"Baik .…" Sekretaris berjalan keluar dengan ekspresi tergesa-gesa.Sadewa menunjuk Andri sambil memasang ekspresi dingin. "Cepat hubungi Peter, minta nomor telepon Tuan Muda Nicholas .…""Baik!" jawab Andri dengan wajah kebingungan.Solia yang berada di sisi juga tampak bingung sekaligus curiga. Sementara itu Geno di sampingnya bertanya, "Tuan Muda? Mungkinkah Tuan Muda dari atas yang datang?" tanyanya layaknya orang kehilangan arah.Solia menggeleng. Matanya melebar. "Nggak tahu!""Memang itu!" Geno mengangguk berkali-kali, tetap dengan tidak sukanya dia berkata, "Tuan Muda ini sangat tidak menghormati waktu orang lain! Sepertinya dia nggak sebaik yang kita pikirkan. Mungkin penampilannya seperti playboy atau dia hanya seorang anak kecil! Statusnya mungkin tidak perlu terlalu dipedulikan."Solia terdiam. Dia tidak menggubris ucapan Geno. Meski orang ini datang hanya untuk bermain sekalipun, pasti akan lebih baik dari orang lain.Pada saat ini, Solia memperbaiki rambutnya dan lalu dudu
Raut wajah Solia langsung berubah. Kepalanya terasa berdengung dan hampir pingsan.Pemuda itu! Dalam sekejap, Solia teringat dengan pemuda yang mengadang jalan Solia.Tuan Muda ....Rasanya Solia ingin membenturkan kepalanya ke dinding.Bagaimana mungkin? Pemuda itu dipanggil Tuan Muda? Ternyata pemuda itu adalah orang yang ditunggu semua orang?"Solia, ada apa?" Sadewa meneriakinya.Solia terkejut tubuhnya bergetar dan suaranya terdengar gemetaran. "Aku ... aku juga tidak tahu.""Tidak tahu? Di sini hanya kamu sendiri yang bernama Solia." Sadewa terlihat murka.Solia hanya bisa bersandar tak berdaya. Seluruh tubuhnya terasa lemas, dia menangis dan berkata, "Aku memang sempat bertemu seseorang, tapi dia tidak terlihat seperti orang penting. Penampilannya saja kayak mahasiswa.""Di mana otakmu?" Sadewa marah-marah sambil menunjuk Solia. "Cepat, minta maaf! Kalau tidak, aku sudah tidak bisa membantumu lagi."Tangisan Solia semakin menjadi-jadi, tapi Sadewa tidak menghiraukannya dan langs
Tingkatan tertinggi adalah golongan seperti Yona yang bertanggung jawab untuk seluruh bisnis di dalam maupun luar negeri. Di tingkatan Yona, ada 8 orang yang menduduki posisi tersebut. Mereka sanggup menggemparkan dunia bisnis dan menghancurkan perusahaan mana pun yang diinginkan.Posisi Sadewa berada di bawah Yona. Sadewa adalah penanggung jawab dalam negeri yang bertugas di Kota Mano. Orang seperti Sadewa bertanggung jawab atas industri besar di suatu daerah. Di mata orang luar, Sadewa sangatlah hebat, tapi faktanya tidak seindah yang terlihat. Sadewa tahu seperti apa posisinya di Keluarga Winata.Di tingkatan Sadewa, ada 20 orang yang menduduki posisi yang sama. Di antara 20 orang ini, Sadewa bukanlah yang paling hebat, tapi juga tidak buruk. Bagaimanapun, beberapa tahun terakhir ini, situasi ekonomi dalam negeri cukup bagus dibandingkan dengan negara-negara lain.Berkaitan dengan Andri dan Solia, mereka hanya pegawai biasa yang bertanggung jawab untuk beberapa bisnis besar. Perjala
"Kamu juga, kemasi barang-barangmu." Sadewa menatap Geno dengan sinis."Pak Sadewa, kami sudah bekerja begitu lama di perusahaan ini. Apakah Anda benar-benar tega?"tanya Geno sambil menundukkan kepala."Apa kamu tidak dengar? Pergi!"Nicholas mengerutkan alis, dia melirik Sadewa sambil menggelengkan kepala dan tersenyum. "Paman, Anda tidak perlu bersikap seperti ini kalau hanya untuk formalitas."Raut wajah Sadewa langsung terlihat masam. Namun, dia tidak bisa apa-apa selain menundukkan kepala.Melihat reaksi Sadewa, Nicholas tersenyum sinis dan berkata, "Memangnya kamu tidak tahu aku ke sini? Atau tidak ada orang yang memberitahumu? Meskipun Solia yang menyuruhku antri, bukan berarti aku tidak tahu apa yang kamu lakukan di belakang.""Tuan Muda, aku tidak mengerti maksud Anda," Sadewa menjawab sambil menundukkan kepala.Nicholas mendengus dingin. Berdasarkan kemampuan Sadewa, dia tidak mungkin melakukan kesalahan sekonyol ini. Kalau semuanya sudah diatur, bagaimana mungkin ada yang be
Bisa dibilang, kedatangan Nicholas kali ini gagal total. Dia tidak mendapatkan informasi yang diinginkan.Sesampainya di luar, Nicholas memanggil taksi dan pulang ke rumahnya. Begitu tiba di rumah, Nicholas langsung mencari tempat terpencil untuk menghubungi sebuah nomor misterius."Bagaimana? Apakah sudah ada info?" tanya Nicholas."Joan Winata!"Nicholas tertegun sebentar, lalu menganggukkan kepala. "Baik, aku sudah mengerti."Setelah menutup telepon, tatapan Nicholas mengernyit sambil memandang jauh ke depan. "Joan!"Joan adalah sepupu dari keluarga pamannya Nicholas. Sejak kecil, Joan adalah orang yang ambisius, dia tidak pernah menutup-nutupi semua ambisinya. Saat duduk di bangku sekolah, Joan sudah menunjukkan bakat bisnis yang luar biasa. Hanya saja, dia lebih tertarik mengejar kekuasaan.Nicholas melipat kedua tangannya sambil membayangkan sosok Joan yang sudah lama tidak ditemui. Sudah lima tahun mereka tidak bertemu.Nicholas terkejut mengetahui bahwa sepupu yang sudah lama t
Yasmine tidak tahu harus menjawab apa.Yona menghela napas dan berkata, "Yasmine, aku menyaksikan kamu dan Nicholas tumbuh dewasa. Aku tahu bagaimana karakter kalian berdua. Sebenarnya, aku menyuruh Nicholas datang ke Kota Mano dengan harapan bisa menjodohkan kalian. Selama ini, aku selalu mengamati tindakan Nicholas, dia tidak membenci Samantha, yang dia benci adalah kehidupan di Keluarga Winata. Dia membenci cara Keluarga Winata untuk bertahan hidup."Hati Yasmine terasa sedikit bergejolak. Tanpa disadari, dia mulai membayangkan wajah Nicholas."Kalau Nicholas menikah dengan Samantha, aku khawatir Nicholas tidak akan pernah bisa lepas dari bayang-bayang Keluarga Winata. Dia tidak menyukai Keluarga Winata, dia ingin kabur, tapi keluarganya terlalu besar, dia tidak bisa melarikan diri begitu saja. Aku ingin kamu membantunya. Kalau kamu ada di sampingnya, dia tidak akan kalah sampai terlalu parah ...." Suara Yona terdengar agak menyayat hati.Raut wajah Yasmine langsung berubah. "Memang
"Darah rendah, tapi masih keluar rumah? Kamu bodoh, ya?" Nicholas menutup pintu dan meninggalkan Bella di luar.Bella sangat marah, dia berdiri cukup lama di depan pintu rumah Nicholas. Setelah agak tenang, Bella menatap pintu rumah Nicholas sambil marah-marah, "Nggak punya hati!"Setelah puas marah-marah, Bella meninggalkan rumah Nicholas dan pergi ke Universitas Mano.Di tengah perjalanan, seseorang menelepon Bella dan melaporkan sesuatu. "Sudah datang, sudah di jalan."Bella tersenyum sambil menganggukkan kepala. Hari ini, dia bukan datang demi membantu Tuan Kevin. Walaupun Tuan Kevin memang meminta bantuan Bella, itu bukanlah tujuan utamanya.Tujuan utama Bella adalah Karen!Julia memberikan semua informasi mengenai Nicholas, termasuk Karen dan kesehariannya.Bella tahu, Nicholas pasti mengacuhkannya karena Karen. Setelah menyingkirkan Karen, Bella yakin bisa mendapatkan hati Nicholas.Bella bukanlah gadis polos seperti Karen. Begitu memasuki rumah Nicholas, Bella akan menguasai se
Terlihat foto Nicholas yang bertatapan dengan seorang wanita berambut pendek. Mereka terlihat sangat mesra, seperti mau berciuman.Saat dilihat baik-baik, wanita berambut pendek terlihat tidak asing. Jangan-jangan ...."Kenapa? Rusak?" tanya Bella."Hmm? Nggak," jawab Karen sambil memberikan ponselnya."Terima kasih," kata Bella sambil bangkit berdiri. "Maaf, ya. Pemuda itu terlalu kuat. Kalau bukan karena temannya yang sudah mau pulang, mungkin kami masih di ranjang ...."Begitu mendengar ucapan Bella, Karen langsung tersentak. Hatinya terasa sakit, dia berusaha sekuat tenaga untuk menahan air matanya."Terima kasih." Kemudian, Bella pergi meninggalkan Karen yang duduk di taman.Karen duduk sambil melamun. Saat ini, hatinya terasa sangat hampa ....Selama tinggal bersama, Karen mulai menyukai Nicholas. Hanya, Karen adalah gadis yang tertutup, dia tidak pintar menunjukkan emosi dan perasaannya. Oleh sebab itu, Karen hanya bisa menyukai Nicholas secara diam-diam.Selain itu, Karen juga
"Tidak ada yang boleh hidup," kata Nicholas dengan suara teredam.Sekarang Sandy mengalami kelumpuhan, entah kapan kondisinya bisa pulih. Dia kesulitan menggerakkan tubuh maupun berjalan.Sandy masih berusia 20 tahun. Nicholas tidak tega melihat semua kesialan yang menimpa sahabatnya.Setelah menutup telepon, Nicholas menggenggam erat ponselnya sambil berpikir. Perasaan Nicholas terasa berkecamuk.Untungnya nyawa Sandy masih bisa diselamatkan. Jika tidak, Nicholas akan menyesal seumur hidup.Sandy sudah sadarkan diri, sedangkan Master Howard harus diamputasi dan Thalia memerlukan setengah tahun untuk bisa turun dari tempat tidur. Mereka semua adalah orang-orang terdekat Nicholas. Selain mereka, 123 orang juga meninggal di Vila Megawan.Nicholas tidak pernah melupakan nyawa 123 orang itu.Bella berdiri di samping Nicholas. Dia agak ketakutan melihat raut wajah Nicholas yang tampak begitu tegang."Menurutmu, bagaimana selanjutnya?" tanya Nicholas."Temui Ken dan habisi dia!" jawab Bella.
"Pak Zain, kamu sudah melihat ketulusanku, 'kan?" tanya Jesslyn."Hmm, terima kasih banyak atas bantuanmu. Aku juga berterima kasih kepada 'Tuan' yang menyokongmu," jawab Zain."Pak, kamu adalah orang yang pintar, aku rasa kita tidak perlu saling berterima kasih. Seluruh masyarakat Kota Modu tahu bagaimana sejarah berdirinya Clear Group. Kalian memiliki reputasi yang tinggi di kalangan mafia. Meskipun berhasil menutupi semua kejahatan, pengaruh kalian masih begitu besar." Jesslyn tertawa menyindir. "Kita menghadapi orang dan masalah yang sama. Aku telah membereskan masalah kalian, sekarang kalian harus membantuku untuk menyelesaikan masalah kami."Ekspresi Zain sontak berubah. Sama seperti dugaannya, Jesslyn tidak mungkin membantu secara cuma-cuma."Kami sudah menemukan keberadaan Nicholas. Bawa orang-orangmu untuk menghabisinya. Tidak ada masalah, 'kan?" tanya Jesslyn tanpa basa-basi."Menghabisi Nicholas bukan pekerjaan yang mudah. Ditambah, aku sudah lama meninggalkan dunia mafia. R
"Semoga jawabanmu memuaskanku." Raut wajah Ken terlihat sangat puas.Jesslyn merasa agak rendah diri saat menatap Ken. Namun mengingat Ken adalah cucu inti dari Kakek Winata, Jesslyn pun menyingkirkan semua perasaan tidak enaknya."Besok aku ingin mengajak kakekmu untuk bertemu kakekku. Saat itu, orang yang bisa bertahan hidup tidaklah banyak. Bagaimana menurutmu?" tanya Ken.Jesslyn tercengang melihat kedua mata Ken yang tampak berapi-api. "Maksud ... maksudmu ....""Kalau kakekmu mengunjungi kakekku, kakekmu bisa memujiku sedikit di hadapan kakekku. Siapa tahu pujian kakekmu bisa sedikit membantu rencanaku? Bila aku berhasil menjadi pewaris, kamu akan menjadi istri dari cucu inti Keluarga Winata. Jika saat itu tiba, kamu bisa mendapatkan semua yang kamu inginkan."Sekujur tubuh Jesslyn bergetar, dia tidak pernah menyangka hari seperti ini akan datang. Jika yang dikatakan Ken benar, Keluarga Chaw bisa berdiri kembali, sedangkan derajat Jesslyn akan memelesat tinggi.Menyandang status
Pada sore hari, lampu-lampu di Vila Lacosta bersinar terang.Ken duduk di kursi sambil mengangkat kedua kakinya ke atas meja dan menyeringai jahat."Barusan Warren menelepon, dia bersedia bekerja saja," kata Jesslyn yang berdiri di samping Ken.Ken menjawab, "Kalau begitu ... kita bereskan dulu Clear Group.""Em." Jesslyn mengangguk."Semakin hari, kamu semakin menawan." Ken tertawa terbahak-bahak sambil menatap Jesslyn.Di saat Jesslyn tersipu malu, Ken mengulurkan tangan dan langsung menarik Jesslyn ke dalam dekapannya. Sembari memeluk Jesslyn, Ken menelepon Zara dan berkata, "Sudah tiga hari, aku ingin mendengar jawabanmu."Tidak terdengar suara di ujung telepon. Zara sedang memikirkan cara untuk menjawab pertanyaan Ken."Kali ini, kubu Keluarga Winata tidak serumit sebelumnya. Aku dan para sepupuku telah mencapai kesepakatan bersama. Kamu mengerti maksudku, 'kan?" tanya Ken."Kalian bekerja sama untuk menghabisi Nicholas?" Zara menarik napas panjang."Benar! Paman Dean terlalu kuat
Setelah setengah jam kemudian, Karen melarikan diri dan pergi ke ruangan Nicholas."Nicholas, Bella ... kasihan banget!" kata Karen dengan ekspresi sedih.Nicholas tersenyum kecut, dia hanya bisa menganggukkan kepala. Nicholas tidak tahu bagaimana menjelaskannya kepada Karen."Ba-bagaimana kalau aku pergi?" Karen mengangkat kepalanya."Kalau kamu pergi, dia harus menahannya," jawab Nicholas."Hmm, bagaimana kalau kamu saja yang membantunya?" tanya Karen.Nicholas tertegun. "Gadis bodoh. Bagaimana kalau terjadi sesuatu di antara kami?""Tidak boleh," Karen bergumam sambil memalingkan wajah.Nicholas tertawa terbahak-bahak sambil mengelus kepala Karen. "Jadi orang jangan terlalu baik. Yang ada malah dibohongi.""Bella sangat baik kepadaku, dia membelikanku baju. Oh ya, katanya dia mau mengajakku menonton konser," jawab Karen."Konser?" Nicholas mengerutkan alis."Iya, beberapa hari lagi ada konser. Bella sudah memesan tiketnya." Karen menatap Nicholas dengan mata berbinar-binar. "Kamu ma
"Apa?" Nicholas tersentak."Aku ...." Bella menggigit bibirnya dan menjawab, "Aku ingin mengajak Karen untuk mengobrol di kamarku ...."Nicholas mengerutkan alis saat mendengar permintaan Bella."Tenang saja, aku tidak akan menyakiti maupun membohongi Karen. Aku hanya, aku ...." Bella langsung berlutut dan memohon kepada Nicholas.Nicholas menghela napas sambil melambaikan tangannya. "Aku tidak masalah asalkan Karen tidak keberatan. Tapi kalau kamu memanfaatkannya, nasibmu akan berakhir mengenaskan!""Tidak, aku tidak akan memanfaatkannya." Bella tersenyum, dia bangkit berdiri dan pamit meninggalkan ruangan Nicholas.Nicholas memijat keningnya, kondisi Bella terlihat semakin parah. Nicholas telah mencari 7 hingga 8 dokter untuk mengobati Bella, tetapi tidak ada hasil yang memuaskan. Takutnya, Bella akan terjerumus semakin jauh.Bella kembali ke kamarnya untuk mengambil sehelai gaun yang telah disiapkan, lalu bergegas pergi menemui Karen."Ini ... untukku?" Karen melirik Bella dengan ti
Jansen sontak mengangkat kepalanya, dia menghela napas panjang tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Di sebuah klub malam yang terletak tak jauh dari perusahaan Clear Group.Warren memanggil belasan gadis muda untuk menemaninya. Sembari memandang Gordon yang mencekoki diri dengan bir, Warren tersenyum dan berkata, "Kak Gordon, kalau kami bekerja sama dengan Jesslyn, apakah kamu akan membantu kami? Kamu tahu sendiri kemampuan Jesslyn, siapa tahu kita bisa menarik simpati anggota Keluarga Winata yang misterius itu? Aku membutuhkan bantuanmu, jangan sampai Jesslyn berkhianat dan menghabisi kami.""Tidak masalah." Gordon tersenyum kecil."Kak Gordon memang paling baik!" Warren tersenyum sambil memberikan tatapan misterius dan berbicara dengan suara teredam, "Barusan aku sudah menelepon adikku, dia sedang di dalam perjalanan kemari. Aku rasa masalah ini harus dibicarakan dengannya juga, bagaimana menurut Kak Gordon?"Gordon menatap Warren sambil menyeringai dingin. "Sebagai saudara yang baik
"Nona Jesslyn, sepertinya kamu belum mengetahui identitas Nicholas ...." Zain terlihat agak ragu."Aku tidak tahu?" Jesslyn tertawa mendengar ucapannya. "Di Kota Modu, aku adalah orang yang paling mengenal Nicholas. Keluarga Winata bukanlah keluarga sembarangan, orang seperti kamu dan aku tidak akan sanggup menumbangkannya. Tapi untungnya Nicholas berbeda dengan anggota keluarganya yang lain, dia lembek dan payah. Asalkan kamu mendengarkan perintahku, kita pasti bisa menghancurkan Nicholas. Selama Nicholas dihabisi di Kota Modu, tidak akan ada yang mempersulit kita. Sebaliknya, kita malah mendapatkan keuntungan.""Sebenarnya apa maumu?" tanya Zain."Apa mauku? Hahaha." Jesslyn tertawa terbahak-bahak, sorotan matanya dipenuhi kebencian. "Aku ingin Nicholas berlutut dan memohon kepadaku. Aku ingin semua orang yang berpihak kepada Nicholas mati satu per satu," jawab Jesslyn dengan tatapan kejam.Tatapan Zain tampak berkecamuk, dia tegang melihat wanita yang begitu kejam ini.Beberapa wakt
Ketika menjelang malam hari, sekelompok mobil berhenti di depan lobi perusahaan Clear Group.Belasan pengawal keluar dari mobil dan berjaga di sekitar. Ketika seorang pengawal membuka pintu mobil, Jesslyn beranjak keluar dengan mengenakan balutan gaun berwarna hitam.Jesslyn adalah wanita yang sangat cantik. Dandanan serta gaun yang dikenakan, membuatnya tampak seperti boneka cantik yang hidup.Gaun ini menonjolkan lekukan tubuhnya yang indah. Dari kejauhan, punggungnya indah berhasil memikat siapa pun yang menatapnya."Apakah penanggung jawab Clear Group berada di tempat? Jesslyn menghentikan langkah kakinya sambil menatap ke arah gedung perusahaan Clear Group."Ada. Kami telah menghubungi mereka, seharusnya semua sudah disiapkan." Jawab salah seorang pengawal.Jesslyn mengangguk dan melangkah masuk ke dalam perusahaan.Felixton Group pernah berurusan dengan Clear Group. Tumpang tindih di antara kedua belah pihak membuatnya sulit menghindari konflik yang ada. Setelah Jesslyn kembali,