Home / Romansa / Mistress: Dendam Wanita Simpanan / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Mistress: Dendam Wanita Simpanan: Chapter 31 - Chapter 40

136 Chapters

Membela Erika

Entah sudah berapa kali Erika menghembuskan napas kesal. Padahal ini adalah rapat bulanan para direksi, tapi si tua Yoga terus-terusan melirik ke arahnya. Biasanya juga begitu sih, tapi kali ini lebih terang-terangan. Padahal tempat Erika duduk ada di sudut ruangan, merapat ke tembok di sebelah kanan Kaisar. Jauh, tapi berseberangan dengan pria itu. “Pak Yoga?” Kaisar memanggil bahkan tanpa melihat orangnya. “Ada yang ingin disampaikan?” “Oh, tidak ada Pak.” Yoga tiba-tiba saja gugup ketika semua orang melihatnya. “Kalau begitu tolong fokus pada rapatnya, bukan jelalatan melihat sekretarisku,” tambah Kaisar enggan menutupi apa pun. Toh, semua orang juga menyadari dan tahu sifat mesum Yoga. Yoga pun segera menunduk dalam. Dia sungguh malu, apalagi rekan sesama direksinya terdengar cekikikan. “Setelah rapat selesai, datang ke ruanganku,” Kaisar segera menambahkan, membuat Yoga makin pucat. Setelah itu, rapat kembali berjalan dengan lancar. Tapi setelah selesai, Kaisar tidak bisa
last updateLast Updated : 2022-10-15
Read more

Ucapan Terima Kasih

Erika mengetuk mejanya dengan ujung jari, sambil melihat pintu ruangan bosnya yang masih menutup. Kaisar memang sudah membereska masalah soal Pak Yoga, tapi mendatangkan masalah baru. Semua orang kini mengira Erika benar-benar keluarga Flora. Dan gosip itu menyebar dengan cepat. Dalam setengah hari saja, semua orang mulai bersikap sopan padanya. Dan Erika tidak suka itu. Erika ingin berbaur dengan semua orang. Ini akan lebih memudahkannya bertanya banyak hal, tanpa membuat orang curiga. Kalau begini kan orang-orang bisa saja sungkan buka mulut karena dia keluarga bos. “Tapi apa yang harus kulakukan dengan pria sialan ini,” gumam Erika yang tinggal seorang diri di ruangannya. Dia dan Kaisar sedang lembur. “Haruskah aku berterima kasih soal Pak Yoga atau aku harus kesal karena urusan Bu Flora?” Erika kembali bergumam. “Erika? Kau belum pulang?” tiba-tiba saja Bima muncul entah dari mana. “Belum, Pak. Saya harus lembur menemani Pak Kaisar.” Erika tersenyum ketika menjawab pertany
last updateLast Updated : 2022-10-15
Read more

Mantu Idaman

Tadinya Retno tidak ada keinginan untuk keluar rumah. Tapi setelah dia menelepon Bima dan mendengar kalau Kaisar lembur, entah mengapa dia merasa harus keluar. “Mau ke mana malam-malam begini?” tanya Seno ketika melihat istrinya sudah rapi. “Aku mau mampir sebentar ke tempat Bima. Sekalian kalau sempat jengukin Kaisar, aku sudah agak lama tidak melihat anakku,” jawab Retno berusaha tenang. “Gimana anaknya mau dapat jodoh kalau ibunya selalu nempelin. Heran deh.” Seno menggeleng, tapi tetap mengizinkan istrinya pergi. Dan pada akhirnya, di sinilah Retno berada. Di gedung yang sempat didatanginya dulu. Tempat yang katanya sering dikunjungi Kaisar, bahkan sampai menginap. Retno duduk gelisah dibalik kemudi. Dia yang malam ini sengaja menyetir sendiri, jadi gelisah. Takut menemukan Kaisar menghancurkan rumah tangganya sendiri. Dia yang parkir di seberang jalan, menatap area drop off dengan tatapan kalut. “Aduh, Retno kau kenapa sih?” gumam wanita paruh baya itu pelan. “Kan kau se
last updateLast Updated : 2022-10-16
Read more

Dipangkuanmu

Kaisar mengetukkan jarinya di pinggiran bathtub tempatnya berendam. Hal yang sangat jarang dilakukan oleh Kaisar. Baginya berendam itu tidak penting, tapi kini dia membutuhkannya. Selain untuk membersihkan sisa-sisa percintaan dengan Flora, juga untuk membersihkan pikiran. Pada akhirnya Flora bisa menggoda imannya hari ini. Ini sudah yang kedua sejak mereka menikah dan seperti yang kemarin, semua terjadi relatif cepat. Tidak selama ketika dia bersama Erika. “Ah, sialan. Kenapa namanya lagi sih yang muncul?” Kaisar menggeram kesal. Gara-gara mamanya nama Erika terus terngiang. “Sialan,” Kaisar berdiri dari bathtub yang berisi air hangat dan segera mengeringkan diri. Kaisar menatap Flora yang terbaring di atas ranjang. Istrinya itu sudah tertidur pulas dan itu artinya, sampai besok pagi perempuan berkulit eksotis itu tidak akan terbangun. Karenanya Kaisar memilih tidur di kamar yang lain.*** “Selamat pagi, Pak. Hari ini saya buatkan americano mau?” “Americano,” gumam Kaisar pela
last updateLast Updated : 2022-10-17
Read more

Kepergok

 “Pak. Saya permisi pulang duluan ya. Pak Bima ngajakin makan malam,” Erika membuka pintu ruangan bosnya untuk pamit pulang.  “Lantas Bima mana?” Kaisar bertanya dengan kening berkerut.   “Ada di luar sih. Pak Kaisar mau bicara?”  Kaisar tidak menjawab. Dia hanya menggeleng pelan dengan ekspresi bingung. Tidak biasanya Bima tidak pamit, padahal dia ada disekitar ruangan kerja kakaknya.  Wajar sebenarnya kalau Kaisar bingung. Dia masih tertidur ketika Bima memergokinya tadi siang. Bahkan sampai Bima keluar ruangan tanpa mendapat penjelasan pun dia masih pulas. Karenanya Bima meminta waktu Erika.  “Jadi kita akan ke mana?” Erika bertanya setelah duduk cantik di atas mobil Bima yang telah melaju. Erika sebenarnya bawa mobil ke kantor, tapi Bima memaksa menggunakan mobilnya saja.  “Kau belum menjawa pertanyaanku tadi siang.”  “Yang mana ya?” Erika b
last updateLast Updated : 2022-10-18
Read more

Di Rumah Sakit

 Lagi-lagi Retno iseng ke gedung apartemen yang sering didatangi anak sulungnya. Dia baru saja turun dari mobil yang dia kendarai seorang diri, ketika mendengar seorang perempuan berteriak.  Suara itu terdengar tidak begitu jauh. Dan ternyata benar, dia bisa melihat sepasang muda mudi tengah berciuman tak jauh dari tempatnya parkir. Hanya saja sepertinya yang perempuan terlihat keberatan dan yang pria seperti dia kenali.  “Bima? Apa itu kamu?” Retno kembali bertanya, setelah lebih dekat dengan mobil yang dia kenali.  Tidak ada yang menjawab, tapi dua orang itu sudah berhenti berciuman. Si lelaki terlihat menunduk dan yang perempuan bergegas pergi, bahkan berlari.  “Eh, tunggu.” Retno hendak mengejar, tapi Bima menghalanginya.  “Ma,” panggilnya, menahan pergelangan tangan sang ibu.   “Tadi itu siapa?” Retno segera mencecar anaknya. “Kau tidak melakukan tindak kejaha
last updateLast Updated : 2022-10-19
Read more

Trauma

“Aku minta rokoknya dong.” Queenie mengulurkan tangan dengan santainya.  “Bukannya kau dokter?” Kaisar tetap menyerahkan bungkusan rokoknya. “Ini tidak sehat dan di area rumah sakit dilarang merokok kan?”  “Tenang saja. Di area ini aman kok,” balas perempuan itu menyulut rokoknya dengan santai. “Dan lagian aku perawat. Yah, walau pernah juga belajar psikologi.”  Kaisar tidak menjawab lagi. Dia sedang dilanda kecemasan karena ketahuan bohong oleh salah satu teman istrinya. Dan ini jelas saja tidak baik baginya. Kalau Flora tahu, nasib perusahaannya bisa terancam.  “Apa Erika sakit?” tiba-tiba saja Queenie bertanya dan langsung membuat Kaisar terbatuk-batuk karena tersedak asap rokoknya sendiri.  Pria yang hari ini mengenakan kemeja putih dengan lengan digulung itu, melotot ke arah Quennie. Dia sangat terkejut karena perempuan dengan seragam perawat itu langsung menyebut nama.
last updateLast Updated : 2022-10-20
Read more

Kemarahan Bima

“Bagaimana kau bisa pingsan sih?” Vanessa yang paling bisa diandalkan untuk kabur dari kantor mengomel ketika Queenie sudah pulang. Itu membuat Erika tersenyum. Dia selalu terhibur dengan kehadiran Vanessa. “Sejujurnya aku kurang tahu juga kenapa sampai masuk rumah sakit.” Erika mengedikkan bahunya. “Bagaimana bisa seperti itu?” Vanessa menghardik dan membut Erika bercerita. Tidak semuanya sih. Dia melewatkan soal Retno yang memergokinya berciuman dengan Bima. Atau lebih tepatnya dipaksa berciuman. “Kau itu sebenarnya kenapa sih?” Vanessa merasa heran mendengar cerita sahabatnya itu. “Perasaan kau tidak punya riwayat asma atau sejenisnya deh,” lanjut perempuan tambun yang kini sibuk mengatur makan pagi Erika yang sudah sangat telat. “Gak tahu juga sih,” Erika mengedikkan bahu. Erika sedikit berbohong karena sebenarnya dia tahu kalau dia sesak napas karena trauma. Trauma yang sebenarnya belum terlalu lama terjadi dan masih sangat membek
last updateLast Updated : 2022-10-21
Read more

Merebut

  “Selamat pagi semua,” Erika menyapa rekan kerjanya dengan wajah cerah dan senyum lebar seperti biasa.  “Loh, Mbak Erika? Kiraiin masih sakit. Kok udah masuk kerja?” Perempuan yang menggantikan Erika bertanya.  “Ah, bukan sakit serius kok. Saya juga sudah langsung diizinkan pulang sama dokter,” Erika menjawab dengan senyuman.  “Padahal kita sudah rencana mau jenguk sehabis pulang kantor nanti. Tapi syukur deh kalau sudah sembuh. Yakin gak masalah perlu istirahat lagi kan?”  Erika menggeleng menjawab pertanyaan rekannya itu. Dia memang merasa sudah sangat sehat. Lagi pula memang tidak ada yang salah dengan tubuhnya, mentalnya yang bermasalah dan Erika sudah bisa mengatasinya dengan baik. “Kenapa kau ada di sini?”  Erika langsung berdiri ketika mendengar pertanyaan itu. Dia langsung membungkuk hormat dan membukakan pintu ruangan karena yang datang adalah Kaisar.
last updateLast Updated : 2022-10-22
Read more

Buta

 “Apa sih yang membuatmu begitu bahagia?” Vaness langsung menyindir begitu melihat wajah Erika.  “Ada deh. Kalian gak perku tahu dan hanya perlu membantuku menghabiskan uang,” sahut Erika terkekeh senang.  “Dengan segenap hati akan kulakukan,” Lydia memekik riang. Dia sudah memikirkan berbagai jenis camilan.  Erika tersenyum riang. Moodnya sedang sangat bagus. Ini semua karena Bima yang terang-terangan mengibarkan bendera perang terhadap saudaranya. Itu sudah sesuai dengan keinginan Erika.  Salah satu tujuan utama Erika adalah menghancurkan keluarga Jayantaka dari dalam. Ini adalah salah satu langkah awal, sebelum Bima dan Kaisar saling menghancurkan.  “Kuharap aku bisa lebih mempengaruhi Kai,” Erika bergumam pelan.  “Kau mengatakan sesuatu?” Cinta yang berjalan paling dekat dengan Erika bertanya.  “Tidak. Aku hanya bergumam saja. Sedang berpiki
last updateLast Updated : 2022-10-23
Read more
PREV
123456
...
14
DMCA.com Protection Status