Home / CEO / Terpenjara Cinta Sang CEO Kejam / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Terpenjara Cinta Sang CEO Kejam: Chapter 81 - Chapter 90

109 Chapters

Vallen Cemburu

“Alasan apa yang harus aku katakan pada Morgan untuk bisa keluar?” tanya Vallen kepada Leo.“Memangnya Anda mau ke mana, Nona?” tanya Leo pula mengabaikan pertanyaan Vallen sebelumnya.“Aku ada janji bertemu dengan seseorang.” Vallen menjawab dengan penuh keraguan.Tentu ia tidak lupa bahwa Leo adalah kaki tangan Morgan dan abdi paling setia untuk pria itu. Leo bisa saja mengatakan semua yang nanti Vallen lakukan kepada Morgan. Itu sebabnya Vallen merasa harus sedikit berhati-hati saat ini. Ia tidak ingin Morgan tahu bahwa ia akan bertemu dengan Cristian siang ini.Mereka sudah membuat janji dan sepakat akan bertemu di salah satu restoran yang tidak terlalu mencolok dan terkenal. Hal itu dilakukan Vallen karena ia yakin bahwa Morgan pasti mengawasinya sepanjang waktu.Dan oleh sebab itu pula lah sejak tadi Vallen sangat ingin bertemu dengan Leo. Vallen percaya dia tidak akan bisa melakukan apa pun tanpa bantuan dari Leo. Leo bisa melakukan apa saja dan bisa membuatnya aman atau juga d
last updateLast Updated : 2023-04-04
Read more

Gairah Tertahan

Braaak!Suara pintu di ruang kerja dibuka dengan paksa dan menimbulkan suara nyaring yang mengganggu konsentrasi Morgan. Apalagi, ternyata saat ini Morgan sedang mengadakan meeting zoom dengan rekan kerjanya dari beberapa negara.“Kau jawab pertanyaanku ini dengan jujur! Selama sepuluh tahun belakangan, dengan wanita mana kau berhubungan? Apa kau berbohong padaku dengan mengatakan hanya setia dengan perasaan cintamu padaku?” tanya Vallen dengan suara yang tinggi sekian oktaf.Beberapa orang yang sedang mengadakan meeting zoom dengan Morgan tentu saja dapat mendengar pertanyaan Vallen yang dia ucapkan dengan nada tinggi itu. Morgan tetap bersikap santai dan hanya menaikkan sebelah alisnya menanggapi pertanyaan dari Vallen itu.“Kenapa kau tidak menjawabnya, Pecundang? Kau takut aku marah?” tanya Vallen lagi dan dengan kesal mendekat ke arah Morgan.“Kau bisa bertanya nanti. Aku sedang bekerja saat ini, Sayang!” jawab Morgan dengan sangat lembut dan sopan.Hal ini tentu saja membuat rek
last updateLast Updated : 2023-05-03
Read more

Ancaman Emily

Vallen kembali ke kamarnya dengan terus menggerutu sepanjang jalan. Ia tidak mengira bahwa Morgan benar-benar sedang bekerja dan semua perbuatannya itu sudah ditonton oleh banyak orang dari layar laptop Morgan tadi. Sungguh, saat ini Vallen merasa sangat malu pada dirinya sendiri dan atas tindakanya yang konyol itu. “Kenapa dia tidak mengatakan kalau dia sedang bekerja dengan panggilan video seperti itu? Apa dia memang sengaja membuatku malu di depan semua rekan bisnisnya itu?” tanya Vallen yang terus mengomel. “Permisi, Nona Muda. Aku datang mengantarkan susu dan juga vitamin beserta cemilan buah,” ucap seorang pelayan wanita yang tampaknya masih baru. “Siapa kau?” tanya Vallen curiga. “Aku pelayan baru yang diperintahkan oleh Tuan Muda untuk melayani Anda mulai hari ini,” jawabnya dengan menunduk dan sopan. “Apakah benar begitu? Siapa namamu?” tanya Vallen curiga. Dengan posisinya yang sekarang, tentu saja Vallen tidak bisa asal-asalan mempercayai orang asing. Hal itu sudah jel
last updateLast Updated : 2023-05-04
Read more

Rahasia Emily

“Wow! Pahlawannya datang,” seru Emily dengan senyum mengejek dan langsung memblokir langkah Vallen yang ingin menghampiri Morgan.“Apa urusanmu datang ke tempatku? Mengantarkan nyawa?” tanya Morgan dengan nada marah yang tak terbendung.Vallen tidak bisa melangkah ke depan karena langkahnya sudah diblokir oleh Emilya dan Vallen melihat sebuah belati mengarah kepadanya di tangan Emily yang terletak di belakang tubuhnya. Vallen tidak ingin gegabah karena saat ini ada nyawa lain yang harus ia pertaruhkan keselamatannya.Sementara Morgan menatap awas pada Vallen yang terancam saat ini. Ia tidak ingin lengah sedikit pun karena Emily bisa saja melukai Vallen kapan saja yang dia mau. Vallen pasti tidak akan bertindak ceroboh karena memikirkan bayi dalam kandungannya.Hal itu dapat dilihat oleh Morgan dari gerakannya yang sejak tadi tak henti memeluk perut yang mulai tampak membuncit di sana. Morgan mencuri awas pada keselamatan Vallen, sementara ia juga tetap waspada pada Emily.“Aku hanya i
last updateLast Updated : 2023-05-07
Read more

Kau Pembunuh!

“Lalu apa yang dia perintahkan padamu?” tanya Morgan dengan sangat jelas dan menaikkan sebelah alisnya pada Emily.Sejujurnya, Morgan memang sengaja memancing emosi Emily saat ini. Ia hanya ingin membuat Emily sedikit lengah dan tidak terlalu fokus kepada Vallen. Hal itu juga berguna untuk misi penyelamatan yang sedang dilakukan oleh Leo dari arah balkon.“Dia justru memintaku untuk membujuk wanita jalang ini agar mau keluar dari neraka yang jahanam ini. Cris memintaku untuk bisa membawa wanitanya ini datang ke tempatnya. Lalu, kau pikir aku akan melakukannya? Jangan bermimpi!” jawab Emily dengan sombongnya.“Cih! Beraninya kau menyebut wanitaku dengan sebutan memalukan itu! Kau akan mendapatkan balasan atas lidahmu yang kotor itu. Dan … siap yang baru saja kau sebut sebagai wanita pecundang itu? Wanita yang sudah menjadi milikku, tidak akan pernah menjadi milik lelaki lain!” ungkap Morgan yang jelas tidak bisa menyembunyikan kemarahan dan emosinya pada Emily.Dia jelas tidak terima d
last updateLast Updated : 2023-05-08
Read more

Penggal Kepalanya

Leo selesai membereskan kekacauan di kamar Vallen dan Morgan itu dengan sangat cepat karena tidak ingin majikannya merasa takut atau ngeri melihat mayat wanita yang hampir saja melukai dirinya itu.“Maaf, Nona Muda. Semua Tuan Muda lakukan adalah untuk keselamatan Anda sendiri dan calon bayi kalian,” ucap Leo memberikan sedikit pengertian kepada Vallen agar tidak terlalu menyalahkan Morgan atas apa yang baru saja terjadi.“Jangan membahas hal itu lagi sekarang!” kata Vallen dengan nada tegas dan enggan meliri ke arah Leo yang berdiri di depan pintu masuk kamarnya.“Baik, Nona Muda. Kalau begitu, aku permisi dulu. Kalau Anda butuh sesuatu, aku ada di depan kamar dan siap melakukan perintah Anda.” Leo membungkukkan badan dan langsung keluar dari dalam kamar itu. Berjaga di depan pintu kamar Vallen karena tidak ingin kecolongan lagi.Sebenarnya, semua itu tidak murni kesalahan Leo karena memang tadinya dia sudah berjaga di depan kamar Vallen seperti biasa. Namun, saat Vallen keluar dari
last updateLast Updated : 2023-05-11
Read more

Taman Bunga

“Bukan apa-apa, Nona Muda. Apa ada yang bisa aku bantu? Kenapa Anda keluar dari dalam kamar?” tanya Leo beruntun seakan tidak ingin Vallen bertanya lebih lanjut tentang hal tadi.“Lupakan! Aku hanya ingin duduk di taman,” jawab Vallen dan melenggok pergi meninggalkan Leo di belakangnya.Vallen tahu bahwa Leo pasti akan menguntitnya dari belakang. Mengikuti ke mana saja kakinya melangkah, kecuali ke dalam kamar tidur dan ruang kerja Morgan. Memang seperti itu lah Morgan memberikannya perintah dan sejauh ini Leo selalu patuh pada tuan mudanya itu.“Siapa yang kau telpon tadi sampai kau bahkan bisa tertawa dengan lepas seperti itu, Leo?” tanya Vallen sekali lagi kepada Leo dan tetap saja Leo tidak ingin membahas masalah itu di depan Vallen.“Hanya teman lama yang bercerita tentang masa muda kami, Nona Muda.” Leo kembali berbohong kepada Vallen.“Lalu … ada apa dengan memenggal kepala? Aku mendengarnya dengan jelas tadi!”“Itu hanya gurauan kami semasa muda. Kalau ada yang sudah menikah d
last updateLast Updated : 2023-05-17
Read more

Permintaan Leo Pada Vallen

Leo tentu saja ikut sedih mendengar ucapan Vallen yang menurutnya terlalu menyakitkan untuk seorang ibu yang masih tidak bisa menerima kepergian putri tercintanya. Namun, Leo hanya diam agar Vallen tidak merasa terganggu dengan perasaannya sekarang.“Nona Muda … sebaiknya kita ke dalam sekarang. terlalu lama berada di luar tidak baik untuk kesehatanmu dan calon bayi dalam kandunganmu itu, Nona Muda!” ajak Leo pada Vallen dengan sangat hati-hati karena takut menyinggung perasaan Vallen dalam hal itu.“Baiklah. Aku akan masuk sekarang, karena sepertinya cuaca terlalu dingin untukku,” sahut Vallen menurut. Tidak seperti biasanya yang mana ia akan terus membantah dan betah berlama-lama di luar mantion.“Tuan Muda akan melakukan perjalanan bisnis selama satu minggu ke depan. Dia ragu meninggalkan Anda, Nona Muda. Tapi, dia juga tidak berani membawa Anda dengan keadaan kehamilan Anda sekarang,” ungkap Leo seperti ingin menyampaikan satu hal penting kepada Vallen.Sambil terus berjalan kelua
last updateLast Updated : 2023-05-21
Read more

Merindukan Vallen

“Bagaimana? Apa sudah ada kabar dari Vallen? Apa dia mau bertemu denganku?” tanya tuan Zang pada bawahannya.“Maafkan aku, Tuan Besar. Aku bahkan tidak diizinkan bertemu dengan Nona Muda oleh suaminya.” Bawahannya itu berkata dengan kepala tertunduk.“Suaminya? Morgan maksudmu?” tanya tuan Zang lagi meyakinkan dirinya.“Benar, Tuan Besar.”“Sial! Harusnya aku sejak dulu merestui pernikahan mereka. Aku tidak tahu kalau akan seperti ini jadinya. Semua karena aku yang memang terlalu lemah dan penakut!” ungkap tuan Zang mengutuk dirinya sendiri.Ia tidak pernah menyangka bahwa akan sampai di mana ia tidak bisa menemui putrinya sendiri seperti saat ini. Tidak akan mudah bagi dirinya untuk melawan atau menentang Morgan di saat ini. Morgan yang sekarang, tentu saja bukan lagi Morgan yang pernah ia tolak lamarannya dulu.Ia sudah berubah seratus delapan puluh derajat dan bahkan bisa dikatakan, Morgan yang dulu telah mati. Yang ada sekarang hanya lah Morgan yang baru, yang terlahir kembali den
last updateLast Updated : 2023-05-22
Read more

Lara

“Sial! Bagaimana bisa dia mengubah jadwal dan lokasi pertemuan penting itu menjadi di mantion sialannya itu?” tanya Cristian kepada Lara – sekretarisnya dengan suara tinggi dan emosi.“Aku tidak tahu, Tuan. Tapi … Tuan Besar sendiri yang akan menghadiri pertemuan itu,” jawab Lara dengan kepala tertunduk dan tidak sedikit pun berani menatap ke arah Cristian.Entah sejak kapan, Crish yang biasanya lembut dan tidak pernah bertindak kasar. Sekarang berubah menjadi pria yang sangat arrogant dan temperamental. Ia kadang mengamuk tanpa alasan di dalam ruang kerjanya.Lara sudah tidak tahan lagi rasanya menghadapi kegilaan Critian itu setiap waktu. Belum lagi, Lara juga sering dijadikan pelampian nafsu oleh atasannya itu. Tentu, Lara tidak bisa berbuat apa-apa karena ia masih terikat kontrak dengan perusahaan ini. Apalagi, melawan Cristian sama saja artinya dengan mati atau hidup sengasara sampai mati.“Kenapa si tua bangka itu ingin menghadiri? Bukan kan biasanya aku yang dia utus? Apa sekar
last updateLast Updated : 2023-05-22
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status