Wisnu mematung, terkejut sekaligus tidak menyangka. Bibir Aruna mulai bekerja sendiri di atas bibir Wisnu, memberi sedikit lumatan meski masih terkesan kaku."Apa yang kau lakukan?!" pekik Wisnu saat ia berhasil melepas tautan keduanya dengan paksa.Aruna mengerang, ia hampir meraih sekali lagi wajah Wisnu sebelum pria itu menghindar dengan segera."Sadar! Kamu apa-apaan!"Seolah tuli, Aruna sama sekali tidak menjawab. Yang ada tingkah gadis itu kian aneh di mata Wisnu.Wajah Aruna memerah hingga telinga, sudah sejak tadi ia gelisah seperti merasa tidak nyaman pada tiap posisi duduk. Juga sesekali mengipasi dirinya sendiri dengan telapak tangan."Panas, panas sekali," keluh nya."Kamu kenapa? Aneh sekali, jangan berakting."Alis Wisnu memicing, ia semakin terheran melihat gelagat Aruna yang seperti cacing kepanasan. "Panas," keluh nya lagi. Tapi kali ini intonasi suara gadis itu agak berbeda.Suaranya terdengar lebih lirih dan dalam, dan jika tidak salah dengar suara Aruna seperti or
Read more