Home / Urban / Di Balik Topeng si Pria Miskin / Chapter 231 - Chapter 240

All Chapters of Di Balik Topeng si Pria Miskin : Chapter 231 - Chapter 240

605 Chapters

Bab 231

"Aku tahu ... aku juga tahu!" Felix bergegas memanjat naik dan berkata panik," Solia itu sudah mengontak banyak orang untuk diam-diam mencelakaimu ....""Felix!" Sella berteriak dengan suara melengking. Matanya terlihat merah darah.Sella merasa ini satu-satunya cara untuk dirinya bisa bertahan. Siapa sangka Felix akan bersaing dengannya untuk hal ini? Seharusnya dia yang mengatakannya sendiri. Apakah Nicholas akan memaafkannya setelah mendengar dari mulut Felix?"Siapa lagi?" Wajah Nicholas seketika menggelap."Ada ... toko grosir, tokok batu giok, dan perusahaan keuangan kecil," jelas Sella cepat.Mata Nicholas memicing. Dia meremas erat pisau di tangannya."Tuan Muda Nicholas, saya yang mengatakannya lebih dulu ... saya yang mengatakannya lebih dulu ...." Sella bergegas menjelaskan dengan mata bergetar. Tanpa berpikir panjang, dia memasang wajah memelas sembari berlutut memohon pada Nicholas.....Pada saat yang sama, di penerbangan menuju Eropa, Solia merasa sedikit tidak tenang.M
Read more

Bab 232

Tiba-tiba, pesawat berguncang sesaat, seakan menembus pusaran udara.Solia memandang ke luar jendela. "Kamu merasa nggak, pesawatnya sedang turun?" tanyanya khawatir. "Turun?" Geno ikut terkejut. "Mungkin kita hanya akan berhenti sesaat. Jangan terlalu dipikirkan."Untuk sesaat, Solia merasa ragu, tapi dia jelas merasakan getaran pesawatnya. Mereka memang seperti sedang terbang mengarah ke tanah."Para penumpang sekalian, dikarenakan adanya faktor eksternal, pesawat terpaksa kembali ke Bandara Internasional Kota Mano ....""Apa-apaan ini?" Kenapa kita kembali?" Solia seketika berdiri. Raut wajahnya seketika berubah drastis. "Siapa yang menyuruhmu kembali? Kenapa kita kembali? Cepat terbangkan kembali, aku mau ke Eropa ....""Solia, tenang saja, jangan khawatir. Walaupun kita kembali ke Kota Mano, nggak akan ada siapa pun dan kita nggak akan kenapa-kenapa!" Geno menepuk-nepuk pundaknya dengan penuh percaya diri.Ekspresi Solia seketika berubah. Firasat buruk menghantui pikirannya.Gunc
Read more

Bab 233

Pria ini tinggi, tampan, dan tampangnya tidak menyebalkan. Namun ekspresinya terlihat tegas dan memancarkan gelombang dingin ke setiap orang yang melihatnya."Angkat tanganmu!""Aku Peter ...," ucap Peter sembari melirik mobil itu. Dia mengangkat tangannya."Kamu mau apa?""Aku hanya lewat saja," balas Peter. Perlahan melangkah mundur. "Maaf sekali, aku di sini ...."Sesudah itu, pintu mobil polisi yang membawa Geno dan Solia dibanting terbuka dari luar. Petugas polisi di dalam ditarik keluar secara paksa. Tak berapa lama, mobil itu meluncur cepat dan jauh."Siapa? Siapa yang berani menculik tersangka?!""Kejar!"Peter mengangkat tangannya, perlahan memundurkan mobil. Senyuman tipis tergambar di wajahnya. Dengan bangga dia mengejek para polisi.Geno dan Solia di dalam mobil merasa seolah mereka disiram air dingin.Mereka diculik!Geno akhirnya sadar, semua ucapannya barusan hanyalah bualan belaka. Dia sama sekali tidak menyangka dan tidak pernah membayangkan situasi ini. Mereka mungkin
Read more

Bab 234

Tubuh Solia bergetar hebat.Nicholas mengayunkan pedang di tangannya lalu menepuk-nepuk pipi perempuan itu lembut. "Kamu kelihatan ... sangat ketakutan?""Tuan Nicholas ...," panggil Solia gemetaran. Air mata mengalir membasahi wajahnya. "Tuan ... saya minta maaf sekali. Ini semua salah saya. Salah saya ... seharusnya saya nggak melakukan ini ...."Nicholas tersenyum. "Kamu tahu kamu salah?""Saya tahu, tolong beri saya satu kesempatan lagi ...." Solia bergegas membalikkan badan. Kakinya seketika lemas. Dalam sekejap dia berlutut di hadapan Nicholas.Nicholas terdiam sesaat, lalu tersenyum hangat. "Kamu tahu kamu salah, berarti tanganmu harus diberi hukuman, 'kan? Ulurkan tanganmu ...."Ekspresi Solia spontan berubah. "Tuan....""Ulurkan tanganmu ...." Suara Nicholas semakin dingin dan tegas.Solia menelan ludah. Perlahan-lahan mengulurkan tangannya.Sekelebat cahaya putih seketika lewat. Pedang itu terjatuh."Ah ...." Solia mengerang kesakitan. Wajahnya yang tertutupi riasan tebal sek
Read more

Bab 235

"Buat mereka terlihat seperti orang hilang."Yasmine mengangguk, memutar badannya, lalu menjelaskan sesuatu pada anak buahnya sebelum pergi dan menghilang di persimpangan koridor.Nicholas melangkah keluar dari ruangan hotel. Dia merenggangkan tubuhnya, merasa lelah setelah perjuangan yang panjang. Dia melihat di ujung koridor Peter sedang memandangnya dengan wajah memerah. Hati Nicholas seketika melembut. Perlahan, dia mendekati perempuan itu."Nicholas ...." Dengan perasaan bercampur aduk Yasmine menyokong tubuh Nicholas dengan tangan mungilnya.Nicholas terkekeh. "Mau bertemu dengan seseorang bersamaku?""Boleh!" Berat, Yasmine mengangguk. Sekuat tenaga dia menahan air matanya.Keduanya keluar dari lift. Tak berapa lama, mereka sampai di mobil dan meninggalkan hotel dengan meninggalkan suara raungan mesin di belakang.Nicholas tahu, semua ini masih belum berakhir. Masih ada orang lain yang perlu dia temui secara langsung. Laki-laki itu menyandarkan punggungnya di jok mobil. Matanya
Read more

Bab 236

Nicholas tersenyum. Dia maju dua langkah ke depan, mengulurkan tangannya, lalu menepuk lembut pergelangan tangan Sadewa. "Jangan ikut campur dengan hal-hal yang nggak seharusnya dicampuri. Kalau nggak, kamu bisa saja mengalami hal yang sama. Kalau nggak percaya, silakan saja coba sendiri.Sadewa memandang Nicholas dengan tampang tenang.Nicholas tersenyum dingin. Dia berbalik badan lalu membuka pintu mobil.Yasmine menyalakan mesin, menginjak gas, membiarkan raungan mesin menggema. Dalam sekejap mobil itu melesat jauh.Sadewa bergeming di tempat, memandang kepergian Nicholas sesaat sebelum kemudian kembali ke dalam vila."Pak Sadewa," ucap bodyguard di belakangnya dengan tatap penuh pertanyaan. "Nggak masalah! Sebagai Sadewa Quail, walau aku nggak terhormat seperti Nicholas, dia nggak akan mampu menyentuhku!" Sadewa menggertakkan giginya. "Tunggu sampai kita dapat panggilan dari perempuan itu. Kita biarkan dia menari-nari selama beberapa hari ....""Oke!" Si bodyguard mengangguk, lalu
Read more

Bab 237

Yasmine sama sekali tidak mengerti kehancuran apa yang akan didatangkan oleh Yona. Walau begitu, dia tahu, mulai saat ini, seisi Kota Mano tidak akan terlewat dari dampaknya. Itulah karakteristik seorang Yona Bramasta.Sejak masih kecil, Yasmine selalu bersama dengan Yona. Dia sangat mengerti kelakuan dan gaya pria itu. Dia juga tahu Yona tidak akan turun tangan menyelesaikan masalah-masalah sepele seperti pertengkaran dengan teman-teman sebayanya. Namun berbeda jika kasusnya menyangkut percobaan pembunuhan dan mengancam nyawa Nicholas. Yona tidak akan pernah tinggal diam. Jika perlu, langit pun akan dia belah secara paksa.Setelah lewat beberapa waktu, Peter masuk dari koridor.Yasmine sedikit mendongak. Rona kesepian menodai wajah cantiknya. Dia sedang tidak ingin memperhatikan kakaknya.Peter duduk di samping Yasmine tanpa berbicara. Ada perasaan rumit yang tidak dapat dijelaskan tergambar di wajah tampannya. "Kamu suka dia?" tanyanya tegas.Yasmine memasang wajah dingin. Mengabaika
Read more

Bab 238

"Oh!" Wajah Jackson berubah menjadi sepenuhnya datar. "Kalian nggak dilarang berada di sini, tapi tolong jangan berisik Ini rumah sakit, bukan tempat kalian bisa seenaknya berkelahi dan membunuh. Jangan merepotkanku, lebih baik pergi saja!"Peter seketika mengerutkan dahinya.Jackson menggeleng, menyengir, lalu berbalik melangkah kembali ke ruangannya.Yasmine bergegas masuk ke dalam ruang gawat darurat. Dia melihat seorang perawat sedang mendorong Nicholas keluar. Meski laki-laki itu terlihat normal, wajah Yasmine tetap pucat pasi. Sesampainya di ruang perawatan gawat darurat di sebelah, Yasmine duduk di samping Nicholas, menjaga laki-laki itu sepanjang waktu.Sementara Peter berdiri di ambang pintu, memandang adik perempuannya dengan wajah tegas. Namun di dalam hati dia tahu, dia tidak berdaya mengubah pikiran Yasmine.Tiba-tiba, sekitar delapan orang keluar dari koridor. Semuanya seketika membeku."Kak Peter!" Orang-orang itu memandang Peter dengan tatap hormat.Peter mengangguk rin
Read more

Bab 239

"Berikan aku nomor teleponmu. Aku akan membantumu memilih Pangeran Tampan terbaik untukmu! Kalau kamu tetap nggak puas, aku rasa aku bisa menjadi pacarmu, dan bahan lebih baik darinya di ranjang!" ucap Jackson sambil tersenyum penuh percaya diri. Dia merasakan jantungnya berdebar selagi memandang pipi Yasmine yang menyerupai batu giok.Dalam benak Jackson, dia merasa sangat mengerti tentang masalah-masalah di masyarakat saat ini. Salah satu contohnya adalah aura kuat yang dipancarkan orang-orang berprofesi dokter. Ini memudahkan mereka lebih mudah mendekati orang lain. Tidak hanya itu, nasib para pasien juga ada di tangan mereka. Terkadang dia membuat permintaan seperti ini pun, keluarga pasien biasanya tidak berani menolak meski berat hati melakukannya.Mereka akan berpikir, akankah kerabat mereka tetap mendapatkan perawatan setelah menolak?Itu sebabnya, selama ini Jackson selalu sukses. Kalimatnya tentang membantu memperkenalkan Yasmine dengan pria lain hanya alasan belaka. Sekali m
Read more

Bab 240

Amarah Jackson seketika meledak. "Apa yang kalian lakukan? Kalian nggak tahu ini rumah sakit? Siapa yang mengizinkan kalian masuk?!"Rumah sakit.Ini rumah sakit!Tidak sembarangan orang boleh masuk ke tempat semacam ini. Apalagi para preman yang rutinitasnya hanyalah berkelahi di luar dan baru mendatangi rumah sakit saat terluka. Benar-benar menyebalkan. Orang-orang seperti mereka seharusnya mati saja di luar sana. Mengapa harus berlari meminta pertolongan di rumah sakit ini?Terlebih lagi pasien bernama Nicholas yang baru saja dia rawat. Dia sengaja memberikan dua suntikan anestesi tambahan agar si pasien bisa langsung terlelap."Kalian bertiga ini siapa? Masih berani masuk? Kalian buta, ya?" seru Jackson.Detik itu juga, ketiga sosok itu berhenti. Salah seorang dari mereka berbalik badan dan menaikkan alis.Jackson bergegas mendekati. Amarahnya sudah tidak terbendung lagi. Namun ekspresinya seketika berubah ketika melihat wajah dari sosok yang menoleh ke arahnya. "P-Pak Rudy?""Baru
Read more
PREV
1
...
2223242526
...
61
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status