Tembakan tadi menghancurkan seisi rumah Nicholas.Jantung Nicholas berdegup kencang. Dia memeluk Karen erat-erat, lalu menutup mulutnya sambil bersembunyi di bawah meja."Karen? Karen? Ada apa?" Samantha terdengar cemas.Ada pembunuh! Ada yang ingin membunuh Nicholas!"Nic, nggak nyangka, ya?" Terdengar suara langkah kaki yang diiringi tawa. "Hahaha, nggak nyangka aku bisa menemukanmu semudah ini."Nicholas menarik napas panjang. Berdiam di sini bukanlah solusi, malah sama saja dengan menunggu kematian.Nicholas harus membawa Karen pergi meninggalkan ruangan ini. Kalau tidak, mereka akan mati konyol.Karen sangat ketakutan dan wajahnya memucat, dia sama sekali tidak berani berbicara.Nicholas mengumpulkan keberaniannya, lalu memeluk Karen dan berlari ke lantai 3. Sesampainya di lantai 3, langsung terdengar ledakan di lantai 2. "Boom! Prang!"Para pembunuh itu sudah mengetahui keberadaan mereka saat berada di ruang kerja. Untungnya, Nicholas bergerak cepat. Kalau tidak, entah apa yang s
Kemudian, sosok kekar itu mengangkat N1 dan melemparnya hingga berguling menuruni tangga."Krak!" Tulang kaki N1 patah dan membentur tiang dinding.N1 tergeletak tak berdaya, tampaknya dia bahkan kehilangan kesadaran."Hahaha, Nicholas, sini turun. Kalau kamu nggak turun, aku yang naik, ya!" Felix tertawa terbahak-bahak. Dia berjalan mendekati N1, lalu mengeluarkan sebuah pisau dan menusuk dada N1.Melihat N1 yang sekarat, Nicholas pun murka dan menggertakkan giginya.Nicholas tahu betapa hebatnya N1. Di antara para pengawal Nicholas, N1 termasuk salah satu yang paling dapat diandalkan. Anehnya, sosok kekar itu bisa mengalahkan N1 semudah itu.Mungkin karena medan yang sempit sehingga N1 tidak bisa bergerak secara leluasa dan menggunakan seluruh kemampuannya. Meskipun begitu, Nicholas harus mengakui kehebatan sosok kekar yang dibawa oleh Felix.Kejadian hari ini bisa disebut sebagai pembunuhan berencana. Jangan-jangan, Felix menyewa tentara bayaran untuk datang membunuh Nicholas?“Tuan
“Ah ….” Karen berteriak sambil menepis tangan Felix.Kemudian, Karen meringkuk dan menutupi tubuhnya sambil menangis.Felix terdiam selama beberapa saat. Dia memelototi Karen, lalu mengangkat tangannya dan menampar wajah Karen. “Nggak tahu diuntung, sudah bagus aku menyukaimu. Bukannya bersyukur, malah menghindar. Cari mati, ya?”Rambut Karen terlihat acak-acakan, sudut bibirnya mengeluarkan darah, dan tersungkur lemah di lantai.“Cati mati!” Mata Nicholas terlihat memerah. Dia langsung meraih pergelangan tangan Felix dan meninju wajahnya.Felix pun tak mau kalah. Dia membalas tinjuan Nicholas dengan memukul bagian kepalanya.Begitu tinjuan Felix mengenai kepala Nicholas, penglihatan Nicholas langsung terasa kabur. Kemudian, Felix mengangkat pisau yang dipegangnya dan menusuk bahu kiri Nicholas. “Kamu cari mati, ya? Baik, aku akan mengabulkannya ….”“Jangan!” Karen berteriak histeris.Felix membalikkan badan, lalu menampar Karen hingga terhempas dan membentur dinding.“Ah!” Karen merin
Saat ini Nicholas sudah tidak sempat memikirkan hal lain. Dia memungut pisau yang jatuh dan menusuk lengan Felix.Ekspresi Felix terlihat ketakutan ….Nicholas mengangkat pisaunya dan menusuk dada Felix hingga menyemburkan darah segar.“Ahh! Ahh!” teriak Felix. Dia ketakutan, langkah kakinya terhuyung-huyung sampai tersandung dan terjatuh dari teralis yang berada di lantai 3.Di bawah sana, N2 masih bertarung dengan pria kekar. Sesaat melihat Felix yang terjatuh, mereka berdua pun terkejut.“Kabur! Lari! Panggil orang!” teriak Felix yang ketakutan. Wajahnya terlihat sangat pucat.Pria kekar langsung meninggalkan N2 dan bergegas membawa Felix kabur.Tatapan Nicholas terlihat dingin. Kakinya pincang akibat diinjak orang Negara Safa, sedangkan bahunya terluka karena ditikam Felix.Meskipun terluka parah, Nicholas berusaha menuruni tangga. Dia tidak akan melepaskan Felix!Kalau dilepaskan, lain kali Felix pasti akan datang lagi untuk mengancam nyawa Nicholas dan Karen.Di saat bersamaan, t
“Nicholas, tenangkan dirimu. Kayaknya Pak Yona lagi rapat, aku belum bisa menghubunginya. Tuan Dean dan ibumu juga masih berada di luar negeri. Aduh ….” Yasmine benar-benar panik.“Aku nggak butuh mereka semua!” Nicholas berteriak.Yasmine tertegun, wajahnya memucat dan ketakutan.“Dengarkan aku!” Nicholas menarik napas panjang sambil mengatur suasana hatinya. “Cepat lapor polisi! Tutup pintu bandara, stasiun kereta api, dan awasi setiap persimpangan jalan! Setelah Peter menemukan tempat tinggal Felix, segera hubungi aku dan tentukan tempat untuk berkumpul. Hubungi penanggung jawab Felixton Group, pakai namaku dan minta mereka untuk bertanggung jawab ….”Yasmine tercengang, dia tidak menyangka Nicholas masih bisa berpikir dengan jernih di saat seperti ini.“Dengar, nggak?” Suara Nicholas terdengar sangat tegas.“Baik!” Yasmine mengangguk. Dia tidak menyangka, pemuda yang biasanya terlihat malu-malu bisa bersikap setegas ini.Setelah menutup teleponnya, Nicholas menginjak pedal gas dan
Felix dipaksa keluar dari mobil, lalu mobil Lamborghini tersebut melaju pergi meninggalkan Felix sendirian.Setelah dicampakkan, Felix berdiri dan tertegun di tempat, dia merasa dikhianati.Ketika Felix terbangun dari lamunannya, mobil Aston Martin yang dikendarai oleh Nicholas sedang melaju ke arahnya.Raut wajah Felix langsung berubah jadi panik, dia membalikkan badan dan berlari secepat mungkin.Nicholas menghentikan mobilnya, lalu beranjak keluar sambil memegang sebuah pisau dan mengejar Felix.Felix ketakutan, dia hampir berhasil membunuh Nicholas, tetapi tidak disangka, kondisi berubah dalam sekejap mata. Nicholas terlihat sangat mengerikan, auranya begitu mengintimidasi.Felix buru-buru mengeluarkan ponselnya dan kembali menghubungi nomor misterius itu.“Tut, tut, tut.” Masih tidak ada yang menjawab panggilan Felix.Seketika, Felix baru sadar bahwa dirinya telah dimanfaatkan. Felix digunakan sebagai tameng untuk menghabisi Nicholas.Solia … wanita kurang ajar!Solia yang menyewa
“Masih berani tanya? Kakekmu suruh bunuh diri saja.” Suara Leon terdengar bergetar. “Anakku, jangan salahkan aku. Mulai detik ini, kamu sudah bukan bagian dari Keluarga Chaw. Oh iya, begitu pun dengan Sella, keluarganya juga mengusirnya. Keluarga Mandala baru saja menghubungiku, mereka tidak mau bertanggung jawab atas perbuatan kalian. Kalian urus sendiri, jangan menyeret kami.”“Kenapa? Kenapa begitu?” Felix meraung-raung. “Ayah, aku mohon, tolong aku! Aku dijebak, aku mohon ….”“Felix, bukannya aku nggak mau bantu, tapi kamu yang cari masalah sendiri.” Leon menahan tangisnya sambil berkata, “Kamu adalah anakku. Kalau bisa membantu, mana mungkin aku diam saja? Tapi … kali ini aku benar-benar nggak bisa ikut campur. Jangankan aku, mau Keluarga Chaw dan Keluarga Mandala digabungkan pun, kami tidak sanggup menyelamatkan kalian.”“Ayah, minta Kakek menolongku, aku mohon ….” Sekujur tubuh Felix terasa dingin.“Semoga keberuntungan berpihak padamu,” kata Leon, lalu menutup teleponnya.Berga
“Ting, tong ….” Begitu pintu lift terbuka, Felix langsung berlari menuju kamar VVIP.“Sel, buka pintu! Cepat, buka pintunya!” Felix merasa sangat putus asa.Krak, pintu kamar terbuka.Sella terkejut saat melihat Felix yang berlumuran darah. “Bagaimana? Sudah beres?”“Gawat, tamatlah riwayat kita!” kata Felix sambil menerobos masuk. “Nggak ada yang bisa menolong kita lagi ….”“Ada apa sih? Cuma membunuh saja nggak bisa. Nggak berguna banget!” Sella membentak Felix.Di mata Sella, Felix sangat tidak berguna. Masa membunuh satu orang saja tidak bisa? Malah pulang dan ketakutan seperti ini ….“Membunuh orang saja nggak bisa? Kamu tahu nggak siapa yang mau kita bunuh?” Felix menggelengkan kepalanya. “Sudahlah, kamu nggak akan ngerti. Ayo, kabur! Cepat!”“Kabur ke mana? Keluarga Chaw dan Keluarga Mandala berpihak di sisi kita. Ngapain kamu setakut ini?” Sella melirik sinis.Di saat bersamaan, ponsel Sella berdering ….Sella memelototi Felix, lalu berbalik dan menjawab teleponnya.“Sella, apa
"Tidak ada yang boleh hidup," kata Nicholas dengan suara teredam.Sekarang Sandy mengalami kelumpuhan, entah kapan kondisinya bisa pulih. Dia kesulitan menggerakkan tubuh maupun berjalan.Sandy masih berusia 20 tahun. Nicholas tidak tega melihat semua kesialan yang menimpa sahabatnya.Setelah menutup telepon, Nicholas menggenggam erat ponselnya sambil berpikir. Perasaan Nicholas terasa berkecamuk.Untungnya nyawa Sandy masih bisa diselamatkan. Jika tidak, Nicholas akan menyesal seumur hidup.Sandy sudah sadarkan diri, sedangkan Master Howard harus diamputasi dan Thalia memerlukan setengah tahun untuk bisa turun dari tempat tidur. Mereka semua adalah orang-orang terdekat Nicholas. Selain mereka, 123 orang juga meninggal di Vila Megawan.Nicholas tidak pernah melupakan nyawa 123 orang itu.Bella berdiri di samping Nicholas. Dia agak ketakutan melihat raut wajah Nicholas yang tampak begitu tegang."Menurutmu, bagaimana selanjutnya?" tanya Nicholas."Temui Ken dan habisi dia!" jawab Bella.
"Pak Zain, kamu sudah melihat ketulusanku, 'kan?" tanya Jesslyn."Hmm, terima kasih banyak atas bantuanmu. Aku juga berterima kasih kepada 'Tuan' yang menyokongmu," jawab Zain."Pak, kamu adalah orang yang pintar, aku rasa kita tidak perlu saling berterima kasih. Seluruh masyarakat Kota Modu tahu bagaimana sejarah berdirinya Clear Group. Kalian memiliki reputasi yang tinggi di kalangan mafia. Meskipun berhasil menutupi semua kejahatan, pengaruh kalian masih begitu besar." Jesslyn tertawa menyindir. "Kita menghadapi orang dan masalah yang sama. Aku telah membereskan masalah kalian, sekarang kalian harus membantuku untuk menyelesaikan masalah kami."Ekspresi Zain sontak berubah. Sama seperti dugaannya, Jesslyn tidak mungkin membantu secara cuma-cuma."Kami sudah menemukan keberadaan Nicholas. Bawa orang-orangmu untuk menghabisinya. Tidak ada masalah, 'kan?" tanya Jesslyn tanpa basa-basi."Menghabisi Nicholas bukan pekerjaan yang mudah. Ditambah, aku sudah lama meninggalkan dunia mafia. R
"Semoga jawabanmu memuaskanku." Raut wajah Ken terlihat sangat puas.Jesslyn merasa agak rendah diri saat menatap Ken. Namun mengingat Ken adalah cucu inti dari Kakek Winata, Jesslyn pun menyingkirkan semua perasaan tidak enaknya."Besok aku ingin mengajak kakekmu untuk bertemu kakekku. Saat itu, orang yang bisa bertahan hidup tidaklah banyak. Bagaimana menurutmu?" tanya Ken.Jesslyn tercengang melihat kedua mata Ken yang tampak berapi-api. "Maksud ... maksudmu ....""Kalau kakekmu mengunjungi kakekku, kakekmu bisa memujiku sedikit di hadapan kakekku. Siapa tahu pujian kakekmu bisa sedikit membantu rencanaku? Bila aku berhasil menjadi pewaris, kamu akan menjadi istri dari cucu inti Keluarga Winata. Jika saat itu tiba, kamu bisa mendapatkan semua yang kamu inginkan."Sekujur tubuh Jesslyn bergetar, dia tidak pernah menyangka hari seperti ini akan datang. Jika yang dikatakan Ken benar, Keluarga Chaw bisa berdiri kembali, sedangkan derajat Jesslyn akan memelesat tinggi.Menyandang status
Pada sore hari, lampu-lampu di Vila Lacosta bersinar terang.Ken duduk di kursi sambil mengangkat kedua kakinya ke atas meja dan menyeringai jahat."Barusan Warren menelepon, dia bersedia bekerja saja," kata Jesslyn yang berdiri di samping Ken.Ken menjawab, "Kalau begitu ... kita bereskan dulu Clear Group.""Em." Jesslyn mengangguk."Semakin hari, kamu semakin menawan." Ken tertawa terbahak-bahak sambil menatap Jesslyn.Di saat Jesslyn tersipu malu, Ken mengulurkan tangan dan langsung menarik Jesslyn ke dalam dekapannya. Sembari memeluk Jesslyn, Ken menelepon Zara dan berkata, "Sudah tiga hari, aku ingin mendengar jawabanmu."Tidak terdengar suara di ujung telepon. Zara sedang memikirkan cara untuk menjawab pertanyaan Ken."Kali ini, kubu Keluarga Winata tidak serumit sebelumnya. Aku dan para sepupuku telah mencapai kesepakatan bersama. Kamu mengerti maksudku, 'kan?" tanya Ken."Kalian bekerja sama untuk menghabisi Nicholas?" Zara menarik napas panjang."Benar! Paman Dean terlalu kuat
Setelah setengah jam kemudian, Karen melarikan diri dan pergi ke ruangan Nicholas."Nicholas, Bella ... kasihan banget!" kata Karen dengan ekspresi sedih.Nicholas tersenyum kecut, dia hanya bisa menganggukkan kepala. Nicholas tidak tahu bagaimana menjelaskannya kepada Karen."Ba-bagaimana kalau aku pergi?" Karen mengangkat kepalanya."Kalau kamu pergi, dia harus menahannya," jawab Nicholas."Hmm, bagaimana kalau kamu saja yang membantunya?" tanya Karen.Nicholas tertegun. "Gadis bodoh. Bagaimana kalau terjadi sesuatu di antara kami?""Tidak boleh," Karen bergumam sambil memalingkan wajah.Nicholas tertawa terbahak-bahak sambil mengelus kepala Karen. "Jadi orang jangan terlalu baik. Yang ada malah dibohongi.""Bella sangat baik kepadaku, dia membelikanku baju. Oh ya, katanya dia mau mengajakku menonton konser," jawab Karen."Konser?" Nicholas mengerutkan alis."Iya, beberapa hari lagi ada konser. Bella sudah memesan tiketnya." Karen menatap Nicholas dengan mata berbinar-binar. "Kamu ma
"Apa?" Nicholas tersentak."Aku ...." Bella menggigit bibirnya dan menjawab, "Aku ingin mengajak Karen untuk mengobrol di kamarku ...."Nicholas mengerutkan alis saat mendengar permintaan Bella."Tenang saja, aku tidak akan menyakiti maupun membohongi Karen. Aku hanya, aku ...." Bella langsung berlutut dan memohon kepada Nicholas.Nicholas menghela napas sambil melambaikan tangannya. "Aku tidak masalah asalkan Karen tidak keberatan. Tapi kalau kamu memanfaatkannya, nasibmu akan berakhir mengenaskan!""Tidak, aku tidak akan memanfaatkannya." Bella tersenyum, dia bangkit berdiri dan pamit meninggalkan ruangan Nicholas.Nicholas memijat keningnya, kondisi Bella terlihat semakin parah. Nicholas telah mencari 7 hingga 8 dokter untuk mengobati Bella, tetapi tidak ada hasil yang memuaskan. Takutnya, Bella akan terjerumus semakin jauh.Bella kembali ke kamarnya untuk mengambil sehelai gaun yang telah disiapkan, lalu bergegas pergi menemui Karen."Ini ... untukku?" Karen melirik Bella dengan ti
Jansen sontak mengangkat kepalanya, dia menghela napas panjang tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Di sebuah klub malam yang terletak tak jauh dari perusahaan Clear Group.Warren memanggil belasan gadis muda untuk menemaninya. Sembari memandang Gordon yang mencekoki diri dengan bir, Warren tersenyum dan berkata, "Kak Gordon, kalau kami bekerja sama dengan Jesslyn, apakah kamu akan membantu kami? Kamu tahu sendiri kemampuan Jesslyn, siapa tahu kita bisa menarik simpati anggota Keluarga Winata yang misterius itu? Aku membutuhkan bantuanmu, jangan sampai Jesslyn berkhianat dan menghabisi kami.""Tidak masalah." Gordon tersenyum kecil."Kak Gordon memang paling baik!" Warren tersenyum sambil memberikan tatapan misterius dan berbicara dengan suara teredam, "Barusan aku sudah menelepon adikku, dia sedang di dalam perjalanan kemari. Aku rasa masalah ini harus dibicarakan dengannya juga, bagaimana menurut Kak Gordon?"Gordon menatap Warren sambil menyeringai dingin. "Sebagai saudara yang baik
"Nona Jesslyn, sepertinya kamu belum mengetahui identitas Nicholas ...." Zain terlihat agak ragu."Aku tidak tahu?" Jesslyn tertawa mendengar ucapannya. "Di Kota Modu, aku adalah orang yang paling mengenal Nicholas. Keluarga Winata bukanlah keluarga sembarangan, orang seperti kamu dan aku tidak akan sanggup menumbangkannya. Tapi untungnya Nicholas berbeda dengan anggota keluarganya yang lain, dia lembek dan payah. Asalkan kamu mendengarkan perintahku, kita pasti bisa menghancurkan Nicholas. Selama Nicholas dihabisi di Kota Modu, tidak akan ada yang mempersulit kita. Sebaliknya, kita malah mendapatkan keuntungan.""Sebenarnya apa maumu?" tanya Zain."Apa mauku? Hahaha." Jesslyn tertawa terbahak-bahak, sorotan matanya dipenuhi kebencian. "Aku ingin Nicholas berlutut dan memohon kepadaku. Aku ingin semua orang yang berpihak kepada Nicholas mati satu per satu," jawab Jesslyn dengan tatapan kejam.Tatapan Zain tampak berkecamuk, dia tegang melihat wanita yang begitu kejam ini.Beberapa wakt
Ketika menjelang malam hari, sekelompok mobil berhenti di depan lobi perusahaan Clear Group.Belasan pengawal keluar dari mobil dan berjaga di sekitar. Ketika seorang pengawal membuka pintu mobil, Jesslyn beranjak keluar dengan mengenakan balutan gaun berwarna hitam.Jesslyn adalah wanita yang sangat cantik. Dandanan serta gaun yang dikenakan, membuatnya tampak seperti boneka cantik yang hidup.Gaun ini menonjolkan lekukan tubuhnya yang indah. Dari kejauhan, punggungnya indah berhasil memikat siapa pun yang menatapnya."Apakah penanggung jawab Clear Group berada di tempat? Jesslyn menghentikan langkah kakinya sambil menatap ke arah gedung perusahaan Clear Group."Ada. Kami telah menghubungi mereka, seharusnya semua sudah disiapkan." Jawab salah seorang pengawal.Jesslyn mengangguk dan melangkah masuk ke dalam perusahaan.Felixton Group pernah berurusan dengan Clear Group. Tumpang tindih di antara kedua belah pihak membuatnya sulit menghindari konflik yang ada. Setelah Jesslyn kembali,