Nicholas langsung menutup telepon Sandy, lalu membuka halaman forum kampus. Begitu terbuka, Nicholas melihat beberapa foto familier yang diunggah ke halaman forum kampus.Hanya dalam waktu beberapa menit sejak diunggah, puluhan komentar sudah memenuhi foto tersebut. Sebagian besar komentar berisi makian dan ocehan yang kasar."Bajingan ....""Nggak tahu malu.""Merusak nama baik kampus saja ...."Sebenarnya, Nicholas tidak memedulikan makian itu, tapi yang membuatnya khawatir adalah terungkapnya identitas Yasmine.Yasmine Tanadi, seorang pengacara ternama yang telah menggoda Nicholas yang merupakan seorang mahasiswa di Universitas Mano. Sebagai seorang pengacara, tindakan tersebut sangat tidak bermoral dan mengkhianati profesi yang seharusnya digunakan untuk menegakkan hukum.Beberapa orang menyarankan Kantor Pengacara Prima untuk menegur Yasmine dan memecatnya."Pecat saja!""Usir Nicholas dan wanita jalang itu dari Kota Mano!"Setelah membaca beberapa komentar, Nicholas memejamkan ma
Nicholas tersenyum dan menjawab, "Baik, minta Tuan Kevin untuk menentukan waktunya.""Ba ... bagaimana kalau malam ini?" Bella tertegun, dia tidak menyangka kalau Nicholas akan menyetujui permintaannya secepat ini."Boleh." Nicholas mengangguk dan langsung menutup pintu.Dengan menutup pintu seperti itu, Nicholas mengusir Bella secara tidak langsung. Seketika, wajah Bella pun memerah karena marah. Dia mengentakkan kaki, lalu membalikkan badan. Namun, tiba-tiba Bella teringat sesuatu ....Saat kembali ke kantor, tadi malam Bella bertemu dengan Julia dan mereka mengobrol cukup lama. Bella agak terkejut setelah mengetahui alasan Julia dipecat. Selain itu, Julia juga menceritakan sedikit mengenai latar belakang Nicholas.Ternyata Nicholas adalah orang yang sangat dihormati Yona?Begitu mengingat cerita Julia, Bella langsung mengatur kembali suasana hatinya. Nicholas bukanlah orang sembarangan, Bella harus pintar berstrategi untuk memenangkan pertarungan ini.Bella yakin, selama semuanya di
Setelah mendengar ucapan Nyonya Safira, senyuman di wajah Nicholas pun terlihat sedikit canggung."Sembarangan! Memangnya Nicholas orang seperti itu?" Tuan Kevin langsung membentak istrinya.Nyonya Safira tidak menghiraukan Tuan Kevin, dia langsung memalingkan wajahnya dengan marah."Em, sayangnya aku tidak pintar mengedit foto. Aku memang pernah bertemu Dokter Steve." Nicholas tetap mempertahankan senyumannya."Baguslah!" Nyonya Safira mendengus dingin. "Anak muda zaman sekarang suka berbohong. Aku hanya berjaga-jaga agar tidak tertipu. Suamiku adalah orang yang terkenal, siapa yang tidak mengenal hasil karyanya? Jangan sampai dokter tak dapat, duit pun lenyap ...."Nicholas mengerutkan alis. Bagi Nicholas, ucapan dan sikap Nyonya Safira sudah kelewatan dan menyinggungnya.Bella hanya berdiri di samping sambil mentertawakan kebodohan Nyonya Safira. Seandainya Nyonya Safira mengetahui identitas Nicholas, dia pasti langsung bersujud dan menarik kembali kata-katanya."Kalau tidak yakin,
Nicholas tidak enak pergi begitu saja. Akhirnya, dia terpaksa menganggukkan kepala dan tetap duduk bersama mereka."Nic, kamu belum menjawab, apa pekerjaan orang tuamu?" Nyonya Safira terus mendesak Nicholas dengan pertanyaan yang sama."Orang tuaku hanya pengusaha kecil," Nicholas menjawab dengan sopan."Oh, ternyata pebisnis," Nyonya Safira bergumam kecil.Nicholas tidak terlalu memedulikannya, keluarganya memang pebisnis. Jadi, Nicholas merasa tidak perlu meluruskan apa pun.Bella menggelengkan kepalanya sambil berpikir, 'Aduh, wanita ini terlalu keras kepala banget. Apa bedanya pebisnis dan pengusaha? Punya warung mi ayam pun bisa dibilang pengusaha, yang punya perusahaan multinasional juga pengusaha, lalu apa bedanya?'"Em, bagus, bagus." Melihat tumpukan uang tunai dan berbagai benda antik yang dibawa oleh Nicholas ke acara pelelangan, Tuan Kevin yakin bahwa Nicholas pasti berasal dari keluarga konglomerat.Hanya saja, Tuan Kevin tidak tahu seberapa besar bisnis yang dimiliki ole
Nicholas mulai kesal melihat sikap Nyonya Safira.Nyonya Safira sudah sangat keterlaluan. Nicholas baru menelepon dua kali, untuk apa Nyonya Safira semarah ini?"Suamiku, dia hanya mempermainkan kita. Ayo, pulang!" Nyonya Safira menarik Tuan Kevin sambil memelototi Nicholas. "Suamiku memiliki reputasi dan keahlian, tidak semua orang sanggup membayarnya! Apalagi orang sepertimu, jangan mimpi bisa mendapatkan giok dari suamiku!"Nicholas hanya tersenyum kecil. Memangnya Keluarga Winata memerlukan giok? Keluarga Winata sudah memiliki banyak giok berharga ... yang belum tentu bisa diukir oleh Kevin. Berani sekali wanita tua ini merendahkan Nicholas?"Nicholas!" Tuan Kevin terlihat agak marah. "Sudah, sampai di sini saja.""Sangat disayangkan, tapi baiklah ...." Nicholas terlihat duduk santai."Tuan Kevin, pasti ada salah paham. Aku yakin, Tuan Nicholas bukanlah pembohong. Tuan Nicholas pasti bisa menghubungi Dokter Steve!" Bella segera bangkit berdiri, lalu menjelaskan dengan yakin.Pasti
"Aku? Membuat onar? Memangnya apa salahku? Aku cuma jaga-jaga, siapa tahu dia pembohong? Lagian, siapa yang akan percaya anak muda sepertinya mengenal orang sehebat Steve?" Nyonya Safira masih tidak mau mengakui kesalahannya."Ditambah, kamu akan mengukir giok yang indah untuk keluarganya. Harusnya, keluarganya merasa beruntung dan bersyukur! Hah, tidak tahu diri ...." Nyonya Safira terus mengomel.Bella melirik sinis ke arah Tuan Kevin dan Nyonya Safira. Dasar, tua bangka yang tidak tahu diuntung! Memangnya Nicholas memerlukan giok kalian? Menjijikkan!"Tuan Kevin, Anda yang meminta kami untuk menghubungi Tuan Nicholas. Pelelangan Anoka sudah melakukan yang terbaik, tapi Anda saja yang tidak memercayai Tuan Nicholas. Aku tegaskan, masalah ini tidak ada hubungannya dengan kami. Kalau Anda melapor atau menuntut kami, Pelelangan Anoka tidak akan tinggal diam!" Bella tersenyum sinis, lalu memanggil pelayan untuk melakukan pembayaran.Dua orang pelayan masuk ke dalam ruangan sambil terseny
Setelah menutup telepon, Sandy menerobos kerumunan sambil berteriak, "Ada yang melihat Karen? Ada yang melihat Karen?"Saking paniknya, Sandy sampai berkeringat dingin.Karen benar-benar hilang! Padahal, Sandy cuma pergi sebentar ke toilet. Begitu Sandy kembali, Karen sudah hilang dan tidak ada yang melihatnya.Sebelum menghubungi Nicholas, Sandy sudah belasan kali menelepon Karen, tapi sama sekali tidak ada jawaban.Sandy yakin, pasti telah terjadi sesuatu! Sebelumnya, Nicholas sudah mengingatkan Sandy untuk mengawasi Karen. Belum juga sehari, Karen sudah hilang lagi.Sandy terlihat sangat murka, jangan-jangan semua ini adalah jebakan. Dia berjalan ke ruang karaoke, lalu menendang pintunya. Di tengah asyik bernyanyi, semua orang terkejut mendengar suara pintu yang ditendang."Sandy, kamu sudah gila? Kamu ngapain?" tanya salah seorang temannya.Sandy menarik napas panjang sambil berjalan masuk ke dalam ruang karaoke. Kemudian, dia mengambil sebotol bir dan melemparkannya ke atas meja.
Walaupun kesakitan, Sandy tetap berusaha bangun. Belasan pengawal tampak memasuki ruangan karaoke, mereka jelas bukanlah orang baik.Di tengah kerumunan pengawal, seorang pria berambut kuning muncul sambil mengisap cerutu. Pria berambut kuning adalah Ernest, dia adalah bos dari sekelompok preman ini.Awalnya, orang-orang mengira kalau belasan orang ini adalah pengawal bar. Tidak disangka, ternyata mereka adalah preman. Begitu mengetahuinya, semua orang langsung meringkuk ketakutan."Bocah, besar sekali nyalimu? Beraninya membuat onar di daerah kekuasaanku!" tanya Ernest sambil tersenyum merendahkan."Kak Ernest ...." Sesaat melihat kemunculan Ernest, Yenny langsung berlari dan bersembunyi di belakangnya."Sayangku, maaf sudah membuatmu ketakutan. Kali ini aku yang salah. Sini, biarkan aku melindungimu," kata Ernest sambil tersenyum manis."Kak, dia mau membunuhku." Yenny berusaha memprovokasi Ernest.Sandy menggertakkan gigi sambil menggenggam pecahan beling yang masih dipegangnya. San
"Tidak ada yang boleh hidup," kata Nicholas dengan suara teredam.Sekarang Sandy mengalami kelumpuhan, entah kapan kondisinya bisa pulih. Dia kesulitan menggerakkan tubuh maupun berjalan.Sandy masih berusia 20 tahun. Nicholas tidak tega melihat semua kesialan yang menimpa sahabatnya.Setelah menutup telepon, Nicholas menggenggam erat ponselnya sambil berpikir. Perasaan Nicholas terasa berkecamuk.Untungnya nyawa Sandy masih bisa diselamatkan. Jika tidak, Nicholas akan menyesal seumur hidup.Sandy sudah sadarkan diri, sedangkan Master Howard harus diamputasi dan Thalia memerlukan setengah tahun untuk bisa turun dari tempat tidur. Mereka semua adalah orang-orang terdekat Nicholas. Selain mereka, 123 orang juga meninggal di Vila Megawan.Nicholas tidak pernah melupakan nyawa 123 orang itu.Bella berdiri di samping Nicholas. Dia agak ketakutan melihat raut wajah Nicholas yang tampak begitu tegang."Menurutmu, bagaimana selanjutnya?" tanya Nicholas."Temui Ken dan habisi dia!" jawab Bella.
"Pak Zain, kamu sudah melihat ketulusanku, 'kan?" tanya Jesslyn."Hmm, terima kasih banyak atas bantuanmu. Aku juga berterima kasih kepada 'Tuan' yang menyokongmu," jawab Zain."Pak, kamu adalah orang yang pintar, aku rasa kita tidak perlu saling berterima kasih. Seluruh masyarakat Kota Modu tahu bagaimana sejarah berdirinya Clear Group. Kalian memiliki reputasi yang tinggi di kalangan mafia. Meskipun berhasil menutupi semua kejahatan, pengaruh kalian masih begitu besar." Jesslyn tertawa menyindir. "Kita menghadapi orang dan masalah yang sama. Aku telah membereskan masalah kalian, sekarang kalian harus membantuku untuk menyelesaikan masalah kami."Ekspresi Zain sontak berubah. Sama seperti dugaannya, Jesslyn tidak mungkin membantu secara cuma-cuma."Kami sudah menemukan keberadaan Nicholas. Bawa orang-orangmu untuk menghabisinya. Tidak ada masalah, 'kan?" tanya Jesslyn tanpa basa-basi."Menghabisi Nicholas bukan pekerjaan yang mudah. Ditambah, aku sudah lama meninggalkan dunia mafia. R
"Semoga jawabanmu memuaskanku." Raut wajah Ken terlihat sangat puas.Jesslyn merasa agak rendah diri saat menatap Ken. Namun mengingat Ken adalah cucu inti dari Kakek Winata, Jesslyn pun menyingkirkan semua perasaan tidak enaknya."Besok aku ingin mengajak kakekmu untuk bertemu kakekku. Saat itu, orang yang bisa bertahan hidup tidaklah banyak. Bagaimana menurutmu?" tanya Ken.Jesslyn tercengang melihat kedua mata Ken yang tampak berapi-api. "Maksud ... maksudmu ....""Kalau kakekmu mengunjungi kakekku, kakekmu bisa memujiku sedikit di hadapan kakekku. Siapa tahu pujian kakekmu bisa sedikit membantu rencanaku? Bila aku berhasil menjadi pewaris, kamu akan menjadi istri dari cucu inti Keluarga Winata. Jika saat itu tiba, kamu bisa mendapatkan semua yang kamu inginkan."Sekujur tubuh Jesslyn bergetar, dia tidak pernah menyangka hari seperti ini akan datang. Jika yang dikatakan Ken benar, Keluarga Chaw bisa berdiri kembali, sedangkan derajat Jesslyn akan memelesat tinggi.Menyandang status
Pada sore hari, lampu-lampu di Vila Lacosta bersinar terang.Ken duduk di kursi sambil mengangkat kedua kakinya ke atas meja dan menyeringai jahat."Barusan Warren menelepon, dia bersedia bekerja saja," kata Jesslyn yang berdiri di samping Ken.Ken menjawab, "Kalau begitu ... kita bereskan dulu Clear Group.""Em." Jesslyn mengangguk."Semakin hari, kamu semakin menawan." Ken tertawa terbahak-bahak sambil menatap Jesslyn.Di saat Jesslyn tersipu malu, Ken mengulurkan tangan dan langsung menarik Jesslyn ke dalam dekapannya. Sembari memeluk Jesslyn, Ken menelepon Zara dan berkata, "Sudah tiga hari, aku ingin mendengar jawabanmu."Tidak terdengar suara di ujung telepon. Zara sedang memikirkan cara untuk menjawab pertanyaan Ken."Kali ini, kubu Keluarga Winata tidak serumit sebelumnya. Aku dan para sepupuku telah mencapai kesepakatan bersama. Kamu mengerti maksudku, 'kan?" tanya Ken."Kalian bekerja sama untuk menghabisi Nicholas?" Zara menarik napas panjang."Benar! Paman Dean terlalu kuat
Setelah setengah jam kemudian, Karen melarikan diri dan pergi ke ruangan Nicholas."Nicholas, Bella ... kasihan banget!" kata Karen dengan ekspresi sedih.Nicholas tersenyum kecut, dia hanya bisa menganggukkan kepala. Nicholas tidak tahu bagaimana menjelaskannya kepada Karen."Ba-bagaimana kalau aku pergi?" Karen mengangkat kepalanya."Kalau kamu pergi, dia harus menahannya," jawab Nicholas."Hmm, bagaimana kalau kamu saja yang membantunya?" tanya Karen.Nicholas tertegun. "Gadis bodoh. Bagaimana kalau terjadi sesuatu di antara kami?""Tidak boleh," Karen bergumam sambil memalingkan wajah.Nicholas tertawa terbahak-bahak sambil mengelus kepala Karen. "Jadi orang jangan terlalu baik. Yang ada malah dibohongi.""Bella sangat baik kepadaku, dia membelikanku baju. Oh ya, katanya dia mau mengajakku menonton konser," jawab Karen."Konser?" Nicholas mengerutkan alis."Iya, beberapa hari lagi ada konser. Bella sudah memesan tiketnya." Karen menatap Nicholas dengan mata berbinar-binar. "Kamu ma
"Apa?" Nicholas tersentak."Aku ...." Bella menggigit bibirnya dan menjawab, "Aku ingin mengajak Karen untuk mengobrol di kamarku ...."Nicholas mengerutkan alis saat mendengar permintaan Bella."Tenang saja, aku tidak akan menyakiti maupun membohongi Karen. Aku hanya, aku ...." Bella langsung berlutut dan memohon kepada Nicholas.Nicholas menghela napas sambil melambaikan tangannya. "Aku tidak masalah asalkan Karen tidak keberatan. Tapi kalau kamu memanfaatkannya, nasibmu akan berakhir mengenaskan!""Tidak, aku tidak akan memanfaatkannya." Bella tersenyum, dia bangkit berdiri dan pamit meninggalkan ruangan Nicholas.Nicholas memijat keningnya, kondisi Bella terlihat semakin parah. Nicholas telah mencari 7 hingga 8 dokter untuk mengobati Bella, tetapi tidak ada hasil yang memuaskan. Takutnya, Bella akan terjerumus semakin jauh.Bella kembali ke kamarnya untuk mengambil sehelai gaun yang telah disiapkan, lalu bergegas pergi menemui Karen."Ini ... untukku?" Karen melirik Bella dengan ti
Jansen sontak mengangkat kepalanya, dia menghela napas panjang tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Di sebuah klub malam yang terletak tak jauh dari perusahaan Clear Group.Warren memanggil belasan gadis muda untuk menemaninya. Sembari memandang Gordon yang mencekoki diri dengan bir, Warren tersenyum dan berkata, "Kak Gordon, kalau kami bekerja sama dengan Jesslyn, apakah kamu akan membantu kami? Kamu tahu sendiri kemampuan Jesslyn, siapa tahu kita bisa menarik simpati anggota Keluarga Winata yang misterius itu? Aku membutuhkan bantuanmu, jangan sampai Jesslyn berkhianat dan menghabisi kami.""Tidak masalah." Gordon tersenyum kecil."Kak Gordon memang paling baik!" Warren tersenyum sambil memberikan tatapan misterius dan berbicara dengan suara teredam, "Barusan aku sudah menelepon adikku, dia sedang di dalam perjalanan kemari. Aku rasa masalah ini harus dibicarakan dengannya juga, bagaimana menurut Kak Gordon?"Gordon menatap Warren sambil menyeringai dingin. "Sebagai saudara yang baik
"Nona Jesslyn, sepertinya kamu belum mengetahui identitas Nicholas ...." Zain terlihat agak ragu."Aku tidak tahu?" Jesslyn tertawa mendengar ucapannya. "Di Kota Modu, aku adalah orang yang paling mengenal Nicholas. Keluarga Winata bukanlah keluarga sembarangan, orang seperti kamu dan aku tidak akan sanggup menumbangkannya. Tapi untungnya Nicholas berbeda dengan anggota keluarganya yang lain, dia lembek dan payah. Asalkan kamu mendengarkan perintahku, kita pasti bisa menghancurkan Nicholas. Selama Nicholas dihabisi di Kota Modu, tidak akan ada yang mempersulit kita. Sebaliknya, kita malah mendapatkan keuntungan.""Sebenarnya apa maumu?" tanya Zain."Apa mauku? Hahaha." Jesslyn tertawa terbahak-bahak, sorotan matanya dipenuhi kebencian. "Aku ingin Nicholas berlutut dan memohon kepadaku. Aku ingin semua orang yang berpihak kepada Nicholas mati satu per satu," jawab Jesslyn dengan tatapan kejam.Tatapan Zain tampak berkecamuk, dia tegang melihat wanita yang begitu kejam ini.Beberapa wakt
Ketika menjelang malam hari, sekelompok mobil berhenti di depan lobi perusahaan Clear Group.Belasan pengawal keluar dari mobil dan berjaga di sekitar. Ketika seorang pengawal membuka pintu mobil, Jesslyn beranjak keluar dengan mengenakan balutan gaun berwarna hitam.Jesslyn adalah wanita yang sangat cantik. Dandanan serta gaun yang dikenakan, membuatnya tampak seperti boneka cantik yang hidup.Gaun ini menonjolkan lekukan tubuhnya yang indah. Dari kejauhan, punggungnya indah berhasil memikat siapa pun yang menatapnya."Apakah penanggung jawab Clear Group berada di tempat? Jesslyn menghentikan langkah kakinya sambil menatap ke arah gedung perusahaan Clear Group."Ada. Kami telah menghubungi mereka, seharusnya semua sudah disiapkan." Jawab salah seorang pengawal.Jesslyn mengangguk dan melangkah masuk ke dalam perusahaan.Felixton Group pernah berurusan dengan Clear Group. Tumpang tindih di antara kedua belah pihak membuatnya sulit menghindari konflik yang ada. Setelah Jesslyn kembali,