap, ruangan ini telah dikepung puluhan preman yang memegang senjata.
Read more

Bab 168

Sekelompok preman ini tidak sebanding dengan para pria berjas hitam. Para pria berjas hitam jelas adalah orang-orang terlatih yang hebat bertarung."Si ... siapa mereka? Kenapa tiba-tiba muncul orang sebanyak ini?" Ernest bergumam kecil.Situasi berubah dalam sekejap. Yordanius yang tadinya berlagak, sekarang malah gemetaran dan ketakutan. Dia tidak menyangka ribuan orang akan muncul dan mengepung bar ini.Tiba-tiba, sebuah pikiran melintas di benak Yordanius. Kemudian, dia mengangkat kepalanya dan menatap Nicholas. Apakah ribuan orang ini adalah anak buahnya Nicholas?Tidak, tidak mungkin! Yordanius bergegas mengempaskan pikiran itu, lalu menerobos kerumunan dan ingin kabur. Namun, sejak tadi, seseorang sudah menunggu di luar pintu.Ternyata orang yang berdiri di depan pintu adalah Peter!Raut wajah Peter terlihat dingin, tatapannya jauh lebih menyeramkan daripada biasanya."Kak, Kak Peter? Kok datang ke sini?" Yordanius tidak menyangka bahwa Peter juga berada di sini.Siapa yang tida
Read more

Bab 169

Kepala Ernest terasa berdengung, apa yang sebenarnya terjadi?Kenapa Yordanius berlutut dan meminta maaf? Ernest sulit memercayai semua yang disaksikannya ini.Setelah berpikir sebentar, Ernest bangun secara perlahan-lahan dan ingin kabur melalui pintu belakang."Tuan Nicholas, bagaimana Anda ingin membereskannya?" tanya Peter."Peter! Kamu tidak berhak ikut campur! Di belakangku ada orang yang sangat hebat, kamu pasti tidak ingin memprovokasinya ...." Yordanius pun panik melihat Peter yang tidak memedulikannya.Peter mengangkat kakinya dan menendang Yordanius hingga mengenai pecahan meja."Ah!" Pecahan beling menancap di sekujur tubuh Yordanius."Peter, aku tahu reputasimu, tapi tidak berarti kamu berhak ikut campur di wilayahku. Kalau kamu bersikeras ikut campur, aku pastikan kamu akan mati kurang dari 3 hari!" kata Yordanius sambil berusaha bangkit berdiri.Peter mengerutkan alis, dia menoleh dan menatap Yordanius dengan tatapan mematikan.Nicholas melambaikan tangan kepada Peter, l
Read more

Bab 170

Wajah Yordanius tampak ketakutan. Sekujur tubuhnya bergetar saat melihat tatapan Nicholas.Di saat bersamaan, N1 masuk sambil membawa seorang pria yang ditutupi wajahnya. Benar pria itu adalah Yabin.Begitu memasuki ruangan, Yabin langsung tersungkur di atas lantai. Saking takutnya, kedua kaki Yabin lemas sampai tidak sanggup berdiri.Sejak tadi, Yabin bersembunyi di salah satu ruangan yang terletak tidak jauh dari sini. Sebenarnya, dia sudah mendengar dan mengetahui semua yang terjadi. Hanya saja, dia tidak memiliki keberanian untuk keluar.Yabin bahkan masih sempat berpikir untuk membawa Karen kabur. Asalkan obat biusnya masih bekerja, Yabin masih memiliki kesempatan untuk menikmati tubuh Karen. Siapa sangka, Nicholas tidak hanya gagal diusir, dia malah datang dengan membawa ribuan orang.N1 melepaskan kain yang membungkus wajah Yabin, lalu lanjut memukulinya. Meskipun sudah babak belur, Yabin masih berusaha bangun dan berlutut untuk memohon pengampunan. "Nic, dengarkan penjelasanku,
Read more
PREV
1
...
1516171819
...
61
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status