Yasmine tidak tahu harus menjawab apa.Yona menghela napas dan berkata, "Yasmine, aku menyaksikan kamu dan Nicholas tumbuh dewasa. Aku tahu bagaimana karakter kalian berdua. Sebenarnya, aku menyuruh Nicholas datang ke Kota Mano dengan harapan bisa menjodohkan kalian. Selama ini, aku selalu mengamati tindakan Nicholas, dia tidak membenci Samantha, yang dia benci adalah kehidupan di Keluarga Winata. Dia membenci cara Keluarga Winata untuk bertahan hidup."Hati Yasmine terasa sedikit bergejolak. Tanpa disadari, dia mulai membayangkan wajah Nicholas."Kalau Nicholas menikah dengan Samantha, aku khawatir Nicholas tidak akan pernah bisa lepas dari bayang-bayang Keluarga Winata. Dia tidak menyukai Keluarga Winata, dia ingin kabur, tapi keluarganya terlalu besar, dia tidak bisa melarikan diri begitu saja. Aku ingin kamu membantunya. Kalau kamu ada di sampingnya, dia tidak akan kalah sampai terlalu parah ...." Suara Yona terdengar agak menyayat hati.Raut wajah Yasmine langsung berubah. "Memang
"Darah rendah, tapi masih keluar rumah? Kamu bodoh, ya?" Nicholas menutup pintu dan meninggalkan Bella di luar.Bella sangat marah, dia berdiri cukup lama di depan pintu rumah Nicholas. Setelah agak tenang, Bella menatap pintu rumah Nicholas sambil marah-marah, "Nggak punya hati!"Setelah puas marah-marah, Bella meninggalkan rumah Nicholas dan pergi ke Universitas Mano.Di tengah perjalanan, seseorang menelepon Bella dan melaporkan sesuatu. "Sudah datang, sudah di jalan."Bella tersenyum sambil menganggukkan kepala. Hari ini, dia bukan datang demi membantu Tuan Kevin. Walaupun Tuan Kevin memang meminta bantuan Bella, itu bukanlah tujuan utamanya.Tujuan utama Bella adalah Karen!Julia memberikan semua informasi mengenai Nicholas, termasuk Karen dan kesehariannya.Bella tahu, Nicholas pasti mengacuhkannya karena Karen. Setelah menyingkirkan Karen, Bella yakin bisa mendapatkan hati Nicholas.Bella bukanlah gadis polos seperti Karen. Begitu memasuki rumah Nicholas, Bella akan menguasai se
Terlihat foto Nicholas yang bertatapan dengan seorang wanita berambut pendek. Mereka terlihat sangat mesra, seperti mau berciuman.Saat dilihat baik-baik, wanita berambut pendek terlihat tidak asing. Jangan-jangan ...."Kenapa? Rusak?" tanya Bella."Hmm? Nggak," jawab Karen sambil memberikan ponselnya."Terima kasih," kata Bella sambil bangkit berdiri. "Maaf, ya. Pemuda itu terlalu kuat. Kalau bukan karena temannya yang sudah mau pulang, mungkin kami masih di ranjang ...."Begitu mendengar ucapan Bella, Karen langsung tersentak. Hatinya terasa sakit, dia berusaha sekuat tenaga untuk menahan air matanya."Terima kasih." Kemudian, Bella pergi meninggalkan Karen yang duduk di taman.Karen duduk sambil melamun. Saat ini, hatinya terasa sangat hampa ....Selama tinggal bersama, Karen mulai menyukai Nicholas. Hanya, Karen adalah gadis yang tertutup, dia tidak pintar menunjukkan emosi dan perasaannya. Oleh sebab itu, Karen hanya bisa menyukai Nicholas secara diam-diam.Selain itu, Karen juga
Ketika waktu mendekati 60 menit, tiba-tiba ekspresi Nicholas terlihat masam.Karen sudah mempelajari kesalahannya. Saat jam menundukkan menit 58, Karen langsung menutup mulutnya dan menghitung mundur.Wah, Karen sudah tidak mau mengajar?Nicholas terlihat kesal. Setelah melewati menit 60, Karen baru membuka mulut dan lanjut bicara.Nicholas tersenyum melihat gadis yang tersipu malu ini. Suaranya yang lembut membuat Nicholas merasa hangat.Nicholas dan Karen belajar sampai pukul 10 malam. Setelah membereskan buku-buku, mereka berdua kembali ke kamar masing-masing.Keesokan hari, Nicholas menelepon Sandy untuk menanyakan kondisi penyakitnya. Nicholas lega mendengar kondisi Sandy yang sudah membaik."Coba tanyakan ke teman-teman sekelas, apakah terjadi sesuatu akhir-akhir ini? Cari tahu apakah ada sesuatu yang terjadi kepada Karen.""Baik, aku akan cari tahu," jawab Sandy, lalu menutup teleponnya.Nicholas masih memikirkan kejadian kemarin malam. Pasti terjadi sesuatu kepada Karen ....Se
Tampaknya Bella menyadari perubahan raut wajah Karen. Kemudian, Bella bersikap seperti pencuri yang ketahuan, dia berlari ke mobilnya sambil tersipu dan menundukkan kepala.Setelah memasuki mobil, Bella langsung menyalakan mobilnya dan pergi.Karen masih berdiri di tempat, wajahnya terlihat masam. Dia menatap vila yang ada di depannya sambil berpikir apakah dia harus masuk ke dalam rumah?Selama tinggal di rumah ini, Karen merasa jauh lebih tenang. Bukan karena mewahnya rumah ini, tetapi Karen merasakan ketenangan mental. Tanpa disadari, Karen sudah terbiasa dengan kehadiran Nicholas, dia bahkan mulai bergantung kepada pria itu.Karen sudah merasakannya sejak lama, dia hanya tidak berani mengungkapkannya. Namun, begitu melihat wanita yang keluar dari rumah barusan, hati Karen terasa sangat hancur.Rasanya seperti mainan kesayangan yang direbut oleh orang lain. Mungkin mainan itu memang tidak ditakdirkan untuk Karen, dia saja yang terlalu memaksakan diri untuk memiliki mainan tersebut.
Setelah beberapa saat merasakan Karen yang berusaha memberontak, Nicholas pun menoleh dan memelototinya. Begitu melihat ekspresi Nicholas, Karen terkejut dan langsung menundukkan kepala.Di dalam garasi, terdapat dua mobil mewah yang tampak jarang digunakan. Yang pertama adalah mobil Aston Martin berwarna putih, sedangkan yang satu lagi adalah Mercedes-Benz berwarna hitam.Kedua mobil itu jelas adalah mobil mewah, tapi menurut standar Nicholas, kedua mobil itu bisa dibilang tidak begitu layak dikendarai."Masuk!" Nicholas memerintahkan Karen masuk ke dalam mobil Aston Martin.Nicholas mengenakan kacamatanya sambil membuka pintu mobil. Begitu duduk di bangku mobil, dia langsung menyalakan mesin dan melaju pergi.Karen yang duduk di kursi penumpang terlihat sangat gugup. Ditambah dengan wajah Nicholas yang terlihat sangat muram, Karen jadi merasa kebingungan.Selama tinggal bersama, Karen cukup menghafal kebiasaan-kebiasaan Nicholas. Nicholas akan bersikap seperti ini hanya jika ada hal
Plaza Yunda merupakan bangunan termegah dan paling populer di Kota Mano.Banyak anak muda yang suka berjalan-jalan di Plaza Yunda. Ada yang berbelanja, sekedar cuci mata, atau bermain wahana. Plaza Yunda dilengkapi berbagai hiburan yang lengkap.Dengan raut wajah yang dingin, Nicholas menarik pergelangan tangan Karen dan naik ke rooftop Plaza Yunda.Keberadaan Nicholas dan Karen berhasil menarik perhatian para pengunjung. Nicholas begitu tampan, sedangkan Karen sangat cantik. Mereka terlihat sangat cocok.Hanya saja, ekspresi Nicholas yang dingin membuat orang-orang merasa sungkan.Di rooftop hanya terdapat sebuah restoran mewah yang beroperasi di sana.Sebenarnya, hidangan di restoran ini biasa saja, tapi yang menjadi nilai jualnya adalah panggung besar yang berada di tengah sana. Panggung tersebut merupakan panggung termewah di Kota Mano. Tak hanya itu, puluhan kamera di panggung juga terkoneksi dengan beberapa papan layar terbesar di Kota Mano.Kamera di panggung akan merekam semua
"Em …." Karen menganggukkan kepala."Ini …." Tuan Kevin bertanya sambil menunjuk Karen."Oh, dia temannya Nicholas. Cuma berteman, tidak ada hubungan lain." Bella memperkenalkan Karen kepada Tuan Kevin. "Karen, ini Tuan Kevin, rekan bisnis Nicholas.""Salam kenal," sapa Karen sambil bangkit berdiri.Tuan Kevin tersenyum sambil menjabat tangan Karen."Tuan Kevin, silakan duduk …." Bella mengulurkan tangannya, lalu bertanya kepada Karen, "Oh iya, di mana NIcholas? Kenapa dia membawamu datang, lalu meninggalkanmu sendirian? Ah, anak itu …."Karen hanya menundukkan kepala."Bocah ini …." Bella menyeringai licik sambil bertanya, "Aku dengar kamu berasal dari keluarga yang miskin? Makanya kamu tinggal di rumah Nicholas? Mau aku bantu carikan rumah yang murah? Bukannya tinggal sendiri lebih enak, ya?"Karen mengangkat kepalanya, dia cukup tertarik dengan penawaran yang diberikan Bella.Meskipun tersenyum manis, aura Bella terasa menolak dan merendahkan Karen. "Kamu tahu sendiri, aku dan Nicho
"Tidak ada yang boleh hidup," kata Nicholas dengan suara teredam.Sekarang Sandy mengalami kelumpuhan, entah kapan kondisinya bisa pulih. Dia kesulitan menggerakkan tubuh maupun berjalan.Sandy masih berusia 20 tahun. Nicholas tidak tega melihat semua kesialan yang menimpa sahabatnya.Setelah menutup telepon, Nicholas menggenggam erat ponselnya sambil berpikir. Perasaan Nicholas terasa berkecamuk.Untungnya nyawa Sandy masih bisa diselamatkan. Jika tidak, Nicholas akan menyesal seumur hidup.Sandy sudah sadarkan diri, sedangkan Master Howard harus diamputasi dan Thalia memerlukan setengah tahun untuk bisa turun dari tempat tidur. Mereka semua adalah orang-orang terdekat Nicholas. Selain mereka, 123 orang juga meninggal di Vila Megawan.Nicholas tidak pernah melupakan nyawa 123 orang itu.Bella berdiri di samping Nicholas. Dia agak ketakutan melihat raut wajah Nicholas yang tampak begitu tegang."Menurutmu, bagaimana selanjutnya?" tanya Nicholas."Temui Ken dan habisi dia!" jawab Bella.
"Pak Zain, kamu sudah melihat ketulusanku, 'kan?" tanya Jesslyn."Hmm, terima kasih banyak atas bantuanmu. Aku juga berterima kasih kepada 'Tuan' yang menyokongmu," jawab Zain."Pak, kamu adalah orang yang pintar, aku rasa kita tidak perlu saling berterima kasih. Seluruh masyarakat Kota Modu tahu bagaimana sejarah berdirinya Clear Group. Kalian memiliki reputasi yang tinggi di kalangan mafia. Meskipun berhasil menutupi semua kejahatan, pengaruh kalian masih begitu besar." Jesslyn tertawa menyindir. "Kita menghadapi orang dan masalah yang sama. Aku telah membereskan masalah kalian, sekarang kalian harus membantuku untuk menyelesaikan masalah kami."Ekspresi Zain sontak berubah. Sama seperti dugaannya, Jesslyn tidak mungkin membantu secara cuma-cuma."Kami sudah menemukan keberadaan Nicholas. Bawa orang-orangmu untuk menghabisinya. Tidak ada masalah, 'kan?" tanya Jesslyn tanpa basa-basi."Menghabisi Nicholas bukan pekerjaan yang mudah. Ditambah, aku sudah lama meninggalkan dunia mafia. R
"Semoga jawabanmu memuaskanku." Raut wajah Ken terlihat sangat puas.Jesslyn merasa agak rendah diri saat menatap Ken. Namun mengingat Ken adalah cucu inti dari Kakek Winata, Jesslyn pun menyingkirkan semua perasaan tidak enaknya."Besok aku ingin mengajak kakekmu untuk bertemu kakekku. Saat itu, orang yang bisa bertahan hidup tidaklah banyak. Bagaimana menurutmu?" tanya Ken.Jesslyn tercengang melihat kedua mata Ken yang tampak berapi-api. "Maksud ... maksudmu ....""Kalau kakekmu mengunjungi kakekku, kakekmu bisa memujiku sedikit di hadapan kakekku. Siapa tahu pujian kakekmu bisa sedikit membantu rencanaku? Bila aku berhasil menjadi pewaris, kamu akan menjadi istri dari cucu inti Keluarga Winata. Jika saat itu tiba, kamu bisa mendapatkan semua yang kamu inginkan."Sekujur tubuh Jesslyn bergetar, dia tidak pernah menyangka hari seperti ini akan datang. Jika yang dikatakan Ken benar, Keluarga Chaw bisa berdiri kembali, sedangkan derajat Jesslyn akan memelesat tinggi.Menyandang status
Pada sore hari, lampu-lampu di Vila Lacosta bersinar terang.Ken duduk di kursi sambil mengangkat kedua kakinya ke atas meja dan menyeringai jahat."Barusan Warren menelepon, dia bersedia bekerja saja," kata Jesslyn yang berdiri di samping Ken.Ken menjawab, "Kalau begitu ... kita bereskan dulu Clear Group.""Em." Jesslyn mengangguk."Semakin hari, kamu semakin menawan." Ken tertawa terbahak-bahak sambil menatap Jesslyn.Di saat Jesslyn tersipu malu, Ken mengulurkan tangan dan langsung menarik Jesslyn ke dalam dekapannya. Sembari memeluk Jesslyn, Ken menelepon Zara dan berkata, "Sudah tiga hari, aku ingin mendengar jawabanmu."Tidak terdengar suara di ujung telepon. Zara sedang memikirkan cara untuk menjawab pertanyaan Ken."Kali ini, kubu Keluarga Winata tidak serumit sebelumnya. Aku dan para sepupuku telah mencapai kesepakatan bersama. Kamu mengerti maksudku, 'kan?" tanya Ken."Kalian bekerja sama untuk menghabisi Nicholas?" Zara menarik napas panjang."Benar! Paman Dean terlalu kuat
Setelah setengah jam kemudian, Karen melarikan diri dan pergi ke ruangan Nicholas."Nicholas, Bella ... kasihan banget!" kata Karen dengan ekspresi sedih.Nicholas tersenyum kecut, dia hanya bisa menganggukkan kepala. Nicholas tidak tahu bagaimana menjelaskannya kepada Karen."Ba-bagaimana kalau aku pergi?" Karen mengangkat kepalanya."Kalau kamu pergi, dia harus menahannya," jawab Nicholas."Hmm, bagaimana kalau kamu saja yang membantunya?" tanya Karen.Nicholas tertegun. "Gadis bodoh. Bagaimana kalau terjadi sesuatu di antara kami?""Tidak boleh," Karen bergumam sambil memalingkan wajah.Nicholas tertawa terbahak-bahak sambil mengelus kepala Karen. "Jadi orang jangan terlalu baik. Yang ada malah dibohongi.""Bella sangat baik kepadaku, dia membelikanku baju. Oh ya, katanya dia mau mengajakku menonton konser," jawab Karen."Konser?" Nicholas mengerutkan alis."Iya, beberapa hari lagi ada konser. Bella sudah memesan tiketnya." Karen menatap Nicholas dengan mata berbinar-binar. "Kamu ma
"Apa?" Nicholas tersentak."Aku ...." Bella menggigit bibirnya dan menjawab, "Aku ingin mengajak Karen untuk mengobrol di kamarku ...."Nicholas mengerutkan alis saat mendengar permintaan Bella."Tenang saja, aku tidak akan menyakiti maupun membohongi Karen. Aku hanya, aku ...." Bella langsung berlutut dan memohon kepada Nicholas.Nicholas menghela napas sambil melambaikan tangannya. "Aku tidak masalah asalkan Karen tidak keberatan. Tapi kalau kamu memanfaatkannya, nasibmu akan berakhir mengenaskan!""Tidak, aku tidak akan memanfaatkannya." Bella tersenyum, dia bangkit berdiri dan pamit meninggalkan ruangan Nicholas.Nicholas memijat keningnya, kondisi Bella terlihat semakin parah. Nicholas telah mencari 7 hingga 8 dokter untuk mengobati Bella, tetapi tidak ada hasil yang memuaskan. Takutnya, Bella akan terjerumus semakin jauh.Bella kembali ke kamarnya untuk mengambil sehelai gaun yang telah disiapkan, lalu bergegas pergi menemui Karen."Ini ... untukku?" Karen melirik Bella dengan ti
Jansen sontak mengangkat kepalanya, dia menghela napas panjang tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Di sebuah klub malam yang terletak tak jauh dari perusahaan Clear Group.Warren memanggil belasan gadis muda untuk menemaninya. Sembari memandang Gordon yang mencekoki diri dengan bir, Warren tersenyum dan berkata, "Kak Gordon, kalau kami bekerja sama dengan Jesslyn, apakah kamu akan membantu kami? Kamu tahu sendiri kemampuan Jesslyn, siapa tahu kita bisa menarik simpati anggota Keluarga Winata yang misterius itu? Aku membutuhkan bantuanmu, jangan sampai Jesslyn berkhianat dan menghabisi kami.""Tidak masalah." Gordon tersenyum kecil."Kak Gordon memang paling baik!" Warren tersenyum sambil memberikan tatapan misterius dan berbicara dengan suara teredam, "Barusan aku sudah menelepon adikku, dia sedang di dalam perjalanan kemari. Aku rasa masalah ini harus dibicarakan dengannya juga, bagaimana menurut Kak Gordon?"Gordon menatap Warren sambil menyeringai dingin. "Sebagai saudara yang baik
"Nona Jesslyn, sepertinya kamu belum mengetahui identitas Nicholas ...." Zain terlihat agak ragu."Aku tidak tahu?" Jesslyn tertawa mendengar ucapannya. "Di Kota Modu, aku adalah orang yang paling mengenal Nicholas. Keluarga Winata bukanlah keluarga sembarangan, orang seperti kamu dan aku tidak akan sanggup menumbangkannya. Tapi untungnya Nicholas berbeda dengan anggota keluarganya yang lain, dia lembek dan payah. Asalkan kamu mendengarkan perintahku, kita pasti bisa menghancurkan Nicholas. Selama Nicholas dihabisi di Kota Modu, tidak akan ada yang mempersulit kita. Sebaliknya, kita malah mendapatkan keuntungan.""Sebenarnya apa maumu?" tanya Zain."Apa mauku? Hahaha." Jesslyn tertawa terbahak-bahak, sorotan matanya dipenuhi kebencian. "Aku ingin Nicholas berlutut dan memohon kepadaku. Aku ingin semua orang yang berpihak kepada Nicholas mati satu per satu," jawab Jesslyn dengan tatapan kejam.Tatapan Zain tampak berkecamuk, dia tegang melihat wanita yang begitu kejam ini.Beberapa wakt
Ketika menjelang malam hari, sekelompok mobil berhenti di depan lobi perusahaan Clear Group.Belasan pengawal keluar dari mobil dan berjaga di sekitar. Ketika seorang pengawal membuka pintu mobil, Jesslyn beranjak keluar dengan mengenakan balutan gaun berwarna hitam.Jesslyn adalah wanita yang sangat cantik. Dandanan serta gaun yang dikenakan, membuatnya tampak seperti boneka cantik yang hidup.Gaun ini menonjolkan lekukan tubuhnya yang indah. Dari kejauhan, punggungnya indah berhasil memikat siapa pun yang menatapnya."Apakah penanggung jawab Clear Group berada di tempat? Jesslyn menghentikan langkah kakinya sambil menatap ke arah gedung perusahaan Clear Group."Ada. Kami telah menghubungi mereka, seharusnya semua sudah disiapkan." Jawab salah seorang pengawal.Jesslyn mengangguk dan melangkah masuk ke dalam perusahaan.Felixton Group pernah berurusan dengan Clear Group. Tumpang tindih di antara kedua belah pihak membuatnya sulit menghindari konflik yang ada. Setelah Jesslyn kembali,