Share

32

Author: yeolsoo612
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Ruangan putih dengan bau obat-obatan itu jadi hal pertama yang Diandra rasakan setelah membuka mata.

Wanita yang masih terbaring di ranjang rumah sakit itu meleguh, sedikit bergerak meski tubuhnya terasa sakit di sana-sini.

Ia terduduk perlahan, hendak mengambil air minum yang ada di nakas meski agak kesulitan.

"Biar saya bantu."

Seorang perawat datang membantu, ia memberikan Diandra minum yang kemudian wanita itu minum sedikit.

Perawat wanita dengan hijab yang menutup kepala, juga sebuah catatan yang ia bawa-bawa tersenyum ramah.

Ia bertanya soal beberapa hal pada Diandra dengan intonasi nada ceria.

"Kondisi Ibu Diandra sudah jauh lebih baik dari sebelumnya, tapi meski begitu Ibu Diandra harus tetap rutin menjalani pengobatan dan kemoterapi agar lekas sembuh," ucapnya sambil tersenyum.

Diandra tersenyum getir, sembuh. Apa ia bisa?

Dirinya memang bukan ahli dalam bidang kesehatan, tapi ia tahu penyakit apa yang tengah menggerogoti tubuhnya saat ini.

Kanker darah, atau leukimia.

Kan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Helmy Rafisqy Pambudi
km cemburu suami km perhatian ma perempuan lain la Aruna kn istri siri nya..km yg bawa di dlm rmh tanggamu buat kasih anak..kalo gak di perhatikan n komunikasi trs bikin anaknya gimn.bayi tabung atau secara langsung..kalo lngsung kan harus saling menyentuh tp gak di bolehin..mng ni perempuan egois.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • (Bukan) Istri simpanan CEO   33

    Suasana restoran saat itu tidak terlalu sepi, namun aura sunyi hadir ditengah-tengah tiga orang dewasa yang duduk melingkar di sebuah meja berbentuk bundar.Ia adalah Chandra, Sofie juga Aruna.Sebelumnya, Wisnu telah me reservasi sebuah meja di restoran berkonsep modern yang cukup terkenal di kota tersebut.Dan sepertinya yang diketahui, pada akhirnya Wisnu memutuskan untuk melakukan makan malam romantis di rumah dengan mendatangkan seorang koki untuk memasak langsung di rumah.Seperti inilah pada akhirnya. Wisnu memberikan tiga orang tersebut sebuah hadiah makan malam gratis di restoran yang sebelumnya ia pesan.Tidak ada penolakan. Dengan alasan mubazir pada akhirnya Chandra, Sofie juga Aruna mengiyakan tawaran Wisnu."Kalian mau pesan apa?" Chandra membuka suara lebih dulu.Pria satu-satunya diantara dua wanita itu menyodorkan buku menu ke arah masing-masing dari mereka. Suasana yang begitu kaku dan canggung.Sofie mengambil buku menu lebih dulu, ia kemudian memanggil seorang sta

  • (Bukan) Istri simpanan CEO   34

    Suasana menjadi tegang tatkala siswa yang berseru mendekat, ia menatap tajam ke arah Chandra yang hanya diam dengan pandangan kosong."Kau! Kau sudah membunuh Delina!" serunya sambil mencoba menyerang Chandra.Para guru langsung menahan siswa tersebut dan mengamankannya ke ruangan terdekat. Sementara beberapa guru lainnya coba mendekati Chandra secara pelan-pelan.Puluhan bahkan ratusan murid dan warga sekolah berkerumun. Mereka semua berkumpul dengan rasa penasaran yang begitu besar soal apa yang sedang terjadi."Chandra, bisa kau letakkan dulu Delina?" seorang guru wanita berujar lembut.Tanpa perintah dua kali Chandra menurut. Ia meletakkan tubuh Delina yang sudah lemas dengan bercak darah di sana-sini dengan perlahan.Sang guru wanita mengangguk lirih, pandangan matanya mengarah ke arah lain lain sampai kemudian dua lelaki menyergap Chandra dari arah belakang.Tidak ada perlawanan, Chandra menurut saat tubuhnya tersungkur ke tanah dan dua tangannya terlipat ke belakang juga terika

  • (Bukan) Istri simpanan CEO   35

    "Darimana saja kalian?"Diandra berdiri di ambang pintu dengan wajah terheran. Di tangannya ada sebuah kantong plastik berwarna hitam yang diasumsikan sebagai plastik sampah."Siapa sayang?" Kepala Wisnu menyembul di balik tubuh Diandra. Pria itu terdiam saat melihat Aruna juga Chandra baru saja kembali secara bersama-sama."Aku nganterin Aruna pulang. Sorry, kemaleman. Tadi ada urusan mendadak," ucap Chandra memberi alasan."Iya. Tapi lain kali jangan kemaleman, nggak enak diliat tetangga," jawab Diandra.Chandra hanya mengacungkan jempol dan berpamitan pulang. Namun sebelum itu, pria itu menyempatkan diri untuk mengelus surai Aruna juga tersenyum manis ke arah gadis itu.Membuat Aruna terdiam dengan wajah bersemu."Keluar boleh, tapi ingat waktu. Ini rumah bukan hotel!"Wisnu berucap tegas sambil berlalu masuk ke dalam, meninggalkan Aruna juga Diandra yang terdiam..Perkataan Wisnu membuat dua perempuan yang ada di sana merasa kebingungan. Khususnya Aruna.Ia tahu dirinya tidak se

  • (Bukan) Istri simpanan CEO   36

    "Kamu udah nggak waras, ya?" Aruna berteriak marah. Kali ini ia tidak bisa menerima, perkataan Diandra sudah ada di luar batasan.Diandra diam saja. Ia menarik napas panjang dan menghembuskannya perlahan, mengalihkan pandangan ke arah Aruna yang menatapnya marah."Terserah kamu mau anggap aku seperti apa. Gila, egois, nggak tahu diri atau apapun itu. Terserah.""Aku cuma mau yang terbaik buat keluarga aku, aku cuma mau bahagia di sisa hidup aku," Perkataan Diandra terhenti karena Aruna menyela dengan nada marah."Dengan beralasan kamu mau hidup kamu dan keluarga mu bahagia, kamu berani mengorbankan kehidupan orang lain? Apa itu kebahagiaan yang kamu maksud?""Nggak, bukan begitu. Kamu nggak ngerti posisiku.""Kenapa aku harus ngerti posisi kamu, sedangkan kamu aja selalu bertindak egois tanpa mau tahu keadaan orang lain?""Aku terpaksa egois. Aku terpaksa melakukannya!" Giliran Diandra yang berteriak kencang, membuat beberapa orang yang memang sedang melakukan joging menoleh ke ar

  • (Bukan) Istri simpanan CEO   37

    Semua orang yang ada di sana menoleh dengan serempak ke arah Diandra.Apa yang baru saja wanita itu katakan?“Kamu bilang apa?” Wisnu bertanya pelan namun penuh penekanan.“Kamu bisa pergi dengan Aruna. Kapan acaranya akan diadakan?”Wisnu tidak lekas menjawab, ia hanya memandangi sang istri dengan wajah yang sulit diartikan.“Kamu serius ngomong aku bisa pergi dengan Aruna ke acara itu?”Tanpa beban Diandra mengangguk.“Sebenarnya kamu anggap aku ini apa? Kamu benar-benar menganggap pernikahan kita sebagai hubungan yang serius atau tidak?”Amarah Wianu mulai naik. Pria tu berkata dengan intonasi kekesalan yang terdengar jelas.“Justru karena aku menganggap hubungan pernikahan kita itu penting makanya aku nggak mau mempermalukan kamu kalo kamu datang sendirian ke sana nantinya."“Tapi apa harus dengan meminta Aruna untuk menemani ku? Kenapa nggak kamu aja, kamu kan istriku.”“Nggak bisa. Kan nanti siang aku mau pergi.”Jawaban Diandra kian membuat Wisnu kesal, ia seolah tidak lagi bis

  • (Bukan) Istri simpanan CEO   38

    Gaun pertama yang dikenakan Aruna adalah dress pendek hitam dengan model kemben. Dress yang membentuk lekuk tubuh itu membuat Aruna merasa kurang nyaman hingga dua tangannya selalu saja menutupi bagian dada juga pahanya yang terekspos."Terlalu terbuka, ganti."Sang pegawai butik mengangguk, ia kembali menuntun Aruna untuk masuk ke dalam bilik ganti dan mencoba gaun lainnya.Tirai terbuka dan menunjukan Aruna yang mengenakan gaun berwarna peach dengan model off shoulder dress tersebut, sehingga memperlihatkan tulang selangka Aruna.Dress pendek selutut dengan hiasan bunga di bagian pinggang sebelah kanan, membuat kesan simpel namun begitu manis."Bagus. Kita pilih yang ini," kata Wisnu tanpa basa-basi.Setelah membayar tagihan, keduanya kembali memasuki mobil dan berhenti di sebuah salon kecantikan.Lagi-lagi Aruna hanya diam mengekor di belakang Wisnu, ia tidak ubahnya seekor anak ayam yang tengah bersama sang induk."Kamu duduk, dan menurut sama mereka. Nanti ku jemput."Tidak ada

  • (Bukan) Istri simpanan CEO   39

    Wisnu mematung, terkejut sekaligus tidak menyangka. Bibir Aruna mulai bekerja sendiri di atas bibir Wisnu, memberi sedikit lumatan meski masih terkesan kaku."Apa yang kau lakukan?!" pekik Wisnu saat ia berhasil melepas tautan keduanya dengan paksa.Aruna mengerang, ia hampir meraih sekali lagi wajah Wisnu sebelum pria itu menghindar dengan segera."Sadar! Kamu apa-apaan!"Seolah tuli, Aruna sama sekali tidak menjawab. Yang ada tingkah gadis itu kian aneh di mata Wisnu.Wajah Aruna memerah hingga telinga, sudah sejak tadi ia gelisah seperti merasa tidak nyaman pada tiap posisi duduk. Juga sesekali mengipasi dirinya sendiri dengan telapak tangan."Panas, panas sekali," keluh nya."Kamu kenapa? Aneh sekali, jangan berakting."Alis Wisnu memicing, ia semakin terheran melihat gelagat Aruna yang seperti cacing kepanasan. "Panas," keluh nya lagi. Tapi kali ini intonasi suara gadis itu agak berbeda.Suaranya terdengar lebih lirih dan dalam, dan jika tidak salah dengar suara Aruna seperti or

  • (Bukan) Istri simpanan CEO   40

    Hening sejenak. Baik Chandra maupun Sofie sama-sama terdiam."Aku cuma nggak mau kamu sakit hati kalo tahu gadis yang kamu suka. Sedang… sedang…. Ya, kamu tahu apa yang aku maksud."Sebelah alis Chandra naik, ia menatap Sofie dengan mata memincing."Darimana kamu tahu soal kerja sama antara Wisnu dan Aruna?"Deg!Sofie baru saja ingat apa yang dilakukannya beberapa second yang lalu. Ia kelepasan menjelaskan soal apa yang ia tahu antara Aruna dan Wisnu."Itu, anu. Aku, aku,"Melihat Sofie yang bicara dengan gagap membuat Chandra kian merasa curiga."Katakan dariman kamu tahu soal kerja sama antara Wisnu dan Aruna?" desak Chandra kian menjadi."Aku nggak sengaja denger pembicaraan Kak Wisnu dan Kak Diandra pas kamu nganterin Aruna pulang hari itu."Jawaban Sofie membuat Chandra terdiam. Pria itu bahkan dengan segera mengalihkan tatapan matanya ke arah lain demi menghindari bersi tatap dengan Sofie yang tengah menatapnya dalam."Waktu itu aku nangis. Ngerasa sakit hati sama jawaban dan k

Latest chapter

  • (Bukan) Istri simpanan CEO   epilog

    Pukul tiga dini hari saat Wisnu dikejutkan dengan suara rintihan pelan yang berasal dari sebelahnya. Pria itu menoleh dengan mata yang masih setengah terpejam."Kamu kenapa?" tanya pria itu dengan suara serak. "Perutku tiba-tiba saja terasa sakit," keluh Aruna sembari memegangi perut buncitnya.Omong-omong kandungan wanita itu saat ini sudah menginjak bulan ke sembilan. Dan menurut perkiraan Dokter, wanita itu akan melahirkan dua minggu dari sekarang.Pelan-pelan Wisnu coba bantu menenangkan, tangan besarnya ia gunakan untuk mengelus perlahan perut sang istri berharap dengan itu rasa sakit yang diderita bisa mereda."Perutku mulas," ucap Aruja tiba-tiba."Ayo, aku bantu ke kamar mandi."Saat Wisnu hendak membantu Aruna untuk bangun dari tidurnya, wanita itu terkejut saat mendapati kasur yang ditempatinya sebelumnya basah."Kamu mengompol?" tanya Wisnu."Air ketubannya pecah."Keduanya sempat terdiam sesaat, sebelum kemudian kepanikan melanda mereka. Wisnu dengan siap siaga memapah Ar

  • (Bukan) Istri simpanan CEO   107

    Dua tahu sudah semuanya berlalu. Seperti harapan yang terkabul, kehidupan Aruna dan keluarganya begitu baik semenjak hari itu.Anak-anak yang tumbuh sehat dan menggemaskan, perkembangan perusahaan yang kembali naik setelah terungkapnya rekaman percakapan rencana kriminal Celine yang tanpa sengaja bocor.Membuat para investor yang sebelumnya mencabut saham mereka dari perusahaan kembali bergabung bahkan menanam saham lebih besar dari sebelumnya.Juga soal pernikahan Aruna dan Wisnu. Keduanya memutuskan untuk membuat pesta resepsi sekaligus untuk mengumumkan pernikahan mereka pada khayalak ramai.Hal itu guna membersihkan nama Aruna dan meluruskan kesalahpahaman yang ada. Tentunya dengan menutup beberapa fakta jika sebenarnya Diandra yang meminta wanita itu untuk menjadi ibu pengganti.Seperti saat ini, Aruna yang tengah mengawasi David juga Nadine yang tengah bermain di halaman belakang tersentak saat sebuah pelukan mengejutkannya dari arah belakang.Itu adalah Wisnu. Pria itu baru saja

  • (Bukan) Istri simpanan CEO   106

    Wisnu yang merasa tidak tahan melihat adegan itu memilih keluar lebih dulu, membiarkan dua wanita itu saling menumpahkan perasaannya masing-masing."Tolong jaga Nadine, saat ini dirinya tidak memiliki siapapun lagi," kata mbak Riri setelah pelukan keduanya terlepas.Aruna mengangguk, wanita itu akan melakukan tugasnya dengan tulus karena jauh sebelum ia memikirkan permintaannya untuk mengadopsi Nadine, memang wanita itu sudah menyayangi Nadine selayaknya ia menyayangi David, anaknya sendiri."Pasti mbak, pasti. Aku juga sudah menganggap Nadine selayaknya anakku sendiri jauh sebelum ini.""Ya, aku percaya pada kalian. Maaf atas segala perbuatanku," kata wanita itu menunduk."Sudah, mbak. Setiap orang pasti pernah berbuat kesalahan, yang harus dilakukan hanya berubah menjadi seseorang yang lebih baik di masa depan. Dan lagi, aku yakin bahwasanya Mbak Riri sebenarnya adalah orang yang baik."Belum sempat Mbak Riri menjawab perkataan Aruna, seorang sipir masuk dan berkata jika waktu merek

  • (Bukan) Istri simpanan CEO   105

    Wanita itu menatap ke arah Wisnu dengan sengit."Apa yang mbak lakukan? Kenapa mbak tega pada David?!" tanya Wisnu marah.Wanita itu tersenyum, Mbak Riri atau yang bernama asli Arini itu terkekeh kemudian tertawa terbahak-bahak. Ia menunjuk Wisnu dengan ibu jarinya."Karena orang sepertimu pantas mendapatkannya!" Amarah terpancar begitu jelas di wajah Mbak Riri, wanita itu seolah menyimpan dendam yang teramat besar kepada Wisnu."Apa kamu ingat dengan seorang gadis yang juga pelayan di rumah Celine? Gadis polos yang dengan bodohnya membantumu keluar dari rumah itu hanya karena beranggapan kamu adalah seorang lelaki baik-baik. APA KAMU MENGINGATNYA!!"Wisnu tersentak, ingatannya kembali terputar saat ia menjadi korban tawanan Celine saat itu.Tentu saja ia ingat, seorang gadis yang begitu baik mau membebaskannya meski taruhannya ia sendiri yang akan menjadi korban tabiat buruk Celine.Dan disaat itu ia teringat dengan janjinya pada gadis itu. Bahwa ia akan melindungi keluarganya dari

  • (Bukan) Istri simpanan CEO   104

    Tidak ada yang dilakukan Wisnu, ia hanya duduk diam dengan pandangan kosong ke arah depan.Kepalanya tidak bisa berpikir, ia tidak tahu apa ya g sebenarnya ada dalam hatinya sekarang. Semuanya terlalu bercampur aduk hingga ia sendiri tidak tahu apa yang jadi tujuannya saat ini.Ia tentu tidak ingin berpisah dari Aruna, mau bagaimanapun sejujurnya dirinya begitu mencintai wanita itu.Namun di sisi lain dirinya hanya takut, ia takut jika di masa depan Celine juga akan kembali melakukan hal gila lainnya, bahkan lebih.Memang, keadaan wanita itu juga tidak lebih baik daripada David. Ia mengalami pendarahan juga patah tulang yang cukup serius, namun rasa takut itu tentu masih ada dalam perasaan Wisnu saat ini.Ia hanya tidak ingin baik Aruna ataupun David akan menjadi korban lagi, sudah cukup untuk sekarang."Melamunkan apa?"Pria itu tersentak. Seorang pria paruh baya duduk di sebelahnya di depan ruang tunggu kamar VIP. Omong-omong beberapa jam yang lalu David sudah bisa dipindahkan ke r

  • (Bukan) Istri simpanan CEO   103

    "DAVID!!"Teriakan itu tidak terelakan, air mata turun begitu saja dari pelupuk mata si wanita. Ia meraung, melihat bagaimana buah hatinya harus menjadi korban dari perasaan egois seseorang.Wisnu yang juga ada di sana tampak tidak jauh berbeda. Pria itu sama terkejutnya, tidak menyangka dengan apa yang dilakukan Celine.Wanita itu benar-benar nekat.Melihat bagaimana histerisnya Aruna, Wisnu segera menahan wanita itu saat ia ingin mengikuti jejak Celine terjun ke bawah sana.Wisnu memeluk Aruna yang meraung keras, keduanya menangis hebat perasaan mereka hancur berkeping-keping.Tangisan Aruna belum juga reda, justru terdengar kian keras dan menyayat hati saat wanita itu melihat bagaimana tubuh mungil buah hatinya yang bersimbah darah tergeletak di atas brankar."David, sayang."Rasanya Aruna tidak mampu lagi untuk berdiri di atas kakinya, hingga tidak lama kemudian wanita itu ambruk tidak sadarkan diri.Wisnu yang juga masih menangis bersusah payah untuk membopong tubuh istrinya, mes

  • (Bukan) Istri simpanan CEO   102

    "Ada apa?" Aruna bertanya khawatir.Wisnu tidak langsung menjawab, pria itu justru langsung menggandeng tangan sang istri dan membawanya kembali ke lantai tempat mereka menginap.Melihat Wisnu yang tampak terburu-buru, membuat Aruna kebingungan. Namun tiap kali wanita itu bertanya, sang suami tidak menjawab apapun."Sebenarnya ada apa? Kenapa kamu tampak terburu-buru?" Wisnu masih saja tidak mengatakan apapun sampai keduanya tiba di depan pintu kamar. Pria itu langsung masuk ke dalam dan membereskan barang-barang mereka dengan asal.Memasukan pakaian ke dalam koper juga beberapa barang lainnya dengan terburu."Wisnu, kamu kenapa? Apa yang sebenarnya terjadi!"Tidak tahan, Aruna menyentak kegiatan sang suami yang tengah memasukan pakaian ke dalam koper. Ia memegang erat bahu sang suami dan menatap matanya dalam."Tenangkan dirimu, dan katakan apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Aruna dengan lebih tenang.Wisnu yang semula nampak begitu panik, berangsur-angsur mulai terlihat tenang. Ia

  • (Bukan) Istri simpanan CEO   101

    Tanpa terasa Aruna dan Wisnu telah menghabiskan waktu tiga hari di negara gingseng tersebut. Keduanya banyak menghabiskan waktu bersama dengan berjalan-jalan ke Namsan tower, sungai Han juga berburu jajanan kaki lima khas negeri yang begitu terkenal dengan budanya hiburannya tersebut.Saat itu malam pukul dua belas malam. Cuaca di kota Seoul begitu dingin karena memang waktu yang mulai memasuki musim gugur. Aruna sudah siap dengan pakaian tidurnya. Wanita itu terduduk di depan sebuah meja sembari mengoleskan skincare routine nya saat dari arah kamar mandi Wisnu muncul.Pria itu baru saja selesai membersihkan diri setelah hampir seharian keduanya berjalan-jalan juga bersenang-senang."Wangi sekali, istriku," kata Wisnu sembari mengusap rambut basahnya dengan handuk.Aruna hanya terkekeh, ia kemudian meraih sebuah hairdryer dan mendekat ke arah sang suami yang terduduk di tepi ranjang.Ia mulai mengeringkan rambut hitam Wisnu dengan hati-hati juga teliti, sementara si lelaki sibuk mem

  • (Bukan) Istri simpanan CEO   100

    Malam hari berlalu dengan cepat. Pagi ini Aruna tengah disibukkan dengan acara memasak untuk bekal piknik David juga orang tuanya.Suasana rumah yang cukup sepi membuat tiap pergerakan Aruna terdengar cukup nyaring, juga bau masakan yang tercium hingga lantai atas.Pergerakan wanita itu terhenti saat tiba-tiba sepasang lengan kekar melingkar pada pinggang nya. Sejurus kemudian ia merasakan beban di bahu sebelah kiri.Wisnu, pria yang baru saja terbangun dari tidurnya itu bergelayut manja pada bahu sang istri, mencium dengan rakus aroma yang kian menjadi candu tiap harinya."Mandilah dulu, setelah itu antar David ke rumah Ayah dan Ibu," kata Aruna masih sembari menata makanan dalam wadah bekal.Wisnu hanya bergumam dengan suara serak, pria itu justru kian mengeratkan pelukannya juga sesekali menciumi leher sang istri yang menimbulkan sensasi geli."Hentikan, bagaimana jika dilihat David?""Tidak apa, anak itu akan senang jika memiliki seorang adik," sahut Wisnu ngawur."Lepaskan dulu,

DMCA.com Protection Status