Beranda / Romansa / NODA / Bab 71 - Bab 80

Semua Bab NODA: Bab 71 - Bab 80

197 Bab

71. Jatuh cinta untuk kesekian kali

POV MegantaraSelamat Ulang Tahun Pria Idamanku, semoga cinta tumbuh dengan semestinya, semoga harapan akan selalu ada dan aku bisa merengkuhnya.Dari orang yang selalu mencintaimuRenata."Apa kau membaca ini juga Anyelir? Lalu, apa yang kau rasakan?" batinku, senyum miring pun tersungging di bibirku.Ya, rasa penasaran membimbingku untuk membuka kotak yang sudah ada di hadapanku, kotak yang di bawa oleh dia, sang pemilik hati yang sudah berkali-kali aku menekannya, namun, justru hidup semakin subur di dalam sana.Setelah malam penolakan itu, aku tak pernah memupuk lagi rasa itu, membiarkannya saja lalu berusaha mengabaikan. Namun, apa yang aku lakukan justru membuatnya semakin kuat dan tumbuh liar, bahkan saat aku mencoba membunuhnya dia seolah melakukan perlawanan dengan begitu hebat. Lagi-lagi aku kalah. Renata, rupanya yang mengirim kue itu adalah Renata. Gadis itu masih saja tak kenal lelah, entah, sudah berapa kali aku menikam perasaannya. Namun, dia tak juga mau menyerah."Ha
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-24
Baca selengkapnya

72. Jatuh cinta untuk kesekian kali

Tampak kebingungan di wajah Renata. Namun, ia hanya diam melihat ke arahku kemudian ke arah Tita yang menangis sesenggukan. Seolah tahu bahwa aku sedang tak ingin diganggu. Dengan langkah gontai aku menutup pintu gerbang kemudian aku menguncinya. Kecewa, sakit, dan tak percaya atas apa yang dilakukan saudara sendiri. Duduk bersandar pada pintu gerbang yang kokoh saat diri membutuhkan sandaran dan kurasakan ada yang tidak benar selama ini. Kemudian kuambil gawai dari saku celana untuk memberi pelajaran pada Tita. [Denis! Ajari istrimu sopan santun dan ajari dia tentang bagaimana menghormati orang lain saat dirinya merasa terhormat. Dia sudah menghancurkan masa depanku. Anyelir!]Send.Memberi pelajaran itu penting, aku tak mungkin mengangkat tangan pada Tita. Mereka, bahkan Denis tau benar kisahku dengan Anyelir. Bagaimana bisa istrinya datang tiba-tiba dan dengan mudah merusak segalanya?Ponsel kembali bergetar, kali ini adalah panggilan video dari Suster Mayang. Sudah barang tentu a
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-24
Baca selengkapnya

73. Dia bukan barang

POV Anyelir"Mamma ... muuaaach." Nizam membangunkan aku di waktu yang sudah sangat terlambat sepertinya. Matahari sudah menampakkan sinar dan aku baru menggeliat karena kecupan Nizam singgah di pipi."Nizam ... udah bangun? Mana Mamay?" tanyaku beringsut duduk, sembari mengusap kedua mata yang masih sulit untuk dibuka, sebab, sudah hampir subuh mataku baru bisa terpejam. "Mamay ... bum ... bum." Nizam menunjuk keluar. Sudah bisa dipastikan Mbak Mayang shift pagi. Mamay adalah panggilan sayang untuk Mbak Mayang.Rasa kantuk harus diakhiri secara paksa saat kulihat jam sudah pukul tujuh lebih. "Pulang, Nak." Dengan cepat aku menggendong Nizam dan membawanya pulang, tak lupa kusambar hijab sebelum keluar kamar. Dengan sedikit berlari aku pun sampai. Terlihat rumah dan toko sudah mulai di datangi pengunjung. Benar, aku sudah sangat terlambat."Mbak Mayang," gerutuku yang kesal. Sebab, Mbak Mayang tak membangunkan. Kuambil handuk berlari menuju kamar mandi setelah kutitipkan Nizam pada
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-24
Baca selengkapnya

74. Dia bukan barang! 2

Aku kembali berdiri di depan gerbang kokoh yang aku sebenarnya tak ingin datangi. Namun, sore ini aku terpaksa harus kembali setelah aku tahu pasti apa yang hilang ada di dalam sana. Ya, aku sudah menghubungi Ari dan Pak Tarjo untuk mencari di dalam mobil. Tapi mereka yakin tidak ada.Harapanku hanya satu, Megantara tidak menemukan, atau pun jika menemukan janganlah sampai membaca. Aku bisa kehilangan harga diri untuk kesekian kali jika memang dia sudah menikah atau bersama Renata. Lantas bagaimana dengan aku? Bisa menanggung malu seumur hidup karena secara tidak langsung aku sudah bertepuk sebelah tangan.Kuberanikan diri membuka pintu gerbang yang tak dijaga oleh security itu dengan dada yang berdebar dan dengan langkah ragu aku melangkah menuju rumah tersebut.Sebelum mengetuk pintu, aku mencoba mencari keberadaan buku tersebut di bawah meja dan sofa yang ada di teras."Ada apa, Mbak?" Pertanyaan seseorang yang baru membuka pintu sangat mengejutkanku dan membuatku sedikit terlonj
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-24
Baca selengkapnya

75. Pertemuan dua pria

Keesokan harinya setelah malam panjang dengan segala kegamangan, membuatku lahi dan lagi bangun kesiangan. Begitu aku terbangun, pastilah aku mencari anak tampan yang pastinya sudah harum karena sudah dimandikan. Ya, hari ini ulang tahun Nizam akan diadakan terlihat rumah begitu ramai. Hari ini toko pun diliburkan, semua mempersiapkan ulang tahun Nizam yang akan diselenggarakan sore nanti. Berbeda denganku, aku harus tetap bekerja karena tak mungkin mengambil cuti disaat baru 3 hari masuk kerja."Selamat ulang tahun anak ganteng, wish you all the best. Semoga menjadi anak Soleh, itu yang terpenting," kataku mengecup pipi gembul itu berkali-kali lantas kuberikan kado untuk Nizam sebelum aku berangkat. Kado yang sudah kupersiapkan jauh-jauh hari, sebuah mobil-mobilan yang bisa diubah menjadi robot dan begitu ia gemari adalah yang kupilih sebagai kado. Aku membelinya bersama Mbak Mayang beberapa waktu yang lalu.Ia tampak berbinar, meraih mainan yang aku berikan. Kemudian dengan cepat
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-25
Baca selengkapnya

76. Pertemuan dua pria 2

Kutarik tangan dari keyboard kemudian menautkan kedua jemari untuk sedikit merenggangkannya, menghilangkan rasa pegal di sana. Waktu pulang sudah tiba. Aku bergegas memesan taksi. Namun, sepertinya tak sesuai harapan. Taksi yang kupesan sedang berada di posisi yang agak jauh dari kantor mungkin karena jam pulang kantor sehingga ramai penggunanya. Aku harus menunggu sejenak.Tepat pukul 5 lebih 15 menit taksi datang, aku segera menyelinap masuk kedalam."Agak cepat, ya, Pak," kataku begitu duduk di bangku belakang."Baik," jawabnya.Pukul setengah enam aku pun sampai. Langkahku melambat. Ada yang membuatku berdebar mengingat janjiku untuk mengijinkan dia datang setiap tahun menemui Nizam. Dia benar-benar datang. Terlihat mobil Pajero parkir di depan toko, mobil dengan plat nomor yang sudah kuhafal betul itu adalah milik Mas Bian. Aku melangkah masuk menyusuri setapak berpaving, di mana di sisi kiri toko kue Ibu dan di sisi kanan ada pagar yang menjulang tinggi milik tetangga sehingga
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-25
Baca selengkapnya

77. Perselisihan tak kasat mata

Ibu keluar, menyambut Dokter Megan kemudian mempersilahkan masuk. Ibu tau dalam masalahku dengan dokter Megan, tidak lah ada yang salah, semua hanya sesuatu yang dipaksakan untuk berpisah. "Dokter Megan, silahkan masuk," kata Ibu. Bergegas dia berjalan ke arahku. Rasa berdebar itu kian menjalar di sekujur tubuh. Kemudian hilang saat yang dituju bukanlah aku melainkan hanya Ibu. "Assalamualaikum, Bu," sapanya menangkupkan kedua tangan. Sifat itu membuatnya terlihat santun dan manis. Memang."Ayo, Nak. Ikut Mama, ya," kuulurkan kedua tanganku pada Nizam. "No ... no ... no ... no ... no!" tolak Nizam berpaling memeluk Dokter Megan. Mulutku membulat, aku terperangah. Otakku berpikir, siapa yang mengajari Nizam kata itu selama ini, kalau bukan ... Mbak Mayang yang ada di belakang dokter Megan saat ini. Pandanganku terarah padanya sebelum akhirnya kembali pada Nizam."Nizam!" panggilku lebih tegas. Ia menggeliat dalam pelukan Dokter Megan seolah melakukan pemberontakan, saat menyadari t
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-26
Baca selengkapnya

78. Perselisihan tak kasat mata 2

Aku keluar kamar bersamaan berkumandangnya adzan maghrib, kebetulan aku sedang berhalangan sehingga tidak melakukan sholat. "Nye, Dokter mau numpang sholat, Bian dan Papanya akan ke Mushola Sam Ibu. Nizam nggak mau lepas, jadi Dokter Megan nggak bisa ikut," ucap Ibu begitu aku keluar kamar, rumah kami memang tidak ada kamar khusus untuk sholat. Kami biasa sholat di kamar masing-masing agar bisa lebih lama dan leluasa. Terlihat di bawah sana, Nizam masih bermain dengan Dokter Megan dengan mobil-mobilan yang dibawa olehnya. Sedangkan Mas Bian sudah berdiri bersiap untuk pergi."Oh, ya," jawabku. Kuhampiri dan mencoba membujuk Nizam agar melepaskan Dokter Megan."Dokter, bisa sholat di kamar saya," kataku, canggung.Ia menatapku sekilas kemudian beralih pada Nizam. "Daddy, sholat dulu, ya, Nak. Nizam mau ikut sholat?" pamitnya lembut. Nizam manggut-manggut. Aku mengamati dengan berbagai pikiran yang berkecamuk melihat mereka, apakah Nizam terlalu rindu dengan sosok ayah atau seorang dokt
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-26
Baca selengkapnya

79. Modus

Lama aku menunggu, mereka tidak juga kunjung keluar. Pintu masih tertutup rapat. Ingin aku mengetuknya, namun, apa pantas mengganggu urusan manusia dengan Rab-nya? Kuputuskan untuk menunggu saja. Duduk sendiri di karpet yang sudah di sediakan sambil memikirkan segala rasa yang juga tidak bisa aku pahami. Ibu dan yang lain terlihat sudah datang dari mushola, para tamu, dari tetangga dan anak panti juga mulai berdatangan. Aku melirik kamar yang masih tertutup rapat. Pikiran pun mulai cemas. Memikirkan apa yang terjadi di dalam sana, baku hantam atau saling sindir. Nizam? Aku mulai memikirkan keadaan Nizam. Setelah menyalami tamu, aku memutuskan untuk mengetuk pintu. Aku berdiri di depan pintu, rasa ragu masih ada. Namun, tamu sudah hampir lengkap. Jika terjadi sesuatu di dalam semua akan runyam. Kuberanikan diri untuk lebih tegas. Mereka tidak boleh merusak acara Nizam. Kuhela napas kemudian mulai mengetuknya. Degh! Aku terperangah saat tangan belum menyentuh pintu, tiba-tiba pintu
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-27
Baca selengkapnya

80. Modus 2

"Cinta," lirihku tak percaya."Kalau Leak Bali dia akan menangis, ketakutan," sambungnya pura-pura polos.Hening."Apa yang Anda bicarakan dengannya, di dalam tadi?" Rasa penasaran membuatku tak sabar dan memberanikan diri untuk bertanya."Kekasihmu?"Aku mendesah, begitu ringan dia bicara bahwa Mas Bian kekasihku, tidak kah dia sakit hati? Apa dia benar-benar sudah tidak ada perasaan atau ... ah, pertanyaan-pertanyaan terus saja berjejalan masuk di benakku. "Ya," jawabku pada akhirnya."Menurutmu jika dua pria dewasa yang ...."Tiba-tiba ponsel berdering, dia pun merogohnya dari dalam saku celana. Tampak jelas nama siapa di sana. Ada denyut tak biasa, aku pun dengan cepat menetralkan dengan mengalihkan pandangan agar terlihat biasa saja.Aku pun kembali mengembalikan pandangan ke arah ponsel yang masih ada di tangan saat tak kunjung kudengar kata 'halo' darinya."Pacar, Pak? Kenapa nggak diangkat?" ucapku setengah menyindir untuk menghilangkan hawa panas di dalam dan menetralkannya
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-27
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
20
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status